Anda di halaman 1dari 3

Arya Nata Saputra

205120201111042/ C-1 Komunikasi


FISIP
Islam Rahmatan lil ‘Alamin
Islam merupakan agama yang diturunkan Allah SWT kepada utusannya Baginda Nabi
Muhammad SAW dan diperintahkan untuk disampaikan kepada umatnya. Namun kita
seringkali belum memahami apa itu Rahmatan Lil ‘alamin, padahal prasa ini seringkali keluar
dari mulut penceramah.
Secara etimologis, kalimat itu terdiri dari tiga bagian: kata rahmat (rahmat atau anugerah
atau kasih), hurup li (untuk) dan kata alamin (bentuk lain kata alam yang berarti seluruh
alam). Sementara itu menurut kajian terminologi teologi islam, kata alam disini diartikan
sebagai segala sesuatu ciptaan Allah SWT baik mahluk hidup, ghoib, tumbuhan, hewan,
benda padat maupun cair. Karena itu, pengertian dasar daripada ‘rahmatan lil-alamin’ ialah
bahwa Islam merangkul semesta dan segala isinya, tanpa kecuali. Sampai di sini, tidak ada
persoalan. Persoalannya mulai muncul ketika kata kasih/rahmat atau "merangkul dan
mengayomi" itu coba diimplementasikan dalam kehidupan praktis.
Kenapa tidak rahmatan kepada yang lain, mungkin manusia? Atau bumi? Mencakup
keseluruhan karena pengetahuan manusia akan sesuatu amatlah terbatas. Didunia ini tidak
hanya sebatas alam lahiriah saja yang kita ketahui saat ini, namun banyak alam alam lain
seperti alam ghoib, alam hewan, alam tumbuhan, alam akhirat, dan sebagainya. Kita sebagai
manusia saja sampai saat ini belum maksimal dalam mempelajari pengetahuan alam lahiriah.
Hanya sedikit sekali malah pengetahuan kita di alam lahiriah. Hal lain juga disebabkan
karena Islam adalah agama yang universal tidak terbatas pada kaum dan golongan tertentu
saja.
Karena itu, pengertian dasar prasa rahmatan lil-alamin adalah bahwa Islam merangkul
atau mengayomi semesta dan segala isinya, tanpa kecuali. Sampai di sini, tidak ada
persoalan. Persoalannya mulai muncul ketika kata kasih/rahmat atau "merangkul dan
mengayomi" itu coba diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Kasih saying Allah
SWT melebihi daripada azab-Nya kepada para umatnya.
1. Rahmatan bagi Alam Tumbuhan
Islam amat mengajarkan bersikap baik dan berkasih sayang meskipun kepada mahluk
Tumbuhan. Islam mengatur aturan tentang larangan Manusia untuk merusak dan
mengganggu tanaman. Karena sejatinya tanaman itu sendiri yang memberikan
manfaat dan kebaikan pada lingkungan, akan tetapi jika hal itu dirusak oleh manusia
maka akan menimbulkan kemurkaan allah. Sebagai contoh Pohon Mangga Madu
yang sedang berbuah lebat dan manis. Jika tidak dirusak dan diganggu maka buahnya
akan memberikan manfaat kepada semua mahluk tak terkecuali manusia. Jika pohon
tersebut dirusak atau ‘dikotori’ oleh manusia maka manfaatnya itu akan
hilang/batal/terganggu.
2. Rahmatan bagi Hewan
Islam juga berkasih saying pada hewan. Sebagai contoh aturan penyembelihan hewan
yang telah diatur dalam syariat islam yang bertujuan agar hewan sembelih tidak
merasakan sakit dan disiksa. Itu adalah bentuk kasih sayang islam kepada para
hewan. Manusia haruslah menaati ketentuan ini.
3. Rahmatan bagi Bumi
Islam memberikan kasih sayangnya kepada bumi. Memberikan kedamaian dan
keasrian bagi bumi
4. Rahmatan bagi Ghoib
Memberikan sinyal bahwa kasih sayang Allah SWT juga meliputi alam ghoib. Kasih
saying Allah SWT yang menciptakan dan mengizinkan mahluk Ghoib untuk hidup
dan tinggal didunia
5. Rahmatan bagi Manusia
Islam juga memberikan kasih sayang kepada manusia. Sebelum ada islam ketentuan
akan kehidupan manusia amatlah kejam dan tidak berprikemanusiaan. Tidak ada
kedamaian dalam hidup manusia. Manusia menerapkan gaya hidup rimba. Tindakan
pembunuhan amatlah lazim karena tidak adanya perlindungan terhadap nyawa. Tidak
adanya aturan berdemokrasi dan martabat kaum wanita yang amat diinjak injak.
Namun sejak kedatangan islam didunia melalui Nabi Muhammad SAW kehidupan
manusia berubah drastis. Diaturlah mengenai hakikat dan martabat manusia. Hukum
kedamaian dan penghoormatan terhadap hak dan kehormatan kaum hawa.
Ada beberapa cara agar kita bisa menerapkan hakikat daripada Islam Rahmatan lil
‘alamin.
1. Memahami dengan amat baik makna daripada ‘rahmat’ dengan memadukan
perspektif etimologis maupun terminologis.
2. Memahami hakikat kasih sayang Allah SWT melebihi murka dan azab-Nya
3. rahmat Islam (atau Islam sebagai rahmat) tidak bisa diartikan secara mutlak anti
kekerasan. Sebab jika rahmat itu diartikan mutlak anti kekerasan, maka
konsekuensinya kita akan membatalkan beberapa hukum, yang bagi sebagian orang
dianggap kejam dan tidak manusiawi, seperti hukuman qishas (vonis mati bagi
pembunuh), atau rajam (bagi pezina yang sudah menikah ) atau potong tangan (bagi
pencuri yang memenuhi syarat jumlah curiannya). Tegasnya, jangan dengan argumen
rahmatan lil-alamin lantas hukum yang terkesan kejam itu lantas ditiadakan.
Membunuh tanpa alasan syariat jelas diharamkan. Tapi sistem hukum apapun di dunia
ini mengakui bahwa dalam pertempuran atau perang, misalnya, membunuh adalah
pilihan pertama yang paling rasional.
4. Tidak memaksakan pandangan dan ajaran Islam kepada kelompok-kelompok lain
selain dari Islam.
Maka dapat disimpulkan bahwa Islam adalah Rahmatan Lil ‘alamin. Islam adalah
bentuk kasih sayang Allah SWT kepada semua ciptaannya tanpa terkecuali. Kasih
sayang-Nya melebihi dari murka dan azab-Nya. Rahmatannya meliputi seluruh alam baik
manusia, hewan, tumbuhan, ghoib, dan lainnya. Rahmatnya mendatangkan keteraturan
dan kedamaian didunia yang membuat kita selayaknya harus menaati syariat-syariat islam
yang merupakan salahsatu daripada Rahmat Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai