Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ni Nengah Putri Asih

No : 24

Kls : XII IPS

Seni budaya

TARI PUSPANJALI

A. Pencipta Tarian : N.L.N. Swasthi Wijaya


N.L.N Swasthi Wijaya Bandem atau N.L.N Swasthi Wijaya
merupakan tokoh dibalik kemashyuran tari Puspanjali. Selain
sebagai pencipta, ia juga merupakan orang yang pertama kali
memperkenalkan tari Puspanjali pada masyarakat Bali. Berkat
tangan dingin perempuan kelahiran Mei 1946 ini, terciptalah
mahakarya yang bermakna “tarian penghormatan bagi para tamu”
tersebut. Dalam penggarapannya, Swasthi Wijaya tidak hanya
menyajikan koreografi semata, tetapi juga berkolaborasi dengan I
Nyoman Windha sebagai penata musiknya.
B. Jenis Tarian :
a) Bentuk : Berkelompok oleh 5-7 penari wanita. Sebuah tari
sekuler (balih-balihan) yang indah dalam kesederhanaan
gerak, lembut dan dinamis.
b) Jenis Tarian ini merupakan jenis tari kreasi baru yang jumlah
penarinya berkelompok mulai dari 5 sampai 7 orang.
c) Fungsi : sebagai tari penyambutan telah juga diisyaratkan
namanya. puspa berarti bunga dan anjali yang berarti hormat.
Jadi, Puspanjali “menghormati bagai bunga” atau yang pasti
tarian ini menggambarkan besarnya penghormatan tuan
rumah terhadap kedatangan tamu mereka. Meski berdurasi
kurang dari 5 menit, perpaduan tari dan musiknya benar-
benar anggun dan mempesona.
C. Konsep Gerak :
Untuk lebih lengkapnya tentang Konsep tersebut sebagai
berikut:

1. Pespson, merupakan awalan sebuah gending atau lagu


yang disajikan sebelum mulainya tarian.
2. Pengawak, merupakan gending yang dimainkan setelah
pepson adalah komposisi musik dengan alunan lembut
dan pelan.
3. Pengecet, merupakan bagian komposisi yang
menampilkan gerak-gerak tari bertempo pelan dan
lemah lembut.
4. Pekaad, merupakan bagian komposisi yang diwarnai
dengan gerak-gerak tari bertempo cepat, kemudian
lebih pelan untuk mengakhiri tarian.
D. Busana Tari :
Busana yang digunakan dalam tarian ini dirancang sama seperti
tarian tradisional Bali lainnya. Pakaiannya berupa tapih yang di
prada bawahnya dan disarung, serta steples polos berwarna senada
dengan tapih dan kain prada yang juga disarung.
Rambut para penari disasak dan menggunakan "pusung lungguh
magonjer". Pada bagian tengah depan pusung lungguh mgonjer
diberikan hiasan berupa "onggar-onggar" dengan bunga yang
sewarna pakaian penarinya.
Onggar-onggar dilengkapi juga dengan beberapa bunga mas
cempaka imitasi dan dua untaian semanggi di bagian kanan dan
kirinya.

Anda mungkin juga menyukai