Anda di halaman 1dari 16

TUTORIAL

BLOK MEDICAL BASIC SCIENCE 1


SKENARIO 1

DISUSUN OLEH
(TUTORIAL 13)

ARIFAH PUTRI DESENIA (1918011032)


DEANDRA ATHAAYAA ISWARI (1918011022)
FADHLURRAHMAN (1958011019)
INNA KURNIAJI (1918011079)
LETIFA RAHMADANI (1918011078)
MACHMUD AMINUDIN (1918011056)
M. IRFAN ZAKI RICI (1958011049)
RATU HENGGAR AUDRYA G (1918011097)
REINITA AULIA (1918011021)
RIDHA RIANO FATHUNNISA (1918011104)
M. RIZKI AKBAR (15180110)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga kita masih diberikan nikmat iman, sehat
dan kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tutorial 13 Medical
Basic Science 1 Skenario 1”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah tutorial,
serta untuk mendiskusikan hasil pembelajaran dalam diskusi tutorial yang akan
dipresentasikan saat pleno diakhir blok.

Keberhasilan penulis dalam menyusun makalah ini juga berkat bantuan


dan dorongan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan yang sebesar – besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Dyah Wulan Sumekar RW., SKM., M.Kes., selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

2. dr. Dian Isti Anggraini, S.Ked., M.P.H., selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

3. dr. Nurul Utami, S.Ked., selaku Dosen Penanggung Jawab Blok

Medical Basic Science 1.

4. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

5. Orang Tua kami yang selalu mendoakan agar segala tugas kami dapat

berjalan dengan lancar.

6. Teman – teman yang selalu memberikan dukungan baik tenaga, waktu

dan fikirannya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

7. Serta pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini tanpa

dapat disebutkan satu per satu.

i
Kami selaku penulis berusaha untuk menyusun makalah ini dengan sebaik

– baiknya. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih

jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai media

pembelajaran mata kuliah tutorial dan bagi pembaca sekalian.

Bandar Lampung, 18 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………...... i

DAFTAR ISI………………………………………………........ iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………........ 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………... ..... 1

BAB III PENUTUP…………………………………………...... 6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………....... 7

LAMPIRAN...............………………………………………....... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 SKENARIO
“Angkat Beban”
Rendi merupakan seorang siswa kelas XI yang sedang liburan sekolah. Untuk
mengisi waktu luang, Rendi rajin latihan angkat beban di gym dekat
rumahnya. Latihan angkat beban sangat baik untuk otot jantung serta dapat
membentuk otot tubuh. Pada saat mengangkat beban, oto lengan Rendi terlihat
kencang dan membesar. Saat latihan, tanpa sengaja sebuah barbell jatuh
sehingga Rendi refleks mengangkat kakinya menghindari barbell tersebut,
tanpa sengaja Rendi menginjak tumpahan air sehingga Rendi hilang
keseimbangan dan terjatuh.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana mekanisme gerak refleks?
2. Bagaimana mekanisme kontraksi otot?
3. Bagaimana hubungan olahraga angkat beban dengan kesehatan jantung?
4. Bagaimana hubungan olahraga angkat beban dengan perbesaran otot?
5. Jelaskan macam-macam otot?

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BRAINSTORMING
1. Bagaimana mekanisme gerak refleks?

Saat Rendi menjatuhkan barbel nya, mata Rendi sebagai reseptor bagi tubuh
segera mengirimkan sinyal kepada pusat kontrol gerak perlindungan yakni
sumsum tulang belakang. Sesaat sampai di sumsung tulang belakang, sinyal
dikirimkan kepada dua arah yakni kepada otak sebagai kontrol utama
koordinasi pada tubuh dan juga organ motorik dalam hal ini otot pada kaku
untuk melakukan gerakan perlindungan agar kaki Rendi tidak terinjak. Setelah
respons motorik dilakukan maka otak berperan sebagai kontrol untuk
meregulasi agar tubuh tidak terdapat luka yang dihasilkan seteleh melakukan
gerak refleks. Apabila terdapat luka maka otak akan mencari alternatif untuk
segera menghentikan cedera pada daerah tersebut. Untuk gerak refleks sendiri
Dibagi menjadi 2 yakni :
1. Refleks Adaptif, Gerak refleks yang sudah ada sejak lahir tanpa pengetahuan
atau tindakan yang dilatih. Contoh gerakan ini adalah menariknya tangan
ketika terkena benda yang sangat panas atau tajam
2. Refleks volunteer (sadar), Gerak refleks yang dibuat / direncakanan.
Gerakan ini memerlukan keteraturan setiap waktu agar dapat tercipta.
Contohnya, seorang pianis akan dapat memainkan sebuah lagu dengan merdu
tanpa harus melihat tuts miliknya dan dilakukan secara cepat.
3. Refleks Ritmik, Gerak refleks yang dilakukan dalam melakukan sebuah
tindakan tanpa perlu memikirkan langkah tersebut. Contohnya, mengunyah
4. Refleks Somatik, Gerak refleks yang dilakukan secara otomatis pada otot
rangka tanpa disadari. Gerakan ini terbagi menjadi 2 jenis, yakni :
a. Protektif : Bertujuan untuk menghindari tubuh dari gangguan yang
membahayakan
b. Postural : Bertujuan untuk menjaga keseimbangan pada tubuh

v
Pada kejadian ini Rendi melakukan gerak relfeks somatis postural karena
Rendi terpeleset setelah menginjak lantai yang terdapat air sehingga Rendi
bisa terjatuh. Dalam hal ini, keseimbangan merupakan hal yang dilakukan
Rendi untuk dapat mempertahankan posisi tegaknya. Dalam tubuh, peran
ini dilaksanakan oleh Nervous 8 yakni Vestibulococchlearis yang terletak
di Pons. Nervous ini mengatur untuk menjaga titik berat pada badan
tersalurkan secara merata agar tubuh dapat seimbang pada posisi yang
diarahkan otak.

2. Bagaimana mekanisme kontraksi otot?

Kontraksi atau gerak pada otot rangka terjadi apabila ada stimulus dari
motor neuron. Motor Neuron merupakan akson sel syaraf yang
berhubungan dengan sel otot. Kedua komponen tersebut akan membentuk
struktur persambungan yang dinamakan Neuromuscular Junction.

Motor Neuron akan meneruskan impuls ke sel otot dengan cara


mengeluarkan Synaptic Vesicle  (vesicle yang mengandung Acetylcholine)
dari akson terminal ke Synaptic Cleft (celah persambungan axon terminal
dengan motor and plate). Synaptic Vesicle ini akan menempel pada Motor
and Plate sehingga menimbulkan perubahan permeabilitas pada
membran Sarkolema (ion natrium masuk dan kalium keluar kemudian
terjadi depolarisasi). Adanya perubahan tersebut membuat Terminal
Sisternae mengeluarkan kalsium yang selanjutnya berperan dalam
pergeseran Thin dan Thick Filamen sehingga menimbulkan suatu gerakan
atau kontraksi (pemendekan sarkomer).

Miofilament adalah unit terkecil dari otot yang terdiri dari Thin dan Thick
Filament. Thin Filament merupakan serabut penyusun otot yang terdiri
dari protein aktin, Troponin, dan Tropomyosin, sedangkan Thick Filament
terdiri dari protein Myosin.
1. Protein Aktin: protein berbentuk rantai ganda (Double Helical
Chain) yang memiliki struktur yang dinamakan Binding Site

