Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SINERGI DAN KOLABORASI PEMIMPIN DI ERA DEMOKRASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Latihan Kepemimpinan Mahasiswa ke-30

Oleh :

KELOMPOK 1 HANOMAN

SEKTOR HASTINAPURA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS DAERAH CIBIRU

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sinergi dan Kolaborasi Pemimpin di Era Demokrasi tepat
waktu. , makalah Sinergi dan Kolaborasi Pemimpin di Era Demokrasi disusun guna memenuhi
tugas kelompok pada kegiatan LKM XXX di Universitas Pendidikan Indonesia Kamda Cibiru.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang kepemimpinan.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar - besarnya kepada kakak-kakak selaku panitia


LKM XXX. Tugas yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang di tekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimaksih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyususnan makalah ini .

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu,kritik dan
saran yang membangunakan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini .

Bandung, 29 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
1.4. Manfaat Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1. Pemimpin.......................................................................................................................... 3
2.2. Demokrasi..........................................................................................................................4
2.3. Sinergi dan Kolaborasi Pemimpin di Era Demokrasi........................................................6
BAB III PENUTUP......................................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2. Saran..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan segala kekayaan dan sumber
daya yang melimpah. Namun, sebagai negara yang dilimpahi banyak kekayaan, Indonesia
masih memerlukan banyak pelajaran dan pengalaman dalam hidup berdemokrasi. Di usianya
yang masih belia, Indonesia masih membutuhkan berbagai pengalaman mengenai
penyelenggaraan demokrasi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memerlukan uluran
tangan dari berbagai pihak yang dapat membawa kesejahteraan bagi rakyatnya.
Berbicara mengenai demokrasi, maka dibutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan,
sikap serta perilaku khusus guna memenuhi kebutuhan di era demokrasi ini. Pemimpin yang
dibutuhkan di era demokrasi ini adalah pemimpin yang dapat menciptakan kerja sama dan
kolaborasi antar semua pihak dalam segala aktivitas. Karakteristik pemimpin yang
dibutuhkan di era demokrasi ini yakni pemimpin yang senantiasa dapat mendengar segala
aspirasi dari rakyatnya. Pemimpin juga harus memiliki nilai yang sejalan dengan rakyatnya
agar tidak terjadi perpecahan dan persatuan akan tetap terjaga.

1.2.Rumusan Masalah
 Apakah pengertian dari Demokrasi?
 Apakah pengertian dari Pemimpin?
 Bagaimanakah Sinergi dan Kolaborasi Pemimpin di Era Demokrasi

1.3.Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan definisi dari pemimpin, demokrasi, dan kepemimpinan kolaboratif.
2. Mendeskripsikan urgensi dari peran pemimpin yang berkolaboratif terhadap era
revolusi 4.0 yang berdemokratif.
3. Mendeskripsikan hambatan-hambatan dalam mencapai kolaborasi pemimpin serta upaya
yang dapat dilakukan untuk mencapai sinergi dan kolaborasi pemimpin tersebut.

1
1.4.Manfaat Penulisan
1.4.1. Bagi Dosen
Dosen dapat mengetahui pentingnya mahasiswa untuk turut ikut serta memiliki
jiwa pemimpin, dan dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk selalu aktif,
baik dalam berorganisasi maupun media pembelajaran.

1.4.2. Bagi Mahasiswa


Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya peran pemimpin dalam berorganisasi,
hambatan-hambatan yang akan dihadapi dan upaya yang harus dilakukan sebagai seorang
pemimpin, serta memberikan motivasi untuk selalu memiliki jiwa pemimpinan yang
berkolaboratif dan ikut serta dalam berkolaborasi terhadap organisasi di era demokrasi ini.

1.4.3. Bagi Penulis


Penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta mengimplementasikan
ilmu berkemimpinan yang telah didapatkan dari penulisan makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pemimpin
2.1.1. Pengertian Pemimpin

Menurut Kartini Kartono (2003:27) pemimpin merupakan seorang anggota


kelompok yang paling berpengaruh terhadap aktivitas kelompoknya dan yang
memainkan peranan penting dalam merumuskan ataupun mencapai tujuan-tujuan
kelompok. Seorang pemimpin merupakan penyalur bagi pikiran, tindakan dan kegiatan
yang bersifat mempengaruhi dan melaksanakan perkerjaan-pekerjaan. Hal ini berarti
bahwa pemimpin selalu meliputi sejumlah besar masalah kekuasaan.

