Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam Penguasaan
asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan neurosain melalui pendekatan ilmu
pengetahuan dan tehnologi Keperawatan
Disusun oleh
Kelompok 1/Tingkat 3 Reguler A
1. Aas Uswatun Hasanah (P3.73.20.1.18.001)
2. Ade Nuriah Amin (P3.73.20.1.18.002)
3. Adelia Puspita Ayu (P3.73.20.1.18.003)
4. Anisya Pramestyas (P3.73.20.1.18.004)
5. Annisa Ayunuraini (P3.73.20.1.18.005)
Dosen pembimbing : Mia Fatma Ekasari, S.Kp., Ners, M.Kep. Sp. Kep. Kom.
A. Analisis Situasi
Sasaran adalah Lansia Penderita Hipertensi di Kelurahan Andalas berada dibalai
Kelurahan Andalas berjumlah 30 Orang. Tingkat pengetahuan lansia heterogen.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan lansia dengan
hipertensi Kelurahan Andalas dapat memahami dan dapat melakukan senam
hipertensi dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.
E. Media/Alat Bantu
Laptop, LCD, Microphone, wireless, Sound System, Power Point, Leafleat, Video senam
Kegiatan Media/Alat
No. Tahap Waktu Metode
Pendidikan Kesehatan Bantu
1. Perkenalan 5 Menit a. Mengucapkan salam Ceramah Mic dan
b. Menjelaskan tujuan wireless
c. Apersepsi tentang
materi yang akan
dijelaskan
2. Kerja 10 Menit Menjelaskan kepada Ceramah, Laptop,
anak-anak tentang: Praktik, LCD,
a. Pengertian Senam Tanya Microphone,
Hipertensi Jawab wireless,
b. Manfaat Senam Sound
Hipertensi System,
c. Langkah Senam Power Point,
Hipertensi Video senam
- Memberikan
5 Menit kesempatan kepada
____ + audience untuk
15 Menit bertanya
3. Terminasi 10 Menit - Merangkum materi Tanya Mic dan
yang telah dijelaskan Jawab wireless,
- Mengevaluasi secara leaflet
lisan dan
redemonstrasi untuk
mengetahui tingkat
pencapaian TIK
- Menutup penyuluhan
dengan membagikan
leafleat
- Mengucapkan Salam
G. Evaluasi
1. Jenis tes : Formatif
2. Bentuk Tes : Lisan dan redemonstrasi
3. Pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian senam hipertensi
b. Sebutkan 3 dari 5 manfaat senam hipertensi
c. Praktikkan salah satu gerakan senam hipertensi
H. Daftar Pustaka
Mufidah. 2017. “Penerapan Senam Hipertensi Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Pada Keluarga Tn. S Pada Ny.K Di Desa Klopogodo Rt 01 Rw
04 Kec.Gombong.” Diunduh dari
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/511/1/KAMALITA%20MUFIDAH%20NIM.
%20A01401910.pdf, diakses pada 29 September 2020.
Lampiran 1
MATERI PENGAJARAN
Pokok Bahasan : Perawatan Hipertensi Pada Lansia di Rumah
b. Gerakan Inti
Tergantung pada komponen atau faktor yang dilatih maka bentuk latihan tergantung
pada faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam dilakukan berurutan.
Gerakannya:
1) Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan searah
dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan.
2) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu. Kedua
kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil mengatur napas.
3) Kedua kaki dibuka agar lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang
searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakkan dipinggang dan kepala
searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-10 hitungan lalu ganti dengan sisi
lainnya.
4) Gerakkan hampir sama dengan yang sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua
tangan diangkat keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan semampunya.
5) Hampir sama dengan gerakan inti I, tapi kaki dibuang ke samping.Kedua tangan
dengan jemari mengepal ke arah yang berlawanan. Ulangi dengan sisi bergantian.
6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan tangan yang
searah lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk.
Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan semampunya.
c. Pendinginan
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan shit-up perlu dilakukan gerakan umum
yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan pulihnya denyut
nadi dan terhentinya keringat, pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan yaitu
selama 8-10 menit (Menpora, 2008).
