Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOMONITORING
BIOMONITORING KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN NEKTON

OLEH :
KELOMPOK V_C

1. DIKA PUTRI SEHATI : 1810421003


2. LILY RAHMAWATI : 1810421006
3. WAHYU YULIS GITASYA : 1810421015
4. NENGSI MAY FRILINA : 1810421018

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
I. LANDASAN TEORI
Bioindikator yang banyak digunakan untuk menentukan kualitas daerah aliran sungai
antara lain adalah plankton, makroinvertebrata bentik, ikan, burung, dan vegetasi.
Ikan dapat digunakan sebagai bioindikator akuatik karena mempunyai kemampuan
merespon adanya bahan pencemar. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap
perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam
batas konsentrasi tertentu (Karr 1991: 66-67). Reaksi tersebut antara lain ditandai
dengan adanya perubahan aktivitas pernafasan, aktivitas dan gerakan renang, warna
tubuh ikan dan sebagainya (Setyawan 2009: 1). Kondisi suatu sungai dinyatakan
sehat apabila komunitas ikan di perairan tersebut terdapat komposisi trofik yang
lengkap, adanya jenis-jenis non toleran, serta proporsi ikan yang terkena penyakit
atau abnormal sangat sedikit. Kombinasi kondsis struktur komunitas ikan tersebut
dapat diolah menggunakan analisi multimetrik yang disebut Index of Biotic Integrity
(IBI) (Karr 1991: 66--80).

a. KelimpahanRelatif
Komposisi jenis ikan dilihat dari hasil identifikasi menurut Saanin (1984) dan
Sulistiono dkk (1992) dalam Hamzah (2002), yaitu menentukan jenis ikan apa
saja yang tertangkap di perairan tersebut sedangkan kelimpahan relative dihitung
sebagai berikut:
n
B= x 100 %
N

Ket:
B: Kelimpahanrelatifikan yang tertangkap
N: Jumlah total individusemuaspesies yang tertangkap
n: Jumlah total individuspesieske–i

b. Indekskeanekaragaman Shannon-Wiener (Poole, 1974), (Michael,


1984),Sitorus(2009) yaitu:
nˌ nˌ
H '=−∑ [ ] [ ]
N
ln
N
= −∑ pi ln pi
Ket.
H’ : Indeks keanekaragaman.
ni : Jumlah individu spesies ke-i
N : Jumlah total individu semua spesies.

Kisaran indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dapat dikategorikan sebagai


berikut:
H’< 1 = Keanekaragaman rendah dan keadaan komunitas rendah
1<H’<3 = Keanekaragaman sedang dan keadaan komunitas sedang
H’>3 = Keanekaragaman tinggi dan keadaan komunitas tinggi

II. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 November 2020 di Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat-alat yang digunakan meliputi: Data 10 Agustus 2015, 1 November 2016 dan 20
November 2017

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Data 10 Agustus2015

Tabel 1.Jenis-jenis Nekton pada perairanpada Batang Masang Kecil Hulu & Hilir
setelahIPAL dan Batang Masang Kecil setelah Sungai anak air dalam
kawasan kebun kalapa sawit PT. ANDALAS AGRO INDUSTRI
padatahun 2015
No Taksa Lokasi Ket
. Nama Lokal Nama Ilmiah Batang
Masang Kecil
1 Ikan Panjang Anguilla sp.  IP
2 Ikan Puyu Anabas testudineus  IP
3 Ikan Limbek Clarias sp.  IP
4 Ikan Barau-Barau Hampala sp.  IP
5 Ikan Tali-Tali Nemacheilus sp.  IP
6 Ikan Balut Monopterus albus  IP
7 Ikan Tilan Mastacembelus sp.  IP
8 Ikan Gabus Ophyocephalus striatus  IP
9 Ikan Kampareh Puntius binotatus  IP
10 Ikan Pantau Puntius sp.  PL
11 Ikan Sepat Trichogaster sp.  IP
Keterangan:
IP : informasi penduduk
PL : pengamatan langsung
 : ditemukansedikit
 : ditemukan sedang
 :ditemukan banyak

Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui 11 spesies Nekton yang ditemukan pada
sungai Batang Masang Kecil. Data diperolah dengan cara mengetahui informasi
penduduk ada 10 spesies Nekton dan 1 spesies Nekton yaitu Ikan Pantau Puntius
sp.diketahui melalui pengamatan langsung. Ada beberapa spesies yang ditemukan
sedikit pada sungai yaitu Ikan Panjang Anguilla sp., Ikan Limbek Clarias sp., Ikan
Barau-barau Hampala sp., Ikan Tali-tali Nemacheilus sp., Ikan Tilan Mastacembelus
sp., dan Ikan Sepat Trichogaster sp. Sedangkan ada beberapa spesies Nekton yang
ditemukan banyak di sungai diantaranya Ikan Puyu Anabas testudineus, Ikan Gabus
Ophyocephalus striatus, Ikan Kampareh Puntius binotatus, dan Ikan Pantau Puntius
sp.. Sementara itu ada Ikan Balut Monopterus albusyang ditemukan sedang di
sungai.
Sungai yang tercemar oleh limbah pabrik kelapa sawit ditemukan spesies
toleran dan spesies intoleran. Spesies toleran diketahui tahan terhadap lingkungan
yang tercemar maka spesies yang ditemukan dalam jumah yang banyak dapat
dikatakan toleran. Ada 4 spesies toleran yaitu Ikan Puyu Anabas testudineus, Ikan
Gabus Ophyocephalus striatus, Ikan Kampareh Puntius binotatus, dan Ikan Pantau
Puntius sp.. Selain spesies toleran ada juga spesies intoleran pada sungai Batang
Masang Kecil. Spesies yang dikatakan intoleran spesies yang tidak tahan terhadap
lingkungan tercemar dan ditemukan dalam jumlah sedikit maka ada 6 spesies
intoleran. Spesies intoleran adalah Ikan Panjang Anguilla sp., Ikan Limbek Clarias
sp., Ikan Barau-barau Hampala sp., Ikan Tali-Tali Nemacheilus sp., Ikan Tilan
Mastacembelus sp., dan Ikan Sepat Trichogaster sp.
Pernyataan diatas di dukung dengan literatur yang ada bahwa Ikan Betok
(Anabas testudineus Bloch) adalah ikan air tawar yang hidup diperairan rawa, sungai,
danau dan genangan air lainnya.Ikan Bentok Anabas testudineus memiliki toleransi
yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang tergolong ekstrim dan dapat bertahan
pada kondisi air yang bersifat asam maupun basa. Ikan betok merupakan jenis
spesies blackfish, yaitu ikan yang memiliki ketahanan terhadap tekanan lingkungan
(Muhammad et al., 2003).Widodo et al (2007) menyatakan bahwa ikan betok dapat
tumbuh normal pada perairan dengan kisaran pH antara 4-8. Suhu air yang baik
untuk pertumbuhan ikan betok berkisar antara 25-300C.
Berdasarkan hasil yang diperoleh terkait ikan yang ditemukan sedikit
termasuk ikan yang intoleran tidak sesuai dengan literatur yang ada. Menurut Froese
dan Pauly (2011), bahwa Ikan Clarias sp. dapat hidup dilingkungan yang ekstrim
atau kotor hal ini ditunjang dengan alat pernapasan yang dimodifikasi pada busur
insangnya. Sementara itu Purnomo (2013), menyatakan bahwa kelebihan ikan Sepat
dapat bertahan di lingkungan yang ekstrim seperti perairan yang mengandung gas-
gas beracun.
Ikan Tali-Tali Nemacheilus sp. termasuk ikan intoleran hal ini didukung
dengan literatur yang ada bahwa Ikan Tali-Tali hidup di dasar periran yang jernih
dengan dasar batu dan sedikit pasir. Ikan ini biasanya ditemukan bersembunyi di
balik batu (Sukmono dan Margaretha, 2017).
Menurut Syafriadiman et al (2005) DO yang paling ideal untuk pertumbuhan
dan perkembangan organisme akuatik yang dipelihara adalah lebih dari 5 ppm.
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan. Ikan memerlukan air untuk seluruh kebutuhan hidupnya,
baik untuk bergerak, makan, tumbuh dan berkembang biak.

