Anda di halaman 1dari 4

1. Apa pengertian Lesi servikal non-karies (NCCL) ?

Lesi Servikal terjadi karena hilangnya


jaringan keras gigi di pertemuan semento-email. Menurut GV Black, lesi ini dapat
dikelompokkan dalam lesi Kelas V karena ditemukan di sepertiga gingiva permukaan
lingual dan fasial gigi anterior dan posterior, walaupun dapat juga memengaruhi
permukaan distal dan mesial. Umumnya, lesi servikal dapat terjadi baik disebabkan oleh
karies maupun lesi nonkaries seperti abrasi, erosi, dan abfraksi.
2. Yang dimaksud Wedge Shaped adalah Gambaran klinis dari lesi ini bervariasi, mulai dari
groove dangkal sampai lesi cekungan yang lebar, sampai ke takik yang luas atau defek
berbentuk baji (wedge shaped)
3. Apa itu Abfraksi, Abrasi, Erosi?
 Abfraksi adalah defek berbentuk baji yang terjadi di area servikal gigi karena
tekanan oklusal berlebihan atau kebiasaan parafungsi seperti bruksisme.Pada
kasus ini, hilangnya substansi gigi terjadi karena beban (kekuatan) biomekanis
yang menyebabkan flexure dan akhirnya menyebabkan kelelahan email dan
dentin di lokasi jauh dari lokasi yang menerima beban.Kerusakan lesi abfraksi
tampak berbentuk baji dengan garis sudut tajam. Pada tahap awalnya lesi ini
hanya tampak seperti retakan tidak beraturan atau garis fraktur atau defek
berbentuk baji di bagian servikal gigi. Tetapi pada tahap selanjutnya terlihat
seperti groove ( groove ) meluas ke dalam dentin.

 Abrasi adalah hilangnya substansi gigi karena proses mekanis yang abnormal,
kebiasaan buruk, dan bahan abrasive

 Erosi adalah sebagai hilangnya substansi gigi yang disebabkan proses kimiawi
tanpa bakteri. Erosi tampak seperti bentuk baji berbatas tegas atau cekungan yang
tidak beraturan yang disebabkan oleh bahan kimia di area servikal biasanya di
permukaan fasial gigi. Erosi dapat diklasifikasikan menurut sumber asamnya
yaitu intrinsik atau ekstrinsik.

4. Restorasi Komposit mengapa bisa mengalami polimerisasi shrinkage?


Masalah yang sering terjadi adalah terjadinya polymerization shrinkage pada saat resin
komposit dipolimerisasi. Polymerization shrinkage dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya yaitu bahan pengisi inorganik, jarak dan waktu penyinaran, intensitas cahaya,
dan metode penyinaran. Polymerization shrinkage yang terjadi merupakan pemendekkan
rantai ikatan monomer pada matriks resin yaitu TEGDMA yang memiliki sifat dapat
menyusut ketika berpolimerisasi hingga 15%. Dampak dari polymerization shrinkage
dapat menyebabkan pecahnya enamel rods, kegagalan dan kebocoran tepi antara restorasi
dan jaringan enamel gigi yang kemudian akan menyebabkan karies sekunder, serta dapat
mempercepat kerusakan restorasi tersebut.
5. Langkah-langkah Preparasi Komposit ?
 Tahapan Isolasi  Isolasi daerah kerja

 Gunakan saliva ejector  untuk menghisap saliva yang tertumpuk


 Isolator rubber dam
 Preparasi Gigi fraktur Karena trauma dibuat bavel pada seluruh tepi enamel
selebar 2-3 mm dari tepi kavitas dengan diamond fissure bur dengan sudut 45
derajat. Gigi dengan karies dibersihkan dengan diamond fissure bur atau
excavator
 Pemberian liner/basis
 Aplikasi etsa
 Lakukan bonding
 Aplikasi tumpatan restorasi
 Finishing/polishing
6. Lithium Silikat
 Keramik berbasis lithium disilikat secara meluas digunakan pada kedokteran gigi
restoratif, dengan mempertimbangkan bahan-bahan ini menggabungkan sifat
mekanis dan optik yang adekuat, dimana, berhubungan dengan dentin bonding
oleh resin luting cement, membuatnya cocok dengan regio posterior yang banyak
menahan beban.
7. Restorasi pada gigi 25
 Melakukan Scalling untuk membersihkan karang gigi
 Anestesi pada area gigi yang akan di preparasi
 Preparasi saluran akar dengan membuah gutta percha ¾ akar gigi dengan gates
drill
 etsa asam fosforik 37% dilakukan selama 15 detik dan mengeringkan dengan
paper cone
 Adesif diaplikasikan dan paper cone digunakan untuk pembuangan kelebihan
 Kemudian light curing dilakukan selama 40 detik
 Post intraradikular dibersihkan dengan asam fosforik selama 10 detik,
 dengan mencuci, mengeringkan dan aplikasi silane
 Setelah 3 menit, adesif diaplikasikan pada saluran,
 dikeringkan oleh spray udara, dan light-cured selama 15 detik.
 Semen (dimasukkan pada saluran dengan lentulo spiral, memposisikan post
dengan bantuan pinset klinis
 Kelebihan semen dibuang dan lightcuring dilakukan selama 40 detik.
 Kemudian Preparasi full crown dikarakteristikan dengan batas servikal pada
shoulder yang bulat dengan bantuan ujung bur diamond 4138
 Setelah menyelesaikan preparasi, cetakan dibuat dengan bantuan 2 benang
 Sebelum cementing, crown diuji untuk memeriksa warna dan adaptasi pada
struktur gigi dan kemudian profilaksis dilakukan dengan pumice dan air.
 Pada bagian prostetik asam hidroflourik 10% diaplikasikan selama 1 menit,
diikuti dengan mencuci dan mengeringkan dengan spray udara pada adesif
 Silane dipertahankan selama 60 detik dan kemudian dikeringkan dengan udara
 Semen self-adhesive dimasukkan ke dalam crown, kelebihan semen dibuang
 setelah 3 menit, fotoaktivasi dilakukan selama 40 detik untuk setiap permukaan.
Setelah sementasi, penyesuaian oklusal dan dipoles dengan ujung abrasif untuk
keramik dan radiografi digital dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai