Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Ilmu Tauhid dan Kalam

(Perkembangan Muktazilah Pada Masa Dinasti Abbasiah,Al-Ma’mun dan


Al-Mu’tasim)

Dosen Pengampu

Rohana,M.SI

Di Susun:

Baiq Nurrohmi Amelia

160301068

Kelas: 1/C

Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Institut Agama Islam Negeri Mataram

2016/2017
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejak awal permasalahan teologis dikalangan umat Islam telah terjadi


perbedaaan dalam bentuk praktis maupun teoritis. Perbedaan tersebut tampak
melalui perdebatan dalammasalah  kalam yang ahirnya menimbulkan berbagai
aliran-aliran dalam Islam. Dalam perdebatan tentang teologi ini, yang
diperdebatkan bukanlah akidah-akidah pokok seperti iman kepada Allah, kepada
malaikat dan lain sebagainya, melainkan perdebatan masalah akidah cabang yang
membahas bagaimana sifat Allah, Al-Qur’an itu baru ataukah qodim, malaikat itu
termasuk golongan jin atau bukan, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu.

Dalam hal ini akan di bahas mengenai perkembangan aliran mu’tazilah pada
masa dinasti Abbasiyah yakni pada masa al –ma’mun dan al-mu’tasim. Aliran
mu’tazilah yang selalu membawa persoalan –persoalan teologi banyak memakai
akal dan logika sehingga mereka dijuluki sebagai ‘’kaum rasionalis islam ‘’.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Perkembangan aliran mu’tazilah pada masa Al-Ma’mun


2. Bagaimanakah Perkembangan aliran mu’tazilah pada masa Al-Muktasim

Tujuan Masalah

1. Menjelaskan perkembangan aliran mu’tazilah pada masa Al-Ma’mun


2. Menjelaskan perkembangan aliran mu’tazilah pada masa Al-Mu’tasim
PEMBAHASAN

A. Perkembangan aliran mu’tazilah pada masa Al-Ma’mun


aliran mu’tazilah sebagai salah satu aliran mutakallimin mempunyai
peranan besar dalam sejarah islam. Aliran inilah yang pertama kali
mempersenjatai islam dengan filsafat dalam usaha mempertahankan islam dari
serangan-serangan luar. Demikian pula, aliran Mu’tazilah yang meletakkan dasar
bagi lahirnya filsafat islam dengan tokoh-tokohnya yang datang kemudian seperti:
Al-kindi,Al-Farabi,Ibn Sina dan sebagainya.

