Anda di halaman 1dari 17

KUAT REKAT GESER BREKET SAFIR SETELAH REKONDISI

DENGAN SANDBLASTING MENGGUNAKAN ZIRCONIA

Dedeh Pitriani1, Setiadi W. Logamarta2, Dian N. Agus Imam2,


1
Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
2
Bagian Ilmu Ortodonsia, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

ABSTRAK
Pendahuluan. Breket safir merupakan breket estetis paling baik dengan sifat mekanis
setara breket logam. Perlekatan breket safir bisa terlepas pada kondisi tertentu, sehingga
diperlukan perlekatan ulang. Kekuatan rekat menjadi menurun saat dilakukan perlekatan
ulang. Surface treatment seperti sandblasting, etsa asam hidrofluorik 9% dan
penambahan silane sering dilakukan untuk meningkatkan kekuatan perlekatan ulang.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan zirconia sebagai bahan
sandblasting terhadap kuat rekat geser breket safir rekondisi. Bahan dan cara. Jenis
penelitian ini merupakan eksperimental murni laboratoris mengunakan 27 breket safir
yang terbagi 3 kelompok perlakuan. Kelompok I yaitu sandblasting zirconia + silane,
kelompok II yaitu etsa asam hidrofluorik 9% + silane, dan kelompok III yaitu perlekatan
baru. Indikator pengukuran kuat rekat adalah uji rekat geser dan analisis SEM. Hasil uji
rekat geser dilakukan analisis menggunakan uji one way ANOVA dan LSD. Hasil. Nilai
rerata kuat rekat geser kelompok I sampai III masing-masing 12,97 MPa, 9,26 MPa, dan
10,58 MPa. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok I dan
II, serta tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok I dan III. Analisis SEM
menunjukkan basis breket yang telah dilakukan sandblasting memiliki mikroporositas
yang berjumlah banyak dan cenderung lebih seragam serta terdapat sisa partikel zirconia.
Pembahasan. Peningkatan mikroporositas dapat meningkatkan mechanical interlocking
antara breket dengan bahan bonding. Sisa partikel zirconia dapat berikatan dengan gugus
fosfat pada silane sehingga meningkatkan afinitas kimia yang dapat meningkatkan
kekuatan perlekatan. Simpulan. Zirconia berpengaruh terhadap kuat rekat geser breket
safir rekondisi dan hasil kuat rekat geser tidak berbeda secara signifikan dengan
perlekatan baru.

Kata kunci : Breket safir, sandblasting, zirconia, kuat rekat geser.

Kepustakaan : 13 (1997-2016)

1
SHEAR BOND STRENGTH OF REBONDED SAPPHIRE BRACKET
AFTER SANDBLASTING ZIRCONIA

Dedeh Pitriani1, Citra V. Finastika1, Sofyan A. Fauzi1, Setiadi W. Logamarta2,


Dian N. Agus Imam2,

1
Dental medicine, Jenderal Soedirman University, Purwokerto
2
Department of Ortodontia, Jenderal Soedirman University, Purwokerto

Address of correspondence: Dental Medicine of Jenderal Soedirman Uniersity,


Purwokerto, Central Java, Indonesia, 53122
Email : dedeh.pitriani@gmail.com
ABSTRACT
Background. Sapphire bracket is the best aesthetics bracket with metal bracket-
like mechanical properties. In such conditions such as powerful tooth brushing
can cause retention lost between sapphire bracket and enamel, so it need
rebonding procedure. Shear bond strength of sapphire bracket decrease after
rebonding proscedure. Sandblasting, hydrofluoric acid etching, and silanization
as surface treatment are mostly used to improve bracket bond strength. The aim
of this study was to evaluate the effect of zirconia as sandblasting material on
shear bond strength of rebonded sapphire bracket. Methods. This study was an
experimental laboratories study with 27 samples of sapphire bracket and consist
of 3 groups. Group 1 sandblasting zirconia + silane, Group II hydrofluoric acid
etching + silane, and Group III new bonding. Samples were subjcted to shear
bond strength test and SEM analysis. Results. Shear bond strength test showed
mean value for each groups are 12,97 MPa, 9,26 MPa, and 10,58 MPa. Data were
subjected to one way ANOVA and LSD (p<0,a05), it showed that group I with
group II has significant difference and group I with group III has no significant
difference. SEM analysis showed that sandblasted surface has microporosities in
great quantities and uniform size. Discussion. Microposities increased
micromechancial interlocking. Combination of particles zirconia and group
phosporic of silane increased chemical bonding. Conclusion. Zirconia as
sandblasting material were effective to increase shear bond strength of rebonded
sapphire bracket and comparable with new bonding.

