Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zuita Sidabutar (I1B118006)

MK : Sastra Kontemporer

SESUDAH ZAMAN TUHAN ( Sajak-Sajak dari Masa Covid )

Kontemporer diartikan sebagai sesuatu kekinian atau modern, tidak terikat oleh aturan aturan
pada zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang (modern). Jika dikaitkan dengan puisi,
maka puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang bebas dari kungkungan makna
leksikal, sehingga deret kata atau kalimatnya sering tidak bermakna leksikal (makna kamus).
Bahkan kata-kata yang digunakan pada puisi kontemporer tidak terdapat dalam kamus ataupun
ujaran. Sutardji Calzoum Bakhri adalah salah satu penyair yang menghasilkan karya-karya puisi
kontemporer yang dikenal sebagai puisi Kredo Sutardji.

Puisi kontemporer juga merupakan puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu
sendiri. Yang mana ciri-ciri puisi kontemporer yaitu, (1) bentuknya tidak pasti tidak seperti puisi
biasa, (2) pada umumnya bertemakan kritik, (3) maknanya sangat sulit ditangkap, (4) sering kali
mempermainkan kata didalamnya, (5) puisi kontemporer seringkali kata-kata yang kurang
memperhatikan bahasa, memakai kata-kata kasar, ejekan dan lain-lain.

Pada kumpulan puisi yang terbalut judul Sesudah Zaman Tuhan, dapat dikatakan kumpulan puisi
kontemporer dikarenakan puisi-puisinya tidak terikat oleh atura-aturan puisi pada umumnya,
seperti salah satu contoh puisi berikut:

Mey (hal 15)

Akbar Rizky Sholeh

mey
kita telanjang
mencabik kota
meretas sumpah serapah tersesat
di alun-alun
menawar pelaminan satu ranjang.
kemudian bergegas,
merapikan kelamin mencucinya satu malam dari ketiadaan.

Banjarmasin, 2020
Lagu Lama Kalera (hal.29)

Arif P. Putra

telah datang pula kabar-kabar kalera


dipiuh angin barat ke selatan
lengkap dengan mambang
dengan sikodi hasil cino bakau
ditarik pelan-pelan, sampai risau bersarang
sampai takut sekeliling badan

kataku, "entah lagu lama, atau festival dari gagalnya pemerintah" orang kita memang begitu,
segala yang pedih selalu jadi bahan bahagia dirinya

Lesung Air, 2020

Dapat dilihat pada kedua contoh puisi diatas kebanyakan mengungkapkan hal-hal atau topik
yang memasyarakatkan dengan bebas, terbuka dan tidak muluk-muluk seperti pada penulisan
puisi konvensional.

Anda mungkin juga menyukai