Anda di halaman 1dari 12

DEMOKRASI DI ERA PRESIDEN JOKO WIDODO

Dosen Pengampu :

Drs.H.Umarso, M.Si

Disusun Oleh :

SONIA FRAIN PANJAITAN


20521076

PROGRAM STUDI MULTIMEDIA


POLITEKNIK NEGERI MEDIA
KREATIF PSDKU MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya terutama kesehatan dan kesempatan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Demokrasi di era Presiden Joko
Widodo” demi memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


pembimbing mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam proses perkuliahan pada mata kuliah ini.

Penyusun menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih ada


kesalahan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan dimasa yang akan datang.

Demikian makalah ini disusun, semoga bisa bermanfaat bagi penyusun dan
bagi pembaca.

Pematangsiantar, 29 Januari 2021

Sonia Frain Panjaitan

ii
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan.......................................................................................................2

1.4 Manfaat.....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4

2.1 Biografi Joko Widodo..............................................................................4

2.2 Demokrasi berjalan dalam periode 1 Joko Widodo.................................7

2.3 Demokrasi berjalan dalam periode 2 Joko Widodo.................................7

BAB III PENUTUP......................................................................................8

3.1 Kesimpulan...............................................................................................8

3.2 Saran.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat


turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau
pemerintahan rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu tonggak
utama untuk mendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui
Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat
baik di tingkat pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, serta
untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh
dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
yang diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara
Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan
prinsip-prinsip atau nilainilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik
rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya
cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan


agar masalah dapat terselesaikan dengan baik Salah satu pendekatan yang
dapat digunakan untuk mengetahui kesuksesan pemimpin adalah
mempelajari gayanya, yang akan melahirkan berbagai tipe kepemimpinan
yang dikenal salah satunya adalah Kepemimpinan Demokratis.

Salah satu pemimpin yang gaya kepemimpinannya sangat disorot adalah


presiden Indonesia yaitu Presiden Joko Widodo, seorang pemimpin seperti
Jokowi memiliki gaya kepemimpinan yang unik dan melekat pada dirinya

1
yaitu melalui gaya blusukannnya, selain itu ia juga suka menampung
aspirasi rakyat dan lebih banyak bertindak dibandingkan mengumbar janji,
meskipun banyak pihak-pihak yang menneyang keputusannya untuk
menjadi capres pada pilpres 2014, Jokowi punya banyak alasan mengapa
dirinya mengambil keputusan yang sebelumnya ia sanggah.
Dengan berbagai pertimbangan Jokowi berjanji akan mengubah Indonesia
menjadi lebih baik dengan segala program yang telah dipersiapkan serta
tidak melupakan Jakarta. Lalu bagaimanakah gaya kepemimpanan Jokowi
selama menjabat sebagai presiden Indonesia yang sudah memasuki dua
periode? Dengan aktivitas politiknya yang sering blusukan ke berbagai
daerah baik di kota hingga turun ke desa.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang ingin dibahas sesuai dengan
latar belakang mengenai demokrasi di era kepempimpinan
Presiden Jokowi adalah:

1. Bagaimana biografi singkat Presiden Joko Widodo?

2. Bagaimana demokrasi berjalan dalam periode 1 Joko Widodo?

3. Bagaimana demokrasi berjalan dalam periode 2 Joko Widodo?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah adalah :
1. Mengetahui biografi singkat Joko Widodo.
2. Mengetahui demokrasi pada periode 1 & 2 di era kepemimpinan Presiden
Joko Widodo.

2
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah :
1. Bagi Penulis : Penulis memperoleh dan mengembangkan banyak
informasi terkait demokrasi pada kepemimpinan Jokowi
2. Bagi Pendidikan : Menambah pengetahuan mengenai Demokrasi
pada saat ini
3. Bagi Masyarakat : Memberikan solusi dan pemahaman
mengenai demokrasi yang berjalan pada saat ini

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Joko Widodo

Joko Widodo lebih dikenal dengan sebutan Jokowi. Ia lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21
Juni 1961, dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Jokowi adalah anak
pertama dari empat bersaudara. Ketiga adiknya perempuan semua; Iit Sriyantini, Ida Yati, dan
Titik Relawati. Jokowi dibesarkan dari keluarga sederhana. Bahkan dia mengalami beberapa
kali pindah rumah karena tempat tinggalnya digusur.

Sejak kecil Jokowi tidak mau menyusahkan orangtuanya. Ia membantu orang tuanya dengan
cara menjadi pengojek payung hujan, kuli panggul, dan jualan aneka barang. 
Hasil dari pekerjaannya itu, ia gunakan untuk biaya sekolah. Jokowi juga tidak mau ikut-
ikutan temannya ke sekolah dengan bersepeda. Dia memilih jalan kaki ketimbang minta
dibelikan sepeda oleh orangtuanya.
Bahkan saat umur 12 tahun, ia ikut bekerja di perusahaan kayu sebagai penggergaji kayu. Dia
bisa mengerjakan itu karena keahlian orangtuanya sebagai tukang kayu.
Jokowi menghabiskan pendidikan dasar hingga sekolah menengah di Solo, sedangkan
kuliahnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Pada tahun 1985, Jokowi lulus kuliah dalam usia 24 tahun. Tidak lama setelah menyandang
gelar insinyur, Jokowi menikahi Iriana di Solo pada usia 25 tahun.

Untuk hidup mandiri, Jokowi mencari pekerjaan. Dia merantau ke Aceh. Di sana, dia bekerja
di salah satu BUMN, PT Kertas Kraft Aceh. Di perusahaan ini, Jokowi ditempatkan di area
hutan pinus Merkusii, Aceh Tengah. 
Bekerja di tanah rencong tidak bertahan lama, hanya 2 tahun. Ia tidak betah dan memilih
kembali ke Solo untuk mendampingi istrinya yang sedang mengandung tujuh bulan. Sambil
menunggu istri, dia sempat bekerja di tempat pamannya, bergerak di bidang perkayuan.

Tak lama di tempat pamannya, Jokowi keluar karena ingin mandiri. Pada usia 27 tahun,
Jokowi mendirikan usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, nama ini diambil dari nama anak
pertamanya, Gibran Rakabuming Raka.
Tiga tahun dia menjalani bisnis tidak berjalan mulus. Jatuh bangun mengiringinya. Dapat
4
pinjaman modal Rp30 juta dari ibunya, Jokowi bangkit lagi. Ia pasarkan mebelnya melalui
pameran-pameran. Bisnisnya mulai bangkit, ia keliling Eropa, Amerika, dan Timur Tengah.
Alhasil, Jokowi sukses menjadi pengusaha ekspor mebel.
Berbekal pengalamannya dalam mengelola bisnis mebel, Jokowi berani terjun ke dunia politik.
Tidak tanggung-tanggung, Jokowi mencalonkan untuk memimpin kota kelahirannya. Pada
usia 44 tahun, Jokowi menjadi Wali Kota Solo periode 2005-2010.

Untuk periode kedua 2010-2015, ia terpilih lagi. Baru dua tahun memimpin Kota Solo pada
periode keduanya, Jokowi diminta PDI Perjuangan kembali untuk bertarung di pemilihan
gubernur DKI Jakarta. Konsep "blusukan"-nya saat bekerja mengantarkan Jokowi menang.
Jokowi pada usia 51 tahun memimpin Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2012-2017.
Karier Jokowi berlanjut. Baru menjalankan tugas gubernur 2 tahun, Jokowi dicalonkan PDI
Perjuangan untuk bertarung pada Pemilu Presiden 2014. Ia pun menjadi presiden terpilih pada
usia 53 tahun. Ia lalu dilantik sebagai Presiden ke-7 RI untuk periode 2014-2019. 