Keywords : Sapphire bracket, sandblasting, zirconia, shear bond strength

Bibliography : 13 (1997-2016)

2
PENDAHULUAN

Breket safir adalah jenis breket keramik yang memiliki nilai estetis paling

baik dan sifat mekanis yang setara dengan breket logam. Kelebihan lain breket

safir adalah memiliki stabilitas warna yang baik, tidak beracun, tahan terhadap

korosi, serta memiliki biokompatibilitas.1 Kondisi-kondisi seperti beban kunyah

yang terlalu berat, proses sikat gigi yang terlalu keras atau sengaja dilepas karena

prosedur debonding, menyebabkan perlekatan antara breket dan email terlepas,

sehingga perlu dilakukan prosedur perlekatan ulang.2

Kuat rekat geser breket safir menurun saat dilakukan perlekatan ulang

karena permukaan basis breket safir mengalami distorsi akibat prosedur

debonding atau pembersihan sisa bahan adhesif. Penambahan retensi diperlukan

agar kuat rekat geser dapat meningkat, contohnya yaitu prosedur sandblasting.3

Sandblasting dilakukan dengan cara menembakkan bahan abrasif pada jarak dan

tekanan tertentu, yang akan membersihkan sisa bahan adhesif dan menghasilkan

mikroporositas baru sebagai retensi mekanis.4 Bahan yang biasa digunakan

sebagai material sandblasting di kedokteran gigi adalah alumunium oksida.

Aluminium oksida merupakan material keramik yang memiliki kekerasan tinggi,

namun memiliki sifat getas sehingga mudah pecah. Partikel ini terbukti dapat

meningkatkan kekasaran permukaan dan ikatan mekanis.5

Perkembangan teknologi dalam pengolahan sumber daya alam, mendorong

inovasi dengan memanfaatkan sumber daya lokal sebagai bahan baku. Salah satu

sumber daya yang dimiliki Indonesia yang cukup potensial adalah zirconia.

Zirconia merupakan mineral yang banyak terdapat di Indonesia khususnya di

3
daerah Bangka dan Kalimantan. 6 Zirconia memiliki kepadatan berkisar 6,42

g/cm3, kekuatan tinggi, ketahanan terhadap fraktur tinggi, kekerasan tinggi, serta

tahan terhadap korosi asam dan basa. Selain sifat-sifat tersebut, zirconia memiliki

biokompatibilitas yang sangat baik dan cukup estetis.7

Zirconia banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran gigi seperti pembuatan

gigi tiruan cekat8. Zirconia dapat dimanfaatkan sebagai bahan abrasif, karena

mampu mempertahankan bentuk partikelnya. Zirconia dapat digunakan sebagai

material tambahan untuk memperbaiki sifat mekanis material. 7 Salah satunya ialah

sebagai zirconate coupling agent yang membantu perlekatan keramik non-silika.9

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melihat pengaruh

penggunaan zirconia sebagai bahan sandblasting terhadap kuat rekat geser breket

safir rekondisi. Uji scanning electron microscopy (SEM) digunakan untuk menilai

morfologi permukaan setelah dilakukan sandblasting dan uji kuat rekat geser

digunakan untuk mengukur efektivitas perlekatan breket.1

BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah breket safir American

Orthodontics Radiance Plus, gigi premolar pertama rahang atas, lighet cure

adhesive bonding, zirconia, resin akrilik kuring dingin, asam hidrofluorik 9%,

asam fosfat 37%, dan silane.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental murni

laboratoris dengan rancangan penelitian post test only control group design.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kedokteran Gigi Dasar Universitas

4
Jenderal Soedirman. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 27 sampel yang

terbagi dalam tiga kelompok perlakuan. Prosedur penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Pembuatan sampel

Cetakan akrilik berdiameter 13 mm dan tinggi 7 mm. Gigi premolar rahang

atas dipotong sampai 1 mm di bawah cementoenamel junction dengan diamond

disk bur dan bagian servikal ditutupi malam. Gigi ditanam pada akrilik dengan

permukaan bukal menghadap ke atas. Gambaran sampel dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut.

Glass plate Cetakan Akrilik

Gigi premolar pertama


bagian bukal
menghadap keatas

Gambar 1 Cetakan sampel


Sumber : Data primer, 2017

Pelikel pada email dibersihkan dengan pumice dan air. Lakukan pengetsaan

dengan asam fosfat 37% selama 30 detik, bilas dengan air mengalir selama 10

detik dan keringkan. Bahan bonding diaplikasikan, breket direkatkan pada bagian

bukal gigi dengan jarak slot breket ke tonjol cups 4 mm. Tekan breket dengan

force gauge 4 oz atau 113,4 g selama 10 detik. Lakukan penyinaran selama 40

detik, intensitas 1000 mW/cm2. Inkubasi pada larutan saliva buatan, suhu 370C

selama 24 jam.

2. Perlakuan

5
Setelah bahan bonding terpolimerisasi sempurna, debonding breket dari

permukaan gigi menggunakan debonding plier. Teknik yang digunakan yaitu

squeeze, kedua ujung tang menekan pada wing mesial dan distal.

a. Kelompok I: Sisa bahan adhesif dibersihkan dengan tungsten carbide

round bur selama 32 detik, kemudian dilakukan prosedur sandblasting

zirconia 25 µm selama 30 detik dengan tekanan 2,3 bar dan sudut 900.

b. Kelompok II : Sisa bahan adhesif dibersihkan dengan tungsten carbide

round bur selama 32 detik, kemudian dilakukan pengetsaan dengan asam

hidrofluorik 9% selama 20 detik dan bilas dengan air.

c. Kelompok III: Tidak dilakukan prosedur debonding dan perlekatan

ulang.

3. Pengujian scanning electron microscopy (SEM)

Setelah proses surface treatment, satu sampel dari masing-masing kelompok

tidak dilakukan rebonding. Sampel dianalisis SEM untuk melihat mikroporositas

permukaan dan mengetahui adanya sisa zirconia pada permukaan basis breket

safir.

4. Prosedur rebonding

Sisa bahan adhesif pada permukaan bukal gigi dibersihkan dengan green

stone bur low speed atau scaler serta dipulas dengan pumice dan air. Permukaan

basis breket ditambahkan silane menggunakan microbrush, ulangi prosedur

bonding. Sampel pada cetakan I yang tidak terpasang breket dilapisi vaselin.

Cetakan kedua diletakkan diatas sampel dan resin akrilik dimanipulasi lalu

6
diisikan ke dalam cetakan II. Gambaran cetakan II dapat dilihat pada Gambar 2

berikut.

Resin akrilik dituangkan ke dalam cetakan II


Breket Safir
Gigi Premolar pertama atas
Cetakan I yang sudah ditanam gigi didalamnya

Gambar 2 Cetakan sampel II


Sumber : Data primer, 2017

5. Pengujian kuat rekat geser

Breket yang telah terpasang kembali dilakukan uji kuat rekat geser

menggunakan universal testing machine. Hasil yang diperoleh dalam bentuk load

atau gaya geser (F) dalam satuan Newton (N). Data tersebut, dimasukkan dalam

rumus kekuatan geser τ = F/A dengan τ = kekuatan geser (MPa), F = gaya geser

(N), dan A= luas basis breket (mm2).

Analisis data yang dilakukan adalah melihat normalitas data menggunakan

uji Saphiro Wilk dan melihat homogenitas data dengan uji Levene. Selanjutnya

dilakukan uji statistik parametrik berupa One way ANOVA. Uji One way

ANOVA menguji hipotesis dengan satu variabel dependen. Kemudian,

dilanjutkan analisis Post Hoc Least Significant Difference (LSD) dengan tingkat

kepercayaan 95% (α= 0,05) untuk melihat ada perbedaan yang signifikan antar

kelompok sampel.

HASIL

1. Hasil Pengujian Kuat rekat geser

7
Uji kuat rekat geser menggunakan alat universal testing machine dilakukan

untuk melihat kekuatan perlekatan masing-masing kelompok. Nilai rerata hasil uji

kuat rekat geser dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Rerata dan standar deviasi kuat rekat geser breket safir
Kelompok I Kelompok II Kelompok III
Sandblasting Etsa Asam Hidrofluorik New Bonding
Zirconia (MPa) 9% (MPa) (MPa)
Rerata 12,97 9,26 10,58
SD 3,12 2,92 2,20
Sumber: Data Primer, 2017
Gambaran rerata kuat rekat geser dilihat pada Gambar 3 berikut.

14

12
Kuat Rekat Geser (MPa)

10

8
1; 12.97 Rata-rata
6
3; 10.58
2; 9.26
4

0
Kelompok perlakuan
Gambar 3 Grafik rerata dan standar deviasi kuat rekat geser breket safir
Sumber: Data Primer, 2017

Gambar 1 menunjukkan kelompok I memiliki nilai rerata tertinggi dan

kelompok II memiliki nilai rerata terendah. Data dilakukan uji normalitas

menggunakan saphiro-wilk test dengan nilai p lebih dari 0,05 menunjukkan

bahwa data terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Uji normalitas data sapphiro-wilk kuat rekat geser breket safir
Kelompok Saphiro-Wilk
sampel statisti jumlah sampel p
k
I 0,965 8 0,853
Kekuatan
II 0,910 8 0,351
Geser Perlekatan
III 0,914 8 0,386

8
Sumber: Data primer, 2017

Berdasarkan data tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai pada semua

kelompok menunjukkan nilai lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

data terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan

Levene test. Hasil uji Levene test menunjukkan Nilai p pada keseluruhan

kelompok memiliki angka sebesar 3,96 atau lebih dari 0,05, sehingga data tersebut

dikatakan homogen. Selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA untuk

mengetahui perbedaan antar kelompok. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 3

berikut.

Tabel 3 Hasil uji statistik one way ANOVA rerata kuat rekat geser breket safir
Kelompok df Variansi F p
Antar kelompok 2 28,36
3,66 0,043
Dalam kelompok 21 7,73
Sumber: Data Primer, 2017

Hasil uji dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan nilai rerata

kuat rekat geser breket antara kelompok penelitian. Uji post hoc least significant

difference (LSD) dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan pada

masing-masing kelompok. Data dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan

jika nilai p < 0,05. Hasil uji LSD dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4 Hasil uji statistik LSD rerata kuat rekat geser breket safir
Kelompok I Kelompok II Kelompok III
Kelompok I 0,014* 0,099
Kelompok II 0,014* 0,355
Kelompok III 0,099 0,355
Keterangan: * = berbeda signifikan (p < 0,05)
Sumber: Data Primer, 2017

Kelompok I dan kelompok II memiliki perbedaan signifikan dengan nilai p

yaitu 0,014. Kelompok I dan kelompok III tidak memiliki perbedaan signifikan,

9
dengan nilai p yaitu 0,099, dan kelompok III dengan kelompok II tidak

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan nilai p yaitu 0,355.

2. Hasil Pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM)

Setelah dilakukan aplikasi asam hidrofluorik 9% dan prosedur sandblasting,

satu sampel pada masing-masing kelompok dilakukan analisis scanning electron

microscopy (SEM) untuk melihat mikroporositas yang terbentuk, sisa bahan

adhesif pada permukaan basis breket, serta mengetahui adanya partikel

sandblasting yang tertinggal pada permukaan basis breket. Gambaran SEM

kelompok 1 dan kelompok 2 dengan perbesaran 1000x dan 2000x dilihat pada

beberapa Gambar 4 dan Gambar 5 berikut.

(A) (B)

(C)
Gambar 4 Gambaran hasil SEM perbesaran 1000 x. (A) Kelompok I; (B)
Kelompok II; (c) Kelompok III. Tanda ↓ menunjukkan mikropositas,
tanda ↓ menunjukkan sisa bahan adhesif, tanda ↓ menunjukkan sisa
partikel zirconia , dan tanda ↓ menunjukkan bentuk retensi pada
breket baru
Sumber: Data Primer, 2017

10
(A) (B)

(C)
Gambar 5 Gambaran hasil SEM perbesaran 2000 x. (A) Kelompok I; (B)
Kelompok I; (c) Kelompok II. Tanda ↓ menunjukkan mikropositas,
tanda ↓ menunjukkan sisa bahan adhesif, dan tanda ↓ menunjukkan
sisa partikel zirconia
Sumber: Data Primer, 2017

Kelompok I terlihat mikroporositas lebih banyak dan ukuran cenderung

seragam. Disekitar mikroporositas terlihat partikel berwarna putih dengan

berbagai ukuran yang merupakan sisa zirconia hasil prosedur sandblasting.

Kelompok II terlihat memiliki mikroporositas yang lebih sedikit dan ukuran

cenderung tidak seragam dibanding kelompok I. Kelompok III terlihat retensi

berupa undercut.

DISKUSI

11
1. Analisis kuat rekat geser breket safir rekat ulang

Data pada Tabel 1, menunjukkan bahwa kelompok I yaitu perlekatan ulang

dengan prosedur sandblasting zirconia ditambah silane memiliki kuat rekat geser

tertinggi. Salah satu penyebabnya adalah karena partikel zirconia yang

ditembakkan dapat menimbulkan permukaan basis breket menjadi panas.

Akibatnya terbentuk mikroporositas baru yang berfungsi sebagai

micromechanical retention, sekaligus dapat menghilangkan sisa bahan adhesif

pada undercut. Gambar 4 menunjukkan mikroporositas yang dihasilkan oleh

prosedur sandblasting zirconia berjumlah banyak dengan ukuran yang cenderung

seragam. Jumlah mikroporositas yang banyak dengan ukuran yang seragam secara

otomatis membuat micromechanical interlocking yang terbentuk lebih banyak,

dan cenderung memiliki kekuatan yang sama diseluruh permukaan. Akibatnya

perlekatan yang terbentuk lebih kuat, dan kuat rekat geser meningkat.

Sisa bahan adhesif pada kelompok I lebih sedikit dibanding kelompok II.

Sandblasting zirconia efektif menghilangkan sisa bahan adhesif pada basis breket.

Pembersihan yang optimal membuat micromechanical interlocking antara bahan

adhesif dan undercut lebih kuat, sehingga meningkatkan kuat rekat geser ulang.

Kemampuan membersihkan sisa bahan adhesif dan membentuk mikroporositas

baru inilah yang membuat micromechanical interlocking pada kelompok I

menjadi meningkat. Hasil penenilitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

bahwa prosedur sandblasting efektif membersihkan permukaan basis breket dan

meningkatkan kekuatan perlekatan breket keramik.10

12
Area disekitar mikroporositas terdapat partikel berwarna putih dengan

berbagai ukuran yang merupakan zirconia yang tertempel pada permukaan basis

breket dan dapat menjadi instrumen untuk meningkatkan perlekatan. Partikel

zirconia memiliki kapasitas adsorpsi yang besar terhadap gugus fosfat pada

silane, yaitu phosphoric methacrylate. Ketika zirconia dikombinasikan dengan

gugus fosfat akan memiliki permukaan yang aktif dan afinitas kimiawi yang

tinggi, sehingga dapat meningkatkan kekuatan perlekatan. Penelitian sebelumnya

menyebutkan bahwa peningkatan kekuatan perlekatan diperoleh melalui ikatan

antara monomer fosfat pada material lutting dengan permukaan zirconia.11

Selain bereaksi dengan partikel zirconia, gugus fungsional pada silane akan

berikatan dengan material organik pada bahan adhesif, dan material anorganik

pada silane dapat berikatan dengan breket safir membentuk ikatan siloxane (Si-O-

Si). Ikatan tersebut akan meningkatkan perlekatan semen resin dengan breket

secara kimiawi, sehingga akan meningkatkan kuat rekat geser pada kelompok I.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa silane pada prosedur

perlekatan ulang breket dapat memberikan kekuatan geser yang adekuat.2

Tabel 4.2 menunjukkan kelompok II yaitu perlekatan ulang dengan aplikasi

etsa asam hidrofluorik 9% ditambah silane memiliki rerata kuat rekat geser

terendah. Hal ini karena mikroporositas yang terbentuk lebih sedikit dengan

ukuran yang lebih bervariasi. Akibatnya, micromechanical interlocking yang

terbentuk lebih sedikit dengan kekuatan yang kurang stabil, sehingga kekuatan

perlekatan cenderung kurang maksimal. Oleh karena itu, rerata kuat rekat geser

pada kelompok II terendah.

13
Pengetsaan dapat melarutkan debris pada permukaan basis breket, pada

Gambar 5 permukaan basis breket setelah pengetsaan lebih bersih. Hal ini akan

meningkatkan energi permukaan, sehingga dapat mengoptimalkan ikatan antara

silane dengan bahan adhesif dan breket. Ikatan yang terbentuk berupa ikatan

siloxane (Si-O-Si), yaitu gugus fungsional pada silane berikatan dengan bahan

adhesif dan gugus anorganik berikatan dengan breket. Jadi, meskipun rerata kuat

rekat geser kelompok II terendah, namun masih mencapai standar yang dapat

diterima secara klinis, yaitu 6-8 MPa.

Uji LSD pada Tabel 4 menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok I

dan kelompok II. Hasil ini dipengaruhi pola mikroporositas yang terbentuk pada

kelompok 1 lebih banyak dan cenderung seragam, sisa bahan adhesif kelompok 1

lebih sedikit dibanding kelompok 2, dan adanya sisa partikel zirconia yang

tertinggal pada kelompok I, sehingga rerata kuat rekat geser lebih tinggi dibanding

kelompok II.

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok III yaitu perlekatan baru

memiliki nilai rerata lebih tinggi dari kelompok II namun lebih rendah dari

kelompok I. Perlekatan pada breket baru diperoleh melalui ikatan mekanis antara

breket dengan bahan adhesif. Permukaan basis breket pada kelompok III memiliki

retensi mekanis berupa undercut, sehingga terbentuk micromechanical

interlocking yang adekuat antara breket dan bahan adhesif. Hasilnya diperoleh

kekuatan geser pelekatan breket yang optimal.

Uji LSD antara kelompok III dengan kelompok I tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur perlekatan ulang

14
dengan metode sandblasting zirconia mampu menghasilkan kekuatan perlekatan

yang tidak jauh berbeda dengan perlekatan baru. Sandblasting dengan zirconia

dapat membersihkan sisa bahan adhesif pada permukaan basis breket sekaligus

membentuk mikroporositas yang berfungsi sebagai retensi mekanis. Ikatan antara

silane dengan partikel sandblasting dan bahan adhesif dapat membantu

meningkatkan kekuatan perlekatan. Oleh karena itu, kuat rekat geser yang

dihasilkan oleh kelompok I setara dengan breket perlekatan baru. Hasil penelitian

sebelumnya mengatakan bahwa breket keramik rekat ulang yang dilakukan

prosedur sandblasting memiliki kuat rekat geser yang sebanding dengan

perlekatan baru.12 Prosedur perlekatan ulang dengan sandblasting ditambah silane

menghasilkan kekuatan geser yang tinggi dan setara dengan kekuatan perlekatan

breket baru.2

2. Analisis hasil Scanning Electron Microscopy (SEM)

Gambaran SEM menunjukkan permukaan basis breket safir rekat ulang

setelah prosedur sandblasting menggunakan zirconia memiliki mikroporositas

yang lebih banyak dan bentuk yang cenderung seragam. Hal ini disebabkan

karena mikroporositas terbentuk secara mekanis melalui partikel zirconia yang

ditembakkan dengan tekanan dan durasi tertentu, sehingga menyebabkan

terjadinya gesekan antara partikel sandblasting dengan permukaan basis breket.

Gesekan antar partikel menyebabkan permukaan menjadi panas dan meleleh,

akibatnya terbentuk mikroporositas. Pola mikroporositas hasil sandblasting yang

lebih banyak dengan ukuran yang cenderung seragam ini yang menyebabkan

micromechanical interlocking meningkat.