Pada awal perkembangannya,aliran ini tidak mendapati simpati dari umat


islam,khususnya dikalangan masyarakat awam,karena mereka sulit memahami
ajaran-ajaran Muktazilah yang bersifat rasional dan filosofis. Alasan lain adalah
kaum Muktazilah dinilai tidak teguh berpegang pada sunah Rasulullah dan para
sahabat. Kelompok ini baru memperoleh dukungan yang luas, terutama
dikalangan intelektual,yaitu pada masa pemerintahan khalifah Al-
Ma’mun,penguasa Abbasiyah (198-218H/813-833M). Pengakuan seperti itu
,karena al-Ma’mun adalah sseorang murid dari Abu al-Hudzaih al-Allaf,seorang
tokoh Mu’tazilah. Lagi pula al-Ma’mun dan kaum mencapai hubungan serasi
dalam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan keagamaan,antara lain ajaran
tentang kemakhlukan al-Qur’an. Karena itu faham Mu’tazilah terutama ajaran
tentang kemakhlukan al-Qur’an menjadi isu teologis yang pemasyarakatannya
dilaksanakan oleh penguasa.
Kedudukan Muktazilah semakin kuat setelah Al-Ma’mun menyatakan
sebagai mazhab resmi Negara. Hal ini disebabkan karena Al-Ma’mun sejak kecil
di didik dalam tradisi Yunani yang gemar akan ilmu pengetahuan dan filsafat.
Dalam fase kejayaannya itu,muktazilah sebagai golongan yang mendapat
dukungan penguasa memaksakan ajarannya kepada kelompok lain. Pemaksaan
ajaran ini dikenal dalam sejarah dengan peristiwa mihnah. Mihnah itu timbul
sehubungan dengan faham-faham Khalq Al-Qur’an.
Kaum muktazilah berpendapat bahwa Qur’an adalah kalam Allah swt yang
tersusun dari suara dan huruf-huruf. Al –Qur’an itu makhluk dalam arti diciptakan
Tuhan. Karena diciptakan berarti ia sesuatu yang baru,jadi tidak kadim. Jika Al-
Qur’an itu dikatakan kadim,maka akan timbul kesimpulan bahwa ada yang kadim
selain Allah swt dan hukumnya musyrik.
Khalifah Al-Ma’mun menginstruksikan supaya diadakan pengujian terhadap
aparat pemerintahan (mihnah) tentang keyakinan mereka akan faham ini. Menurut
Al-Ma’mun orang yang mempunyai keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kadim
tidak dapat dipakai untuk menempati posisi penting dalam pemerintahan.
Dalam pelaksanaannya,bukan hanya aparat pemerintah yang diperiksa
melainkan juga tokoh-tokoh masyarakat. Sejarah mencatat banyak tokoh dan
pejabat pemerintah yang disiksa ,diantaranya Imam Hambali ,bahkan ada ulama’
yang di bunuh karena tidak sepaham dengan ajaran muktazilah. Peristiwa ini
sangat menggoncang umat islam dan baru berakhir setelah al-mutawakkil(232-
247H/847-861M).
Al mihnah yang dilancarkan oleh Al-Ma’mun tidaklah sama dengan al
mihnah yang terjadi di spanyol. Karena al-mihnah dilancarkan oleh Al-Ma’mun
ini semacam “Liberalisme” Mu’tazilah melawan mereka yang menghalangi
liberalisme khususnya kaum fundamentalis. Sedangkan di spanyol yang kemudian
melanda Eropa adalah sebaliknya,yaitu atas nama paham agama yang
fundamentalistik dan sempit,melawan pikiran liberal yang menjadi paham para
pengemban ilmu pengetahuan,termasuk para failusuf yang saat itu banyak belajar
dari warisan pemikiran islam.

B. Perkembangan aliran Mu’tazilah pada masa Al-Mu’tasim


Pada masa Al-Mu’tasim perkembanga aliran muktazilah tidah jauh berbeda
pada saat al-ma’mun. Ia tetap menjalankan al-mihnah ini ,Ahmad bin hambal
tetap pada pendiriannya maka ia dijebloskan ke penjara(833-842 M). Setelah itu
pemerintahan al-mu’tasim digantikan oleh khalifah berikutnya yaitu Al-
Watsiq(842-847 M) ,al-watsiq merupakan putra dari al-mu’tasim.
Di awal pemerintahannya ia menampakkan kekerasan seperti Al-
ma’mun,namun pada akhir pemerintahannya ia berbalik dan menyesali semua
tindakannya,bahkan ia berusaha menghapuskan gerakan al-Mihnah dan paham
kemakhlukan Al-Qur’an ini.
Aliran mu’tazilah pada masa ini banyak menuai pertentangan dan juga
konflik. Mengenai Pandangan sementara bahwa kasus al-mihnah menjadi faktor
sirnanya paham mu’tazilah setelah periode al-mu’tashim,mungkin masih perlu
dilakukan tinjauan yang lebih teliti lagi.
Sebab jika dilihat dari kasus al-mihnah tersebut paham mu’tazilah
nampaknya hanya diterima oleh sebagian kecil umat islam yaitu kalangan
intelektual dan pemerintah,sementara disisi lain,kelompok ahli hadits mempunyai
pengaruh yang luas dan mengakar dikalangan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

https://abdain.wordpress.com/20/10/04/28/muktazilah-dan-
pengaruhnya-terhadap-dunia-islam

http://dinaasanti.blogspot.co.id/2015/06/makalah-ilmu-kalam-
mutazilah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai