Anda di halaman 1dari 12

PEMERIKSAAN SENYAWA ALKALOID PADA BEBERAPA TANAMAN

FAMILIA SOLANACEAE SERTA IDENTIFIKASINYA DENGAN


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

Reinhard Hiskia Sianipar. S.Si.,M.Kes.Apt., Maniur Arianto Siahaan S.Si.,M.Si


Fakultas Farmasi da Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia

ABSTRAK

Alkaloid merupakan senyawa organik yang paling banyak ditemukan, karena


sebagian besar zat alkaloida berasal dari tanaman. Pada umumnya alkaloida
memiliki satu buah atom nitrogen atau lebih dengan sifat basa sehingga disebut
alkaloid. Alkaloid berfungsi untuk pelindung tanaman dari penyakit, serangan hama,
sebagai pengatur perkembangan, dan sebagai basa mineral untuk mengatur
keseimbangan ion pada bagian-bagian tanaman, alkaloida yang ditemukan dan
dihasilkan oleh tanaman termasuk dalam bagian kelompok metabolit sekunder.
Bahan tumbuhan digunakan dalam penelitian ini adalah daun kecubung, daun
terung dan daun rimbang.
Hasil skrining fitokimia dari Golongan senyawa kimia dari serbuk simplisia daun
kecubung (Datura stramonium) adalah golongan Alkaloid, Flavonoid, Saponin,
Tanin, dan Triterpenoid/Steroid. Golongan senyawa kimia dari serbuk simplisia
daun terung (Solanum melongena L) adalah golongan Flavonoid, Tanin, dan
Triterpenoid/Steroid. Golongan senyawa kimia dari hasil serbuk simplisia dari daun
rimbang (Solanum torvum Swartz) adalah golongan Flavonoid dan Tanin.
Hasil analisa atau identifikasi Kromatografi Lapis Tipis dari . Golongan
Alkaloid dari ekstrak etanol daun kecubung (Datura stramonium) memiliki nilai Rf
sebelum sinar yaitu Rf1 ; 0,37, Rf2 ; 0,78, Rf3 ; 0,91 ditandai adanya warna kuning
dan nilai Rf setelah sinar ultraviolet yaitu Rf1 ; 0,37, Rf2 ; 0,78, Rf3 ; 0,91 berwarna
kuning cerah dan nilai Rf dari pereaksi Dragendorff adalah 0, 97 ditandai adanya
warna kuning hingga kuning kecoklatan.Golongan Alkaloid dari ekstrak etanol daun
terung ( Solanum melongena L) memiliki nilai Rf sebelum sinar yaitu Rf 1;0,26, Rf2;
0,47 ditandai adanya warna kuning dan nilai Rf setelah sinar ultraviolet yaitu Rf 1;
0,26, Rf2; 0,47 berwarna kuning cerah dan nilai Rf dari pereaksi Dragendorff adalah
negatif .Golongan Alkaloid dari ekstrak etanol daun rimbang (Solanum torvum
Swartz) memiliki nilai Rf sebelum sinar yaitu Rf 1 ;0,06, Rf2 ;0,8, Rf3 ;0,97 ditandai
adanya warna kuning dan nilai Rf setelah sinar ultraviolet yait Rf 1 ; 0,06, Rf2 ; 0,8,
Rf3 ; 0,97 Rf berwarna kuning kecoklatan dan nilai Rf dari pereaksi Dragendorff
adalah negatif.

Kata Kunci : Alkaloida, Kecubung, Daun terung, Daun rimbang, Kromatografi


Lapis Tipis (Klt)
PENDAHULUAN penarik serangga, alkaloid yang
tersebar luas didunia tumbuhan
1.1 Latar belakang terdapat dalam tumbuhan sebagai
Alkaloid merupakan senyawa garam organik dimana alkaloid
organik yang paling banyak diperoleh dengan mengekstraksi bahan
ditemukan, karena sebagian besar zat tumbuhan memakai air yang
alkaloida berasal dari tanaman. Pada diasamkan dan dilarutkan sebagai
umumnya alkaloida memiliki satu garam (Hanani, 2016).
buah atom nitrogen atau lebih dengan Hampir semua alkaloid yang
sifat basa sehingga disebut alkaloid. ditemukan dalam mempunyai
Alkaloid berfungsi untuk pelindung keaktifan biologis tertentu, ada yang
tanaman dari penyakit, serangan hama, sangat beracun tetapi ada pula yang
sebagai pengatur perkembangan, dan sangat berguna dalam pengobatan
sebagai basa mineral untuk mengatur misalnya kuinin, morfin dan strikhnin
keseimbangan ion pada bagian-bagian merupakan alkaloida yang terkenal dan
tanaman, alkaloida yang ditemukan mempunyai efek fisiologis dan
dan dihasilkan oleh tanaman termasuk psikologis. Alkaloida dapat ditemukan
dalam bagian kelompok metabolit dalam berbagai tumbuhan yang
sekunder (Trevor, 2000) umumnya ditemukan didalam kadar
Keberadaan alkaloid umumnya yang kecil dan harus dipisahkan dari
terkonsentrasi pada jumlah yang tinggi campuran senyawa yang rumit yang
pada bagian tanaman tertentu seperti berasal daritumbuhan (Robinson,
akar, biji, buah, daun, dan di kulit 1995).
batang. Beberapa jenis tanaman Pada tanaman Solanaceae
mengandung bahan-bahan yang mengandung alkaloida yang terkenal
berkhasiat obat tidak ada batasan yang dengan nama atropine, hiosiamin, dan
jelas sehingga pemanfaatan tanaman skopolamin karena sifat racun keras
obat perlu hati-hati agar tidak dari alkaloid maka pada umumnya
berakibat fatal bagi yang terbatas pada pemakaian luar saja
menggunakan (Kardinan dan Taryono, disamping itu juga terdapat hiosin
2004). (Hanani, 2016). Tanaman Solanaceae
Alkaloid memiliki beberapa merupakan suku terung-terungan yang
sifat yaitu berbentuk kristal yang tersebar di daerah beriklim subtropis
halus, memiliki rasa pahit dan asam dan tropis, anggota Solanaceae
serta alkaloid yang bebas bersifat basa. memiliki nilai ekonomi yang tinggi
Senyawa aktif dalam tanaman yang sebagai buah dan sayur, tanaman hias,
bersifat racun bagi manusia tetapi serta sebagai obat misalnya tomat,
dapat digunakan sebagai obat adalah terong, kentang, dan cabai. Tanaman
alkaloid sehingga digunakan secara Solanaceae di dunia terdiri dari 98
luas dalam bidang pengobatan, dengan genus yang beranggotakan 2,715
alkaloid dapat digunakan sebagai spesies, di pulau Jawa terdiri dari 18
pengatur tumbuh atau penghalau atau genus yang meliputi 65 spesies dan di
jawa Timur Solanaceae terdiri dari 13 1.3 Tujuan penelitian
genus yang meliputi 29 spesies (sigh, Tujuan dari penelitian ini adalah
2010). 1. Untuk mengetahui adanya golongan
Dalam family ini terdapat salah alkaloid pada daun kecubung
satu bahan makanan pokok yang (Datura stramonium L), daun
paling penting yaitu kentang serta terung (Solanum melongena L) dan
banyak tanaman toksik diketahui daun rimbang (Solanum torvum
memiliki bahan yang sangat aktif. Swartz)
Tanaman obat yang penting dari 2. Untuk mengetahui hasil analisis
family ini adalah yang menghasilkan kromatografi lapis tipis dari
alkaloid dengan kerja spasmolitik dan alkaloid yang terdapat pada daun
antikolinergik yaitu atropine, Senyawa kecubung (Datura stramonium L),
khas family solanaceae adalah alkaloid daun terung (Solanum melongena
terutama tropan, nikotin, dan tipe L) dan daun rimbang (Solanum
steroid (Heinrich Michael,et al, 2010). torvum Swartz).
Berdasarkan uraian diatas,
Maka dianggap perlu untuk melakukan 1.4 Manfaat Penelitian
pemeriksaan senyawa alkaloid pada Manfaat dari penelitian ini adalah
daun beberapa tumbuhan familia 1. Menambah wawasan bagi peneliti
Solanaceae yaitu daun kecubung, daun tentang adanya golongan alkaloid
terung, dan daun rimbang serta pada daun kecubung (Datura
identifikasinya dengan metode stramonium L), daun terung
Kromatografi Lapis tipis. (Solanum melongena L), dan daun
rimbang (Solanum torvum Swartz).
1.2 Rumusan masalah 2. Menjadi bahan informasi kepada
Rumusan masalah pada penelitian ini masyarakat tentang adanya alkaloid
adalah pada beberapa tanaman solanaceae.
1. Apakah pada daun kecubung 3. Memberikan informasi kepada
(Datura stramonium L), daun peneliti dan mahasiswa/i tentang
terung (Solanum melongena L) dan pemeriksaan alkaloid pada
daun rimbang (Solanum torvum tanaman solanaceae dengan metode
Swartz) terdapat golongan KLT.
alkaloid ?
2. Bagaimanakah hasil analisis METODOLOGI PENELITIAN
kromatografi lapis tipis dari
alkaloid yang terdapat pada daun 3.3.3 Pengolahan Sampel
kecubung (Datura stramonium L), Pengolahan sampel dilakukan
daun terung (Solanum melongena dengan cara daun kecubung, daun
L) dan daun rimbang (Solanum terung dan daun rimbang yang masih
torvum Swartz) ? segar, dibersihkan dan ditiriskan, daun
dipisahkan dari tulang daunya,
dirajang kemudian dikeringkan
didalam lemari pengering, daun 3.4.1 Pereaksi Mayer
dianggap kering jika daun tersebut Sebanyak 5 g kalium iodida
rapuh bila diremas, sampel selanjutnya dilarutkan dalam 10 ml aquadest.
diserbukkan dengan menggunakan Kemudian ditambahkan larutan 1,36 g
blender dan diayak, serbuk yang merkuri (II) klorida dalam 60 ml air
diperoleh disimpan dalam wadah yang suling. Larutkan kemudian dikocok
baik dan tertutup rapat pada suhu dan ditambahkan aquadest sampai 100
kamar. ml.

