Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PERITONITIS

Disusun Oleh :
1. Fatimatuz Ahzzara 2019.03.008
2. Imelda Febiola 2019.03.009
3. Rosa Miftahul Jannah 2019.03.0

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Penyusun mengatakan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah yang berjudul
“Peritonitis”. Makalah ini berisikan tentang definisi, etiologi, klasifikasi,
patofisiologi mekanisme klinis, pemeriksaan penunjang dan tatalaksana.
Selama penyusunan makalah ini, kami telah banyak mendapatkan bantuan
yang tidak sedikit dari beberapa pihak, sehingga dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya yang telah memberikan bantuan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Penyusun menyadari bahwa selama dalam penyusunan makalah ini jau
dari sempurna dan banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

Banyuwangi, 22 Februari 2021


Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

Peradangan peritoneum (peritonitis) merupakan komplikasi berbahaya


yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (mialnya
apenditis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal), ruptur saluran cerna,
komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.
Pada keadaan normal, peritoneum resisten terhadap infeksi bakteri secara
inokulasi kecil-kecilan. Kontaminasi yang terus menerus, bakteri yang virulen,
penurunan resistensi, dan adanya benda asing atau enzim pencerna aktif,
merupakan faktor-faktor yang memudahkan terjadinya peritonitis.
Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus segerah diambil karena
setiap keterlambatan akan menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas. Ketepatan diagnosis dan penanggulanganya tergantung
dari kemampuan melakukan analisis pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput
organ perut (peritonieum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang
membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Lokasi peritonitis bisa
terlokalisir atau aseptik. Peritonitis merupakan suatu kegawat daruratan yang
biasanya disertai dengan bakterecemia atau sepsis. Akut peritonitis sering menular
dan sering dikaitkan dengan perforasi viskus (secondary peritonitis). Apabila
tidak ditemukan sumber infeksi pada intraabdominal, peritonitis dikategorikan
sebagai primary peritonitis.
2.2 Etiologi
Peritonitis yang merupakan suatu peradangan membran serosa rongga
abdomen dan organ-organ yang terkandung di dalamnya. Peritonitis bisa terjadi
karena proses infeksi atau proses steril dalam abdomen melalui perforasi dinding
perut, misalnya pada ruptur apendiks atau divertikulum colon. Penyakit ini bisa
juga terjadi karena adanya iritasi bahan kimia, misalnya asam lambung dari
perforasi ulkus gastrikum atau kandung empedu dari kantong yang pecah atau
hepar yang mengalami laserasi. Pada wanita, peritonitis juga terjadi terutama
karena terdapat infeksi tuba falopi atau ruptur kista ovarium.
Sejak zaman dahulu, peritonitis yang tidak diobati dapat menjadi sangat
fatal. Tahun 1926 prinsip-prinsip dasar penatalaksanaan operasi peritonitis mulai
dikerjakan. Hingga kini tindakan operatif merupakan pilihan terbaik untuk
menyelesaikan masalah peritonitis. Selain itu, harus dilakukan pula tata laksana
terhadap penyakit yang mendasarinya, pemberian antibiotik, dan terapi suportif
untuk mencegah komplikasi sekunder akibat gagal sistem organ. Di Indonesia
penyebab tersering dari peritonitis ini adalah perforasi apendistis, perforasi typhus
abdominalis, trauma organ hollow viscus, peritonitis yang disebabkan infeksi
kuman mycobacterium Tuberculosis.
2.3 Klasifikasi
Infeksi peritoneal dapat diklasifikasikan sebagai berikut
a. Peritonitis primer (Spontoneus)
Disebabkan oleh inveksi hematogen dari organ peritoneal yang
langsung dari rongga peritoneum. Penyebab paling sering dari peritonitis
primer adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit
heparkronis. Kira-kira 10-30% pasien dengan sirosis hepatitis dengan
ascites akan berkembang menjadi peritonitis bakterial.
b. Peritonitis skunder
Penyebab peritonitis skunder paling sering adalah perforasi
appendictis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon
(paling sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta
strangulasi usus halus.
c. Peritonitis tersier
Peritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat, superinfeksi kuman, dan
akibat tindakan operasi sebelumnya. Sedangkan infeksi intraabdomen
biasanya dibagi menjadi generalized (peritonitis) dan localized (absen intra
abdomen).

Anda mungkin juga menyukai