b. Data 01 November 2016

Tabel2.Jenis-jenis Nekton pada perairanpada Batang Masang Kecil Hulu & Hilir
setelah IPAL dan Batang Masang Kecil setelah Sungai anak air dalam
kawasan kebun kalapa sawit PT. ANDALAS AGRO INDUSTRI
padatahun 2016
No Spesies Nama Kelimpahan Status SM Sumber
Lokal IUCN CIT PP T II
ES 199
9
1 Rasbora Ikan **** Least - - √ Pengamat
sp. bada conce an
rn Langsung
2 Barbode Ikan **** Least - - √ Pengamat
s kapareh conce an
binotatu rn Langsung
s
3 Nemach Tali-tali **** - - - √ Pengamat
eilus cf. an
pfeiffera Langsung
e
4 Oreochr Ikan *** - - - √ Pengamat
omis nila an
niloticus Langsung
5 Aploche Ikan **** Least - - √ Pengamat
ilus timah conce an
panchax rn Langsung
6 Poecilia Ikan ***** - - - √ Pengamat
reticulat pantau an
a Langsung

Keterangan :
*****= Banyak sekali ; ****= Banyak ; ***= Sedang ; **= Sedikit ;: *= Sedikit
sekali

Berdasarkan data 01 November 2016 ditemukan 6 spesies di perairan Batang Masang


Kecil Hulu dan Hilir yaitu spesies yang banyak ditemukan adalah Poecilia reticulata
dengan melakukan pengamatan secara langsung. Sedangkan 4 spesies lainnya
ditemukan dengan pengamatan lansung yaitu spesies Rasbora sp, Barbodes
binotatus, Nemacheilus cf. Pfeifferae, dan Aplocheilus panchax. Sedangkan untuk
spesies yang jarang ditemukan adalah Oreochromis niloticus. Sedikit nya spesies nya
Oreochromis niloticus dikarenakan spesies tersebut sering dibudayakan oleh
masyarakat sekitar. Sungai yang tercemar oleh limbah pabrik kelapa sawit ditemukan
spesies toleran dan spesies intoleran. spesies toleran yaitu Poecilia reticulata,
Rasbora sp, Barrbodes binotatus, Nemacheilus, Aplocheilus panchax. Selain spesies
toleran ada juga spesies intoleran pada sungai Batang Masang Kecil yaitu
Oreochormis niloticus yang sedikit dijumpai.
Spesies P. reticulata atau yang dikenal dengan ikan pantau merupakan ikan
air tawar yang dapat menyesuaikan dengan berbagai kondisi lingkungan termasuk
lingkungan tercemar.Adanya pencemaran air di sungai dapat mempengaruhi struktur
populasi P. reticulata, sehingga jumlah individu spesies tersebut mengalami
peningkatan. (Araujo et al., 2003).
Spesies intoleran adalah seperti ikan nila dikatan spesies intoleran karena
(Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies ikan yang sangat berpeluang
terkontaminasi limbah cair kelapa sawit. Beberapa karakteristik ekobiologi yang
dimiliki ikan ini seperti distribusinya yang luas di lingkungan perairan, tersedia pada
berbagai stadia sepanjang musim serta mudah diaklimatisasikan pada kondisi
laboratorium menyebabkan ikan nila sangat cocok untuk dijadikan hewan uji pada
studi toksisitas (Zulfahmi et al.,2014).
Ikan kepala timah (Aplocheilus panchax) merupakan ikan air tawar yang
masuk dalam genus Aplocheilus, persebaran ikan ini di Asia seperti India, Nepal,
Malaysia, Indonesia, Bangladesh, Kamboja, dan Myanmar. Habitatnya sangat luas
karena mempunyai daya adaptasi yang sangat baik terhadap lingkungannya. Ikan ini
banyak ditemukan mulai dari muara sungai, di persawahan, dan selokan yang
berhubungan langsung dengan sungai yang memiliki air yang bersih dengan vegetasi
yang cukup luas atau bahkan di perairan payau diantara akar tanaman bakau pada
kawasan muara yang ditumbuhi tanaman bakau (Hermawan, Arif., 2012). Ikan
kepala timah juga memiliki kemampuan untuk beradapatasi yang sangat baik dengan
lingkungan yang bervariasi. Ikan kepala timah tergolong dalam kelas Actinopterygii,
ikan ini mudah dikenali dengan adanya bintik putih (seperti warna timah) di
kepalanya dengan ukuran tubuh yang kecil dan dapat beradaptasi dengan kondisi air
yang bervariasi (Pakpahan, 2002 ; Pulungtana, 2011).

c. Data 10 November 2017

Tabel3.Jenis-jenis Nekton pada perairanpada Batang Masang Kecil Hulu & Hilir
setelahIPAL dan Batang Masang Kecil setelah Sungai anak air dalam
kawasan kebun kalapa sawit PT. ANDALAS AGRO INDUSTRI
padatahun 2017

No Spesies Nama Kelimpa Status SM Sumber


. Lokal han IUCN CIT PP T ini
ES 1999
1 Rasbora sp. Ikan **** Least - - √ Pengamata
bada concern n Langsung
2 Barbodes Ikan **** Least - - √ Pengamata
binotatus kapareh concern n Langsung
3 Nemacheilus Tali-tali **** - - - √ Pengamata
cf. pfeifferae n Langsung
4 Oreochromis Ikan *** - - - √ Pengamata
niloticus nila n Langsung
5 Aplocheilus Ikan **** Least - - √ Pengamata
panchax timah concern n Langsung
6 Poecilia Ikan ***** - - - √ Pengamata
reticulata pantau n Langsung
7 Osteochilluss - *** - - - √ Pengamata
p1. n Langsung
8 Tor sp. Gariang ** - - - √ Pengamata
n Langsung
9 Osteochilus - *** - - - √ Pengamata
sp2. n Langsung
10 Hemirampho Ikan *** - - - √ Pengamata
don sp. todak n Langsung
11 Channa sp. Bakok **** - - - √ Pengamata
n Langsung
12 Puntius cf. Kapare **** Least - - √ Pengamata
oligolepis h concern n Langsung
13 Puntius Kapare **** Least - - √ Pengamata
lateristriga h concern n Langsung
14 Eonycteris Kelala ** Least - - - Pengamata
spelaea war concern n Langsung

Keterangan:
SMT: Semester monitoring, *=Sedikit sekali, **=Sedikit, ***=Sedang,
****=Banyak, *****=Sangat banyak

Dari tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa spesies yang banyak sekali dijumpai adalah
spesies Poecilia reticulata. untuk spesies yang banyak dijumpai adalah spesies
Rasbora sp., Barbodes binotatus, Nemacheilus cf. Pfeifferae, Aplocheilus panchax.,
Channa sp., Puntius cf. Oligolepis., dan Puntius lateristriga. Untuk spesies yang
jarang ditemukan adalah Osteochillus sp, Osteochilus sp2. Dan Hemiramphodon
sp .Sedangkan untuk spesies yang sedikit ditemukan pada lokasi tersebut adalah
spesies Tor sp dan Eonycteris spelaea. Spesies yang paling banyak ditemukan dapat
disebabkan karena spesies tersebut bisa beradaptasi dan berkembang biak pada lahan
gambut yang kondisinya ekstrim dan ada juga yang sudah bisa beradaptasi dan tahan
pada perairan dengan kandungan oksigen rendah. Sedangkan spesies yang jarang
ditemukan biasanya sering di konsumsi oleh masyarakat sekitar dan sedikit
sumberdaya terutama makanan dan dijumpai aktivitas manusia.
Ini sesuai dengan Welcome dalam Rachmatika (2005) menyatakan bahwa
sebagian besar anggota suku-sukutersebut termasuk ke dalam kelompok ikan hitam
(black fish) yang umumnya mengadakan migrasi lateralterbatas, yaitu ke pinggiran
sungai atau paparanbanjir. Badan air ini pada musim kemarau terpisah dari
sungaiutamanya menjadi rawa-rawa. Oleh karena itu kelompok ikan hitam banyak
ditemukan pada rawa-rawa tersebut. Selain kelompok ikan hitam. di lokasi penelitian
ditemukan anggota suku Cyprinidae yang diduga merupakan jenis-jenis yang sudah
teradaptasi'tahan pada perairan dengan kandungan oksigen rendah, antara lain
beberapa anggota marga Rasbora dan Puntius yang memang sering dijumpai pada
perairan rawa.
P. reticulata atau yang dikenal dengan ikan pantau merupakan ikan air tawar
yang dapat menyesuaikan dengan berbagai kondisi lingkungan termasuk lingkungan
tercemar.Adanya pencemaran air di sungai dapat mempengaruhi struktur populasi P.
reticulata, sehingga jumlah individu spesies tersebut mengalami peningkatan.
(Araujo et al., 2003).
Channa striata merupakan salah satu spesies yang dapat ditemukan di semua
lokasi pengamatan. Hal ini karena spesies ini mampu menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan air. C. striata dapat menghirup udara dari atmosfer karena memiliki
labirin di atas insangnya sehingga mampu bertahan lebih lama dan mampu bergerak
dalam jarak yang jauh Chandra dan Tarun (2004). Selain itu, C. striata mampu
menyesuaikan dan bertahan dalam perubahan kondisi lingkungan salah satunya pada
kadar oksigen terlarut (DO) yang rendah. C. striata pada umumnya ditemukan pada
perairan dangkal seperti sungai dengan kedalaman sekitar 40 cm, dengan arus air
yang tidak terlalu cepat. Kondisi tersebut sesuai dengan lingkungan pengamatan
yang tidak terlalu dalam dan arus tidak terlalu cepat (Listyanto dan Septyan, 2009).
Ikan semah (Tor sp.) tergolong jenis ikan endemik di perairan di dataran
tinggi dan dipandang sebagai ikan ekonomis penting, khususnya bagi masyarakat
yang tinggal di sekitar habitat ikan tersebut. Menurut Kottelat et al. (1993), ada 4
jenis ikan semah, yaitu Tor deuronensis, T. soro, T. tambra, dan T.tambroides. T.
tambra adalah sinonim dari T.douronensis dan T. soro. Sedangkan T. Tambroides
merupakan nama yang valid tersendiri. Penyebaran jenis ikan di Indonesia adalah
perairan di paparan Sunda (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Hemirhamphodon
pogonognathus, Hemirhamphodon chrysopunctatus, Hemirhamphodon phaiosoma,
Hyporhamphus neglectus, adanya gangguan terhadap sedikit nya sumberdaya
terutama makanan dan dijumpai aktivitas manusia merupakan faktor penting dalam
kelangsungan kehidupan ikan.
Fanatisme masyarakat terhadap konsumsi ikan semah, akhir-akhir ini,
cenderung meningkat, tidak saja masyarakat di sekitar habitat ikan tersebut,
melainkan masyarakat perkotaan dan bukan hanya itu Alat tangkap tidak ramah
lingkungan seperti tuba dan listrik dioperasikan untuk menangkap ikan tersebut. Di
sisi lain, pembukaan hutan menambah peningkatan kerusakan habitat ikan
semah.Menurut Pollnac & Malvestuto (1992), kedua faktor tersebut dapat
mempercepat penurunan populasi dan jenis ikan. Lebih jauh, ikan semah sudah
termasuk jenis ikan yang dilindungi, sehingga upaya konservasi sangat diperlukan
dan menjadi sesuatu yang mendesak demi kelestarian jenis ikan ini.

