Anda di halaman 1dari 48

Sucker Rod Pump

TUJUAN

Mengenali Tipe-Tipe Sucker Rod Pump


Mengenali Komponen-Komponen Pada Sucker Rod Pump
Memahami Proses Perancangan dan Pemilihan Sucker Rod Pump
Memahami Analisa Keadaan Peralatan Sucker Rod Pump Dengan Menggunkana
Dynamometer
Memahami Beberapa Tindakan Yang Dapat Dilakukan Untuk Menanggulangi
Problem Pumping Wells.

DHEQ-006 Sucker Rod Pump 1


1. Pendahuluan
Sumur dengan laju produksi dari yang sangat rendah sampai menengah (moderate,
lebih rendah dari 2000 bpd, 320 m3/d) sangat cocok menggunakan pompa SRP dalam
pengangkatan fluida produksi ke permukaan. Hal ini disebabkan pompa jenis ini mampu
membentuk drawdown yang sangat tinggi di sekitar lubang bor.
Gambar 1 memperlihatkan skematik dari komplesi dengan menggunakan pompa
sucker rod. Dapat dilihat bahwa terdapat tiga hal pokok dalam elemen pompa sucker rod,
yaitu :
¾ Bottom Hole Pump
¾ Rod string
¾ Pumping unit
Sucker rod mentransmisikan beban tensional dari plunger ke unit pompa. Maka
kriteria desain utama adalah efek dinamik termasuk kelelahan (fatique), strecth dan rod fall.
Panjang dari sucker rod umumnya 25 ft dengan diameter dari 5/8 inch sampai 1 1/8
inch. Kombinasi dari ukuran-ukuran string ini sering digunakan.
Terdapat 2 (dua) jenis grade steel sucker rod yaitu :
¾ Grade C dengan tensile strength 90 000 psi (0.6 GPa), digunakan untuk
sumur-sumur yang dangkal.
¾ Grade D, dengan tensile strength 115 000 psi (0.8 GPa), yang digunakan
untuk sumur-sumur dalam, fiber glass rod juga sering digunakan untuk
sumur-sumur dalam atau lingkungan yang sangat korosif.
Gambar 2, 3 dan 4 memperlihatkan gambar dari unit permukaan ketiga macam
SRP, yaitu :
1. Conventional Pumpin Unit
2. Air Balanced
3. Mark II

2 DHEQ-006 Sucker Rod Pump


⇪ Gambar 1. Sk
kematik Pom
mpa Anggu
uk (SRP)

⇪ Gambar
G 2.P
Pompa Angg
guk Konven
nsional
⇪ Gambar
G 3. Konfigurasi
K Pompa Ang
gguk Air Ba
alanced

⇪ Gamb
bar 4. Pompa
a Angguk Jenis Mark II
2. Komponen Alat Sucker Rod Pump
Komponen dari SRP adalah:
¾ Mesin
¾ Alat-Alat di permukaan
¾ Alat-Alat di bawah permukaan
¾ Sucker Rod (Stang)

2.1. Mesin
Penggerak mula pada SRP dapat mesin gas (langsung dari casing anulus), diesel,
motor bakar, dan listrik. Penggerak mula ini disesuaikan dengan tempat dan tersedianya
sumber tenaga tersebut. Mesin dalam hal ini hanya digunakan untuk mendapatkan
energi langsung. Dalam hal mesin listrik, analisa dapat dilakukan untuk keperluan energi
yang efisien dan perhitungan- perhitungan lain.

2.2. Alat-Alat di Permukaan


Gambar 5 memperlihatkan alat-alat di permukaan. Alat ini meneruskan energi
dari mesin ke alat bawah permukaan. Dalam melakukan hal ini, maka gerak putar harus
diubah keturun naik dirodinya, dan kecepatan rpm mesin harus dikurangi supaya sesuai
dengan kecepatan pompa tertentu dengan menggunakan gear reducer. Antara rod
dengan alat permukaan terdapat polished rod yang dapat melaluinya tetapi keluar di
polished rod. Di bagian atas polished rod, polished rod diklem pada carrier bar, yang
mana dihubungkan dengan Horse head melalui wireline hanger yang fleksibel.
Desain di atas diperlukan agar polished rod tetap bergerak naik turun secara
vertikal supaya tak ada riksi besar di stuffing box.
Walking beam ditunjang dekat titik beratnya oleh Sampson Post. Gerak
diteruskan ke walking beam melalui pitman, gerak mana diberikan oleh crank. Panjang
langkah polished rod ditentukan oleh jarak dari pitman bearing ke crank shaft.
Umumnya ada 3 posisi atau lebih untuk mengatur panjang langkah polished rod
tersebut.

DHEQ-006 Sucker Rod Pump 5


⇪ Gambar 5.. Komponen
n SRP
Hal lain yang
y pentin
ng adalah mendisain counter ba alance. Sem mua gerak
menaikkkan fluida kek atas dilakkukan oleh ggerakan ke atas dengan n berat fluid
da dan rod
ditangggung oleh unit pompa. Pada saat kke bawah, tiidak ada beban, tetapi rod malah
bergeraak dipercepa at ke bawah h. Bila beban ke atas dan
d ke bawa ah ini tidak diimbangi
maka unit
u pompa akan mudah rusak dan n keseimban ngan pada m mesin tidak ada, yaitu
besar-kkecil-besar dan seteru usnya. Untu uk ini dip pasang cou unter balan nce untuk
membe erikan distrib
busi merata pada pembe ebanan. Efek
k counter baalance tergantung dari
beratnyya, posisinyaa, dan geommetri alat-ala
atnya. API membuat
m sttandardisasi mengenai
tipe pompa, misalnya:
C - 160D - 173 - 64, ya
ang artinya;
C : Conventiona
C al (A=Air ballanced, B=Be
eam counterr balance, M=Mark
M II)
160 : Peak torque
e rating, ribuan lb-in
d : Double reduction gear reduce
er
173 d rating, ratu
: Polished Rod Load usan lb
64 ng langkah sstroke maksimum, in
: Panjan

2.3. Alat-Alat
A Di
D bawah Pe
ermukaan
Gambbar 6 memperlihatkan gerakan
g ke atas
a dan ke bawah pom mpa. Pada gerak
g
plunger ke ba awah, standiing valve terrtutup, travelling terbuka
a, fluida berg
gerak masukk dari
barrel ke plunger. Pada gerak ke attas standing valve terbu uka karena pengisapan,
p dan
trravelling terrtutup akiba
at beban flu uida di atassnya. Working barrel digunakan
d u
untuk
te
empat naik turunnya
t plu
unger dan se ebagai tempat pengump pul cairan.

⇪ Gambarr 6. Gerakan
n Pemompa
aan
Ada 2 macam po ompa, tubing
g pump dan n rod pump.. Gambar 7 memperliha atkan
perbedaan anntara keduanya. Pada tuubing pump p working. B
Barrel meleka
at di tubing dan
harus di pasaang dengan n tubing. Pa
ada Rod Pump Working g barrel dan
n Plunger dapat
d
diangkat dari rodnya saja
a tanpa menggangkat tub
bing.
Tubing Pump leb bih luas tabu
ungnya darii rod. API te
elah membuuat standard
disasi
dari pompa sucker rod in
ni. Gambar 8 memperlihaatkan berma m alat pompa ini.
acam-macam
G
Gambar 9 ada
alah kode hu
uruf menuruut API untuk pompa-pom mpa tersebutt.
⇪ Gambar.7. Tubing
g Pump and
d Rod Pump
p
⇪ Gambar 8.. Klasifikasi Pompa darri API
⇪ G
Gambar 9.P
Pump Designation
Dalam gambar 9 terseb but sebagai contoh: 20 - 150 - RWB
BC - 20 - 4 - 2, artinya
pompa untuk tubing in denga an diameterr plunger in pe rod insert, dengan
n. Pompa tip
barrel berdinding
b t
tipis, bottom
m hold downn (dipegang di bawah dan menggunakan tipe
mangko ok (cup) untuk keduduka annya.
mpa 20 in, dengan
Panjang pom d plung
ger 4 ft dan extension 2 ft.
Diagram po
ompa di atas (Gambar 6) digunakan sebagai beriikut :
a. Travelling barrel :
pump-barrel yang bergerak naik turun dengantravelling valve pada bagian atas
barrel.
Keuntungan :
1. Travelling barrel menyebabkan fluida terus bergerak dan bergerak sampai
dekat seating
2. Pompa secara berkala (intermittent) tidak menyebabkan pasir menutup di
barrel.
3. Bottom hold down (melekat di bawah) menghindarkan kemungkinan barrel
pecah akibat tekanan hidrostatik.
Kerugian:
1. Karena tabung yang panjang dan jarak tempuh fluida dalam barrel yang
panjang, maka pompa ini tak cocok untuk level statik yang rendah.
2. Pada sumur-sumur dalam, tabung bisa bengkok karena tekanan differensial.
3. Lubang bengkok sangat merusak barrel.
b. Stationary Barrel Bottom Anchor.
Barel dipasang pada seating nipple Plunger di hubungkan dengan rod dan
fluida dikeluarkan di atas barrel.
Keuntungan:
1. Baik untuk statik level rendah. Karena pompa dipegang di dasar, maka
standing valve dapat diletakkan dekat dasar sumur.
2. .Gerak fluida di barrel terbatas dan standing valve besar.
3. Bottom Anchor (dipegang di bawah) baik untuk sumur dalam dan sumur
dengan fluid pound (pompa menembus fluida).
Kerugian :
1. Pasir bisa mengendap di sekitar barrel.
2. Pasir bisa mengendap pada pemompaan berkala.
c. Stationery barrel Top Anchor.
Sama seperti (b) tetapi dipegang pada top (atas) dari barrelnya.
Keuntungan :
1. Baik untuk sumur berpasir, karena discharge menyebabkan pasir tersapu 3
inch di atas seating nipple.
Kerugian :
1. Kemungkinan pecah. Top hold down terbatas 5000 ft untuk thin wall dan
7500 ft untuk dinding tebal.
d. Tubing Pump
Keuntungan :
1. Produksi fluida plunger lebih besar.
2. Lubang standing valve lebih besar
Kerugian :
Harus menarik tubing untuk mengganti barrel

DHEQ-006 Sucker Rod Pump 11


3. Desain Sucker Rod Pump

Metoda dilakukan menurut petunjuk API RP11L. Ini dimulai dengan mengisikan data
pada Data Sheet No.1 (Gb. 10), misalnya data sumur, produksi, dll. Sedikit perhitungan
misalnya mencari kedalaman pemasangan pompa (setting depth), memilih unit pompa,
ukuran plunger, kecepatan pompa, ukuran rod, dll dilakukan dan dituliskan pada bagian atas
data sheet No. 2 (Gb. 11). Gb. 12 memberikan besaran-besaran yang akan diperlukan pada
suatu disain.
Pada bagian atas data sheet tersebut (Gb. 11) perlu diketahui pertama-tama laju
aliran yang diinginkan dan kedalaman pompanya.
A. Laju aliran yang diinginkan dapat dicari dari IPR (Gilbert atau Vogel), lalu effisiensi
pompa diperkirakan dari lapangan yang bersangkutan, atau dengan bantuan
Tabel 1. Bila tidak pasti umumnya diambil 0.80. Displacement pompa adalah laju
aliran yang diinginkan dibagi effisiensi, ini disebut juga laju aliran pada 100%
effisiensi.
Q100 = Q yang diinginkan/Effisiensi
B. Fluid level atau puncak cairan ditentukan biasanya 75 kaki dari pompanya
(seating nipple).
C. Kedalaman pompa ditentukan agar tidak terlalu ke bawah (pasir) atau terlalu ke
atas (interferensi gas). Kedalaman pompa juga tidak boleh terlalu dekat atau di
depan perforasi. Untuk ini dianjurkan untuk dipasang dengan lubang masuk
(inlet) 30’ - 100’ dibawah perforasi atau minimal 200’ di tas perforasi. Praktek di
lapangan sangat menentukan untuk pemasangan pompa ini, yang mana
tergantung pada sifat fluida dan keadaan sumur serta masa depan fluid levelnya.
D. Dengan mengetahui displacement dan kedalaman pompa maka dari Gb. 13,14,15
(Composite Graph API Bull. RP11L4) dipilih unit yang sedikit diatas titik yang
didapat dari displacement dan kedalaman tadi. Perlu diketahuibahwa
Gb.13,14,15 tersebut berasumsi bahwa level fluida = kedalaman pompa, eff.
100%, SG=1, tubing di anchor dan counter balance sempurna. Umumnya dipakai
Gb. 14 (30000 psi). Panjang stroke 9 langkah dipilih dari Gambar yang sama atau
bisa diubah menurut manufacturer (biasanya ada 3 posisi).
E. Kecepatan pompa (pumping speed) dipilih dari Gb. 16 (Conventional), Gb. 17
(Air Balanced) dan Gb.18 (Mark II). Agar di bawah maksimumnya ARCO
menganjurkan penggunaan Gb. 17 untuk Convensional (harga maksimal untuk
Air Balanced). Untuk Air Balance and Mark II dianjurkan penggunaan dibawah
harga maksimal dari grafiknya masing-masing. Walaupun beberapa buku akhir-
akhir ini mengatakan bahwa kecepatan sinkron tidak penting untuk diperhatikan
dalam disain, di sini diusahakan agar kecepatan tidak tepat sinkron (yaitu
n=237000/NL, dimana N=kecepatan pompa, L panjang rod dan n bilangan
bulat). Untuk ini di sini hanya akan dihindari bilangan bulat dengan 0.15.
F. Diameter plunger (D) dapat dicari dari Tabel 2 (ukuran maksimal pompa dan
sejenisnya) tergantung ukuran tubing dan barrelnya. Gb. 9 menunjukkan
jenis/tipe pompa yang akan dipilih. Tabel 3 menunjukkan batas kemampuan
(rating) unit pompa API ybs.
G. S.G. fluida dihitung dari derajat API, % minyak, SG air dan % air.
H. Ukuran Tubing didapat dari Data Sheet No. 1 sebelumnya.