Pada 2018, Jokowi mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri dalam pemilihan umum
presiden 2019. Wakil presiden Jusuf Kalla dianggap tidak memenuhi syarat untuk
mencalonkan lagi karena batasan masa jabatan yang ditentukan untuk jabatan presiden dan
wakil presiden. (Jusuf Kalla telah menjalani masa jabatan lima tahun sebagai wakil presiden
pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari 2004 hingga 2009.)
Spekulasi mengenai siapa yang akan dipilih Jokowi sebagai calon wakil presidennya terfokus
pada beberapa kandidat termasuk Mahfud MD, seorang mantan menteri pertahanan dan hakim
agung Mahkamah Konstitusi.
Pada 9 Agustus 2018, secara mengejutkan, Jokowi mengumumkan bahwa Ma'ruf Amin akan
menjadi pasangannya. Mahfud telah dilaporkan sedang mempersiapkan diri untuk menjadi
calon wakil presiden, namun, setelah dorongan oleh beberapa partai dari koalisi pemerintah
Jokowi dan tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh, Ma'ruf dipilih sebagai gantinya. Jokowi
memilih Ma'ruf karena pengalamannya yang luas dalam urusan pemerintahan dan agama. Pada
Januari 2019, diberitakan bahwa Jokowi sedang mempertimbangkan pembebasan Abu Bakar
Ba'asyir karena usia tua dan kesehatan yang menurun.
Langkah ini dipandang kontroversial sebagai bagian dari semakin banyaknya tindakan yang
diambil oleh Jokowi untuk menenangkan hati orang Muslim konservatif menjelang pemilihan.
Rencana itu dibatalkan pada tanggal 23 Januari, karena Ba'asyir menolak untuk berjanji setia

5
pada ideologi negara Pancasila yang merupakan salah satu syarat pembebasannya. Jokowi
telah menolak untuk memberikan pandangan pada penahanan sekitar 1.000.000 Muslim
Uighur oleh pemerintah Tiongkok di kamp-kamp pendidikan ulang di provinsi
Xinjiang dengan menyatakan "Saya tidak tahu tentang Xinjiang" dan tidak memberikan
komentar.
Setelah empat tahun menjabat, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi tetap tinggi, berkisar
antara 60–70%. Hasil hitung cepat menunjukkan bahwa Jokowi diperkirakan memenangkan
pilpres dengan suara 54 persen. 

Sebagai Presiden Indonesia terpilih, Jokowi menegaskan sikap politiknya untuk memimpin
Indonesia dengan kekayaan manusia, budaya, dan pluralitasnya supaya tidak kehilangan arah
dalam mengejawantahkan isi UUD 1945 dan makna Pancasila. Sikap ini menurutnya juga
dipandang perlu diimplementasikan oleh setiap pemimpin pada semua level pemerintahan baik
kota hingga skala nasional. Jokowi memilih memaknai lewat ajaran trisakti Bung Karno yakni
berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional di
bidang kebudayaan.

"Saya sebagai seorang Presiden juga harus punya ideologi jelas, apa itu? Berdaulat, berdikari
dan berkepribadian. Ideologi kita sama, Pancasila, tetapi cara penerapannya berbeda. Ada yang
lewat gerakan perubahan restorasi Indonesia, ada yang lewat cara cara lain. Seorang pemimpin
baik di kota, kabupaten, gubernur provinsi, tingkat nasional, memimpin itu harus punya
ideologi. Harus ada ideologinya. Tanpa itu kita tak punya arah." 

6
2.2 Demokrasi berjalan dalam periode 1 Joko Widodo

2.3 Demokrasi berjalan dalam periode 2 Joko Widodo

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Dalam penulisan selanjutnya lebih diperbanyak studi pustaka agar
pembaca dapat memahami isi dari penulisan. Kelebihan dari isi makalah
tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat lagi.
Mengenai kekurangan dari makalah agar menjadi evaluasi dalam
menciptakan makalah dengan standar kualitas yang maksimal.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=demokrasi+di+era+jokowi&oq=de
https://www.viva.co.id/siapa/read/81-joko-widodo
https://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo#Kepresidenan

Anda mungkin juga menyukai