Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020

ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199

DAMPAK CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19) TERHADAP


INDUSTRI FOOD & BEVERAGES
Fajar Adi Prakoso
Universitas Muhammadiyah Jakarta
email: Fajarprakoso87@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak Coronavirus Disease (Covid-19) Terhadap Industri
Food & Beverages. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan. Data
analisis dengan pengumpulan data,,reduksi data,display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
ini menunjukan dampak Covid-19 terhadap Industri Food & Beverages yaitu Penutupan sejumlah tempat
makan membuat penurunan pendapatan yang berakibat pada pengurangan karyawan, Perubahan perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi makanan dan minuman dengan memilih makanan yang
sehat,higienis,aman bagi tubuh dan dalam pembeliannya menggunakan jasa delivery, dimasa covid
konsumen cenderung tidak loyal terhadap merek dan mengubah strategi bisnis menggunakan sistem
online.
Kata kunci: Covid-19, Dampak Covid-19, Food & Beverages

Abstarct

This study aims to determine the impact of Coronavirus Disease (Covid-19) on the Food & Beverages
Industry. This type of research is qualitative research with a literature study. Data analysis with data
collection, data reduction, data display, and conclusion drawing. The results of this study show the impact
of Covid-19 on the Food & Beverages Industry, namely the closure of some places to eat which causes a
decrease in income resulting in a reduction in employees, changes in consumer behavior in consuming
food and drinks by choosing foods that are healthy, hygienic, safe for the body and in purchasing using
delivery services, in the days of COVID consumers tend not to be loyal to the brand and change business
strategies using online systems.
Keywords: Covid-19, Covid-19 Impact, Food & Beverages

1
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 1, Juni 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199

PENDAHULUAN guna menghindari penyebaran covid agar bisa


kembali hidup normal.
Corona virus disease 2019 (Covid-19)
Dalam menyikapi penyebaran Covid 19
merupakan jenis virus yang pertamakali
yang makin meningkat pemerintah pusat bersama
ditemukan diwilayah Wuhan,Tiongkok pada
pemerintah daerah membuat kebijakan dengan
Desember 2019. Virus ini menyerang saluran
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang
pernapasan ditandai dengan batuk,sesak napas
disingkat dengan PSBB agar menekan
hingga demam. Namun pada sebagian orang yang
penyebaran virus tersebut. Kebijakan itu
terinfeksi tidak disertai tanda-tanda tersebut
mengatur kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial
sehingga tidak menyadari bahwa telah tertular
masyarakat dengan menutup fasilitas publik
covid 19. Hal itu tentunya tergantung pada
seperti Mall, tempat rekreasi,bioskop, tempat
kekebalan tubuh setiap orang. Pada usia yang
karaoke,tempat ibadah dan lain sebagainya.
relatif muda atau bahkan anak-anak cenderung
Sementara terdapat beberapa industri yang
jarang tertular karena memiliki sisitem imun
dikecualikan boleh beroperasi guna memenuhi
yang baik,lain hal nya pada usia 45 tahun keatas
kebutuhan pokok masyarakat seperti
dibeberapa kasus sering dijumpai pasien yang
kesehatan,bahan pangan,energi,komunikasi dan
terpapar covid 19 karena sistem imun yang
teknologi
menurun seiring dengan bertambahnya usia.
informasi,keuangan,logistik,perhotelan,
Penyebab penyebaran Covid 19 berasal konstruksi,industri strategis,pelayanan dasar dan
interaksi antar manusia melalui media droplet kebutuhan sehari-hari.
saluran pernapasan dan kontak dengan penderita.
Penerapan kebijakan PSBB oleh
Droplet adalah partikel kecil dari mulut penderita
pemerintah berdampak besar terhadap penurunan
yang mengandung virus yang dihasilkan pada
kegiatan ekonomi dimasyarakat. mereka
saat batuk,bersin atau berbicara. Virus ini
cenderung menahan diri untuk melakukan
tergolong cepat penyebarannya ke berbagai
konsumsi yang berlebihan dan memilih untuk
negara dari Asia,Eropa hingga Amerika.
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok.
Berdasarkan data dari Johns Hopkins University
Efek dari hal itu sejumlah pengusaha membuat
pada 5 Juni 2020 seperti yang dikutip BBC
keputusan dengan menutup usahanya dan
jumlah kasus secara total didunia mencapai
sebagian karyawannya dirumahkan atau
6.637.519 kasus dengan 392.090 orang
melakukan pemutusan hubungan kerja karena
meninggal dunia. Di Indonesia sendiri per 6 Juni
beban operasional yang tetap berjalan seperti
2020 terdapat 30.514 kasus,9.907 sembuh,1.801
biaya sewa tempat,listrik maupun gaji karyawan
meninggal. Data ini tentunya terus berubah
sementara tidak ada pemasukan. Bagi pengusaha
mengingat pandemi Covid ini tidak diketahui
yang memiliki modal yang besar mereka
hingga sampai kapan berakhirnya. Semua itu
mungkin masih bisa bertahan untuk beberapa
berpulang kepada seluruh masyarakat untuk
waktu kedepan namun lain hal nya bila
disiplin menerapkan protokol kesehatan yakni
pengusaha yang memiliki modal yang relatif
dengan menggunakan masker,mencuci tangan
kecil atau pas-pas an tentu menjadi pekerjaan
dan menjaga jarak mengingat virus ini
rumah yang tidak mudah untuk bertahan.
merupakan jenis virus baru yang belum ada
vaksinnya sehingga merupakan kewajiban kita Industri makanan dan minuman atau
bersama untuk mematuhi protokol kesehatan F&B merupakan salah satu sektor yang terkena
imbas dari pandemi covid-19. Dilarangnya
2
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 1, Juni 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199