Gerakannya:
1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan kesisi lainnya dan
tahan dengan hitungan yang sama.
D. Daftar Pustaka
Mufidah. 2017. “Penerapan Senam Hipertensi Untuk Menurunkan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Pada Keluarga Tn. S Pada Ny.K Di Desa Klopogodo
Rt 01 Rw 04 Kec.Gombong.” Diunduh dari
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/511/1/KAMALITA%20MUFIDAH
%20NIM.%20A01401910.pdf, diakses pada 29 September 2020.
Prasetyo. 2018. ”BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIPERTENSI”. Diunduh pada
http://repository.unimus.ac.id/2086/4/BAB%202%20.pdf, diakses 29
September 2020.
Pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian senam hipertensi
Jawaban : Senam hipetensi merupakan olahraga yang ditujukan untuk pennderita
hipertensi dan usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor
yang mempertinggi hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan
seminggu minimal 2x (Sherwood, 2005 dalam Totok dan Rosyid, 2017). Tujuannya
adalah untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan
rangka yang aktif khususnya otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
b. Gerakan Inti
Tergantung pada komponen atau faktor yang dilatih maka bentuk latihan
tergantung pada faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam dilakukan
berurutan.
Gerakannya:
1) Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan searah
dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan.
2) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu.
Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil
mengatur napas.
3) Kedua kaki dibuka agar lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang
searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakkan dipinggang dan
kepala searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-10 hitungan lalu ganti dengan
sisi lainnya.
4) Gerakkan hampir sama dengan yang sebelumnya, tapi jari mengepal dan
kedua tangan diangkat keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan
semampunya.
6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan tangan yang
searah lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk.
Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan semampunya.
c. Pendinginan
Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan perlu dilakukan gerakan umum yang
ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan pulihnya denyut
nadi dan terhentinya keringat, pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan yaitu
selama 8-10 menit (Menpora, 2008).
Gerakannya:
1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan kesisi lainnya dan
tahan dengan hitungan yang sama.
Nama : Ade Nuriah Amin
NIM : P3.73.20.1.18.002
Kelas : 3 Reguler A
A. Analisis Situasi
Sasaran pada anggota keluarga terutama pada keluarga yang memiliki masalah
kesehatan hipertensi dengan mendemonstrasikan untuk melakukan senam relaksasi
napas dalam pada pasien dengan hipertensi yang bertujuan dapat membantu
memperbaiki sirkulasi peredaran darah, efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan
serta ketakutan yang dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokontriksi dan dalam upaya dapat mengurangai sedikitnya satu tablet obat
penurunan tekanan darah dibandingkan dengan yang tidak ikut latihan terapi senam
relaksasi napas dalam.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan informasi kesehatan selama 1 X 30 menit, diharapkan pasien
merasa nyaman untuk mencegah komplikasi yang lebih berat, detak jantung lebih
rendah, mengurangi tekanan darah, dan juga efektif mengurangi ketegangan dan
kecemasan serta ketakutan yang dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsangan vasokontriksi, yaitu dengan cara melakukan terapi senam
relaksasi napas dalam menurunkan tekanan darah pada pasien penderita hipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit klien akan
mampu:
1) Menjelaskan tentang pengertian penyakit hipertensi
2) Menjelaskan tentang penyebab penyakit hipertensi
3) Menjelaskan tanda dan gejala penyakit hipertensi
4) Menyebutkan komplikasi dari penyakit hipertensi
5) Menyebutkan tentang apa saja pencegahan yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya hipertensi
6) Menjeleskan tentang pengobatan pada penderita hipertensi
7) Menyebutkan tujuan dilakukan relaksasi napas dalam
8) Memperaktikan kembali langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam secara
mandiri sesuai yang sudah diajarkan.
C. Materi Belajar
Kualifikasi materi :
Kegiatan Media/
No Tahap Waktu Metode
Pendidikan kesehatan alat bantu
1 Perkenalan 5 d. Mengucapkan salam. Ceramah -
menit e. Menjelaskan tujuan.
f. Apersepsi tentang
materi yang akan
dijelaskan.
2 Kerja 20 - Menjelaskan kepada Ceramah, Lembar
Menit keluarga tentang: Tanya balik,
1) Pengertian Jawab laptop
penyakit
hipertensi.
2) Penyebab penyakit
hipertensi.
3) Tanda dan gejala
penyakit
hipertensi.
4) Komplikasi dari
penyakit
hipertensi.
5) Tujuan dilakukan
relaksasi napas
dalam .
5 6) Menyebutkan
Menit langkah-langkah
____ melakukan Teknik
+ relaksasi napas
15 dalam.
menit
- Memberikan
kesempatan kepada
audience untuk bertanya.
3 Terminasi 10 - Merangkum materi yang Ceramah, Lembar
menit telah dijelaskan. Tanya balik,
- Mengevaluasi secara Jawab leaflet
lisan untuk mengetahui
tingkat pencapaian TIK.
- Menutup penyuluhan
dengan membagikan
leaflet.
- Mengucapkan salam.
C. Evaluasi
1. Jenis tes : Formatif
2. Bentuk tes : Lisan
3. Pertanyaan :
a. Jelaskan tentang pengertian penyakit hipertensi
b. Jelaskan tentang penyebab penyakit hipertensi
c. Jelaskan tanda dan gejala penyakit hipertensi
d. Sebutkan komplikasi dari penyakit hipertensi
e. Sebutkan tentang apa saja pencegahan yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya hipertensi
f. Jeleskan tentang pengobatan pada penderita hipertensi
g. Sebutkan tujuan dilakukan relaksasi napas dalam
h. Praktikan langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam.
D. Daftar Pustaka
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Stroke. Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka. Diunduh pada 29 September 2020.
Irianto Koes. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Alfabet. Diunduh pada 29
September 2020
Smeltzer & Bare.2002. Definisi Teknik Relaksasi Napas Dalam. Buku ajar keperawatan
medikal bedah. eds. 8. Jakarta: EGC. Diunduh pada 29 September 2020.
Willy, Tjin. Hipertensi. Diakses dari:
https://www.alodokter.com/hipertensi/pengobatan. Diakses pada 29
September 2020
Lampiran 1
MATERI PENGAJARAN
Daftar Pustaka
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Stroke. Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka. Diunduh pada 29 September 2020.
Irianto Koes. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Alfabet. Diunduh pada 29
September 2020
Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Diunduh pada 29 September 2020.
Smeltzer & Bare.2002. Definisi Teknik Relaksasi Napas Dalam. Buku ajar keperawatan
medikal bedah. eds. 8. Jakarta: EGC. Diunduh pada 29 September 2020.
A. Analisis Situasi :
Sasaran adalah semua lansia di kecamatan Padang Timur yang sedang berkumpul di
halaman Puskesmas Andalas pada hari sabtu tangga 6 Juli 2019. Tingkat pengetahuan
lansia heterogen.
B. Tujuan Pembelajaran :
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
Setelah diberikan informasi kesehatan selama 1 X 30 menit, diharapkan semua lansia
di kecamatan Padang Timur dapat memahami tentang diet hipertensi.
Kegiatan Media/
No Tahap Waktu Metode
Pendidikan kesehatan alat bantu
1 Perkenalan 5 g. Mengucapkan salam Ceramah Mic dan
menit h. Menjelaskan tujuan wireless
i. Apersepsi tentang
materi yang akan
dijelaskan
2 Kerja 10 - Menjelaskan Ceramah, Mic dan
Menit kepada semua Tanya wireless,
lansia di kecamatan Jawab flipchart
Padang Timur
tentang:
a. Pengertian
hipertensi
b. Gejala hipertensi
c. Penyebab hipertensi
d. Pengertian diet
hipertensi
e. Macam-macam diet
hipertensi
f. Makanan yang
5 dianjurkan dalam
Menit diet hipertensi
____ - Memberikan
+ kesempatan kepada
15 audience untuk
menit bertanya
3 Terminasi 10 - Merangkum materi yang Ceramah, Mic dan
menit telah dijelaskan Tanya wireless,
- Mengevaluasi secara Jawab leaflet
lisan untuk mengetahui
tingkat pencapaian TIK
- Menutup penyuluhan
dengan membagikan
leaflet
- Mengucapkan salam
G. Evaluasi :
4. Jenis tes : Formatif
5. Bentuk tes : Lisan
6. Pertanyaan :
a. Apa pengertian hipertensi?
b. Sebutkan gejala hipertensi
c. Sebutkan penyebab hipertensi
d. Apa pengertian diet hipertensi
e. Sebutkan macam-macam diet hipertensi
f. Sebutkan contoh makanan yang dianjurkan dalam diet hipertensi
7. Daftar Pustaka :
Admin Dinkes. 2018. Diet Penderita Hipertensi. Di
https://dinkes.bulelengkab.go.id/artikel/diet-penderita-hipertensi-43 (Diakses 30
September 2020)
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Instalasi Gizi RSUD Kota Tangerang. 2017. Diet Rendah Garam. Di
https://rsud.tangerangkota.go.id/a/diet-rendah-garam (Diakses 30 September
2020)
Pudiastuti, 2013. Penyakit-penyakit Mematikan. Yogyakarta. Nuha Medika.
Santosa, 2014. Sembuh Total Diabetes dan Hipertensi dengan Ramuan Herbal.
Jakarta. Pinang Merah.
Lampiran:
MATERI PENGAJARAN
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah
(diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik
yang berupa cuff air air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya
(Pudiastuti, 2013)
B. GEJALA HIPERTENSI
1. Sakit Kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak Napas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak , mata ,
jantung , dan ginjal
C. PENYEBAB HIPERTENSI
Menurut Santosa (2014) penyebab hipertensi adalah:
1. Usia
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang kemunculannya disebabkan oleh
interaksi berbagai faktor risiko yang dialami seseorang. Pertambahan usia
mengakibatkan berbagai perubahan fisiologis dalam tubuh seperti penebalan dinding
arteri akibat penumpukan zat kolagen pada lapisan otot. Sehingga pembuluh darah
akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku yang dimulai pada usia 45
tahun. Selain itu juga terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik serta
kurangnya sensivitas baroreseptor (pengatur tekanan darah) dan peran ginjal aliran
darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.
2. Jenis kelamin
Prevelensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar high density lopoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang
tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Namun pada masa premenopause wanita mulai kehilangan hormon estrogen sehingga
pada usia di atas 45-55 tahun prevalensi hipertensi pada wanita menjadi lebih tinggi.
3. Faktor genetic
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium.
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi.
4. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang tua berkulit hitam daripada yang berkulit
putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang
kulit hitam di temukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap
vasopresin lebih besar.
5. Obesitas
Obesitas merupakan keadaan kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat
badan ideal. Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak
remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan
bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10% mengakibatkan
kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Penyelidikan epidemiologi membuktikan bahwa
obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. Curah jantung dan
volume darah pasien obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan
penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara.
Akibat obesitas para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler,
hipertensi dan diabetes mellitus.
6. Konsumsi lemak
Kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat
badan yang berisiko terjadinya hipertensi konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan
risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan
konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan
dan peningkatkan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak
sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat
menurunkan tekanan darah.
7. Konsumsi natrium
Garam merupakan faktor penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir
tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang rendah. Apabila
asupan garam kurang dari 3 g/hari, maka prevalensi hipertensinya rendah, sedangkan
asupan garam antara 5-15 g/hari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-2%.
Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume
plasma, curah jantung dan tekanan darah. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak
lebih dari 6 gram/hari yang setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.
Asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan tubuh meretensi cairan sehingga
meningkatkan volume darah.
8. Merokok
Hubungan antara rokok dengan peninkatan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler
telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya merokok, risiko akibat merokok terbesar
tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari. Seseorang yang merokok lebih
dari satu pak (15 batang) rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan untuk menderita
hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dari pada mereka yang tidak merokok.
9. Konsumsi alkohol dan kafein
Konsumsi secara berlebihan alkohol dan kafein yang terdapat dalam minuman kopi,
teh dan cola akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada seseorang. Alkohol
bersifat meningkatkan aktivitas saraf simpatis karena dapat merangsang sekresi
peningkatkan tekanan darah. Sementara kafein dapat menstimulasi jantung untuk
bekerja lebih cepat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
10. Stres
Stres diyakini memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui aktivitas
saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan kelenjar anak ginjal melepaskan
hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,
sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung lebih cukup lama,
tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau
perubahan patologis. Gejala yang muncul berupa hipertensi atau penyakit maag. Stres
dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan bila stres sudah hilang
tekanan darah bisa normal kembali.
Daftar Pustaka:
Admin Dinkes. 2018. Diet Penderita Hipertensi. Di
https://dinkes.bulelengkab.go.id/artikel/diet-penderita-hipertensi-43 (Diakses 30
September 2020)
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Instalasi Gizi RSUD Kota Tangerang. 2017. Diet Rendah Garam. Di
https://rsud.tangerangkota.go.id/a/diet-rendah-garam (Diakses 30 September
2020)
Pudiastuti, 2013. Penyakit-penyakit Mematikan. Yogyakarta. Nuha Medika.
Santosa, 2014. Sembuh Total Diabetes dan Hipertensi dengan Ramuan Herbal.
Jakarta. Pinang Merah.
Nama : Anisya Pramestyas
NIM : P3.73.20.1.18.004
Kelas : 3 Reguler A
A. Analisis Situasi
Sasaran Adalah Lansia Penderita Hipertensi Di Kelurahan Andalas Berada Di Diaula
Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Berjumlah 20 Orang.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Intsruksi Umum (TIK)
Setelah Dilakukan Penyuluhan Diharapkan Lansia Dan Keluarga Mampu
Mengetahui Cara-Cara Pencegahan Dan Penanganan Hipertensi Pada Lansia Dan
Dapat Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari – Hari.
2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit lansia dan keluarga mampu :
1Menjelaskan pengertian hipertensi
2Menjelaskan tentang penyebab hipertensi
3Menjelaskan tentang tanda dan gejala hipertensi
4Menjelaskan cara pencegahan hipertensi
5Menjelaskan cara menangani hipertensi
6Menjelaskan bahaya hipertensi
C. Materi Yang Terlampir
Kualifikasi materi:
1 Pengertian hipertensi
2 Penyebab hipertensi
3 Tanda dan gejala hipertensi
4 Pencegahan hipertensi
5 Cara Penanganan hipertensi
6 Bahaya hipertensi
D. Metoda
Ceramah Dan Tanya Jawab
E. Media/Alat Bantu
Laptop, Lcd, Microphone, Wireless, Sound System, Power Point, Leafleat, Video
Senam
F. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Media/Alat
No. Tahap Waktu Metode
Pendidikan Kesehatan Bantu
1. Perkenalan 5 Menit a. Mengucapkan salam Ceramah Mic dan
b. Menjelaskan tujuan wireless
c. Apersepsi tentang
materi yang akan
dijelaskan
2. Kerja 15 Menit Pelaksanaan : Ceramah, Laptop,
Penyampaian materi : Praktik, LCD,
lansia System,
peserta untuk
bertanya
c. Menjelaskan tentang
Penyebab hipertensi
pada lansia
d. Menjelaskan tentang
tanda dan gejala
hipertensi pada
lansia
e. Menjelaskan tentang
Pencegahan
hipertensi pada
lansia
f. Menjelaskan tentang
Cara Penanganan
hipertensi pada
lansia.
g. Menjelaskan tentang
bahaya hipertensi
5 Menit pada lansia
____ + h. Memberikan
20 Menit kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
3. Terminasi 10 Menit a. Merangkum materi Tanya Mic dan
yang telah Jawab wireless,
dijelaskan leaflet
b. Mengevaluasi
secara lisan dan
redemonstrasi untuk
mengetahui tingkat
pencapaian TIK
c. Menutup
penyuluhan dengan
membagikan
leafleat
d. Mengucapkan
Salam
G. Evaluasi
1. Jenis tes : Formatif
2. Bentuk Tes : Lisan dan redemonstrasi
3. Pertanyaan :
a. Menjelaskan Pengertian hipertensi
b. Menjelaskan Penyebab hipertensi
c. MenyebutkanTanda dan gejala hipertensi
H. Daftar Pustaka
Alison Hull. 2006. Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ali khomsan, 2003. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT.Rajagrafindo.
Persada.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta:EGC.
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi : penyakit tidak menular. Cetakan 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media.
Kaplan, H.I & Saddock, B.J. Sinopsis Psikiatri. 8th ed. Jakarta: Bina Rupa
Aksara; 2005. p:1-8.
Nurkhalida, 2003. Warta Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Depkes RI.
Putra, yusuf dwi. 2019. Penyebab dan Cara Mengatasi Hipertensi pada Lansia. di
unduh dari https://blogs.insanmedika.co.id/penyebab-dan-cara-mengatasi-
hipertensi-pada-lansia/. Di akses pada tanggal 29 september 2020 pukul 10.00
WIB.
Sarafino, E.P. 1990. Health psychology. Singapore: john wiley and sons.
Sheps, S. G., 2005, Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi,
26,158, Jakarta: PT Intisari Mediatama.
Suyono, slamet. (2001). Buku ajar penyakit dalam II FKUI. Jakarta : Balai Pustaka.
Lampiran:
MATERI PENGAJARAN
POKOK BAHASAN : Perawatan Hipertensi Pada Lansia Di Rumah
SUB POKOK BAHASAN : Hipertensi Pada Lansia
1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi secara umum adalah tekanan darah persisten dimana tekanan darah
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diatas 90 mmHg tetapi
pada populsi lansia didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan diastoliknya
90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2002).
Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama
dengan atau lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Secara umum
seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik 140/90
mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
Menurut Kaplan :
a. Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada
waktu berbaring atau sama dengan 130/90 mmHg.
b. Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya diatas
145/95 mmHg.
c. Pada wanita tekanan darah diatas atau sama dengan 160/90 mmHg dinyatakan
hipertensi.
2 Penyebab Hipertensi
A. Faktor yang tidak dapat diubah atau dikontrol
1 Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang
semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai
risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi
lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi
yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri
kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan darah seiring
bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur
lima puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya
hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun
paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya
wajar bila tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini
disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon.
Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu
terjadinya hipertensi.
2 Jenis Kelamin
Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang menderita
hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon
estrogen pada wanita. Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria,
ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa
Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.
Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan
daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7%
wanita. Ahli lain mengatakan pria lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg untuk peningkatan darah
sistolik.
3 Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat
yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena
hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi
dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari data
statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi.
Menurut Sheps, hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika
seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita
mempunyai 25% kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita
mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut 60%.
4 Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot
(satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang
mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara
alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan
hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul
tanda dan gejala.
B. Faktor yang dapat diubah atau dikontrol
1 Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok
dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari
lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap
perhari. Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan
hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia beracun,
seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk
kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin dalam tembakau
merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara setelah isapan
pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh
pembuluh-pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke
aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak
bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena
tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan
sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap
pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok.
Sementara efek nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan
menurun dengan perlahan. Namun pada perokok berat tekanan darah akan
berada pada level tinggi sepanjang hari.
2 Konsumsi Asin atau Garam
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi
garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada
mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi
melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah.
Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga
kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada
hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang
berpengaruh. Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa
orang, baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka
mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah
sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak
natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya hipertensi.
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi.
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan
garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari
menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam
antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.
Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan
volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Garam menyebabkan
penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak
keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia
yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-
rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-
rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari
setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari. Menurut Alison Hull,
penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan
hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat
menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah.
3 Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus diwaspadai karena
survei menunjukkan bahwa 10 % kasus hipertensi berkaitan dengan konsumsi
alkohol. Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum
jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel
darah merah serta kekentalan darah merah berperan dalam menaikkan tekanan
darah. Diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-
20% dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih
minuman berakohol per hari meningkatkan risiko mendapat hipertensi sebesar
dua kali. Bagaimana dan mengapa alkohol meningkatkan tekanan darah belum
diketahui dengan jelas. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka
panjang, minum-minuman beralkohol berlebihan akan merusak jantung dan
organ-organ lain.
4 Obesitas
Menurut Alison Hull dalam penelitiannya menunjukkan adanya
hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas
berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan
epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada
populasi lansia hipertensi. Dibuktikan juga bahwa faktor ini mempunyai kaitan
yang erat dengan timbulnya hipertensi dikemudian hari. Pada penelitian lain
dibuktikan bahwa curah jantung dan volume darah sirkulasi lansia obesitas
dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara. Obesitas
mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang
mengalami kegemukan cenderung mengalami tekanan darah tinggi
(hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif
sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena
itu, penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi orang-orang yang
obes bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah terjadinya hipertensi.
Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan
tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang
yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-
30 % memiliki berat badan lebih.
5 Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas
pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan
timbulnya hipertensi. Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita
hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang
tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih
tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap
kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar
tekanan yang dibebankan pada arteri.
6 Stres
Menurut Sarafino (1990) yang dikutip oleh Bart Smet, stres adalah
suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan
yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari
situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari
seseorang. Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau
lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita untuk
mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa stres bukanlah
pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah respon kita terhadap
pengaruh-pengaruh dari luar itu. Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan,
murung, bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa
bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin
dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan
darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan
patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.
3 Tanda Dan Gejala Hipertensi
Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang mencolok dan
manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun berupa:
• Nyeri kepala
• Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
• Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
• Timbul peradangan pada hidung.
• Sakit kepala.
• Mual hingga muntah.
• Mengalami vertigo.
• Gangguan penglihatan.
• Gangguan pernapasan.
• Terjadi kesemutan pada tangan atau kaki.
• Timbul nyeri di dada.
• Mengalami kejang hingga koma.
1 Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah otak (stroke). Stroke sendiri merupakan kematian jaringan otak yang terjadi
karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Biasanya kasus ini terjadi
secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit
(complete stroke).
2 Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga
jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan
kerja keras jantung untuk memompa darah
3 Gagal ginjal
Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan
akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya fungsi ginjal menurun
hingga mengalami gagal ginjal. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi,
yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna
terjadi pada hipertensi yang sudah berlangsung lama sehingga terjadi
pengendapan pada pembuluh darah akibat proses menua. Hal ini menyebabkan
permeabilitas (kelenturan) dinding pembuluh darah berkurang. Sementara itu,
nefrosklerosis maligna meruapakan kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya
tekanan diastole diatas 130 mmHg yang terganggunya fungsi ginjal
4 Kerusakan pada mata
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebakan kerusakan pembuluh
darah dan saraf pada mata.
DAFTAR PUSTAKA
Alison Hull. 2006. Penyakit Jantung, Hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ali khomsan, 2003. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT.Rajagrafindo. Persada.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta:EGC.
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi : penyakit tidak menular. Cetakan 2. Jakarta : Rineka
Cipta.
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media.
Kaplan, H.I & Saddock, B.J. Sinopsis Psikiatri. 8th ed. Jakarta: Bina Rupa Aksara; 2005. p:1-
8.
Putra, yusuf dwi. 2019. Penyebab dan Cara Mengatasi Hipertensi pada Lansia. di unduh dari
https://blogs.insanmedika.co.id/penyebab-dan-cara-mengatasi-hipertensi-pada-lansia/.
Di akses pada tanggal 29 september 2020 pukul 10.00 WIB.
Sarafino, E.P. 1990. Health psychology. Singapore: john wiley and sons.
Sheps, S. G., 2005, Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi, 26,158,
Jakarta: PT Intisari Mediatama.
Suyono, slamet. (2001). Buku ajar penyakit dalam II FKUI. Jakarta : Balai Pustaka.
Kelas : 3 Reguler A
A. Analisis Situasi
Sasaran adalah lansia di kecamatan Padang Timur yang sedang berkumpul di halaman
Puskesmas Andalas pada hari jumat tanggal 02 Oktober 2019.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan informasi kesehatan selama 1 X 45 menit, diharapkan lansia dapat
mengetahui, memahami dan memprakterakkan tentang pengelolaan stress dengan cara
keterampilan tangan dalam daur ulang sampah plastik.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pemberian informasi kesehatan, pasien dapat:
a. Mengetahui pengertian daur ulang
b. Memahami manfaat dan tujuan daur ulang
c. Memahami alat dan bahan untuk daur ulang
d. Memahami dan mempraktekkan cara membuat daur ulang dari sampah plastik
B. Materi : (terlampir)
Kualifikasi materi :
a. Pengertian daur ulang
b. Manfaat dan tujuan daur ulang
c. Alat dan bahan untuk daur ulang
d. Cara membuat daur ulang dari sampah plastik
C. Metode : Ceramah, Tanya Jawab.
D. Media/Alat Bantu : Leaflat
E. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Kegiatan Media/
No Tahap Waktu Metode
Pendidikan kesehatan alat bantu
1 Perkenalan 2 a. Mengucapkan salam Ceramah -
menit b. Menjelaskan tujuan
c. Apersepsi tentang materi
yang akan dijelaskan
2 Kerja 20 - Menjelaskan kepada pasien Ceramah, leaflat
Menit tentang: Tanya
Pengertian daur ulang Jawab
Manfaat daur ulang
Alat dan bahan untuk
daur ulang
10 Cara membuat daur
Menit ulang dari sampah plastik
____ - Memberikan kesempatan
+
kepada pasien untuk bertanya
30
menit
3 Terminasi 13 - Merangkum materi yang telah Ceramah, leaflet
menit dijelaskan Tanya
- Mengevaluasi secara lisan Jawab
untuk mengetahui tingkat
pencapaian
- Menutup penyuluhan dengan
membagikan leaflet
- Mengucapkan salam
F. Evaluasi :
1. Jenis tes : Formatif
2. Bentuk tes : Lisan
3. Pertanyaan :
a. Menyebutkan manfaat dan tujuan mendaur ulang
b. Menyebutkan beberapa alat dan bahan untuk daur ulang
c. Menyebutkan cara membuat daur ulang dari sampah plastik
G. Daftar Pustaka
Hidayat, 2020. Daur Ulang Plastik. Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang_plastik pada tanggal 30/09/2020 pukul
21.30 WIB
Randhat, 2019. Tas Dari Plastik Bekas dan Pembuatannya. Diakses dari
https://mesinpencacahplastik.id/tas-dari-plastik/ pada tanggal 30/09/2020 pukul
20.10 WIB.
Lampiran:
MATERI PENGAJARAN
POKOK BAHASAN : Pengelolaan Stress bagi Lansia
SUB POKOK BAHASAN : Pengelolaan Stress bagi Lansia dengan cara
mengajarkan Keterampilan Tangan dari Daur Ulang
E. Daftar Pustaka
Hidayat, 2020. Daur Ulang Plastik. Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang_plastik pada tanggal 30/09/2020
pukul 21.30 WIB
Randhat, 2019. Tas Dari Plastik Bekas dan Pembuatannya. Diakses dari
https://mesinpencacahplastik.id/tas-dari-plastik/ pada tanggal 30/09/2020 pukul
20.10 WIB.