3.3.4 Pembuatan ekstrak sampel 3.4.2 Pereaksi Bouchardat


Pembuatan ekstrak sampel Sebanyak 4 g kalium iodida
daun kecubung, daun terung dan daun ditimbang, kemudian dilarutkan dalam
rimbang dilakukan secara maserasi 20 ml aquadest, lalu tambah 2 g
dengan menggunakan pelarut etanol iodium sambil diaduk sampai larut
96%. kemudian cukupkan aquadest hingga
Sebanyak 500 g serbuk daun 100 ml.
kecubung, daun terung dan daun
rimbang dimasukkan kedalam 3.4.3 Pereaksi Dragendorff
masing-masing wadah, ditambahkan Sebanyak 8 g bismuth nitrat
3,75 liter etanol 96% lalu diaduk dilarutkan dalam 20 ml HNO3
secara merata, ditutup dan disimpan kemudian dicampur dengan larutan
pada suhu kamar selama 5 hari pada kalium iodida sebanyak 2,72 g dalam
tempat yang terlindung dari cahaya, 50 ml aquadest. Campuran dibiarkan
diaduk berulang-ulang kemudian sampai memisah secara sempurna.
disaring sehingga didapat maserat Ambil larutan jernih dan diencerkan
(filtrat 1), penyari kedua pindahkan dengan air secukupnya hingga 100 ml.
kedalam bejana tertutup dan dibiarkan
2 hari ditempat sejuk yang terlindung 3.4.4 Pereaksi besi (III) Klorida 1%
dari cahaya matahari lalu saring b/v
hingga dapat maserat (filtrat 2) Sebanyak 1 g besi (III) klorida
kemudian maserat yang diperoleh dilarutkan dalam air suling sampai 100
dipekatkan dengan tekanan rendah ml kemudian disaring (Marjoni, 2016).
menggunakan rotary evavorator
sehingga diperoleh ekstrak. 3.4.5 Pereaksi Liebermann-
Burchard
3.4 Pembuatan Pereaksi yang Campur secara perlahan 5 ml
dibutuhkan. asam asetat anhidrida dengan 5 ml
Pembuatan larutan pereaksi asam sulfat pekat kemudian
pada pemeriksaan alkaloida adalah tambahkan etanol hingga 50 ml.
sebagai berikut
3.5 Skrining fitokimia serbuk daun melalui kertas saring kecil berlipat.
kecubung, daun terung dan daun Filtrat diencerkan dengan 10 ml air.
rimbang Setelah dingin ditambahkan 5 ml
Skrining Fitokimia serbuk eter ,dikocok hati-hati, dan didiamkan.
simplisia meliputi: Lapisan metanol diambil lalu diuapkan
pada suhu 40O C, sisanya dilarutkan
3.5.1 Pemeriksaan alkaloid dalam 5 ml etil asetat, disaring. Filtrat
Dalam melakukan pengujian digunakan untuk uji flavonoid dengan
terhadap alkaloid dapat dilakukan cara berikut
dengan cara seabagai berikut a. Sebanyak 1 ml larutan percobaan
Serbuk simplisia (daun diuapkan hingga kering, sisanya
kecubung, daun terung dan daun dilarutkan dalan 1-2 ml etanol
rimbang) masing-masing ditimbang 96%, lalu ditambahkan 0,5 g
sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan serbuk seng dan 2 ml asam klorida
1ml asam klorida 2 N dan 9 ml air 2 N, didiamkan selama 1 menit.
suling, dipanaskan diatas penangas air Ditambahkan 10 ml asam klorida
selama 2 menit, didinginkan lalu (p), jika dalam waktu 2 sampai 5
disaring. Filtrate yang diperoleh menit terjadi warna merah intensif
dipakai untuk tes alkaloid. Diambil menunjukkan adanya flavonoid.
tabung reaksi didalamnya dimasukkan b. Sebanyak 1 ml larutan percobaan
0,5 ml filtrate, pada masing-masing diuapkan hingga kering, sisa
tabung reaksi dilarutkan dalam 1-2 ml etanol
1. Ditambahkan 2 tetes pereaksi 96%, lalu ditambahkan 0,1 g
mayer menghasilkan endapan serbuk magnesium dan 10 ml
putih/kuning asam klorida (p), jika terjadi
2. Ditambahkan 2 tetes pereaksi warna merah jingga sampai merah
bouchardat menghasilkan endapan ungu menunjukkan adanya
coklat hitam. flavonoid (Ditjen POM, 1989).
3. Ditambahkan 2 tetes pereaksi
dragendrof menghasilkan endapan 3.5.3 Pemeriksaan saponin
merah bata. Serbuk simplisia (daun
Alkaloid positif jika terjadi kecubung, daun terung dan daun
endapan atau kekeruhan pada dua dari rimbang) masing-masing ditimbang
tiga percobaan diatas sebanyak 0,5 g dimasukkan kedalam
tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air
3.6.2 Pemeriksaan flavonoid panas, didinginkan, kemudian dikocok
Sebanyak 0,5 g masing-masing kuat-kuat selama 10 menit. Jika
serbuk simplisia (daun kecubung, daun terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang
terung dan daun rimbang) yang telah stabil tidak kurang dari 10 menit dan
dihaluskan disari dengan 10 ml buih tidak hilang dengan penambahan
metanol lalu direfluks selam 10 menit. 1 tetes asam klorida 2 N menunjukkan
Kemudian disaring panas-panas adanya saponin (Ditjen POM,1995).
3.5.4 Pemeriksaan tanin 3.6 Analisa Kromatografi dari
Sebanyak 0,5 g serbuk sampel menggunakan Kromatografi
simplisia (daun kecubung, daun terung Lapis Tipis
dan daun rimbang) disari dengan 10 Bahan yang diperlukan untuk uji
ml air suling lalu disaring, filtratnya KLT adalah untuk golongan alkaloid
diencerkan dengan air suling sampai 1. Fase diam : Silika gel 60
tidak berwarna. Diambil 2 ml larutan F254
dan ditambahkan1-2 tetes pereaksi besi 2. Fase gerak : Kloroform :
(III) klorida 1%. Jika terjadi warna Metanol : Ammonium
biru kehitaman atau hijau kehitaman hidroksida (85 :15 :1)
menunjukkan adanya tanin (Ditjen 3. Larutan deteksi : Reagen
POM, 1995). Dragendorff
Pengamatan dilakukan pada
3.5.5 Pemeriksaan sinar uv 366 nm tanpa perlakuan dan
steroid/triterpenoid sinar tampak setelah perlakuan. Nilai
Serbuk simplisia (daun Rf noda dihitung dan warna yang
kecubung, daun terung dan daun timbul dicatat.
rimbang ) masing-masing ditimbang 1
g dimaserasi dengan 20 ml n-heksan 3.7 Prosedur Penelitian
selama 2 jam , disaring. Filtrate 3.7.1 Alat-alat yang digunakan
diuapkan dengan cawan penguap dan Penangas air, lempeng KLT,
pada sisanya ditambahkan pereaksi penotol mikro, kertas saring, gelas
Liebermann-Bouchard melalui dinding ukur, erlemeyer, cawan porselin,
cawan. Apalagi terbentuk warna ungu batang pengaduk, corong kaca, tabung
atau merah yang berubah menjadi biru reaksi, pipet tetes, chamber, rak
ungu atau biru hijau menunjukkan penyimpanan, bejana kromatografi,
adanya triterpenoid/steroid (Harborne, alat penyemprot pereaksi atau larutan
1987). deteksi dan lampu ultraviolet.