Tabel 4. Komposisi Jenis Ikan Disungai Kawasan Kebun Kelapa Sawit PT. Andalas
Agro Industry Pada Tahun 2015,2016,Dan 2017
No Nama local Spesies Komposisijenis/tahun
2015 2016 2017
1 Ikan Panjang Anguilla sp. + - -
2 Ikan Puyu Anabas testudineus + - -
3 Ikan Limbek Clarias sp. +
4 Ikan Barau- Hampala sp. + - -
Barau
5 Ikan Tali-Tali Nemacheilus sp. + - -
6 Ikan Balut Monopterus albus + - -
7 Ikan Tilan Mastacembelus sp. + - -
8 Ikan Gabus Ophyocephalus + - -
striatus
9 Ikan Puntius binotatus + - -
Kampareh
10 Ikan Pantau Puntius sp. + - -
11 Ikan Sepat Trichogaster sp. + - -
12 Ikan bada Rasbora sp. - + +
13 Ikan kapareh Barbodes binotatus - + +
14 Tali-tali Nemacheilus cf. - + +
pfeifferae
15 Ikan nila Oreochromis - + +
niloticus
16 Ikan timah Aplocheilus panchax - + +
17 Ikan pantau Poecilia reticulata - + +
18 Osteochillussp1. - - +
19 Gariang Tor sp. - - +
20 Osteochilus sp2. - - +
21 Bakok Channa sp. - - +
22 Ikan todak Hemiramphodon sp. - -
23 Kapareh Puntius cf. - - +
oligolepis
24 Kapareh Puntius lateristriga - - +
25 Kelelawar Eonycteris spelaea - - +
Berdasararkan tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa jenis hanya ditemukan pada
satu tahun saja seperti Anguilla sp. Anabas testudineus, Clarias sp., Hampala sp.,
Nemacheilus sp., Monopterus albus, Mastacembelus sp., Ophyocephalus striatus,
Puntius binotatus, Puntius sp., Trichogaster sp., yang hanya ditemukan pada tahun
2015 saja sedangkan pada tahun 2016bdan 2017 kesemua jenis ikan ini tidak
ditemukan . Sedangkan pada tahun 2016 ditemukan 6 jenis ikan yaitu Rasbora
sp.Barbodes binotatus, Nemacheilus cf. pfeifferae, Oreochromis niloticus,
Aplocheilus panchax, Poecilia reticulate. Pada tahun 2017 kesemua ikan yang
ditemukan sama dengan ikan yang ditemukan ditahun 2016, dan beberapa ada jenis
ikan baru yang ditemukan.
Perbedaan keanekaragaman jenis ikan pada masing-masing tahun dipengaruhi
oleh kondisi lingkungannya. Menurut Maturbongs dkk (2018) tinggi rendahnya
keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satu faktor adalah
kualitas lingkungan. Salah satu jenis ikan ada yang paling banyak tertangkap dan ada
terdapat didua tahun penelitian yaitu ikan rasbora (ikan bada). Hal ini menunjukan
bahwasanya ikan ini memiliki penyebaran yang luas. Penelitian yang dilakukan oleh
Wahyudewantoro dan Haryono (2011) beberapa sungai di sekitar Taman Nasional
Ujung Kulon, Pandeglang, ikan bada (Rasbora sp) tercatat memiliki kelimpahann
tertinggi. Ikan pada genus yang juga ditemukan oleh Ohee (2017), ada beberapa jenis
ikan memiliki penyebaran luas dan relatif melimpah di setiap lokasi sehingga mudah
ditemukan seperti ikan kaca (Ambassis agrammus). Sugianto (2004) menyebutkan
bahwa kriteria ikan yang dapat digunakan sebagai bioindikator meliputi ikan yang
dapat hidup pada iklim yang sesuai, sensitif terhadap perubahan kondisi perairan,
relatif mudah didapat serta murah harganya.
Keanekaragaman ikan juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan.
Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran sungai
(Ross, 1997). Tingkat keanekaragaman ikan yang tinggi menunjukkan kualitas
ekosistem perairan yang tinggi, sehingga tingkat keanekaragaman ikan dapat
digunakan sebagai indikator untuk memperkirakan kualitas air dan tingkat
pencemaran yang ada di perairan (Ngodhe et al., 2013). Berdasarkan pernyataan
NCDENR (2006) bahwa sungai yang dihuni oleh ≤ 16 spesies ikan membuktikan
bahwa sungai tersebut memiliki kekayaan spesies yang sedang. Semakin kecil
jumlah spesies ikan dan variasi jumlah individu tiap spesies maka tingkat
keanekaragaman ikan dalam suatu ekosistem perairan juga akan semakin kecil
(Sriwidodo et al., 2013).