interaksi sosial dimasyarakat dalam jumlah besar mengalami penurunan karena ada sebagian
seperti mengadakan perkumpulan selama PSBB masyarakat yang terkena pemutusan hubungan
turut mempengaruhi penurunan penjulan kerja,pemotongan gaji,tunjangan sehingga
makanan dan minuman yang sangat tajam. mereka cenderung menahan konsumsinya.
Selama ini kalangan muda senang berkumpul di
Café dan restaurant untuk sekedar berkumpul Industri F&B merupakan sektor yang
dengan temannya, sebagian orang ada yang sangat penting untuk dijaga keberlangsungannya
menghabiskan waktu weekend nya bersama karena hal ini menyangkut ketahanan pangan
keluarganya di Mall dan restaurant namun itu yang menjadi kebutuhan pokok bagi semua
tidak diperbolehkan karena aturan PSBB yang orang. banyak orang yang terlibat dan
melarang konsumen untuk makan ditempat tetapi menggantungkan nasibnya di industri ini. Hal
hanya boleh dibungkus,diantar atau melalui yang sama terjadi pada minuman kendati
layanan drive thru disebagian restaurant. Ini tentu permintaan masih fluktuatif namun stok
mempengaruhi konsumen yang ingin makan dipasaran relatif masih aman karena proses
ditempat atau dine in karena ingin menikmati produksi telah dilakukan di awal tahun guna
suasana restaurant. memenuhi kebutuhan menjelang bulan puasa dan
Idul Fitri sehingga stok yang dipakai
Merebaknya covid-19 menjadi pukulan menggunakan bahan baku sebelumnya. Peran
berat bagi banyak orang terutama yang pemerintah dan segenap stakeholders dibutuhkan
berkecimpung diindustri makanan dan minuman. dalam menghadapi masa yang sulit ini. Tentu
Menurut Gabungan Pengusaha Makanan dan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat
Minuman Indonesia (Gapmmi) memprediksi yang sangat terdampak akibat covid ini.
pertumbuhan industri makanan dan minuman
hanya tumbuh 4%-5% ditengah pandemi covid. METODOLOGI PENELITIAN
Masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pokok seperti pembelian sembako sementara dampak dari Covid-19 terhadap Industri Food &
dalam industri F&B tidak hanya Beverages di Indonesia. Dalam penelitian ini
sembako,berbagai jenis makanan dan minuman peneliti menggunakan penelitian kepustakaan
sekarang ini banyak yang dijual namun tidak laku yaitu dengan mengambil data dari berbagai
dijual atau mengalami penurunan. Lesunya sumber referensi baik buku,artikel online dan
permintaan mempengaruhi harga kebutuhan jurnal yang mendukung untuk penelitian ini
pokok menurun seperti harga ayam, telur dan sehingga peneliti tidak perlu datang langsung ke
beberapa komoditi lainnya karena ditutupnya lapangan. Penelitian ini berjenis penelitian
sejumlah Mall dan tempat makan yang sudah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
menjadi langganan pemasok tetap mereka. Di digunakan yaitu dengan mencatat segala
lain pihak melimpahnya stok pangan karena informasi untuk melakukan analisis data dengan
komoditi yang tidak terserap tersebut membuat cara reduksi data, display data dan memberikan
beberapa petani merugi. Untungnya hal itu tidak kesimpulan sehingga mendapatkan suatu
berlangsung lama karena menjelang bulan gambaran mengenai studi literatur untuk
Ramadhan dan Idul fitri permintaan stok pangan dikembangkan dalam penelitian ini.
mengalami kenaikan karena kosumen sebagian
telah menerima tunjangan hari raya dan bantuan
sosial dari pemerintah sehingga konsumsi
meningkat. Tetapi dibandingkan tahun lalu tentu
3
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 1, Juni 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199

PEMBAHASAN Semakin meluasnya pandemi covid


membuat orang memprioritaskan kesehatan
Industri Food & Beverages merupakan tubuhnya dengan lebih memilih makanan yang
industri yang paling terdampak dari Covid-19. sehat dan higienis. Konsumen sekarang ini lebih
Anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah selektif untuk membeli makan dan minum demi
dan melarang makan ditempat diseluruh rumah menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas
makan sangat mempengaruhi industri F&B. tubuhnya. Makanan yang bersih dan sehat
Penurunan pendapatan sangat terasa dan berefek menjadi perhatian utama konsumen terutama
negatif terhadap keberlangsungan usaha. kalangan usia dewasa keatas yang menjaga pola
Beberapa ada yang masih bertahan namun ada makan mereka seiring bertambahnya usia yang
juga yang terpaksa menutup usahanya,terutama rentan tertular covid. Minuman pun saat ini orang
para pelaku usaha F&B yang membuka gerainya banyak mengkonsumsi jamu atau obat herbal
dimall- mall yang memang dilarang untuk yang berguna untuk menjaga daya tahan tubuh
beroperasi. Sementara bagi mereka yang dan imunitas. Pelaku usaha yang berkecimpung
membuka usahanya ditempat tersendiri masih didunia F&B perlu menyadari hal tersebut
diperbolehkan namun tidak untuk dikonsumsi dengan memenuhi standar kesehatan melalui
ditempat atau dine in. Dengan segala kontrol yang ketat dari proses produksi hingga
keterbatasan tersebut membuat pelaku usaha produk dikonsumsi. Faktor keamanan dan
harus mengubah strategi bisnis mereka agar tetap kesehatan menjadi hal yang mutlak dipenuhi
bertahan ditengah kondisi pandemi covid yang sebagai bentuk pelayanan kepada konsumen.
tidak diketahui sampai kapan berakhirnya.
Penerapan Work from home (WFH) bagi
Pembatasan sosial berskala besar turut pekerja membuat konsumen memilih untuk
mengubah perilaku konsumen dalam mengkonsumsi makanan yang mudah dimasak
mengkonsumsi makanan dan minuman, dan instan seperti makanan beku atau frozen
masyarakat saat ini sudah terbiasa untuk membeli food,mie instan dan lain-lain. Keinginan
makanan dan minuman dengan dibungkus atau konsumen untuk memperoleh makanan yang
delivery. Setelah berbulan-bulan bekerja,belajar praktis dan mudah disaat terbatasnya untuk
dan beribadah dirumah mengubah pola kebiasaan bepergian akibat pembatasan sosial berskala
orang untuk melakukan segala hal dirumah besar (PSBB) turut mendorong konsumen
termasuk membeli makan dan minum. membeli produk-produk itu, selain itu
Kebiasaaan ini tentu harus diperhatikan pula bagi keunggulan lainnya makanan tersebut dapat
pelaku usaha F&B setelah pandemi covid ini bertahan dalam jangka waktu yang panjang
berakhir dan melangkah ke kehidupan berikutnya sehingga bisa dimasak kapan saja. Disamping itu
yaitu menuju New Normal dan Next Normal. saat ini banyak produk olahan makanan maupun
Pengusaha harus mengakomodir kebutuhan minuman yang beraneka macam sehingga
pelanggan melalui bentuk pelayanan yang konsumen dapat memilih sesuai kebutuhannya.
memudahkan orang dalam melakukan
pemesanan makanan minuman baik dengan Kebutuhan konsumen akan makanan dan
menggunakan jasa pengantaran sendiri maupun minuman bagi sebagian orang yang loyal pada
bekerjasama dengan pihak ketiga serta merek tertentu merupakan suatu kewajiban yang
memastikan produk sampai ke tangan konsumen harus dipenuhi karena kepercayaan dan
dengan baik. pengalaman yang telah mereka rasakan selama
menggunakan merek itu. Namun disaat pandemi
covid hal itu belum tentu menjadi suatu pilihan
4
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 1, Juni 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199

karena konsumen lebih menggunakan produk membiasakan terhadap segala perubahan itu
yang ketika dibutuhkan produk itu tersedia terutama menyikapi perubahan perilaku dan
dipasaran. Mereka cenderung tidak loyal akan konsumsi konsumen. Apalagi setelah pandemi
produk yang selama ini mereka pakai namun diberlakukannya new normal yang tentu berbeda
karena sulitnya mendapatkan produk itu dengan keadaaan normal pada umumnya.
konsumen mencari alternatif merek lain yang Penerapan protocol kesehatan yang tetap
bisa memenuhi kebutuhannya,contohnya dijalankan dengan pembatasan orang diberbagai
minuman suplemen vitamin C,makanan cepat tempat serta membiasakan hidup bersih dan sehat
saji dan berbagai produk perawatan tubuh. seperti mencuci tangan,penggunaan masker dan
lain sebagainya. Maka kesimpulan yang dapat
Penggunaan teknologi disaat pandemi ini diambil dari dampak Coronavirus ini terhadap
menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindari industri food and beverages adalah :
termasuk di industri food and beverages.
Beberapa usaha makanan dan minuman 1. Penutupan sejumlah tempat makan seperti
mengubah jaringan pembelin mereka ke online restoran,cafe,hotel membuat dampak terhadap
secara keseluruhan. Menghindari interaksi dan penurunan pendapatan yang berujung pada
kontak langsung dengan pembeli atau penjual kerugian sehingga berdampak pula kepada
namun tetap menjaga standar kesehatan dan pengurangan karyawan dan pekerja di industri
kebersihan menjadi perhatian utama para food & beverages.
pengusaha untuk memastikan protokol kesehatan 2. Perubahan perilaku konsumen dalam
tetap dijalankan. Bagi industri makanan dan mengkonsumsi makanan dan minuman selama
minuman memang tidak mudah mengubah ke pandemi covid terlihat dari konsumsi mereka
online karena ada faktor lain mempengaruhinya, pada makanan dan minuman yang
sebut saja berbagai usaha makanan dan minuman sehat,higienis dan aman dikonsumsi tubuh.
yang dijual di Hotel dan café kendati memiliki Pembatasan sosial berskala besar turut
sistem online yang sudah ada tetapi konsumen mempengaruhi konsumen untuk membeli
belum tentu membelinya karena produk itu lebih produk yang mudah dan instan seperti
cocok dikonsumsi ditempat atau dine in dengan makanan beku atau frozen food,mie
suasana tempat yang dijual ke konsumen. Lain instan,makanan ringan dan lain sebagainya
hal bila itu makanan kaki lima akan mudah dibeli serta konsumen mulai terbiasa membeli
oleh konsumen menggunakan jasa antar makanan makanan dengan memilih melakukan
karena makanan yang dibeli tidak menjual hal pemesanan atau delivery.
lain selain rasa dari makanan itu. 3. Di masa covid konsumen cenderung tidak
loyal terhadap merek yang sudah mereka
KESIMPULAN konsumsi selama ini. mereka lebih memilih
Berdasarkan dari gambaran terhadap merek yang tersedia dipasaran disaat
kondisi industri food and beverages disaat dibutuhkan.seperti suplemen vitamin
pandemi covid diatas dapat disimpulkan bahwa C,makanan cepat saji dan berbagai produk
covid ini memiliki dampak yang sangat besar perawatan tubuh.
terhadap keberlangsungan industri makanan dan 4. Pembatasan interaksi sosial memaksa
minuman terutama bagaimana para pelaku usaha pengusaha food and beverages mengubah
dapat bertahan disaat kondisi yang tidak pasti. strategi bisnis mereka ke online secara
Segalanya telah berubah dan akan berbeda keseluruhan. penerapan pembayaran cashless
dengan yang lalu sehingga mereka harus bisa dengan berbagai macam metode pembayaran
5
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 1, Juni 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020
ISSN: 2622-8351(Online)
ISSN: 1858-3199

dan penggunaan jasa pengantaran makanan https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-


telah diterapkan disejumlah pelaku usaha agar 51850113 diakses 6 juni 2020
mendukung sistem online berjalan dengan
baik dan memudahkan konsumen untuk https://katadata.co.id/berita/2020/03/31/marak-
bertransaksi. corona-industri-minuman-masih-genjot-
produksi-jelang-puasa diakses 7 juni 2020
https://www.nielsen.com/id/id/insights/article/20
DAFTAR PUSTAKA
20/berpacu-dengan-covid-19-melihat-lebih-
Industry Roundtable Surviving The Covid 19, dalam-bagaimana-konsumen-indonesia-
Preparing The Post FMCG Industry, Markplus bereaksi-terhadap-sang-virus/ diakses 20 juni
diakses tanggal 19 Mei 2020 2020
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2020. https://ekonomi.bisnis.com/read/20200330/12/1
Pneumonia Covid-19 Diagnosis dan 219926/dampak-virus-corona-pendapatan-
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta : peritel-melemah, diakses 20 juni 2020
Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

6
Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 1, Juni 2020
http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

Anda mungkin juga menyukai