3.5.6 Pemeriksaan glikosida HASIL DAN PEMBAHASAN


antrakuinon
Serbuk simplisia (daun 4.3 Skrining Fitokimia
kecubung, daun terung dan daun Penentuan golongan senyawa
rimbang) ditimbang sebanyak 1 g kimia serbuk simplisia daun kecubung,
kemudian dilarutkan dengan etanol 96 daun terung dan daun rimbang untuk
% dikocok 15 menit lalu disaring, mendapatkan informasi golongan
filtrat diambil lalu ditambahkan senyawa metabolit sekunder yang ada
NaOH(e) 2 N diulangi 3 kali jika didalamnya. Hasil skrining fitokimia
terjadi perubahan warna merah serbuk simplisia daun kecubung, daun
menunjukkan adanya glikosida terung dan daun rimbang dapat dilihat
antrakuinon. pada Tabel 4.1 dan selanjutnya.
Tabel 4.1 Hasil skrining fitokimia Flavonoid
serbuk simplisia daun kecubung 3 Golongan Saponin -
N Parameter Serbuk 4 Golongan Tanin +
o simplisi 5 Golongan -
a Triterpenopid/stero
1 Golongan + id
Alkaloid 6 Golongan -
2 Golongan + Glikosida
Flavonoid antrakuinon
3 Golongan Saponin +
4 Golongan Tanin +
5 Golongan + Keterangan
Triterpenoid/steroi (+) : mengandung golongan senyawa ;
d (-) : tidak mengandung golongan
6 GolonganGlikosid - senyawa
a antrakuinon Hasil skrining serbuk simplisia
daun kecubung memberikan hasil
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia positif terhadap senyawa golongan
serbuk simpplisia daun terung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
N Parameter Serbuk triterpenoid/ steroid kecuali glikosida
o simplisi antrakuinon. Hasil skrining serbuk
a simplisia daun terung memberikan
1 Golongan - hasil positif terhadap senyawa
Alkaloid golongan flavonoid, tanin dan
2 Golongan + triterpenoid/steroid kecuali golongan
Flavonoid alkaloid, saponin dan glikosida
3 Golongan Saponin - antrakuinon.
4 Golongan Tanin + Hasil skrining serbuk simplisia
5 Golongan + daun rimbang memberikan hasil
Triterpenoid/steroi positif terhadap senyawa golongan
d flavonoid dan tanin kecuali senyawa
6 Golongan - golongan alkaloid, triterpenoid/steroid,
Glikosida saponin dan glikosida antrakuinon.
antrakuinon Golongan alkaloid
teridentifikasi pada serbuk simplisia
Tabel 4.3 Hasil skrining fitokimia ditandai dengan adanya endapan putih
serbuk simplisia daun rimbang atau putih kekuningan setelah
N Parameter Serbuk ditambahkan pereaksi Mayer, endapan
o simplisi coklat kehitaman setelah ditambahkan
a pereaksi Bouchardat dan endapan
merah bata setelah ditambahkan
1 Golongan Alkaloid -
pereaksi Dragendroff (Endang, H.,
2 Golongan +
2016). Triterpenoid/steroid kecubung
memberikan hasil positif dengan S S Pe
terbentuknya warna hijau biru setelah e e re
ditambahkan pereaksi Liebermann- b t ak
Burchard (Harborne, 1987). Golongan el e si
flavonoid memberikan hasil positif u l Dr
ditandai dengan penambahan serbuk m a ag
magnesium dengan HCL pekat terjadi s h en
warna kuning atau jingga.Uji i s do
identifikasi tanin menunjukkan hasil n i rff
positif dengan penambahan pereaksi a n
FeCl3 terjadi warna biru kehitaman. r a
Pada uji saponin memberikan hasil r
positif dengan terbentuknya busa u
setelah dikocok kuat-kuat selama 10 v
menit dan dengan penambahan 1 tetes R R Rf1
HCl 2 N buih/busa tidak hilang. f1 f :
Adanya Glikosida antrakuinon dengan : 1 0,3
penambahan NaOH (e) memberikan 0, : 7
hasil positif jika menunjukkan warna 3 0
merah tetapi pada daun kecubung, 7 ,
daun terung dan daun rimbang tidak 3
terdapat adanya Glikosida antrakuinon. 7
R R Rf2
4.4. Hasil Pemeriksaan golongan f2 f :
Alkaloid dengan Kromatografi : 2 0,7
Lapis Tipis 0, : 8
Penentuan nilai Rf dari ekstrak 7 0
tanaman Familia solanaceae yaitu daun 8 ,
kecubung, daun terung dan daun 7
rimbang untuk golongan alkaloid. 8
Hasil analisa/identifikasi KLT dari R R Rf3
ekstrak daun kecubung, daun terung f3 f :
dan daun rimbang dapat dilihat pada : 3 0,9
tabel 4.4 dan selanjutnya. 0, : 1
Tabel 4.4. Hasil nilai Rf dari 9 0
identifikasi ekstrak daun kecubung 1 ,
9
1
Ekstrak
etanol Tabel 4.5. Hasil nilai Rf dari
daun identifikasi ekstrak daun terung
etanol
Ekstrak daun
etanol rimban
daun g
terung S S P
S S P e e er
e e er b t e
b t e e e a
e e a l l k
l l k u a si
u a si m h d
m h d r
r s s a
s s a i i g
i i g n n e
n n e a a n
a a n r r d
r r d o
o u rf
u rf v f
v f R R
R R f f -
f f - 1
1 1 : 1
: : 0 :
0 , 0
, 0 0 ,
2 , 6 0
6 2 6
6 R R
R R f f
f f 2 2
2 2 : :
: : 0 0
0 0 , ,
, , 8 8
4 4 R R
7 7 f f
3 3
Tabel 4.6. Hasil nilai Rf dari : :
identifikasi ekstrak daun rimbang 0 0
Ekstrak , ,
9 9 kromatogram dapar dilihat pada
7 7 lampiran 5 dan selanjutnya.