15
Pola mikroporositas pada kelompok II terbentuk dari aktivitas kimiawi,

yaitu asam hidrofluorik yang melarutkan struktur pada keramik sehingga

terbentuk mikroporositas dan terlihat seperti ada struktur yang terbuka. Interaksi

antara asam hidrofluorik dengan silika sebagian membentuk hexafluorosilicate

yang tidak larut dan sebagian lainnya melarutkan silika tersebut. Akibatnya,

struktur kristalin terbuka, dan terbentuk mikroporositas. Kondisi tersebut dapat

meningkatkan energi permukaan dan penambahan silane akan meningkatkan

efektifitas perlekatan. Mikroporositas yang dihasilkan lebih sedikit, maka

efektifitas perlekatan menurun, karenanya kuat rekat geser terendah dibanding

kelompok lain.

SIMPULAN

Simpulan yang dapat diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut.

1. Kuat rekat geser breket safir rekat ulang dengan prosedur sandblasting

menggunakan zirconia memiliki nilai rerata sebesar 12,97 MPa.

2. Terdapat perbedaan signifikan nilai rerata kuat rekat geser breket safir antara

kelompok I dengan kelompok II, namun tidak terdapat perbedaan signifikan

nilai rerata kuat rekat geser breket safir antara kelompok I dengan kelompok

III dan kelompok II dengan kelompok III.

3. Zirconia sebagai bahan sandblasting berpengaruh terhadap peningkatan kuat

rekat geser breket safir rekat ulang.

16
REFERENSI
1. Brantley WA, dan Eliades T. Orthodontic Material-Scientific and Clinical Aspects.
New York : Thieme Stuttgart. 2001.
2. Falkensammer F, Jonke E, Bertl M, Freudentahler J, Bentleon HP. Rebonding
Performance of Different Ceramic Brackets Conditioned with A New Silane
Coupling Agent. Eur J Orthod. 2013; 35 : 103-109.
3. Jena dkk. Physical Properties and Clinical Characteristics of Ceramic Bracket: A
Comprehensive Review. Trends Biomater. 2013; 20 (2).
4. Chetan GB, Muralidhar. Comparative Evaluation Of Four Office Reconditioning
Methods For Orthodontic Stainless Steel Bracket On Shear Bond Strenth: An In
Vitro Study. Essences Dentistry. 2011; 3 : 6-13.
5. Andrade PHR, Reges RV, Lenza MA. Evaluation of Shear Bond Strength of
Different Treatments of Ceramic Bracket Surfaces. Dental Press J Orthod. 2012; 17
(4): 17.el-8
6. Sudjoko D, Triyono. Peningkatan Kualitas Zirkonia Hasil Olahan Pasir Zirkon.
Ganendra. 2008; XI (1) : 11-16.
7. Christache CM, Burlibasa M, Cristache G, Drafta S, Popovici A, Iliescu AA, Zisi S,
Burlibasa L. Zirconia and Its Biomedical Application. Metalurgia International.
2011; 16 (7) : 18-23.
8. Saridag S, Tak O, Alniacik G. Basic Properties and Type of Zirconia : An Overview.
World J Stomatol. 2013; 2 (3) : 40-47.
9. Thompson JY, Stoner BR, Piascik JR, Smith R, Adhesion/ Cementation to Zirconia
and Other Non-Silicate Ceramics: What Are We Now?. Dent Mater. 2011; 27(1):
71-82.
10. Guarita dkk. Effect of Different Surface Treatment for Ceramics Bracket Base On
Bond Strength of Rebonded Brackets. Braz Dent J. 2015; 26 (1) : 61-65.
11. Nishigawa dkk. Various effect of Sandblasting of Dental Restorative Materials. Plos
One Journal. 2016; 1-10.
12. Al Maaitah EF, Alomari S, Alhaija SAA, Safi AA. The Effect of Different Bracet
Base Cleaning Method on Shear Bond Strength of Rebonded Bracketr. J Contemp
Dent Pract. 2013;14 (5) : 866-870.

Alamat koresponden:
Dedeh Pitriani
Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia, 53122
Telepon : 085220424021
Email : dedeh.pitriani@gmail.com

17

Anda mungkin juga menyukai