12 DHEQ-006 Sucker Rod Pump


I. Ukuran sucker rod didapat dari Gb.13,14 dan 15 tadi dan kombinasinya dicari dari
Tabel 4. Misalnya 85 menunjukkan bahwa rodnya berukuran 8/8", 7/8", 6/8" dan
5/8" atau 1", 7/8", 3/4" dan 5/8".
J. Service Factor tergantung dari lapangan ybs., API menganjurkan standar sbb:
API Grade Service Factor
C D
Lingkungan tidak korosif 1.00 1.00
Air Asin 0.65 0.90
H2S 0.50 0.70

API Grade C adalah minimum tensile stress rod 90000 psi sedang D 115000 psi.
Umumnya kita menggunakan Grade C.

DHEQ-006 Sucker Rod Pump 13


¯ T
Tabel-1.
Efisiensii Pompa To
orak Pada Bermacam-M
Macam Kondisi Sumur

¯ Tabel--2. Maximum Pump Sizze and Type


e
¯ Tabel-3. Pumping Unit Size Ratting
¯ Tabel-3. Pumping Unit Size Ratting (lanjutan)
¯ Tabel--4. Rod and
d Pump Data
a
¯ Tabel-4. Rod and
d Pump Data (lanjutan))
⇪ Gamba
ar 10. Data Sheet Peren
ncanaan Pom
mpa Anggu
uk
⇪ Gambar 11. Data Sheet Perencanaa
an Pompa Angguk
⇪ Gamba
ar 12. Data Sheet Peren
ncanaan Pom
mpa Anggu
uk
⇪ Gam
mbar 13. Com
mposite Dia
agram API
⇪ Gambar 14. Composiite Diagram
m API
⇪ Gam
mbar 15. Com
mposite Dia
agram API
⇪ Gamb
bar 16. Pum
mping Speed
d
⇪ Gambar 17. Pumping Speed
⇪ Gamb
bar 18. Pum
mping Speed
d
4. Analisa dengan Menggunakan Dynamometer
Kerumitan dari sistem SRP membuat analisa yang berdasarkan suatu persamaan
hanya mampu mendekati kondisi aktual. Dynamometer memberikan gambaran berbentuk
grafik yang menunjukkan beban aktual dan kondisi yang dialami polished rod selama waktu
pemompaan. Dynamometer dapat digunakan untuk memberikan informasi dalam
penyeleksian peralatan pompa, untuk mengetahui keadaan sumur setelah instalasi peralatan,
dan untuk mengetahui problem di sumur.

4.1. Dynamometer Mechanics


Catatan dynamometer dipermukaan merupakan penjumlahan gaya-gaya dari
sistem pompa. Ada tiga tipe utama dynamometer yang biasa digunakan:
¾ Dynamometer Tipe Hidraulik
Instrumen ini terdiri dari dua unit yang terpisah, unit pengubahan tekanan
dan unit perekaman. Unit pengubahan tekanan berisikan cairan yang
dikompresikan seimbang dengan beban yang terjadi. Tekanan akibat
pembebanan yang terjadi ini ditransmisikan dengan cairan ke alat
perekam, dimana rekaman beban selama putaran pemompaan berbentuk
chart.
¾ Dynamometer Tipe Mekanik
Unit ini yang sering digunakan selama ini. Tipe ini terdiri dari cincin ring
baja yang mendefleksikan pembebanan yang terjadi. Pembebanan ini
ditransmisikan dan diperbesar dengan rangkaian mekanik dan dicatat,
pada sebuah drum jarum pena di kertas parafin.
¾ Dynamometer Tipe Elektrik
Instrumen ini terdiri dari pencatat magnetik dan perekam. Pembebanan
yang terjadi di polished rod dicatat melalui pembangkitan arus. Catatan
didefleksikan kemudian dicatat pada strip chart atau photographic film.

4.2. Pencatatan Pembebanan oleh Dynamometer


Dynamometer mencatat seluruh pembebanan pada bawah permukaan selama
putaran pompa yang direfleksikan di polished rod. Penjumlahan beban berasal dari
berat rod, berat dari fluida yang diproduksikan, beban akselerasi, dan beban dari
getaran rod string.
Beban yang sulit untuk didefinisikan adalah beban yang berhubungan dengan
getaran rod string. Analisa untuk mendapatkan interpretasi dan analisa yang tepat dari
dynamometer harus dapat membedakan antara beban inersia dan beban getaran. Teori
pendesainan pompa umumnya mengasumsikan bahwa operasi unit pompa mendekati
gerakan harmonik sederhana. Pencatatan dynamometer, sebenarnya mewakili
pertambahan pemindahan yang sama dan peningkatan waktu yang tidak sama seperti
yang diperkirakan teori harmonik. Pertambahan pemindahan pada awal dan akhir setiap
langkah pemompaan lebih kecil untuk pertambahan waktu yang sama dari pada
langkah pertengahan. Waktu yang diperlukan untuk upstroke tidak begitu sama dengan
waktu yang diperlukan untuk downstroke disebabkan kesulitan dalam counter balancing
beban sumur. Pergerakan yang tidak seimbang ini membuat perekaman dynamometer
mengalami penyimpangan pada tingkat getaran yang tinggi karena begitu banyaknya
gelombang yang harus ditransmisikan.

28 DHEQ-006 Sucker Rod Pump


4.3. Bentuk Dasar Dynamometer Card
Bentuk dynamometer card dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
1. Beban mekanik dan fluida
2. Betaran dari rod dan tubing
3. Jangkauan rod
4.3.1. Dasar Dynamometer Card
Sebuah plot sederhana dari garis edar partikel yang berputar di sebuah
lingkaran dari beberapa radius yang sudah diperhitungkan dalam diameter dan
diplot terhadap pemindahan angular yang diberikan disebut dengan kurva sinus.
Ini merupakan tipikal pergerakan dari beam pumping unit. Deretan gelombang
(garis tebal) yang lengkap yang diplot terhadap waktu seperti yang terdapat di
Gambar 19A . Jika dua gelombang ini terdapat dalam satu putaran, putaran itu
dapat diwakili dengan melipat satu gelombang terhadap gelombang lainnya,
seperti yang ditunjukkan oleh garis putus-putus, membentuk gelombang
kontinu yang berulang terus setiap putaran. Ini dikerjakan di unit perekam
dynamometer dengan membalikkan gerakan di dalam grafik. Meskipun begitu,
gerakan dari grafik dynamometer menunjukkan perpindahan yang sama, bukan
waktu.
Pemindahan pada awal dan akhir stroke lebih kecil untuk selang waktu
yang sama daripada pertengahan stroke. Perekaman dynamometer untuk
rangkaian rod yang terbenam dalam lubang kering dan dioperasikan dalam
kecepatan satu setengah kali dari biasanya ditunjukkan pada Gambar 19B, juga
menggambarkan penyimpangan dari gelombang diakibatkan gerakan yang tidak
seragam. Net area dari grafik adalah nol, karena tidak ada yang dikerjakan. Garis
mendatar menunjukkan berat dari rod. Perekaman tambahan dari gaya yang
diperlukan hanya untuk mengangkat fluida ditunjukkan pada Gambar 19C
(parallelogram dengan garis putus-putus).

DHEQ-006 Sucker Rod Pump 29


⇪ Gambar 19.
1 Bentuk Dasar Dyna
amometer C
Card

4.4. Interp
pretasi Dyn
namometerr Card
4.4.1. Perhitunga
P an Dynamo
ometer Carrd
Tipik
kal perhitunngan yang didapatkan n dari dyna amometer card
c akan
dituliskan di bawah ini dan
d diilustrasikan pada Gambar
G 20.

⇪ Gambar 20.
2 Ideal & A
Aktual Dyna
amometer Card
C
Perhitungan dari Dynamometer:
Beban maksimum: Wp = HC
Beban rata-rata upstroke:

⎛ A + A2 ⎞
Wu = ⎜⎜ 1 ⎟⎟(C )
⎝ Lc ⎠
Beban Minimum: Wm = hC
Beban downstroke rata-rata:
⎛A ⎞
Wd = ⎜⎜ 1 ⎟⎟(C )
⎝ Lc ⎠
Range Beban: Wr = Wp - Wm
Efek Counter balance :
⎛ A + A2 / 2 ⎞
Wbe = ⎜⎜ 1 ⎟⎟(C )
⎝ Lc ⎠
Hydraulic horsepower :
(qt ) (S f )(D fw )
(hp )h =
136000
Polished rod horsepower :

(hp ) p = ⎜⎜ A2 ⎟⎟ ⎢ (C ) (N ) (L ) ⎥
⎛ ⎞⎡ ⎤
⎝ Lc ⎠ ⎣ (33000) (12) ⎦
Efisiensi Subsurface :

ess =
(hp )h x 100
(hp ) p
Efisiensi permukaan : es =

(hp ) p
es = x 100
(hp )b
Efisiensi keseluruhan :

(hp )h
eo = (ess )(es ) = x 100
(hp )b
Efisiensi volumetrik :

DHEQ-006 Sucker Rod Pump 31


ev =
(qt )
(qi ) (Bt )
dimana:
Bt = Gabungan formation volume factor dalam pump bbl space per bbl
STO pada temperatur dan tekanan pompa
Bt = Rp.Bg + Bo
dimana:
Rp = total gas bebas melewati pompa. SCF/STB
Bg = gas volume factor, bbl space / SCF
Bo = oil voume factor, res bbl/STB
Puncak Torsi : Tp = (Wp - Wbe) (L/2)
Torsi rata-rata upstroke : Tau = (Wu - Wbe) (L/2)
Torsi rata-rata downstroke : Tad = (Wbe - Wm) (L/2)
Maksimum beban unbalance : Wmn = (Wp - Wbe)
atau (Wbe - Wm) , tergantung mana yang lebih besar
Beban unbalance rata-rata : Wan= (Wu - Wbe) atau (Wbe - Wd),
tergantung mana yang lebih besar
4.4.2. Indikasi-Indikasi dari Dynamometer Card
¾ Terpisahnya Rod
Pengecekan terhadap standing valve dan travelling valve dapat
memberikan data yang diperlukan untuk mengetahui apakah rod terpisah
atau tidak.
Ketika standing valve(SV) dan travelling valve(TV) terletak pada daerah
mendatar yang sama, maka dapat diduga rod telah terpisah. Biasanya
adalah hal yang mudah untuk mengetahui apakah rod terpisah dari pompa
atau tubing jika bagian rod itu terletak di atas tiga bagian dari string.
Meskipun begitu, bagian bawah dari rod sulit untuk diketahui sehingga
test tambahan dan informasi diperlukan. Jika rod terpisah, beban yang
dicatat dynamometer akan merupakan berat dari rod yang masih diberikan
kepada polished rod kurang dari buoyancy support fluida sumur. Untuk
menentukan dimana rod terpisah, maka berat per panjang rod dibagi
kedalam berat yang terukur dikurangi efek bouyancy. Jika diindikasikan
panjang rod kurang dari kedalaman pompa, maka terpisahnya rod sudah
dapat dipastikan. Meski panjang rod sama dengan kedalaman pompa, test
tambahan dan pengalaman diperlukan untuk memperjelas terpisahnya
rangkaian rod.
¾ Undertravel dan Overtravel Plunger
Undertravel dari plunger pompa yang diakibatkan beban berlebihan dari
rod dan pompa diindikasikan dengan diagram yang miring ke atas di
bagian kanan (Gambar 21). Overtravel plunger diindikasikan dengan
diagram yang miring ke bawah di bagian kanan.
Kondisi ini biasanya ditemukan pada pompa dengan laju yang lebih cepat
dari 20 SPM.

32 DHEQ-006 Sucker Rod Pump


Ilustrasi darri berbagai macam kon
ndisi pompa berdasarka
an dynamom
meter
card dapat dilihat
d pada Gambar 22 sampai Gam
mbar 32.

⇪ Ga
ambar 21. Plunger
P Und
der and Ove
er Travel

Gamb
bar.22. Fluid
d Pound
¾ Keterangan Gambar 22::
Gambar 22 mengilustra asikan terjad
dinya fluid p
pound, dima ana polished
d rod
bergerak dari A ke B sebelum trravelling valve pompa terbuka. Ha al ini
berarti pum mp barrel ttelah terisi fluida gas, yang pasti fluida gass itu
mengalami kompresi a akibat berat fluida di attas travelling
g valve sebeelum
travelling va
alve itu terb
buka. Dalamm kasus ini ((kedalaman pompa 350 00 ft)
tekanan dip perkirakan ssebesar 140 00 psi. Padaa titik B tekkanan di ba awah
travelling valve
v pasti m
melebihi 1400 Psi. Ketiika travelling valve terbuka
beban fluidda langsung ditransfer dari rod strring ke tubiing. Berat fluida
kemudian disupport
d oleh standingg valve dariipada travelling valve. Pada
kasus ini, po
ompa akan mengalami penurunan beban yang tiba-tiba se ekitar
8950 lb.
⇪ Gam
mbar.23. Pe
erubahan Ke
ecepatan
¾ Ketera
angan Gambbar.23:
Kartu ini menuunjukkan p
perubahan yang bessar pada kecepatan
menunjukkan bag
gaimana be
eban dan be bah begitu kecepatan
entuk berub
dinaikkkan.
⇪ Gambar.24
4. Perubahan
n Panjang S
Stroke
¾ Keterangan Gambar.24::
Cards diatass menunjukkkan efek darri meningkattkan panjang
g dari stroke
e dan
memperlam mbat kecepattan pompa dalam usaha a untuk mennurunkan be eban.
Prosedur ini sering diikuti dengan mencoba
m me enentukan operasi
o optim
mum
pada sumurr tersebut. YYang juga haarus diketah
hui bahwa keecepatan po ompa
tertinggi 132 FPM menghasilkan
m n produksi yang lebih kecil darip pada
dengan keccepatan 126 6.5 FPM. Ju
uga Peak Torque 74 in n hole diba awah
kapasitas da
ari unit pemompaan.
⇪ Gambar 2
25. Well History
¾ Ketera
angan Gamb
bar.25:
Dynam mometer di atas mengiilustrasikan perubahan kondisi sum mur setelah
period da empat taahun. Lapanggan yang diiproduksi deengan kecep patan yang
relatiff tinggi bia
asanya mengalami pen nurunan keccepatan botttom hole
pressu ure yang ce epat. Horse
epower yang g digunakan untuk mengangkat
fluida merupakan n fungsi daerah yang terrtutup untukk setiap dyn
namometer
card. Ini membe erikan suatuu idea ketika bottom hole presssure turun
diperlukan penam mbahan horsepower ketika salt water telah dipro oduksikan.
⇪ Gambar 2 26. Friksi Ya
ang Berlebihan
¾ Keterangan Gambar 26::
Contoh inii diberikan untuk me enggambarkkan bagaimman friksi yang
y
berlebihan di pompa ddapat memp pengaruhi beban dan horsepower pada
p
polished rod. Dalam kaasus ini peru
ubahan yang dibuat ha
anya jumlah ring
yang diguna plunger pompa.
akan pada p
⇪ Gambar 27. Overtra
avel
¾ Ketera
angan Gamb
bar.27:
Polish
hed rod dyynamometer card diam mbil pada ssaat yang bersamaan
b
dengaan bottom hole
h dynam
mometer cardd dicatat. In
ni menunjukkkan stage
yang berlebihan pada saat pemompaa an sumur. H Hal yang nyata
n ialah
ngat dipenga
plunger travel san aruhi beban fluida.
Plunger overtrave
el menurun ketika
k beban
n fluida meniingkat.
⇪ Gamb bar 28. Plung
ger Sticking
g
¾ Keterangan Gambar 28::
Sumur di atas telah mengalami pemberata an beberap pa kali sebe elum
dilakukan pengukuran
p dengan dyynamometer card, yan ng menunjukkan
plunger pom
mpa sticking
g akibat pasiir. Ketika passir melewati plunger seluruh
n sebanding dengan fluid pound yan
unit mengalami getaran ng terjadi.
⇪ Gambarr 29. Gas Lo
ock
¾ Ketera
angan Gamb
bar 29:
Cards ini menunjukkan putarran normal, yang sering g dilakukan pada saat
sumurr pada tingkkat semi-flow
wing. Bentukk dari card h
hampir secaara kontinu
berubbah begitu sumur
s meng galir dan pe
emompaan selama interval waktu
terten
ntu.
⇪ Gammbar 30. Sem
mi-Flowing
¾ Keterangan Gambar 30::
Sumur ini menghasilka an sejumlah
h gas. Setelah ditutup sementara lalu
dipompakan n dengan beeban normaal (lihat Card diambil pad
da 10.05). Ketika
pemompaan diteruskan beban fluida m menjadi leb bih ringan, ini
menyebabkkan penurunan beban da an horsepow wer polished
d rod. Pada 10.55
1
terjadi agita
asi dan meng
galir.
Ilustrasi ini menunjukka
an bagaiman
na kondisi b
beban dapatt berubah dalam
waktu yang singkat.
⇪ Ga
ambar 31. Perubahan Kedalaman, Kecepatan Konstan
⇪ Gammbar 32. Un
ndertravel
¾ Keterangan Gambar 32::
Dynamometer card (10--16-47) men
nunjukkan ka
arakteristik undertravel.
u
Kemiringan dari card pa
ada upstrokke juga menu unjukkan ad
danya down hole
restriction mencegah
m pe
ergerakan beebas dari rod.
Card (10-22
2-47) menunjjukkan operrasi setelah dilakukan
d pe
erubahan sep
perti:
mengganti pompa, mem mbersihkan parafin dari tubing, memindahkan slack
dari tubing, meningkatkkan ukuran pulley
p di gea
ar box.
4. Trouble Shooting Problem Pumping Wells
Beberapa problem yang sering terjadi serta saran tindakan apa yang harus dilakukan:
Untuk Gas Pounds dan Gas Locking
1. Gunakan gas anchor
2. Tingkatkan panjang stroke (dengan diikuti penurunan kecepatan pompa jika
memungkinkan)
3. Gunakan pompa dengan jarak minimum antara standing dan travelling valve
(juga gandakan travelling valve dan yakinkan pompa berada pada ruang yang
tepat)
4. Pompa memproduksi secara intermittent
5. Hubungkan casing ke vacuum system atau flow line, atau buang ke udara
6. Gunakan sucker rod yang tipis bila memungkinkan
7. Gunakan pompa dua tingkat bila tersedia
Untuk Plunger Failure
1. Gunakan premium plunger
2. Gunakan pompa dengan meningkatkan clearance antara plunger dan barrel
3. Pompa memproduksikan secara intermittent
4. Perhatikan problem kepasiran dan korosi
Untuk Ball, Seat dan Cage Failure
1. Gunakan balls dan seat jenis premium
2. Gunakan rubber lined cages
3. Pompa memproduksi secara intermittent
4. Perhatikan problem kepasiran dan korosi
Untuk Problem Kepasiran
1. Gunakan top hold down pumps untuk mengurangi stuck pump dan stripping
2. Bersihkan dengan bailer dan sand pump
3. Naikkan pompa
Untuk Tubing Leak
1. Gunakan rod guide ke lubang lekukan
2. Anchor tubing
3. Perhatikan korosi
Untuk Fluid Pound
1. Kurangi kecepatan pompa atau panjang stroke
2. Dipompakan secara intermittent
3. Pasang pompa yang lebih kecil
Untuk Kerusakan Rod
A. Kerusakan pada Body
1. Perhatikan rod stresses dengan dynamometer
2. Gunakan rod guide
3. Tingkatkan panjang stroke dan turunkan kecepatan pompa
4. Dipompakan secara intermittent

