DISUSUN OLEH
(TUTORIAL 13)
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga kita masih diberikan nikmat iman, sehat
dan kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tutorial 13 Medical
Basic Science 1 Skenario 1”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah tutorial,
serta untuk mendiskusikan hasil pembelajaran dalam diskusi tutorial yang akan
dipresentasikan saat pleno diakhir blok.
1. Ibu Dr. Dyah Wulan Sumekar RW., SKM., M.Kes., selaku Dekan
2. dr. Dian Isti Anggraini, S.Ked., M.P.H., selaku Kepala Program Studi
5. Orang Tua kami yang selalu mendoakan agar segala tugas kami dapat
7. Serta pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini tanpa
i
Kami selaku penulis berusaha untuk menyusun makalah ini dengan sebaik
– baiknya. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai media
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………...... i
BAB I PENDAHULUAN…………………………………........ 1
DAFTAR PUSTAKA………………………………………....... 7
LAMPIRAN...............………………………………………....... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO
“Angkat Beban”
Rendi merupakan seorang siswa kelas XI yang sedang liburan sekolah. Untuk
mengisi waktu luang, Rendi rajin latihan angkat beban di gym dekat
rumahnya. Latihan angkat beban sangat baik untuk otot jantung serta dapat
membentuk otot tubuh. Pada saat mengangkat beban, oto lengan Rendi terlihat
kencang dan membesar. Saat latihan, tanpa sengaja sebuah barbell jatuh
sehingga Rendi refleks mengangkat kakinya menghindari barbell tersebut,
tanpa sengaja Rendi menginjak tumpahan air sehingga Rendi hilang
keseimbangan dan terjatuh.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BRAINSTORMING
1. Bagaimana mekanisme gerak refleks?
Saat Rendi menjatuhkan barbel nya, mata Rendi sebagai reseptor bagi tubuh
segera mengirimkan sinyal kepada pusat kontrol gerak perlindungan yakni
sumsum tulang belakang. Sesaat sampai di sumsung tulang belakang, sinyal
dikirimkan kepada dua arah yakni kepada otak sebagai kontrol utama
koordinasi pada tubuh dan juga organ motorik dalam hal ini otot pada kaku
untuk melakukan gerakan perlindungan agar kaki Rendi tidak terinjak. Setelah
respons motorik dilakukan maka otak berperan sebagai kontrol untuk
meregulasi agar tubuh tidak terdapat luka yang dihasilkan seteleh melakukan
gerak refleks. Apabila terdapat luka maka otak akan mencari alternatif untuk
segera menghentikan cedera pada daerah tersebut. Untuk gerak refleks sendiri
Dibagi menjadi 2 yakni :
1. Refleks Adaptif, Gerak refleks yang sudah ada sejak lahir tanpa pengetahuan
atau tindakan yang dilatih. Contoh gerakan ini adalah menariknya tangan
ketika terkena benda yang sangat panas atau tajam
2. Refleks volunteer (sadar), Gerak refleks yang dibuat / direncakanan.
Gerakan ini memerlukan keteraturan setiap waktu agar dapat tercipta.
Contohnya, seorang pianis akan dapat memainkan sebuah lagu dengan merdu
tanpa harus melihat tuts miliknya dan dilakukan secara cepat.
3. Refleks Ritmik, Gerak refleks yang dilakukan dalam melakukan sebuah
tindakan tanpa perlu memikirkan langkah tersebut. Contohnya, mengunyah
4. Refleks Somatik, Gerak refleks yang dilakukan secara otomatis pada otot
rangka tanpa disadari. Gerakan ini terbagi menjadi 2 jenis, yakni :
a. Protektif : Bertujuan untuk menghindari tubuh dari gangguan yang
membahayakan
b. Postural : Bertujuan untuk menjaga keseimbangan pada tubuh
v
Pada kejadian ini Rendi melakukan gerak relfeks somatis postural karena
Rendi terpeleset setelah menginjak lantai yang terdapat air sehingga Rendi
bisa terjatuh. Dalam hal ini, keseimbangan merupakan hal yang dilakukan
Rendi untuk dapat mempertahankan posisi tegaknya. Dalam tubuh, peran
ini dilaksanakan oleh Nervous 8 yakni Vestibulococchlearis yang terletak
di Pons. Nervous ini mengatur untuk menjaga titik berat pada badan
tersalurkan secara merata agar tubuh dapat seimbang pada posisi yang
diarahkan otak.
Kontraksi atau gerak pada otot rangka terjadi apabila ada stimulus dari
motor neuron. Motor Neuron merupakan akson sel syaraf yang
berhubungan dengan sel otot. Kedua komponen tersebut akan membentuk
struktur persambungan yang dinamakan Neuromuscular Junction.
Miofilament adalah unit terkecil dari otot yang terdiri dari Thin dan Thick
Filament. Thin Filament merupakan serabut penyusun otot yang terdiri
dari protein aktin, Troponin, dan Tropomyosin, sedangkan Thick Filament
terdiri dari protein Myosin.
1. Protein Aktin: protein berbentuk rantai ganda (Double Helical
Chain) yang memiliki struktur yang dinamakan Binding Site
vi
sebagai tempat melekatnya protein Myosin saat terjadi pergeseran/
pergerakan.
2. Troponin: tiga molekul kompleks yang menjadi satu kesatuan.
Troponin merupakan tempat melekatnya kalsium. Kalsium yang
melekat pada bagian ini membuat Binding Site yang tertutupi oleh
Tropomyosin terbuka.
3. Tropomyosin: protein yang menyerupai benang dengan fungsi
menutupi Binding Site pada Aktin ketika tidak berkontraksi.
4. Myosin: protein yang berbentuk seperti stik golf/memiliki kepala
pada bagian ujungnya yang sering disebut Cross Bridges. Kepala
Myosin/Cross Bridges ini yang memungkinkan adanya pergeseran
(ke depan maupun ke belakang) pada Thin Filament sehingga
pergerakan pun terjadi. Cross Bridges akan menempel pada
Binding Site Thin Filament ketika mengalami Power Stroke
(kontraksi Cross Bridges kaya energi).
Sliding Filament Theory dimulai dari adanya kalsium yang
dilepaskan/dikeluarkan oleh Terminal Cisternae ke Sitosol. Kalsium ini
akan menempel pada Troponin sehingga membuat Tropomyosin yang
menutupi Binding Site terbuka. Cross Bridges kaya ATP terhidrolisis
(ADP) akan mengalami Power Stroke sehingga Myosin akan menempel
pada Binding Site dan melakukan geraknya (pergeseran Thin Filament).
vii
3. Bagaimana hubungan olahraga angkat beban dengan kesehatan
jantung?
Angkat beban adalah olahraga yang membutuhkan energi. Untuk
memperoleh energi dalam jumlah besar dibutuhkan kadar oksigen yang
tinggi dalam darah, sehingga darah harus beredar dengan cepat untuk
mendistribusikan oksigen yang berperan dalam pembentukan energi oleh
karena itu jantung berkontraksi lebih cepat dan dengan demikian otot
jantung jadi lebih elastis.
Dalam proses ini nutrien yang sangat diperlukan dalam jumlah dominan
adalah protein karena peran protein sendiri yaitu sebagai pembaharuan
jaringan yang telah rusak.
1. Otot lurik (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos),
bergantung pada ada atau tidaknya pita terang-gelap bergantian, atau
striations (garis-garis), bila otot dilihat dibawah mikroskop cahaya.
viii
2. Otot volunter (otot rangka) dan involunter (otot polos dan otot jantung),
masing-masing bergantung kepada apakah otot dipersarafi oleh sistem
saraf somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran, atau dipersarafi oleh
sistem saraf autonom dan tidak berada dibawah kontrol kesadaran.
ix
Otot lurik (otot rangka) melekat pada rangka manusia memiliki banyak
inti dan bentuknya panjang. Pergerakan sangat cepat tapi mudah lelah
dan berada dibawah sistem saraf yang sadar, contohnya berlari,
memukul, dll.
Otot jantung beraksi tidak sadar bentuk seperti otot lurik tetapi
bercabang dengan banyak inti sel. Dipengaruhi saraf simpatik dan
parasimpatik sehingga tidak sadar dan tidak pernah berhenti bekerja.
2.2 MINDMAPPING
Sistem syaraf
Saraf pusat
Saraf perifer
Reflek adaptif
Reflek bawaan
Hubungan
olahraga Refleks dan
dengan gerak
perbesaran motorik
otot Angkat
Beban
Hubungan Macam-macam
otot
olahraga Mekanisme
dengan kontraksi dan
kesehatan relaksasi
Macam-macam
jantung kontraksi otot
Jenis otot
x
refleks bawaan. Sedangkan refleks terkondisi atau didapat adalah hasil
pembelajaran, seperti meningkatmya sekresi saliva saat mencium makanan
favoritnya sedang disiapkan. Meningkatnya salvilasi terjadi melalui refleks
salivasi bawaan saat mencicipi makanan favorit, tetapi air liur mulut
(peningkatan salivasi) melalui reflex salivasi terkondisi ketika Anda telah
beljaar mengasosiasikan bau dengan antisipasi untuk makan makanan
yang lezat. (Sherwood, 2016)
xi
Serabut Cepat (Tipe II , Otot Putih)
(1) Serabut besar untuk kekuatan kontraksi yang besar.
(2) Retikulum sarkoplasma yang luas sehingga dapat dengan cepat
melepaskan ion-ion kalsium untuk memulai kontraksi.
(3) Sejumlah besar enzim glikolisis untuk pelepasan energi yang cepat
melalui proses glikolisis.
(4) Suplai darah yang tidak terlalu luas karena metabolisme oksidatif tidak
begitu penting.
(5) Lebih sedikit mitokondria, juga karena metabolisme oksidatif tidak
begitu penting. Jumlah mioglobin merah yang sedikit pada otot cepat
sehingga otot ini dinamakan otot putih. (Hall, 2011)
Tipe serat otot tubuh manusia terdiri dari dua warna, yaitu serat otot merah
(tipe I) dan serat otot putih (tipe II). Serat otot merah mengandung kaya
akan myoglobin (protein berwarna merah dan kaya akan mitokondria)
yang berfungsi untuk mengangkut oksigen, sedangkan serat otot putih
hanya sedikit mengandung myoglobin. Proporsi kedua warna serat otot ini
dapat mempengaruhi kecepatan kontraksi otot saat melakukan fungsi
gerak (Fox, 2003).
Proporsi serat otot tipe I dan tipe II pada tubuh manusia berbeda-beda dan
faktor utama yang mempengaruhi komposisi tipe serabut otot adalah
genetik. Dengan demikian kedua serabut otot ini tidak dapat direkayasa
komposisi alaminya. Lalu bagaimana cara mengoptimalkannya? yaitu
xii
dengan melakukan olahraga sesuai jenis tipe serabut otot yang dominan
digunakan.(Fox,2003)
Apa yang terjadi jika Anda mencoba mengangkat benda yang terlalu berat
untuk Anda (Yaitu, jika ketegangan yang dapat Anda kembangkan di otot
lengan Anda kurang dari yang dibutuhkan untuk mengangkat beban)?
xiii
Dalam hal ini, otot dapat tidak mempersingkat dan mengangkat objek
tetapi tetap pada panjang konstan meskipun ada perkembangan
ketegangan, jadi isometrik (“panjang konstan”) terjadi kontraksi. Selain
terjadi ketika beban terlalu besar, kontraksi isometrik terjadi ketika
ketegangan yang berkembang pada otot secara sengaja kurang dari yang
dibutuhkan untuk memindahkan beban. Dalam hal ini, tujuannya adalah
mempertahankan otot panjang tetap meskipun itu dapat mengembangkan
lebih banyak ketegangan. Kontraksi isometrik penting mempertahankan
postur (seperti menjaga kaki kaku saat berdiri) dan untuk mendukung
dalam posisi tetap (seperti memegang minuman di antara tegukan)
(Sherwood, 2013)
Ada juga dua kontraksi otot lain— konsentris dan eksentris. Dalam
kontraksi konsentris otot memendek, sedangkan pada kontraksi eksentris
otot memanjang (Sherwood, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
xiv
Sherwood, L. 2013. Human Physiology: From Cells to Systems. Eighth Edition.
USA: Cengage Learning.
Sherwood, L. 2016. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 9. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
xv