DAFTAR PUSTAKA
Araujo, F.G., I. Fichberg., B.C.T.Pinto., and M.G.Peixoto. 2003. A Preliminary
Index of Biotic Integrity for Monitoring The Condition of The Rio Paraiba do
Sul, Southeast Brazil. Environmental Management. 32 (4), 516-526.
Kottelat, M., S. N. Kartikasari, A. J. Whitten, & S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater
Fishes of WesternIndonesia and Sulawesi. Edition 2 Bahasa. Periplus Editions
Limited.
Listyanto, N. dan S. Andriyanto. 2009. Ikan Gabus (Channa striata) manfaat
pengembangan dan alternatif teknik budidayanya. Media Akuakultur. 4(1), 18-
25.
Pollnac, R. B. & S. P. Malvestuto. 1992. Biological and socioeconomic conditions
for the development andmanagement of riverine fisheries resources in the
Kapuas and Musi Rivers. In R. B. Polnac, C. Baeiley, & A. Purnomo. 1992.
Contribution toFishery Development Policy in Indonesia. The Central Research
Institute for Fisheriaes.Agency for Agricultural Research and Development,
Ministry of Agriculture. Jakarta.
Rachmatika I, RK Hadiaty, A Munim dan DN Lumbantobing. 2005.Diversitas ikan
di TamanNasional Way Kambas, Lampung. Laporan Survey, Bidang Zoologi,
Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Muhammad, Sanusi H, Ambas I., 2003. Pengaruh donor dan dosis kelenjar hipofisa
terhadap ovulasi dan daya tetas telur ikan Betok (Anabas testudineusBloch).
Jurnal Sains and Teknologi3: 87–94.
Pakpahan, Julita K.A., 2002, Efektifitas Ikan Kepala Timah (Apllocheilus panchax)
dan Ikan Guppy (Poecelia reticula) dalam Pemberantasan Jentik Anopheles,
Skripsi, Universitas Sumatra Utara.
Purnomo. K, A.Warsa, dan E.S. Kartamihardja, “Daya Dukung dan Potensi Produksi
Ikan Waduk Sempor di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah” J.Lit.
Perikanan. Ind, 2013, 19 Vol. 4, pp.203-212.
Sukmono, T. & Margaretha, M. 2017. Ikan Air Tawar di Ekosistem Bukit Tigapuluh.
Yayasan Konservasi Ekosistem Hutan Sumatera & Frankfurt Zoological Society.
Zulfahmi I, Muliari, Mawaddah I. (2017) Toksisitas Limbah Cair Kelapa Sawit
Terhadap
Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linneus 1758) dan Ikan Bandeng (Chanos
chanos Froskall 1755). Agricola, 7(1): 44-55.

Anda mungkin juga menyukai