Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gita Anastasya Bandola

Stambuk : P 101 19 081

Kelas : C

“Resume Desa Bone-Bone dan kaitannya dengan Promkes”


Desa yang terletak di daerah pegunungan di Sulawesi Selatan, Bone Bone, dalam
11 tahun terakhir menjadi desa bebas rokok, langkah tersebut di tetapkan karena
tingginya angka kemiskinan yang terjadi di sana. Desa Bone-bone merupakan kawasan
percontohan untuk daerah/desa tanpa asap rokok yang sudah terkenal baik dalam negeri
maupun mancanegara. Desa Bone-bone juga sudah mendapat penghargaan sebagai desa
terbaik seluruh Indonesia. Terletak diatas ketinggian 1.500 m/dpl, lingkungannya hijau
dan ASRI dengan hawa khas pegunungan yang sejuk dan bersih. Desa Bone-bone
diketahui sebagai desa pertama di dunia yang mengeluarkan aturan ketat daerah tanpa
rokok bahkan melarang peredaran rokok di wilayahnya

Rokok memang menjadi masalah yang kini banyak dihadapi oleh banyak negara
sehingga beberapa kebijakan mengenai rokok pun bermunculan, mulai dari denda rokok
sebanyak 2000 Baht di Thailand, larangan merokok ditempat umum di Singapura juga
menyamakan cover rokok dengan putih, hingga di Indonesia, iklan rokok dilarang
diperlihatkan bentuk rokoknya. Hal ini bukan tanpa alasan. Rokok merupakan salah satu
penyebab kanker paru-paru yang merenggut banyak nyawa. Maka tak heran jika dibalik
bungkus rokok di Indonesia kita akan melihat peringatan seperti : “Merokok
menyebabkan kanker, serangan, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin” yang kini
diganti dengan kata-kata ‘merokok membunuhmu’.

Desa yang memiliki penduduk 800 jiwa lebih, desa ini telah menetapkan larangan
merokok semenjak tahun 2000. Larangan ini beralasan bahwa rokok merupakan
penyebab kemiskinan di desa. Semenjak penetapan larangan merokok ini, tantangan
paling sering ditemui adalah mempertahankannya, belum lagi jika dari dalam desa sudah
berhasil mematuhi peraturan tersebut, namun para perantau yang masih belum terbiasa
tetap menyalakan rokok d dalam desa. Beberapa sanksi sudah dipersiapkan untuk
mengantisipasi hal itu. Sanksi awal adalah teguran, hal ini hanya berlaku untuk perantau
yang datang kembali ke desa, namun setelahnya adalah sanksi sosial seperti
membersihkan masjid, memperbaiki jalanan yang rusak untuk kepentingan umum dan
lain sebagainya. Cara ini terbukti ampuh untuk membuat perantau yang kembali tidak
lagi merokok karena mereka tidak mau mengambil resiko melakukan sanksi sosial hanya
karena merokok. Kebijakan desa tersebut sudah sangat baik dengan melakukan
pencegahan terhadap berbagai penyakit yang diakibatkan karena rokok. Kebijakan
tersebut sangat sesuai dengan promosi kesehatan dalam hal pencegahan dalam hal
pemberdayaan masyarakat sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Promosi
kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor-faktor organisasi,
ekonomi, dan lingkungan yang seluruhnya mendukung terciptanya perilaku yang
kondusif terhadap kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat


lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan
masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat
sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang
memberdayakan. Pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Hal
itu dilakukan oleh pemerintah desa tersebut agar masyarakat yang ada di desa bone-bone
dapat hidup secara sehat dan terhindar dari penyakit dan hal itu berdampak pada
lingkungan sekitar desa tersebut yang dapat mengurangi polusi udara dan membuat udara
di desa bone menjadi asti dan sejuk dibandingkan di perkotaaan atau di desa-desa lainnya
yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai