FISIP Islam Rahmatan lil ‘Alamin Islam merupakan agama yang diturunkan Allah SWT kepada utusannya Baginda Nabi Muhammad SAW dan diperintahkan untuk disampaikan kepada umatnya. Namun kita seringkali belum memahami apa itu Rahmatan Lil ‘alamin, padahal prasa ini seringkali keluar dari mulut penceramah. Secara etimologis, kalimat itu terdiri dari tiga bagian: kata rahmat (rahmat atau anugerah atau kasih), hurup li (untuk) dan kata alamin (bentuk lain kata alam yang berarti seluruh alam). Sementara itu menurut kajian terminologi teologi islam, kata alam disini diartikan sebagai segala sesuatu ciptaan Allah SWT baik mahluk hidup, ghoib, tumbuhan, hewan, benda padat maupun cair. Karena itu, pengertian dasar daripada ‘rahmatan lil-alamin’ ialah bahwa Islam merangkul semesta dan segala isinya, tanpa kecuali. Sampai di sini, tidak ada persoalan. Persoalannya mulai muncul ketika kata kasih/rahmat atau "merangkul dan mengayomi" itu coba diimplementasikan dalam kehidupan praktis. Kenapa tidak rahmatan kepada yang lain, mungkin manusia? Atau bumi? Mencakup keseluruhan karena pengetahuan manusia akan sesuatu amatlah terbatas. Didunia ini tidak hanya sebatas alam lahiriah saja yang kita ketahui saat ini, namun banyak alam alam lain seperti alam ghoib, alam hewan, alam tumbuhan, alam akhirat, dan sebagainya. Kita sebagai manusia saja sampai saat ini belum maksimal dalam mempelajari pengetahuan alam lahiriah. Hanya sedikit sekali malah pengetahuan kita di alam lahiriah. Hal lain juga disebabkan karena Islam adalah agama yang universal tidak terbatas pada kaum dan golongan tertentu saja. Karena itu, pengertian dasar prasa rahmatan lil-alamin adalah bahwa Islam merangkul atau mengayomi semesta dan segala isinya, tanpa kecuali. Sampai di sini, tidak ada persoalan. Persoalannya mulai muncul ketika kata kasih/rahmat atau "merangkul dan mengayomi" itu coba diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Kasih saying Allah SWT melebihi daripada azab-Nya kepada para umatnya. 1. Rahmatan bagi Alam Tumbuhan Islam amat mengajarkan bersikap baik dan berkasih sayang meskipun kepada mahluk Tumbuhan. Islam mengatur aturan tentang larangan Manusia untuk merusak dan mengganggu tanaman. Karena sejatinya tanaman itu sendiri yang memberikan manfaat dan kebaikan pada lingkungan, akan tetapi jika hal itu dirusak oleh manusia maka akan menimbulkan kemurkaan allah. Sebagai contoh Pohon Mangga Madu yang sedang berbuah lebat dan manis. Jika tidak dirusak dan diganggu maka buahnya akan memberikan manfaat kepada semua mahluk tak terkecuali manusia. Jika pohon tersebut dirusak atau ‘dikotori’ oleh manusia maka manfaatnya itu akan hilang/batal/terganggu. 2. Rahmatan bagi Hewan Islam juga berkasih saying pada hewan. Sebagai contoh aturan penyembelihan hewan yang telah diatur dalam syariat islam yang bertujuan agar hewan sembelih tidak merasakan sakit dan disiksa. Itu adalah bentuk kasih sayang islam kepada para hewan. Manusia haruslah menaati ketentuan ini. 3. Rahmatan bagi Bumi Islam memberikan kasih sayangnya kepada bumi. Memberikan kedamaian dan keasrian bagi bumi 4. Rahmatan bagi Ghoib Memberikan sinyal bahwa kasih sayang Allah SWT juga meliputi alam ghoib. Kasih saying Allah SWT yang menciptakan dan mengizinkan mahluk Ghoib untuk hidup dan tinggal didunia 5. Rahmatan bagi Manusia Islam juga memberikan kasih sayang kepada manusia. Sebelum ada islam ketentuan akan kehidupan manusia amatlah kejam dan tidak berprikemanusiaan. Tidak ada kedamaian dalam hidup manusia. Manusia menerapkan gaya hidup rimba. Tindakan pembunuhan amatlah lazim karena tidak adanya perlindungan terhadap nyawa. Tidak adanya aturan berdemokrasi dan martabat kaum wanita yang amat diinjak injak. Namun sejak kedatangan islam didunia melalui Nabi Muhammad SAW kehidupan manusia berubah drastis. Diaturlah mengenai hakikat dan martabat manusia. Hukum kedamaian dan penghoormatan terhadap hak dan kehormatan kaum hawa. Ada beberapa cara agar kita bisa menerapkan hakikat daripada Islam Rahmatan lil ‘alamin. 1. Memahami dengan amat baik makna daripada ‘rahmat’ dengan memadukan perspektif etimologis maupun terminologis. 2. Memahami hakikat kasih sayang Allah SWT melebihi murka dan azab-Nya 3. rahmat Islam (atau Islam sebagai rahmat) tidak bisa diartikan secara mutlak anti kekerasan. Sebab jika rahmat itu diartikan mutlak anti kekerasan, maka konsekuensinya kita akan membatalkan beberapa hukum, yang bagi sebagian orang dianggap kejam dan tidak manusiawi, seperti hukuman qishas (vonis mati bagi pembunuh), atau rajam (bagi pezina yang sudah menikah ) atau potong tangan (bagi pencuri yang memenuhi syarat jumlah curiannya). Tegasnya, jangan dengan argumen rahmatan lil-alamin lantas hukum yang terkesan kejam itu lantas ditiadakan. Membunuh tanpa alasan syariat jelas diharamkan. Tapi sistem hukum apapun di dunia ini mengakui bahwa dalam pertempuran atau perang, misalnya, membunuh adalah pilihan pertama yang paling rasional. 4. Tidak memaksakan pandangan dan ajaran Islam kepada kelompok-kelompok lain selain dari Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa Islam adalah Rahmatan Lil ‘alamin. Islam adalah bentuk kasih sayang Allah SWT kepada semua ciptaannya tanpa terkecuali. Kasih sayang-Nya melebihi dari murka dan azab-Nya. Rahmatannya meliputi seluruh alam baik manusia, hewan, tumbuhan, ghoib, dan lainnya. Rahmatnya mendatangkan keteraturan dan kedamaian didunia yang membuat kita selayaknya harus menaati syariat-syariat islam yang merupakan salahsatu daripada Rahmat Allah SWT.