Anda di halaman 1dari 30

Proposal:

PEMULIHAN TANAH
TERKONTAMINASI TUMPAHAN
MINYAK
Di
Area SPBU

Prepared by:

PT. Ausico Mahendra

TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Halaman

1. PENGANTAR 4
1.1. Latar Belakang 4

1.2. Maksud & Tujuan 4

1.3. Metodologi 4

1.4. Waktu & Lokasi Penyelidikan 4

1.5. Area Lokasi Kegiatan 5

2. PENGUKURAN GEOLISTRIK 6
2.1. Teori Dasar 6

2.2. Pengukuran Lapangan 7


2.2.1. Teori Dasar 7
2.2.2. Peralatan 8
2.2.3. Prosedur Pengukuran Metode Wenner 9
2.2.4. Prosedur Perhitungan Metode Wenner 10
2.2.5. Prosedur Perhitungan Metode Barnes 10
2.2.6. Analisis Data 10
2.2.7. Peta Kontur Resistivitas Tanah 18
2.2.8. Penampang 3 Dimensi Resistivitas 21
2.2.9. Hidrokimia Air Tanah 22

3. PERSIAPAN PEMULIHAN 23
3.1. Pengukuran Geolistrik 23

3.2. Metode & Persiapan Alat 23

4. JADWAL KEGIATAN 24

5. REFFERENCES 25
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Koordinat Titik Resistivitas................................................................................................ 7
Tabel 2. Peralatan Survey Geolistrik Resistivitas............................................................................9
Tabel 3. Hasil Rho Barnes (Layer Resistivity)...............................................................................18
Tabel 4. Klasifikasi batuan resistivitas...........................................................................................22

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Survey.......................................................................................... 5
Gambar 2. Susunan Elektroda menurut aturan Wenner.................................................................7
Gambar 3. Peta Situasi Pengukuran Geolistrik...............................................................................8
Gambar 4. Sketsa Pengukuran Resistivitas Tanah.........................................................................8
Gambar 5. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 1 meter..............................................................19
Gambar 6. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 5 meter..............................................................19
Gambar 7. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 10 meter............................................................20
Gambar 8. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 20 meter............................................................20
Gambar 9. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 30 meter............................................................21
Gambar 10. Penampang 3 Dimensi Resistivitas...........................................................................22
1. PENGANTAR
1.1. Latar Belakang

Limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) adalah sisa suatu usaha atau
kegiatan yang karena sifat atau berbahaya atau beracun yang karena sifat atau
konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, dan dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup
lainnya.
Pemulihan lahan terkontaminasi adalah serangkaian kegiatan penanganan lahan
yang terkena limbah B3 yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanan,
evaluasi dan pemantauan.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.

1.2. Maksud & Tujuan


Maksud dan tujuan proposal ini adalah memberikan solusi terhadap pencemaran
tanah dan air tanah dalam bentuk pemulihan lahan terkontaminasi limbah
bahan berbahaya dan beracun (LB3).

1.3. Metodologi
Metode pengukuran resisitivitas tanah yang digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan konfigurasi elektroda Wenner mengacu pada ASTM G 57-
95a, 2012.

1.4. Waktu & Lokasi Penyelidikan


Pengukuran geolistrik resisitivitas tanah ini telah dilaksanakan dilokasi SPBU
341605 Jalan Raya Cinere N0.12B, Depok-16514, dilaksanakan pada tanggal 19
s.d 20 Desember 2017 yaitu tepatnya pada koordinat 06o 20’ 32.53” B-T dan
106o 46’ 44.75” U-S.
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Survey
(Sumber Google Earth, diakses Desember 2017)

1.5. Area Lokasi Kegiatan


Area lokasi kegiatan pemulihan terletak di Jalan Raya Cinere 12 B, Depok Jawa
Barat:
2. PENGUKURAN GEOLISTRIK
2.1. Teori Dasar
ASTM G 57-95a-2012 terdiri dari pengukuran geolistrik resistivitas tanah dengan
metode susunan elektroda aturan Wenner. Pengukuran resistivitas tanah telah
dilakukan di daerah penelitian untuk menentukan nilai resistivitas
sesungguhnya.
Metode elektroda Wenner menggunakan empat elektroda ditempatkan dengan
spasi jarak yang sama pada garis lurus di permukaan tanah, garis tersebut adalah
AMNB bila A dan B adalah posisi elektroda arus, M dan N lainnya adalah
elektroda potensial, jarak dari AM = MN = NB = a = jarak elektroda, lihat
Gambar 2.
Dalam pelaksanaan pengukuran resistivitas, arus listrik dialirkan kedalam tanah
melalui dua elektroda A dan B sebagai elektroda arus, kemudian beda potensial
yang muncul di dua titik dipermukaan akibat adanya aliran arus (I) , diamati
melalui dua elektroda M dan N sebagai elektroda pengukur potensial ( V),
Dalam menyusun keempat elektroda,
Hasil pengukuran Resisitivitas menunjukkan nilai resistivitas rata-rata belahan
bumi, kedalaman estimasi sama dengan elektroda yang menyebar (spasi a).
R = V / I (hukum Ohm). (1)
Data hasil pengukuran menunjukan resistivitas sebagai berikut:
a = 2aR, (.m). (2)
Dimana:
a = spasi elektroda dalam m
R = Resistance ()
Kemudian nilai apparent resistivity (a) diplot dalam kertas bilogaritmik,
Gambar 2. Susunan Elektroda menurut aturan Wenner

2.2. Pengukuran Lapangan


2.2.1. Teori Dasar
Pengukuran resistivitas di lapangan dilakukan sebanyak 15 titik , titik
pengukuran tersebar di area SPBU kea rah Barat
Koordinat titik pengukuran sebagai berikut:

Tabel 1. Koordinat Titik Resistivitas


Gambar 3. Peta Situasi Pengukuran Geolistrik

Gambar 4. Sketsa Pengukuran Resistivitas Tanah

2.2.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengukuran resistivitas tanah adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Peralatan Survey Geolistrik Resistivitas

2.2.3. Prosedur Pengukuran Metode Wenner


Prosedur pengukuran resistivitas tanah di lapangan menggunakan metode ASTM
G 57-95a-2012 Konfigurasi Wenner adalah sebagai berikut:
 Untuk pengukuran menggunakan metode Wenner, dua elektroda arus dan
dua potensial
 Elektroda dimasukkan dalam garis lurus di permukaan dengan spasi "a" =
1,1.2, 1.6,2, 3, 4, 5,6, 8, 10,12, 16, 20, 25 dan 30m, dari jarak A sampai B
maksimal 45 m.
 Arus searah disuntikkan melalui sepasang elektroda A dan B (C1 dan C2).
 Besarnya arus yang disuntikkan diukur dengan resitivitas Ampere-meter-
meter.
 Perbedaan potensial M dan N (P1 dan P2) diukur dengan volt meter pada
alat.
 Perhitungan resistivitas menggunakan persamaan (1).
2.2.4. Prosedur Perhitungan Metode Wenner

Hasil pengukuran di lapangan adalah R (ohm), Resistivitas Rho = R x k


(geometrik
konstan metode Wenner) seperti pada tabel di bawah ini.
dimana: R: pembacaan langsung hasil pengukuran (Ohm)
    K: 2 Phi a (Phi: 3.145 dan "a": elektroda jarak dalam m)
Rho = R x k (Ohm m)

2.2.5. Prosedur Perhitungan Metode Barnes

Rho Barnes (resistivitas layering) = 2 Phi (ay-ax) x R2 (Ohm.cm)

Dimana: "a": Spasi elektroda (cm)


Phi: 3.145
R1: pembacaan langsung hasil pengukuran (Ohm)
Cx: 1 / R1
R2: 1 / (Cy - Cx)

2.2.6. Analisis Data

Pengolahan data Analisa dan Interpretasi hasil pengukuran dilapangan


berdasarkan nilai resistivitas tanah.
Dari hasil interprestasi data lapangan, maka diperkirakan pengelompokan
berdasarkan klasifikasi kontaminasi lapisan tanah vs resistivitas tanah adalah
sebagai berikut:
- Aman …..…………............... 0 < < 50 ohm-m
- Sedang ……………………….. 50 < < 100 ohm-m
- Rawan ………………………... 100 <  ohm-m
Tabel 3. Hasil Rho Barnes (Layer Resistivity)
2.2.7. Peta Kontur Resistivitas Tanah
Pencemaran lapisan tanah di lokasi penelitian digambarkan pada peta kontur
Resistivitas tanah seperti terlihat pada gambar berikut:
Pada peta kontur resisitivitas kedalaman 1 meter, 5 meter, 10 meter, 20 meter
dan 30 meter terdapat nilai resistivitas tinggi (Warna gelap) menunjukan
adanya lapisan tanah poros tempat mengalirnya cairan baik berupa air maupun
minyak.
Sedangkan titik lainnya ( Warna terang) menunjukan nilai resistivitas rendah
yang diindikasi sebagai lapisan tanah kedap air

Gambar 5. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 1 meter


Gambar 6. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 5 meter

Gambar 7. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 10 meter


Gambar 8. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 20 meter

Gambar 9. Peta Kontur Resistivitas Kedalaman 30 meter


2.2.8. Penampang 3 Dimensi Resistivitas

Pencemaran lapisan tanah di lokasi penelitian digambarkan pada penampang 3


Demensi Resistivitas tanah seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 10. Penampang 3 Dimensi Resistivitas

Penafsiran litologi mengikuti tabel dari Telford. W.M, L.P., Geldart dan R.E.
Sheriff, "Applied Geophysic" sebagai berikut:

Tabel 4. Klasifikasi batuan resistivitas


2.2.9. Hidrokimia Air Tanah
Kualitas Air tanah tergantung pada batuan yang dilewati oleh air tanah tersebut,
sehingga diperlukan parameter kimia yang sesuai dengan baku mutu air untuk
masing-masing penggunaannya.
Penggunaan air tanah sebagai air bersih mengacu pada standart baku mutu air
bersih mengacu kepada Permenkes No 416/ MENKES/PER/IX/1990 dengan
parameter standard untuk air bersih dengan sifat fisika dan kimia yang
kandungan maksimum disyaratkan antara lain : Kekeruhan < 25 NTU, Warna
<50 TCU, Bau tidak berbau, Rasa tidak berasa, Daya Hantar Listrik, zat padat
terlarut < 1500 mg/l sedang sifat kimia yang disyaratkan antara lain : pH (6,5
-9.0), Kesadahan < 500 mg/l, Fe2+ < 1.0 mg/l, Mangan Mn2+ 0,5 mg/l, Na+ < 200
mg/l, NH4- < 1,5 mg/l, Cl-< 250 mg/l,SO4=< 250 mg/l, NO2- < 3 mg/l , NO3- <
50mg/l.
**Parameter terakreditasi KAN-ISO.IEC 17025:2008

3. PERSIAPAN PEMULIHAN
3.1. Pengukuran Geolistrik
Pengukuran Geolistrik sudah dilakukan sebagaimana diterangkan dalam BAB 2,
yang dilaksanakan pada Bulan Juli 2018.

3.2. Metode & Persiapan Alat


Dengan pertimbangan dasar, bahwa Lokasi pencemaran adalah merupakan jalan
akses umum dan lokasi perumahan warga maka, metode yang digunakan untuk
pemulihan adalah dengan menggunakan metode in-situ, dimana penanganan
yang dilakukan adalah penanganan langsung di lokasi. Pada metode in-situ ini
melibatkan tenaga ahli yang pakar dalam menangani pencemaran secara in-situ.

Persiapan peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan pencemaran secara in-


situ antara lain:
1. Mesin Bor Jackrow Hydrolic System Wire Line with Diesel engine
a. Water Swivel
b. 15 pc Drill pipe NQ @ 3 m
c. Core barrel Assy 1,5 m triple NQ Set
d. Water pump hibh pressure with diesel engine
e. Core box NQ
f. Water Tank 600 litre
g. Poly pipe 1 ich, 100 meter + connector
h. Organic Chemical Tank & Drum 200 litre
i. 3 pcs drum mixer 200 litre
2. Chemical Tools
a. PH Control
b. Mixer Control
c. Kation Control
3. Equipments for Injection Process
a. Pump
b. Compressor
c. Pipe
4. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan.
5.

Refferences

1. ASTM G.57 – 95a (reapproved, 2012)


2. Telford WM, L.P. Geldart & R.E. Sheriff, “Applied Geophysics”
Second Edition.
3. Roy B. Carpenter, Jr., Joseph A. Lanzoni,” Designing For A Low Resistance Earth
Interface (Grounding)”., Lightning Eliminator & Consultants, Inc., USA., 2007.
4. JDH Corrosion Consultant, Inc., Protecting the infrastructure through innovative
Corrosion Engineering Solution, Santa Rosa, CA, 2013.
5. West, Terry R., Geology Applied to Engineering, Waveland Press, Inc., USA, 2010.
6. Babolan, Robert., CORROSION TEST AND STANDARDS., Baltimore., US., 2005.
LAMPIRAN

HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
DAN PHOTO-PHOTO

Anda mungkin juga menyukai