TALASEMIA
RUKAIYA
Nim. 201801264
KELAS PASANGKAYU
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat
“Talasemia”.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Leukemia..........................................................................3
B. Etiologi Leukemia...........................................................................3
C. Manifestasi Klinis.............................................................................4
D. Patofisiogi.........................................................................................4
E. Penatalaksanaan Medis.....................................................................6
F. Diagnosa
Keperawatan..............................................................................11
A. Simpulan........................................................................................23
B. Saran...............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thalasemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut.
Yang dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit
ini pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama
sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas .
darah merah didalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek
timur tengah, sub benua India, dan Asia Tenggara. Dari 3 % sampai 8 %
orang Amerika keturunan Italia atau Yunani dan 0,5% dari kulit hitam
Tenggara sebanyak 40% dari populasi mempunyai satu atau lebih gen
thalasemia. (Kliegam,2012).
adalah suatu protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen dan
nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh. Sekitar 100.000 bayi di seluruh
dunia terlahir dengan jenis thalasemia berbahaya setiap tahunnya.
(Kliegam,2012)
Ada dua jenis thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis
thalassemia ini diwariskan dengan cara yang sama. Penyakit ini diturunkan
oleh orangtua yang memiliki mutated gen atau gen mutasi thalasemia.
Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut pembawa atau carrier,
Kebanyakan pembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua
sifat gen, di mana satu dariibu dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit
thalassemia. Jika baik ibu maupun ayah adalah pembawa, kemungkinan anak
B. Rumusan Masalah
Talasemia?
C. Tujuan
Untuk Mengetahui:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Talasemia
kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit
2005).
hemoglobin(Muscari, 2005).
B. Etiologi
secara genetik dan resesif. Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut
sebagai gen globin beta yang terletak pada kromosom 11. Pada manusia
kromosom selalu ditemukan berpasangan. Gen globin beta ini yang mengatur
sebelah gen globin beta yang mengalami kelainan disebut pembawa sifat
sebab masih mempunyai 1 belah gen dalam keadaan normal (dapat berfungsi
sakit tersebut berasal dari kedua orang tua yang masing-masing membawa
sifat thalassemia. Pada proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen
globin beta dari ibunya dan sebelah lagi dari ayahnya. Bila kedua orang
anak mendapatkan gen globin beta yang berubah (gen thalassemia) dari bapak
dan ibunya maka anak akan menderita thalassemia. Sedangkan bila anak
hanya mendapat sebelah gen thalassemia dari ibu atau ayah maka anak hanya
Pada talasemia mayor gejala klinik telah terlihat sejak anak baru
berumur kurang dari 1 tahun. Gejala yang tampak adalah anak lemah, pucat,
perkembangan fisik tidak sesuai dengan umur, berat badan kurang. Pada
anak yang besar sering dijumpai adanya gizi buruk, perut membuncit,
karena adanya pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba. Adanya
kemampuan terbatas, limpa yang membesar ini akan mudah ruptur hanya
Gejala lain (khas) ialah bentuk muka mongoloid, hidung pesek tanpa
pangkal hidung; jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.
Hal ini disebabkan karena adanya gangguan perkembangan tulang muka dan
mendapat tranfusi darah kulit menjadi kelabu serupa dengan besi akibat
D. Patofisiologi
alpa dan dua rantai beta. Pada beta thalasemia yaitu tidak adanya atau
kurangnya rantai beta thalasemia yaitu tidak adanya atau kekurangan rantai
rantai alpa, tetapi rantai beta memproduksi secara terus menerus sehingga
hemosiderosis.
kelebihan rantai beta dan gama ditemukan pada talasemia alpa. Kelebihan
polipeptida alpa dan beta, atau terdiri dari hemoglobin tak stabil badan
produksi dan edstruksi RBC menyebabkan bone marrow menjadi tipis dan
E. Pemeriksaan Penunjang
test dan definitive test.
1. Screening test
Di daerah endemik, anemia hipokrom mikrositik perlu diragui sebagai
b. Pemeriksaan osmotic fragility (OF)
c. Indeks eritrosit
Dengan bantuan alat indeks sel darah merah dapat dicari tetapi hanya
2007).
d. Model matematika
Membedakan anemia defisiensi besi dari Thalassemia β berdasarkan
(Wiwanitkit, 2007).
kadar MCV rendah, eritrosit meningkat dan anemia tidak ada ataupun
ringan. Pada anemia defisiensi besi pula MCV rendah, eritrosit normal
2. Definitive test
a. Elektroforesis hemoglobin
(Wiwanitkit, 2007).
b. Kromatografi hemoglobin
c. Molecular diagnosis
(Wiwanitkit, 2007).
F. Penatalaksanaan Medis
lain :
dan meningkatkan rentang hidup sel darah merah yang berasal dari
suplemen (transfusi).
G. Pencegahan
Menurut Tamam (2009), karena penyakit ini belum ada obatnya, maka
prospektif.
1. Penapisan (Screening)
2. Diagnosis Prenatal
H. Pengkajian
1. Asal keturunan/kewarganegaraan
2. Umur
Pada thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala tersebut telah
5. Pola makan
sehingga berat badan anak sangat rendah dan tidak sesuai dengan
usianya.
6. Pola aktivitas
Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak usianya. Anak banyak tidur
lelah
karena keturunan.
8. Riwayat ibu saat hamil (Ante Natal Core – ANC)
faktor risiko thalassemia. Sering orang tua merasa bahwa dirinya sehat.
risiko yang mungkin dialami oleh anaknya nanti setelah lahir. Untuk
adalah:
a. Keadaan umum
yaitu hidung pesek tanpa pangkal hidung, jarak kedua mata lebar, dan
e. Dada
Pada inspeksi terlihat bahwa dada sebelah kiri menonjol akibat adanya
f. Perut
Kelihatan membuncit dan pada perabaan terdapat pembesaran limpa
dari normal. Ukuran fisik anak terlihat lebih kecil bila dibandingkan
kronik.
i. Kulit
(hemosiderosis)
I. Diagnosa keperawatan
5. Resiko infeksi
6. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
No DIAGNOSA
1. Defisiensi NOC NIC
benar. tepat.
dijelskan kemungkinan
6. Sediakan informasi
yang tepat.
kosong.
atau SO informasi
tentang kemajuan
yang tepat.
9. Diskusikan perubahan
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
atau proses
pengontrolan penyakit.
mengeksplorasi atau
diindikasikan.
komunitas local,
tepat.
gejala untuk
melaporkan pada
pemberian perawatan
melakukan aktifitas
1. Tentukan
yang dianjurkan
keterbatasan aktifitas
dengan tetap
fisik pasien
mempertahankan
2. Kaji persepsi
tekanan darah, nadi,
pasien tentang
dan frekuensi
penyebab kelelahan
pernafasan dalam
yang dialaminya
rentang normal.
3. Dorong
pengungkapan peraaan
kelemahan fisik
4. Monitor intake
nutrisi untuk
meyakinkan sumber
peningkatan energi
melalui makanan
6. Monitor respon
kardiopulmonari
terhadap aktifitas
(seperti takikardi,
dispnea, disritmia,
diaporesis, frekuensi
pernafasan, warna
kuantitas tidur
8. Bantu pasien
menjadwalkan istirahat
dan aktifitas
9. Monitor respon
oksigenasi pasien
selama aktifitas
gejala kelelahan
sehingga dapat
mengurangi
aktifitasnya.
Terapi Oksigen
Definisi: Mengelola
memonitor keefektifannya
Aktifitas:
1. Bersihkan mulut,
secret
2. Pertahankan kepatenan
jalan nafas
termasuk humidifier
sesuai program
5. 5. Secara periodik,
monitor ketepatan
pemasangan alat
3. Gangguan citra tubuh NOC NIC
tubuh. perasaanya.
6. Fasilitasi kontak
diharapkan. paretase.
Mendemostrasikan BAB.
1. Berkomunikasi trombopleblitis.
kemampuan. sensai.
2. Menunjukkan
perhatian,
kosentrasi dan
orientasi.
3. Membuat
keputusan dengan
benar.
Menujukkan fungsi
snsori motori
tingkat kesadaran
gerakan-gerakan
involunter.
5. Resiko infeksi NOC NIC
Knowledge : infeksi)
2. Mendeskripsikan perlu.
kemampuan tangan.
lingkungan aseptic
selama pemasangan
alat.
petunjuk umum.
menurunkan infeksi
kandung kemih.
nutrisi.
bila perlu.
Infection protection
(proteksi infeksi)
dan local.
2. Monitor hitung
granulosit, WBC.
3. Monitor kerentangan
terhadap infeksi.
4. Batasi pengunjung.
5. Sering pengunjung
terhadap penyakit
menular.
6. Pertahankan teknik
yang beresiko.
7. Pertahankan teknik
isolasi.
8. Berikan perawatan
epidema.
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase.
luka/insisi bedah.
cairan.
untuk meminum
antibiotic sesuai
dengan resep.
gejala infeksi.
menghndari infeksi.
16. Laporkan kecurigaan
infeksi.
1. Mendemostrasika ventilasi.
pernafasan). mengoptimalkan
keseimbangan.
status O2 Oxygen
therapy.
trakea.
nafas paten.
oksigen.
tanda-tanda
hipoventilasi.
kecemasan terhadap
oksigen.
tekanan darah.
berdiri.
tangan dan
bandingkan.
setelah beraktifitas.
nadi.
irama pernafasan.
27. Monitor suara paru.
pernafasan abnormal.
dan kelmbaban.
perifer.
bradikardi,
peningkatan sistolik).
sign.
7. Keterlambatan NOC NIC
Nutrition remaja.
tingkatannya. memfasilitasi
sumber-sumber sederhana.
3. Pantau kecenderungan
kenaikan dan
Nutrition Theraphy :
1. Menyelesaikan
2. Memantau
makanan/cairan
tertelan dan
menghitung asupan
3. Memantau kesesuaian
memenuhi kebutuhan
gizi sehari-hari, sesuai.
dibutuhkan untuk
sesuai.
sesuai.
8. Mendorong asupan
makan dan cairan
tinggi kalsium, sesuai.
9. Pastikan bahwa diet
termasuk makan tinggi
kandungan serat untuk
mencegah konstipasi.
10. Memberikan pasien
dikonsumsi, seusuai.
enteral, sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncara, H.Y, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
Merenstein, Gerald B. 2001. Buku pegangan pediatric. Ed. 17. Jakarta: Widya
Medika
Nelson, Waldo E. 1999. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol. 2. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc Jilid 2. Yogyakarta:
MediaCtion Publishing