Anda di halaman 1dari 8

PAJANGAN

Buku Panduan Untuk Guru dan Fasilitator


PAJANGAN DI KELAS DAN DI SEKOLAH
Buku panduan ini ditujukan untuk guru dan fasilitator
yang memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas. Dengan adanya
panduan ini, diharapkan guru dan fasilitator dapat
memahami pentingnya pajangan, dapat mengambil
ide-ide kreatif dari beberapa contoh pajangan yang
ada, belajar bagaimana membuat pajangan yang
menarik serta memberi manfaat bagi pembelajaran,
dan memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan apa
saja yang dapat digunakan untuk membuat pajangan.

Pajangan telah menjadi perhatian bagi guru setelah


mereka mengenal PAKEM. Beberapa diantara mereka
mulai mencoba memajangkan hasil kerja siswa dan sangat antusias melihat
hasilnya. Namun banyak pula diantara mereka yang merasa kesulitan dan
akhirnya frustasi dalam memajangkan hasil kerja siswanya. Sebagian lagi
memajangkan karya siswa tanpa memperhatikan kaidah-kaidah estetika,
kreatifitas dan filosofi dari pajangan itu sendiri.

Terlepas dari masalah isu-isu


Isu-Isu Mengena i Pa ja nga n yang ada mengenai pajangan,
usaha guru-guru dalam kegiatan
 Pa ja nga n tida k mena rik untuk dikunjungi
 Pa ja nga n ja ra ng diga nti
pemajangan perlu diapresiasi
 Ba nya k LKS /ha sil ula nga n dipa ja ngka n mengingat mereka melakukan
 Desa in Pa ja nga n kura ng mena rik kegiatan tersebut tanpa referensi
 Kepa la Sekola h da n Penga wa s tida k memberi
perha tia n yang cukup dan bahkan tanpa
 Membua t pa ja nga n membutuhka n wa ktu ya ng fasilitas yang memadai.
la ma
 Membua t Pa ja nga n ta npa persia pa n
 Pa ja nga n mena mba h beba n guru Buku panduan ini ditulis untuk
 Pa ja nga n tida k dima nfa a tka n seba ga i sumber
memberikan wawasan tentang
bela ja r
bagaimana mereka dapat
memajangkan karya siswanya
sehingga kegiatan dapat dilakukan secara efektif dan dapat membantu
terciptanya lingkungan belajar yang supportif. Selain itu, mudah-mudahan
beberapa contoh pajangan yang ada dapat memberi inspirasi bagi guru dalam
berkreasi dan memberi semangat supaya para guru di kelas tidak berhenti
berkarya.

Beberapa contoh pajangan yang diberikan merupakan pajangan yang dihasilkan


oleh beberapa sekolah yang ada di Indonesia maupun di luar negeri, mulai dari
Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama. Namun demikian, pajangan
yang nantinya akan dihasilkan oleh sekolah sebaiknya disesuaikan dengan
kondisi yang ada. Selamat berkreasi!
CONTOH PAJANGAN
DI KELAS DAN DI SEKOLAH

Pajangan digunakan sebagai sumber Pajangan IPS tentang Papua


belajar siswa dalam mempelajari jenis- yang dipajang di atas kardus
jenis transportasi. Guru mengumpulkan dan digantung dengan
gambar, buku, tiket dan hal-hal yang menggunakan benang kasur.
berhubungan dengan transportasi.

Dalam pelajaran bahasa Inggris, siswa Siswa belajar tentang sejarah Kapal
diminta menuliskan komentar tentang TITANIC dan menuliskan komentarnya
tokoh yang disukainya setelah menonton tentang kapal tersebut termasuk pesan
film bersama. Beberapa siswa memilih moral apa yang bisa mereka ambil dari
tokoh yang berbeda satu sama lain. kejadian tenggelamnya TITANIC.
Perpaduan teknik menggantung Kata-kata dalam bahasa Inggris
dan menempel dapat membuat yang dihasilkan siswa ditulis di atas
pajangan lebih menarik dan hidup. media berbentuk balon dan
dirangkai menjadi satu.

Bagi sekolah yang tidak memiliki Karya siswa ditempel satu persatu
papan pajangan, tikar dapat untuk memudahkan dibaca.
dijadikan sebagai alas untuk Kerapian sangat penting karena
menempel. dapat menjadi contoh bagi siswa.
Pajangan yang diletakkan
Bukudi zigzag
luar yang diperuntukkan
kelas diberi pelindung untuk
dari kaca
diletakkan di meja dapat
agar tidak terkena air
Cocok untuk SMP.
memberikan
Manfaat Pajangan
hujan. variasi pemajangan.

Pajangan yang dekoratif dan berwarna dapat


membuat suasana belajar lebih hangat.
Namun pemakaian warna dasar yang menyolok
dapat memberi pengaruh tidak baik karena
dapat memberi dampak hiperaktif terhadap
siswa.

Pajangan merupakan sarana apresiasi guru


terhadap usaha siswa dalam berkarya.

Pajangan dapat dimanfaatkan sebagai sumber


informasi bagi siswa.

Bahan pajangan dapat dimanfaatkan sebagai


media belajar siswa, misalnya kalender,
kerangka, foto, garis bilangan, dan lain-lain.
Namun
sebaliknya,
gambar pahlawan dan kalender atau poster
tidak akan bermanfaat bagi siswa apabila tidak
digunakan atau dimanfaatkan oleh guru dalam
mengkoneksikannya dengan tema. Barang-
barang tersebut ditempel hanya sebagai hiasan
biasa.

Bahan pajangan dapat memuat materi yang sedang dipelajari siswa, misalnya
tabel perkalian, rumus.

Bahan pajangan dapat menstimulasi siswa tentang topik yang akan dibawakan di
waktu yang akan datang, misalnya pertemuan berikutnya adalah tentang
pengukuran. Guru dapat meminta siswa untuk membawa beraneka alat ukur,
misalnya meteran, berbagai macam penggaris dan lainnya. Guru dan siswa
dapat berdiskusi sebentar tentang pengukuran yang akan dibahas di waktu
mendatang.
Pajangan dapat memberi
informasi kepada komunitas
sekolah tentang apa yang
sudah dan sedang dipelajari.
Karya siswa memberi informasi tentang hal tersebut. Selain itu, pajangan dapat
pula memberi tanda tentang produktivitas suatu kelas. Semakin banyak karya
siswa yang dipajang, semakin menunjukkan bahwa kelas tersebut cukup
produktif.
MEMAJANG KARYA SISWA

Memajang karya siswa sangatlah bermanfaat


karena siswa merasa karyanya dihargai
sehingga meningkatkan motivasi belajar
mereka.

Memajang karya siswa memerlukan


pemikiran yang cukup hati-hati agar sebagian
siswa tidak ada yang merasa tidak dihargai
atau gagal hanya karena guru memajang
sebagian karya siswa. Oleh sebab itu,
pemajangan seluruh karya siswa merupakan langkah yang sangat bijaksana
yang dapat dilakukan oleh guru.

Pajangan haruslah mengakomodir usaha keras siswa sekaligus bisa memuat pula
contoh yang baik. Pajangan dapat melatih siswa untuk selalu menghargai
usahanya sendiri dan usaha temannya.

Penulisan nama siswa yang jelas di atas karya mereka sangatlah penting agar
siswa merasakan adanya penghargaan.

Siswa kelas atas, bisa dimulai dari kelas


lima, dapat menempel pajangannya sendiri.
Namun mereka terlebih dahulu harus diberi
pengarahan bagaimana cara memajang
yang baik serta mendapat bimbingan dan
awasan dari guru. Kegiatan ini dapat
membantu siswa merasakan bagian dari
pajangan tersebut dan mereka akan
merasa bangga akan hasilnya. Apabila cara
ini berlangsung terus, maka siswa dapat
melakukannya secara mandiri di setiap
kesempatan mereka harus melakukan pemajangan.
Pemajangan karya siswa dapat dilakukan dengan menggunakan media yang
beragam. Anggapan bahwa memajang hanya dapat dilakukan di atas papan
pajangan merupakan pemikiran yang keliru. Kegiatan pemajangan dapat
dilakukan di dinding (di papan pajangan atau alas lainnya), digantung, ditempel
di kaca jendela, digantung, di lantai (pajangan tentang ukuran kaki dengan
menempel cetakan kaki siswa), di atas meja.

Pajangan dapat dilakukan di kelas, di luar kelas, di ruang bersama (ruang besar
yang digunakan untuk berbagai keperluan), di kantin, di ruang guru,
perpustakaan atau ruang lainnya yang dapat diakses banyak pihak.
HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PAJANGAN

Pajangan yang baik memiliki judul yang singkat, jelas dan menarik pembaca
untuk melihat lebih lanjut pajangan.

Pajangan perlu secara rutin diperhatikan, misalnya guru segera membenahi


pajangan apabila ada salah satu karya siswa yang jatuh atau miring karena
penguatnya (steples atau paku payung) terlepas atau copot.

Apabila papan pajangan sudah longgar, guru dan pihak sekolah segera
memperbaikinya karena akan sangat berbahaya apabila lepas.

Pajangan perlu diganti sesuai dengan topik materi atau tema yang sedang
dibahas.

Kerapian pajangan sangat penting karena siswa akan melihat dan


mencontohnya.

Tinggi pajangan disesuaikan dengan siswa.

Guru selalu menghormati karya siswa sehingga tidak sembarangan menggunting


torehan mereka.

Membaca buku, melakukan kunjungan ke sekolah lain akan membantu guru


dalam memperoleh ide dalam melakukan pemajangan.

Pajangan yang
digantung di
atap harus
disesuaikan
dengan tinggi
siswa. Terlalu
pendek
pajangan akan memancing siswa untuk iseng menariknya atau mengganggu
ruang gerak mereka.

Apabila harus menggantung karya siswa, maka penggantungan setiap karya


siswa dilakukan dengan rapi dan tidak menumpuk.

REFERENSI

Smawfield, David, Classroom and School Display (2006)

Anda mungkin juga menyukai