Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASMA BRONKIAL

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN


BERSIHAN JALAN NAFAS DI IGD RSU AGHISNA MEDIKA
KROYA

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh :
ARIS NGUDIONO, S.Kep
NIM A.31801107

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019
i STIKES Muhammadiyah Gombong
ii STIKES Muhammadiyah Gombong
iii STIKES Muhammadiyah Gombong
iv STIKES Muhammadiyah Gombong
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan rahmat,
nikmat dan karunianya yang tak pernah putus sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul : ANALISIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASMA BRONKIAL DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN
JALAN NAFAS DI IGD RSU AGHISNA MEDIKA KROYA
Proposal Karya Ilmiah Ners ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Profesi Ners pada STIKes Muhammadiyah
Gombong. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal Karya Ilmiah
Akhir Ners ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, petunjuk, dan bimbingan dari
berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Sastro Wikarto (alm) dan Sepen selaku orang tua.
2. Herniyatun, M. Kep, Sp. Mat selaku Ketua STIKes Muhammadiya Gombong.
3. Isma Yuniar M. Kep selaku KaProdi S1 Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Gombong.
4. Dadi Santoso, M. Kep selaku Ketua Kordinator Program Ners Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Gombong.
5. Podo Yuwono, M. Kep.,CWCS selaku pembimbing yang telah memberikan
waktu untuk membimbing sehingga terselesaikannya Karya Ilmiah Akhir Ners
ini.
6. Putra Agina WS, M. Kep selaku Penguji.
7. Seluruh teman – teman STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah
memberikan semangat dan mendukung sampai terselesaikannya proposal
Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

v STIKES Muhammadiyah Gombong


vi STIKES Muhammadiyah Gombong
vii STIKES Muhammadiyah Gombong
Program Studi Ners Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTA, Maret 2019
Aris Ngudiono1, Podo Yuwono2

ABSTRAK

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASMA BRONKIAL


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS DI IGD RSU AGHISNA MEDIKA
KROYA

Latar Belakang : Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam


kebutuhan manusia. Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian pertama dari
kebutuhan fisiologis menurut Hirarki Maslow, karena Oksigen salah satu
kebutuhan vital untuk kehidupan kita. Posisi high fowler sangat membantu bagi
klien yang mengalami dyspnea karena menghilangkan tekanan pada diagfragma
yang memungkinkan pertukaran volume yang lebih besar dari udara.
Tujuan : Memahami dan mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi pada pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan
komprehensif.
Metode : Penulisan karya tulis ini merupakan deskriptik analitik dengan
pendekatan studi kasus.
Hasil : Terdapat perubahan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan keperawatan
posisi high fowler terhadap perubahan saturasi oksigen sebesar 5 pada pasien
Asma Bronkial.
Kesimpulan : Penulis menarik kesimpulan bahwa posisi high fowler dapat
meningkatkan saturasi oksigen pada pasien Asma Bronkial.

Kata Kunci : Asma, Posisi High Fowler, Saturasi oksigen

1. Mahasiswa Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong


2. Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong

viii STIKES Muhammadiyah Gombong


Nursing Nurses Study Program Muhammadiyah Gombong
College of Health Sciences
KTA, March 2019
Aris Ngudiono1, Podo Yuwono2

ABSTRACT

ANALYSIS OF BRONKIAL ASMA PATIENTS WITH NURSING


CLEAN ACADEMIC NURSING NURSING PROBLEMS IN
EDUCATION AGHISNA MEDIKA HOSPITAL
KROYA

Background: Oxygen is the most vital basic requirement in human needs.


Fulfilling oxygen needs is the first part of physiological needs according to
Maslow's hierarchy, because oxygen is one of the vital needs of our lives. The
position of the high fowler is very helpful for clients who experience dyspnea
because it removes pressure on the diaphragm which allows the exchange of
larger volumes of air.
Objective: To understand and apply Nursing Care to Fulfill Oxygenation Needs
in Patients with Disorders of Oxygenation Requirement by using a comprehensive
and comprehensive nursing process approach.
Method: Writing this paper is an analytic descriptor with a case study approach.
Results: There were changes before and after the nursing action of the high
fowler position on changes in oxygen saturation of 5 in Bronchial Asthma
patients.
Conclusion: The author draws the conclusion that the high fowler position can
increase oxygen saturation in Bronchial Asthma patients.