vi
sebagai tempat melekatnya protein Myosin saat terjadi pergeseran/
pergerakan.
2. Troponin: tiga molekul kompleks yang menjadi satu kesatuan.
Troponin merupakan tempat melekatnya kalsium. Kalsium yang
melekat pada bagian ini membuat Binding Site yang tertutupi oleh
Tropomyosin terbuka.
3. Tropomyosin: protein yang menyerupai benang dengan fungsi
menutupi Binding Site pada Aktin ketika tidak berkontraksi.
4. Myosin: protein yang berbentuk seperti stik golf/memiliki kepala
pada bagian ujungnya yang sering disebut Cross Bridges. Kepala
Myosin/Cross Bridges ini yang memungkinkan adanya pergeseran
(ke depan maupun ke belakang) pada Thin Filament sehingga
pergerakan pun terjadi. Cross Bridges akan menempel pada
Binding Site Thin Filament ketika mengalami Power Stroke
(kontraksi Cross Bridges kaya energi).
 
Sliding Filament Theory  dimulai dari adanya kalsium yang
dilepaskan/dikeluarkan oleh Terminal Cisternae ke Sitosol. Kalsium ini
akan menempel pada Troponin sehingga membuat Tropomyosin yang
menutupi Binding Site terbuka. Cross Bridges  kaya ATP terhidrolisis
(ADP) akan mengalami Power Stroke sehingga Myosin akan menempel
pada Binding Site dan melakukan geraknya (pergeseran Thin Filament).

Adanya ATP (Adenosine Triphosphate) yang menempel pada Cross


Bridges saat Power Stroke akan melepas atau memutus ikatan
antara Cross Bridges dengan Binding Site sehingga Myosin kembali ke
tempat semula. Kalsium yang menempel pun ikut terlepas
sehingga Binding Site Thin Filament tertutup kembali
oleh Tropomyosin dan kalsium kembali ke Sarcoplasmic Reticulum,
Dengan demikian pergerakan / pergeseran tidak terjadi lagi.

vii
3. Bagaimana hubungan olahraga angkat beban dengan kesehatan
jantung?
Angkat beban adalah olahraga yang membutuhkan energi. Untuk
memperoleh energi dalam jumlah besar dibutuhkan kadar oksigen yang
tinggi dalam darah, sehingga darah harus beredar dengan cepat untuk
mendistribusikan oksigen yang berperan dalam pembentukan energi oleh
karena itu jantung berkontraksi lebih cepat dan dengan demikian otot
jantung jadi lebih elastis.

4. Bagaimana hubungan olahraga angkat beban dengan perbesaran otot?


Olahraga angkat beban merupakan sebuah olahraga yang memerlukan
kontraksi otot dalam jumlah besar dan dalam beberapa waktu yang lama
untuk mempertahankan kondisi tersebut. Ketika melakukan angkat beban,
secara tidak sadar otot mengalami kerusakan/keausan sehingga sel - sel
otot berkurang. Setelah sel otot selesai berkontraksi dan dalam kondisi
istirahat maka akan terasa nyeri karena sel otot yang rusak dan sedang
menuju perbaikan. Pada kondisi ini sel otot mengeluarkan sebuah molekul
inflamasi yang bernama Sitokin. Sitokin ini berperan dalam mengaktivasi
sistem imun yang berfungsi untuk memperbaiki otot yang rusak tersebut.
Saat inilah yang kemudian perbaikan otot yang baru menjadikan jumlah
otot lebih banyak dan otot menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Dalam proses ini nutrien yang sangat diperlukan dalam jumlah dominan
adalah protein karena peran protein sendiri yaitu sebagai pembaharuan
jaringan yang telah rusak.

5. Jelaskan macam-macam otot?

Berdasarkan karakteristik umumnya, otot dapat dikategorikan dengan dua


cara, yaitu:

1. Otot lurik (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos),
bergantung pada ada atau tidaknya pita terang-gelap bergantian, atau
striations (garis-garis), bila otot dilihat dibawah mikroskop cahaya.

viii
2. Otot volunter (otot rangka) dan involunter (otot polos dan otot jantung),
masing-masing bergantung kepada apakah otot dipersarafi oleh sistem
saraf somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran, atau dipersarafi oleh
sistem saraf autonom dan tidak berada dibawah kontrol kesadaran.