Menurut Fiedler dalam Setiawati (2000:7) pemimpin merupakan sebagai seorang


yang bertugas mengarahkan dan mengkoordinasi aktivitas-aktivitas yang ada dalam
tugas-tugas kelompok. Seorang pemimpin adalah seorang yang karena kecakapan
pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang
dipimpinnya untuk mengarahkan usaha kerjasama kearah pencapaian sasaran.

Menurut Suradinata (1997:11) Pemimpin merupakan orang yang memimpin dua


orang atau lebih baik organisasi maupun keluarga.

Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa


pemimpin merupakan seseorang yang memiliki kemapuan untuk membimbing serta
mengarahkan suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan bersama.

2.1.2. Pentingnya Peran Pemimpin

Dalam suatu organisasi memiliki tujuan yang sama, untuk keberhasilan hasil akhir
yang memuaskan dalam suatu organisasi diperlukan adanya pemimpin. Tujuan seorang
pemimpin untuk membantu mengarahkan bawahannya untuk mencapai aktivitas kerja
yang baik. Diperlukannya seorang pemimpin agar organisasi lebih terarah serta memiliki
strategi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemimpin sebelum memberikan

3
arahan strategi kepada organisasi yang ia pimpin harus membandingkan antara faktor
internal dan faktor eksternal. Pemimpin harus memiliki visi dan misi yang efektif dan
efisien sebagai upaya pencegahan terjadinya konflik dalam suatu organisasi.

2.2. Demokrasi
2.2.1. Pengertian Demokrasi

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata demos yang berarti
rakyat dan kratos yang berarti memerintah. Demokrasi dapat diartikan juga sebagai
pemerintahan rakyat atau yang sudah kita kenal sebagai pemerintah dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Istilah demokrasi pertama kali dikenalkan oleh Aristoteles
sebagai sebuah bentuk pemerintah, yaitu pemerintah yang menetapkan bahwa kekuasaan
berada di tangan orang banyak atau rakyat.

 Menurut Abraham Lincoln (1863), demokrasi pemerintah dari rakyat, oleh


rakyat, dan untuk rakyat. (government of the people, by the people, and for the
people).

 Sementara menurut Affan Ghaffar (2000) demokrasi ada dalam dua bentuk
yaitu pemaknaan secara normatif (demokrasi normatif) dan empirik (demokrasi
empirik):

a. Demokrasi Normatif, demokrasi yang idealnya hendak dilakukan oleh sebuah


Negara.

b. Demokrasi Empirik, demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik


praktis.

4
2.2.2. Bentuk-bentuk Demokrasi

Seiring berkembangnya politik, akhirnya melahirkan bermacam-macam bentuk


demokrasi dunia.

a. Demokrasi Parlementer
Demokrasi yang sistem pengawasannya dilakukan oleh parlemen. Negara yang
menggunakan sistem ini biasanya melibatkan parlemen dalam sistem pemerintahnya.
Indonesia pernah mencoba sistem ini pada awal kemerdekaan pada 1957 karena pengaruh
b. Demokrasi Terpimpin
Demokrasi ini dicetus oleh Soekarno. Karena demokrasi parlementer hangus saat itu,
pada 5 Juli 1959 Soekarno akhirnya membubarkan parlemen dan mengeluarkan Dekrit
Presiden. Pada masa ini, beliau mencalonkan diri sebagai presiden seumur hidup. Namun,
sistem ini ditentang oleh Hatta.
c. Demokrasi Liberal
Disebut juga demokrasi konstitusional, demokrasi inilah yang mendorong munculnya
partai-partai politik. Sistem ini melindungi secara konstitusional hak-hak individu dari
kekuasaan pemerintah. Jadi, keputusan-keputusan mayoritas diberlakukan pada sebagian
besar bidang-bidang.
d. Demokrasi Langsung
Disebut juga demokrasi bersih di mana semua aspirasi rakyat dibebaskan secara mutlak.
Demokrasi ini biasanya berlaku di kota-kota kecil.
e. Demokrasi Satu Partai
Demokrasi ini diberlakukan di negara-negara komunis, di mana satu partai itu saja yang
dapat menciptakan landasan bagi sosialisme dan komunisme.
f. Demokrasi Pancasila
Ini merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dan
penyelenggaraan pemerintah konstitusionalnya berdasarkan pada Undang-Undang Dasar
1995. Demokrasi inilah yang berlaku di Indonesia, di mana kedaulatan rakyat dijiwai
oleh sila-sila pada Pancasila. Secara formal, demokrasi Pancasila sangat khas dengan
prinsip musyawarah dan mufakat. Sementara dari sisi material, demokrasi Pancasila
menampakkan sifat kegotongroyongan.

5
2.3. Sinergi dan Kolaborasi Pemimpin di Era Demokrasi
2.3.1. Urgensi Sinergi dan Kolaborasi Pemimpin di Era Demokrasi

Dalam gaya demokratis kekuasaan dan kewenangan yang diperoleh oleh


pemimpin didapat dari anggotanya itu sendiri. Sehingga kekuasaan itu adalah tugas yang
mesti dilaksanakan sesuai dengan aspirasi anggotanya. Pemimpin demokratis membagi
tugas yang setara sehingga tidak ada pemimpin yang lebih mendominasi. Pemimpin
demokrasi harus terbuka terhadap kritik dan saran, mengutamakan kerjasama agar
mencapai tujuan yang sama pula, dan mencari solusi dalam permasalahan melalui
diskusi. gaya pemimpin demokratis inilah yang diharapkan oleh bangsa Indonesia saat
ini, berikut ini dipaparkan urgensi sinergi dan kolaborasi pemimpin di era demokrasi:

a. Sinergi dan kolaborasi pemimpin di era demokrasi memiliki visi dan tujuan yang
dapat dicapai bersama oleh seluruh anggota, kesamaan tujuan sebagai upaya
memperkuat kapasitas pemimpin karena setiap tindakan akan didukung oleh
anggota.
b. Sinergi dan kolaborasi pemimpin di era demokrasi sebagai upaya menumbuhkan
inovasi dan kreativitas setiap anggota.
c. Sinergi dan kolaborasi pemimpin di era demokrasi sebagai upaya meningkatkan
kemampuan keterbukaan, menampung hasil pemikiran dari anggota yang berbeda
sehingga mencapai kesepaktan dan tujuan yang sama.
d. Pemimpin di era demokrasi mampu menciptakan kolaborasi pemimpin yang bisa
mendorong semua anggota terlibat sehingga dapat meningkatkan efektivitas
dalam melaksanakan tugas.
e. Sinergi dan kolaborasi pemimpin di era demokrasi sebagai upaya menyampaikan
pencapaian kinerja secara terbuka sebagai upaya untuk pencapaian kinerja yang
lebih baik di masa datang.
f. Kolaborasi pemimpin di era demokrasi diperlukan sebagai upaya berbagi
informasi dan tanggungjawab yang melibatkan seluruh anggota masyarakat

6
2.3.2. Cara Mencapai Sinergi dan Kolaborasi Pemimpin di Era Demokrasi
a. Kemampuan komunikasi yang terbuka
Kolaborasi pemimpin di era demokrasi harus menjaga komunikasi yang tetap terbuka,
komunikasi digunakan untuk berinteraksi dan membangun keterikatan pemimpin
dengan seluruh anggota serta mengorganisasikan kegiatan untuk mencapai tujuan
bersama.
b. Memiliki keteladanan dalam perilakunya
Seorang pemimpin di era demokrasi harus memiliki keteladanan yang baik dalam
berperilaku, dengan menghindari sikap non-demokratis ataupun melawan hukum
dalam melaksanakan kebijakan.
c. Siap untuk berkomitmen
Dalam gaya kepemimpinan demokratis, pemimpin akan dihadapkan dengan
banyaknya kemungkinan dan saran, oleh sebab itu sebagai pemimpin harus memiliki
komitmen dalam mengambil keputusan yang dipilih dengan benar dan logis.
d. Menghormati ide dan pendapat
Pemimpin di era demokrasi harus menghormati ide dan pendapat, setiap anggotanya
berhak berpendapat dan diutarakan secara bebas, namun kendali atas keputusan akhir
dipegang pemimpin.
e. Menghargai dan mendorong kreativitas
Pemimpin di era demokrasi harus memiliki inovasi dan kreativitas juga menghargai
dan mendorong kreativitas anggotanya sebagai proses pemecahan masalah dan
alternative terbaik dalam pengambilan keputusan.
f. Mengedepankan kejujuran dan keadilan
Pemimpin di era demokrasi harus mengedepankan kejujuran, keadilan, dan
keberanian dalam mengemukakan gagasan.

7
2.3.3. Hambatan Dalam Kolaborasi Pemimpin di Era Demokrasi
a. Kegagalan komunikasi
Kegagalan komunikasi dapat menjadi hambatan pemimpin di era demokrasi,
kegagalan komunikasi dapat menyebabkan kegiatan tidak berjalan lancar.
b. Motif keuntungan pribadi
Gagasan dan ide yang terkadang memiliki motif keuntungan pribadi dapat menjadi
hambatan bagi pemimpin di era demokrasi, hal ini dapat menurunkan moral sebagai
pemimpin.
c. Ego yang tinggi
Apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan apabila anggota memiliki ego yang
tinggi maka hal ini akan menjadi hambatan bagi seorang pemimpin di era demokrasi.
d. Sulitnya pencapaian mufakat
Hambatan seorang pemimpin di era demokrasi yaitu sulitnya pencapaian mufakat
kapena pendapat setiap anggota yang berbeda sehingga keputusan dan pencapaian
mufakat akan berlangsung lama.

8
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Demokrasi dan kepemimpinan merupakan 2 hal yang sulit di pisahkan, dengan
adanya kepemimpinan yang baik jalannya demokrasi tentunya akan lebih teratur dan
luwes. Meski begitu kepemimpinan dalam demokrasi tidak berarti adanya seseorang
yang lebih mendominasi dalam suatu aksi demokrasi. Dalam demokrasi pemimpin ini
berasal dari golongan anggotanya sendiri ini membuat segala hal lebih terbuka dan
kritis, serta jauh lebih mengutamakan Kerjasama untuk mencapai tujuan Bersama,
dibandingkan hanya memberi perintah biasa. Ini semua di dasari dari arti demokrasi
ittu sendiri yang dapat di artikan sebagai pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat, yang dimana ini menetapkan bahwa kekuasaan terdapat ditangan rakyat
atau orang banyak.

Dengan demikian tentunya pemikiran dari pemimpin yang menyatu dalam


demokrasi haruslah lebih mementingkan sinergi dengan banyak anggotanya, tidak
mendominasi ataupun menggangap dirinya lebih tinggi dibanding anggota lainnya.
Ini berarti seorang pemimpin yang cocok dengan demokrasi adalah pemimpin yang
memiliki komunikasi yang terbuka, dapat menerima ide dengan baik, perilaku nya
yang teladan, siap berkomitmen, serta mengedepankan kejujuran serta keadilan bagi
seluruh anggotanya, ini semua di butuhkan demi meminimalisir adanya hambatan
bagi pemimpin di era demokrasi ini.

3.2.Saran
Di era demokrasi ini kepemimpinan yang baik, adil dan jujur merupakan harga
mati di kalangan rakyat. Pemimpin yang dapat menghindarkan diri dari motif pribadi
hingga egoism diri sendiri merupakan yang banyak di cari oleh rakyat, ini semua
demi tercapai nya mufakat serta kemudahan dalam komunikasi antara pemimpin dan
rakyatnya. Pemimpin yang mengedepan kan kejujuran dan tujuan Bersama akan
menjadi pemimimpin terbaik yang ada di mata anggotanya di era demokrasi seperti
ini. Baik bagi kita semua anggota memilih pemimpin yang memiliki kriteria seperti
demikian dimasa mendatang, demi kemajuan demokrasi kearah yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sulisworo, Dwi. (2012) Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan. H. 3.

Ismadi, Janu. (2019) Demokrasi Tiang Negara. Banten: Penerbit Delta Edukasi
Prima.
Wargadinata, Ella. 2018. Kepemimpinan Kolaboratif. Jurnal Administrasi
Pemerintahan Daerah Vol. VII Edisi 1.
Adinugroho, Indro. 2016. Demokrasi, Kepemimpinan, dan psikologi moral.
Buletin Psikologi Vol.24 No.2: 76-86
Yuliati, Nanik. 2013. Mempersiapkan Kepemimpinan Demokrasi Masa Depan.
Jurnal Psikologi: Teori & Terapan Vol.3 No.2
Nukman, Ilhamuddin. 2014. Tantangan Kepemimpinan: Pengantar Menelusuri
Konsep Kepemimpinan. Jurnal psikoislamika Vol.11 No.2
Kartono, Kartini, 2003, Pemimpin dan Kepemimpinan (Apakah Kepemimpinan
Abnormal Itu), P.T Raja Grafindo Persada, Jakarta.
kompasiana.com. (30 Januari 2014). Pentingnya, Leadership(Kepemimpinan).
Diakses pada 29 Oktober 2020,
https://www.kompasiana.com/herlambangdianindrapraja/551fe489a33311d42bb675a
1/pentingnyaleadershipkepemimpinan#:~:text=Leadership%20sangat%20penting%2
0untuk%20diterapkan,yang%20sudah%20menjadi%20tanggung%20jawabnya.
onoini.com. (26 Agustus 2020). Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan, Arti,
Teori dan Perbedaannya. Diakses pada 29 Oktober 2020,
https://www.onoini.com/pengertian-pemimpin/

10

Anda mungkin juga menyukai