44 DHEQ-006 Sucker Rod Pump


5. Ganti seluruh string jika harga pulling terlalu mahal
6. Perhatikan korosi
B. Kerusakan pada Pin
Lihat petunjuk lapangan untuk mengetahui apakah crew telah menggunakan torsi
yang tepat. Kelebihan atau kekurangan torsi adalah penyebab umum kerusakan pin.
C. Kerusakan pada Coupling
1. Jika disebabkan keausan, pasang rod guide
2. Jika bukan disebabkan keausan, lihat catatan crew yang melakukan pulling,
apakah mereka memukulkan palu pada coupling.

DHEQ-006 Sucker Rod Pump 45


Contoh Soal SRP
Disainlah Sucker Rod Pump dengan data-data sebagai berikut
Rate yang diinginkan : 165 BPD
PI : 2.5 BPD/psi
Pwf : 193 psi @ 5278’ (tengah perforasi)
Water Cut : 32 %
SG air : 1.2
oAPI : 31
Anggapan efisiensi : *0 %

46 DHEQ-006 Sucker Rod Pump


DAFTAR PUSTAKA

1. Mian M.A., "Petroleum Engineering Handbook for Practicing Engineer", Vol.2, Penn
Well Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, 1992.
2. nn., "Artificial Lift", SPE Reprint Series no.12, SPE of AIME, Dallas-Texas, 1975.
3. Bradley H.B., "Petroleum Engineering Handbook", Third Printing, Society of Petroleum
Engineers, Richardson TX, 1987.
4. Skinner D.R., "Introduction to Petroleum Produstion, Volume 1: reservoir
Engineering, Drilling, Well Completions", Gulf Publishing Company,
Houston, 1981.
5. Economides M.J. et.al., "Petroleum Production Systems", Prentice Hall Petroleum
Engineering Series, Englewood Cliffs, New Jersey, 1994.
6. Brown K.E., "The Technology of Artificial Lift Methods", Vol.1-4, Penn Well Publishing
Company, Tulsa-Oklahoma, 1984.

DHEQ-006 Sucker Rod Pump 47


DAFTAR PARAMETER DAN SATUAN

WP = beban maximum, lbs


Wm = beban maximum, lbs
Wv = beban rata-rata naik, lbs
Wd = beban rata-rata turun, lbs
Hc = beban maximum terukur, lbs
Hc = beban minimum terukur, lbs
A1 = luas bawah dari garis beban turun
A2 = luas antara beban naik dan turun
C = konstanta dynamometer
Lc = panjang lintasan rod stroke
W2 = kisaran beban, lbs
Wbc = efek counter balance
(hp)p = hydraulic horse power
Qt = total produksi, BPD
N = kecepatan pompa, RPM

48 DHEQ-006 Sucker Rod Pump

Anda mungkin juga menyukai