Berdasarkan struktural dan fungsional, otot dapat diklasifikasi menjadi


tiga kelompok, yaitu: otot rangka, otot jantung, dan otot polos.

Otot Rangka Otot Jantung Otot Polos


Klasifikasi Otot lurik, otot Otot lurik, otot Otot non-lurik, otot
volunter involunter involunter
Deskripsi Kumpulan sel Anyaman saling Anyaman longgar
banyak inti, terkait dari sel-sel sel-sel kontraktil,
kontraktil, lurik, kontraktil, non-lurik,
silindris, tebal, bercabang-cabang, berbentuk
panjang yang lurik, silindris, gelendong,
membentang di ramping, pendek, ramping, pendek
sepanjang otot antar-sel terhubung yang tersusun
oleh diskus dalam lembaran-
interkalaris lembaran
Lokasi Melekat ke tulang Dinding jantung Dinding organ dan
umum rangka saluran berongga,
misalnya lambung
dan pembuluh
darah
Fungsi Pergerakan tubuh Memompa darah Pergerakan isi
sehubungan keluar jantung dalam organ
dengan berongga
lingkungan luar

 Otot polos bekerja autonom atau tidak sadar berguna untuk


mengedarkan darah dan sari makanan. Otot polos terletak pada saluran
kemih, pencernaan dan peredaran darah, ujungnya berbentuk runcing.
Saluran kemih itu ada yang sadar dan tidak sadar karena keinginan
buang air bisa ditahan.

ix
 Otot lurik (otot rangka) melekat pada rangka manusia memiliki banyak
inti dan bentuknya panjang. Pergerakan sangat cepat tapi mudah lelah
dan berada dibawah sistem saraf yang sadar, contohnya berlari,
memukul, dll.
 Otot jantung beraksi tidak sadar bentuk seperti otot lurik tetapi
bercabang dengan banyak inti sel. Dipengaruhi saraf simpatik dan
parasimpatik sehingga tidak sadar dan tidak pernah berhenti bekerja.

2.2 MINDMAPPING

Sistem syaraf
Saraf pusat
Saraf perifer
Reflek adaptif
Reflek bawaan

Hubungan
olahraga Refleks dan
dengan gerak
perbesaran motorik
otot Angkat
Beban

Hubungan Macam-macam
otot
olahraga Mekanisme
dengan kontraksi dan
kesehatan relaksasi
Macam-macam
jantung kontraksi otot
Jenis otot

2.3 LEARNING OBJECTIVE


1. Jelaskan yang dimaksud dengan reflek adaptif dan bawaan!
2. Jelaskan perbedaan otot merah dan putih!
3. Jelaskan macam-macam kontraksi otot!

2.4 DISKUSI BELAJAR MANDIRI


1. Jelaskan yang dimaksud dengan reflek adaptif dan bawaan!
Refleks bawaan adalah respons yang telah ada dan tidak dipelajari. Refleks
penarikan, refleks berkemih, dan refleks konstriksi pupil adalah contoh

x
refleks bawaan. Sedangkan refleks terkondisi atau didapat adalah hasil
pembelajaran, seperti meningkatmya sekresi saliva saat mencium makanan
favoritnya sedang disiapkan. Meningkatnya salvilasi terjadi melalui refleks
salivasi bawaan saat mencicipi makanan favorit, tetapi air liur mulut
(peningkatan salivasi) melalui reflex salivasi terkondisi ketika Anda telah
beljaar mengasosiasikan bau dengan antisipasi untuk makan makanan
yang lezat. (Sherwood, 2016)

2. Jelaskan perbedaan otot merah dan putih!


Setiap otot tubuh terdiri atas campuran serabut otot cepat dan lambat, serta
serabut otot lain dengan kecepatan antara kedua kecepatan ekstrem di atas.
Otot-otot yang bereaksi dengan cepat, terutama otot tibialis anterior,
terutama terdiri atas serabut-serabut "cepat" dengan hanya sejumlah kecil
serabut jenis lambat. Sebaliknya, otot seperti otot soleus yang
bereaksi lambat tetapi dengan kontraksi yang lama terutama terdiri
atas serabut-serabut "lambat" Perbedaan antara kedua jenis serabut
ini adalah sebagai berikut. (Hall.2011)

Serabut Lambat (Tipe I, Otot Merah)


(1) Serabutnya lebih kecil.
(2) Juga dipersarafi oleh serat-serat saraf yang lebih kecil.
(3) Sistem pembuluh darah dan kapiler yang lebih luas untuk
menyediakan sejumlah oksigen tambahan.
(4) Peningkatan hebat pada jumlah mitokondria, juga untuk membantu
tingkat metabolisme oksidatif yang tinggi.
(5) Serabut-serabut mengandung sejumlah besar mioglobin, yakni suatu
protein yang mengandung besi serupa dengan hemoglobin sel-sel
darah merah. Mioglobin bergabung dengan oksigen dan menyimpan
oksigen tersebut sampai diperlukan; hal ini juga sangat mempercepat
transpor oksigen ke mitokondria. Pada otot lambat, mioglobin
memberi warna kemerah-merahan sehingga dinamakan otot merah.
(Hall, 2011)

xi
Serabut Cepat (Tipe II , Otot Putih)
(1) Serabut besar untuk kekuatan kontraksi yang besar.
(2) Retikulum sarkoplasma yang luas sehingga dapat dengan cepat
melepaskan ion-ion kalsium untuk memulai kontraksi.
(3) Sejumlah besar enzim glikolisis untuk pelepasan energi yang cepat
melalui proses glikolisis.
(4) Suplai darah yang tidak terlalu luas karena metabolisme oksidatif tidak
begitu penting.
(5) Lebih sedikit mitokondria, juga karena metabolisme oksidatif tidak
begitu penting. Jumlah mioglobin merah yang sedikit pada otot cepat
sehingga otot ini dinamakan otot putih. (Hall, 2011)

Tipe serat otot tubuh manusia terdiri dari dua warna, yaitu serat otot merah
(tipe I) dan serat otot putih (tipe II). Serat otot merah mengandung kaya
akan myoglobin (protein berwarna merah dan kaya akan mitokondria)
yang berfungsi untuk mengangkut oksigen, sedangkan serat otot putih
hanya sedikit mengandung myoglobin. Proporsi kedua warna serat otot ini
dapat mempengaruhi kecepatan kontraksi otot saat melakukan fungsi
gerak (Fox, 2003).

Berdasarkan kecepatan kontraksi ototnya, serat otot dibedakan menjadi


dua tipe yaitu serat otot tipe I (Slow-twitch) dan serat otot tipe II (Fast-
twitch). Perbedaan utama antara serat otot tipe I dan II adalah proporsi
serat otot merah dan serat otot putih. Tabel berikut akan memjelaskan
perbedaan antara serat otot tipe I dan tipe II dengan terperinci (Fox, 2003).

Proporsi serat otot tipe I dan tipe II pada tubuh manusia berbeda-beda dan
faktor utama yang mempengaruhi komposisi tipe serabut otot adalah
genetik. Dengan demikian kedua serabut otot ini tidak dapat direkayasa
komposisi alaminya. Lalu bagaimana cara mengoptimalkannya? yaitu

xii
dengan melakukan olahraga sesuai jenis tipe serabut otot yang dominan
digunakan.(Fox,2003)

3. Jelaskan macam-macam kontraksi otot!


Ada tiga jenis kontraksi utama.
Dalam kontraksi isotonik, beban tetap konstan sebagaimana otot berubah
panjang. Dalam kontraksi isokinetik, kecepatan pemendekan tetap konstan
saat otot berubah panjang. Di kontraksi isometrik, otot dicegah dari
pemendekan, sehingga ketegangan berkembang dipanjang otot yang
konstan. (Sherwood, 2013)

Mempertimbangkan bisep Anda sebagai contoh, anggaplah Anda pergi


untuk mengangkat objek. Ketika ketegangan berkembang di bisep Anda
menjadi cukup besar untuk mengatasi berat objek ditangan Anda, Anda
dapat mengangkat objek, dengan seluruh proses pemendekkan otot.
Karena berat benda tidak berubah saat diangkat, jenis kontraksi ini adalah
isotonik ("ketegangan konstan") kontraksi. Dengan demikian, ketegangan
otot tidak konstan sepanjang periode pemendekan selama kontraksi
isotonik (terlepas dari namanya) meskipun muatannya konstan (Sherwod,
2013).

Kontraksi isokinetik ("gerakan konstan") terjadi ketika serat otot


memendek dengan kecepatan konstan, atau kecepatan. Kontraksi
isokinetik tidak terjadi secara normal tetapi dapat terjadidicapai dengan
menggunakan mesin latihan khusus yang memerlukan kontraksi otot pada
kecepatan konstan sepanjang seluruh rentang gerak. Salah satu kelebihan
yang dari latihan isokinetik adalah perkembangan kekuatan otot yang lebih
cepat (Sherwood, 2013).

Apa yang terjadi jika Anda mencoba mengangkat benda yang terlalu berat
untuk Anda (Yaitu, jika ketegangan yang dapat Anda kembangkan di otot
lengan Anda kurang dari yang dibutuhkan untuk mengangkat beban)?

xiii
Dalam hal ini, otot dapat tidak mempersingkat dan mengangkat objek
tetapi tetap pada panjang konstan meskipun ada perkembangan
ketegangan, jadi isometrik (“panjang konstan”) terjadi kontraksi. Selain
terjadi ketika beban terlalu besar, kontraksi isometrik terjadi ketika
ketegangan yang berkembang pada otot secara sengaja kurang dari yang
dibutuhkan untuk memindahkan beban. Dalam hal ini, tujuannya adalah
mempertahankan otot panjang tetap meskipun itu dapat mengembangkan
lebih banyak ketegangan. Kontraksi isometrik penting mempertahankan
postur (seperti menjaga kaki kaku saat berdiri) dan untuk mendukung
dalam posisi tetap (seperti memegang minuman di antara tegukan)
(Sherwood, 2013)

Ada juga dua kontraksi otot lain— konsentris dan eksentris. Dalam
kontraksi konsentris otot memendek, sedangkan pada kontraksi eksentris
otot memanjang (Sherwood, 2013)

Beberapa otot rangka tidak melekat ke tulang di kedua ujungnya tetapi


masih menghasilkan gerakan. Sebagai contoh, otot-otot lidah tidak
melekat pada ujung bebas. Kontraksi otot-otot lidah bermanuver dengan
bebas, bagian lidah yang tidak terikat memudahkan bicara dan makan.
Eksternal otot-otot mata melekat pada tengkorak pada dasarnya dan pada
mata, bukan tulang lain. Kontraksi otot-otot ini menghasilkan gerakan
mata yang memungkinkan kita melacak gerak objek, baca, dan
sebagainya. Beberapa otot rangka yang tidak terikat sepenuhnya pada
tulang dan mencegah gerakan. Ini adalah cincin otot rangka yang
dikendalikan secara volunteer yang dikenal sebagai sphincters, yang
menjaga keluarnya urin dan kotoran dari tubuh dengan berkontraksi
(Sherwood, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

xiv
Sherwood, L. 2013. Human Physiology: From Cells to Systems. Eighth Edition.
USA: Cengage Learning.
Sherwood, L. 2016. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 9. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hall, J. E. 2011. Textbook of Medical Physiology, 12th edition. Philadelphia:


Saunder Elsevier

Fox, S. I. 2003. Human Physiology. 8th edition. The McGraw-Hill Companies

xv

Anda mungkin juga menyukai