Keterangan ; KESIMPULAN DAN SARAN


1. Rf 1 : hasil dari jarak yang
ditempuh oleh senyawa dari titik 5.1 Kesimpulan
penotolan per jarak yang ditempuh a. Hasil skrining fitokimia dari
oleh pelarut dari titik penotolan 1. Golongan senyawa kimia dari
(bercak 1 sebelum sinar dan serbuk simplisia daun kecubung
setelah sinar uv). (Datura stramonium) adalah
2. Rf2 : hasil dari jarak yang golongan Alkaloid, Flavonoid,
ditempuh oleh senyawa dari titik Saponin, Tanin, dan
penotolan per jarak yang ditempuh Triterpenoid/Steroid.
oleh pelarut dari titik penotolan 2. Golongan senyawa kimia dari
(bercak 2 sebelum sinar dan serbuk simplisia daun terung
setelah sinar uv). (Solanum melongena L) adalah
3. Rf3 : hasil dari jarak yang golongan Flavonoid, Tanin, dan
ditempuh oleh senyawa dari titik Triterpenoid/Steroid.
penotolan per jarak yang ditempuh 3. Golongan senyawa kimia dari hasil
oleh pelarut dari titik penotolan serbuk simplisia dari daun rimbang
(bercak 3 sebelum sinar dan (Solanum torvum Swartz) adalah
setelah sinar uv). golongan Flavonoid dan Tanin.
4. - : tidak terdapat golongan b. Hasil analisa atau identifikasi
alkaloid Kromatografi Lapis Tipis dari
Analisis golongan alkaloid 1. Golongan Alkaloid dari ekstrak
menggunakan KLT dengan fase diam etanol daun kecubung (Datura
plat KLT dan fase gerak Kloroform : stramonium) memiliki nilai Rf
Methanol : Ammonium hidroksida (85 sebelum sinar yaitu Rf1 ; 0,37, Rf2 ;
: 15 : 1) dan sebagai penampak bercak 0,78, Rf3 ; 0,91 ditandai adanya
atau reagen yang digunakan adalah warna kuning dan nilai Rf setelah
reagen Dragendorff pada Ekstrak sinar ultraviolet yaitu Rf1 ; 0,37,
etanol daun kecubung hasilnya Rf2 ; 0,78, Rf3 ; 0,91 berwarna
memberikan bercak senyawa alkaloid kuning cerah dan nilai Rf dari
berwarna kuning yang lebih dominan pereaksi Dragendorff adalah 0, 97
dan lebih terang dan memiliki jarak ditandai adanya warna kuning
antara satu noda dengan noda hingga kuning kecoklatan.
lainnya. Pada Ekstrak etanol daun 2. Golongan Alkaloid dari ekstrak
terung analisis alkaloid dengan reagen etanol daun terung ( Solanum
Drgendorff tidak menghasilkan warna. melongena L) memiliki nilai Rf
Pada ekstrak etanol daun rimbang sebelum sinar yaitu Rf1;0,26, Rf2;
dengan reagen Dragendorff tidak 0,47 ditandai adanya warna kuning
menghasilkan warna. Hasil dan nilai Rf setelah sinar ultraviolet
yaitu Rf1; 0,26, Rf2; 0,47 berwarna Bambang. 2002. Tanaman Hias
kuning cerah dan nilai Rf dari Berkhasiat Obat. Jakarta :
pereaksi Dragendorff adalah negatif Penebar Swadaya.
3. Golongan Alkaloid dari ekstrak
etanol daun rimbang (Solanum Ditjen POM. 1989. Materia Medika
torvum Swartz) memiliki nilai Rf Indonesia. Jilid V. Jakarta:
sebelum sinar yaitu Rf1 ;0,06, Rf2 ; Penerbit Depkes R.I.
0,8, Rf3 ;0,97 ditandai adanya
warna kuning dan nilai Rf setelah Ditjen POM, 1995. Materia Medika
sinar ultraviolet yait Rf1 ; 0,06, Rf2 ; Indonesia. Jilid VI. Jakarta:
0,8, Rf3 ; 0,97 Rf berwarna Departemen Kesehatan
kuning kecoklatan dan nilai Rf dari Republik Indonesia, hal 300-
pereaksi Dragendorff adalah 304,306.
negatif.
Gandjar, I.G., dan Abdul. 2012.
5.2. Saran. Analisis Obat Secara
Disarankan untuk peneliti Spektrofotometri dan
selanjutnya untuk melakukan analisis Komatografi . Yogyakarta ;
KLT pada golongan senyawa yang lain Pustaka Pelajar. Halaman 156-
yang terkandung pada Ekstrak etanol 157, 333.
daun kecubung (Datura stramonium),
Ekstrak etanol daun terung (Solanum Gritter, R.J., Dkk.1991. Pengantar
melongena L) dan Ekstrak etanol Kromatografi. Bandung : ITB.
daun rimbang (Solanum torvum
Swartz). Hanani E, 2016. Analisis Fitokimia.
Jakarta : Buku Kedokteran.
DAFTAR PUSTAKA
Harbone,J.B.2006. Metode fitokimia
Arifin Annisas.et.al, 2016. Terung penuntun cara modern
ungu (Solanum melongena L] menganalisis tumbuhan edisi ll,
sebagai tablet kontrasepsi hisap a.b.k. Bandung :
khusus pria dalam mendukung padmawinata,ITB press.
KB(keluarga berencana] .
tersedia pada http// repository. Hardjono. S, 1996. Sintesis Bahan
ipb.ac.id/ bitstream/ handle/ Alam. Yogyakarta : Gajah
123456789 /44233/PKM-GT- Mada University Press.
II-IPB-januar-terung%20 ungu
%20 sebagai pdf? Sequence: 2, Heinrich Michael, et. al. 2010.
diakses pada 17 juni 2011. Farmakognosi dan Fitoterapi.
Jakarta : Buku kedokteran.
Kardinan, et. al, 2004. Tanaman Obat
Penggempur Kanker. Jakarta : Simbala herny,E.I.2009. Analisis
Agromedia pustaka. Senyawa Alkaloid Beberapa
Jenis Tumbuhan Obat Sebagai
Karou ,et..al.2005. Antibacterial Bahan Aktif Fitofarmaka. http//
activityof alkaloids from sido moko31.files.word
acuta. African journal of press.com/2011/05/gandarusa-
Biotechnology.4(12],195-200. 22.pdf. diakses tanggal 26
februari 2012.
Madduluri,S. 2013. Invitro evaluation
of antibacterial activity of five Sunarjo hendro, 2015. Bertanam 36
indigenous plants extracts Jenis Sayur. Jakarta : penebar
against five bacteria pathogens Swadaya.
of humans international journal
of pharmacy and
pharmaceutical sciences,5(4],
679-684.

Marjoni, R. 2016. Dasar-Dasar


Fitokimia untuk Diploma III
Farmasi. Jakarta : Trans info
media.

Priyanto . J, 2016. Cara Gampang


Usaha dan Bisnis Terong.
Depok : villam media.

Robinson, T. 2000. Kandungan


Organik Tumbuhan Tinggi.
Bandung :ITB.

Sastrohamidjojo, H. 1985.
Kromatografi . Yogyakarta:
Liberty. Halaman 160-162.

Sastrohamidjojo, H. 2016. Sintesis


Bahan Alam. Yogyakarta :
Gajah madah university press.

Sigh, G. 2010. Plants systematics an


intreguted approach 3th Editin.
USA science publishers.

Anda mungkin juga menyukai