Keywords: Asthma, High Fowler Position, Oxygen Saturation

1. Nursing Nurse Students STIKES Muhammadiyah Gombong


2. Muhammadiyah Gombong STIKES Lecturer

ix STIKES Muhammadiyah Gombong


HALAMAN PERSEMBAHAN

“ Karya tulis ini saya persembahkan kepada orang tua,


isteri dan anak-anakku tercinta “

x STIKES Muhammadiyah Gombong


MOTTO

“ Ya Alloh, jadikanlah keluarga kami sebuah keluarga yang selalu


ada di jalan-Mu, bertaqwa kepada-Mu dan beriman kepada-Mu”

xi STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI…………………………….. vii

ABSTRAK INDONESIA………………………………………………..... viii

ABSTRAK INGGRIS…………………………………………………….. ix

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... x

MOTO………………………………………………………………………. xi

DAFTAR ISI ...................................................................................... ……… xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan ......................................................................................... 4

C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis .............................................................................. 7

B. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas ...................................... 12

C. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori ................................... 13

D. Posisi High Fowler ..................................................................... 17

E. Kerangka Konsep ........................................................................ 18


xii STIKES Muhammadiyah Gombong
BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Karya Ilmiah Ners ........................................................... 19

B. Subjek Studi Kasus ...................................................................... 19

C. Fokus Studi Kasus ....................................................................... 20

D. Definisi Operasional .................................................................... 20

E. Instrumen Studi Kasus ................................................................. 21

F. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 22

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................... 23

H. Analisa Data dan Penyajian Data ................................................ 23

I. Etika Studi Kasus ........................................................................ 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lahan Praktek .................................................................... 26

B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ..................................... 28

C. Pembahasan ................................................................................. 36

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 44

B. Saran ............................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA

xiii STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Karya Tulis Ilmiah ....................................... 20


Tabel 4.1 Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin .................................. 36
Tabel 4.2 Distribusi pasien berdasarkan umur ............................................... 37
Tabel 4.3 Distribusi pasien berdasarkan tingkat pendidikan ......................... 38
Tabel 4.4 Distribusi pasien berdasarkan pekerjaan ........................................ 38
Tabel 4.5 Distribusi pasien berdasarkan berat badan sesuai IMT .................. 39
Tabel 4.6 Distribusi perubahan saturasi oksigen berdasarkan nilai sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi pemberian posisi high fowler .......................... 42

xiv STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR LAMPIRAN

1. Permohonan Menjadi Responden


2. Pernyataan Permohonan Menjadi Responden
3. Pathway
4. SOP Menghitung Pernafasan
5. SOP Posisi High Fowler
6. Lembar Kegiatan Bimbingan
7. Lembar Kegiatan Revisi
8. Jurnal pendukung
9. Lembar observasi
10. Resume Kasus

xv STIKES Muhammadiyah Gombong


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
The global initiative for asthma (GINA) menyatakan bahwa penyakit
asma merupakan masalah yang cukup dekat dengan masyarakat karena jumlah
populasi asma meningkat, ditemukan sebanyak 300 juta jiwa menderita asma
dan di prediksi akan meningkat menjadi 400 juta jiwa pada tahun 2025 di
seluruh dunia jumlah ini bisa saja bertambah karena penyakit asma bersifat
underdiagnosed buruknya kualitas udara dan adanya perubahan pola hidup
masyarakat menjadi penyebab meningkatnya penyakit asma (Kemenkes,
2015). Pernyataan ini didukung oleh WHO dalam penelitiannya
memperkirakan 235 juta orang menderita asma. WHO juga menyebutkan lima
penyakit paru utama sebesar 17,4% dari seluruh kematian di dunia masing-
masing penyakit infeksi paru 7,2%, PPOK (penyakit paru obstruktif kronik)
4,8%, tuberculosis paru 3,0%, kanker paru/trakea/bronkus 2,1%, dan asma
0,3%. Asma bukan hanya masalah kesehatan masyarakat untuk negara yang
berpenghasilan tinggi, asma terjadi di semua negara terlepas dari tingkat
perkembangan. Kematian asma terjadi lebih dari 80 % di negara–negara
berkembang atau berpenghasilan rendah dan menengah kebawah. Asma
kurang terdiagnosis menciptakan beban besar bagi individu dan keluarga dan
dapat membatasi aktivitas untuk seumur hidup penderita. 1 dari 4 orang
penderita asma dewasa tidak bekerja dan kehilangan hari kerja selama lebih
dari 6 hari karena asma mencapai 19,2%, sementara 1 dari 3 anak yang
menderita asma absen sekolah karena kekambuhan asma (WHO, 2011).
Data terbaru dari Pusat AS dari Center for disease control and
prevention (CDC) menunjukkan bahwa jumlah orang yang terdiagnosis
dengan asma meningkat 4,3 juta pada tahun 2001-2009. Pada tahun 2009,
terdapat 479.300 kasus rawat inap, 1,2 juta kasus rawat jalan, 1,9 juta kasus
gawat darurat, dan 3.388 kematian yang berhubungan dengan asma (CDC,
1 STIKES Muhammadiyah Gombong
2

2013). Prevalensi penduduk di indonesia yang terdiagnosa penyakit asma


mengalami kenaikan sebesar 1%. Berdasarkan data dari Riskesdas pada tahun
2007 didapatkan hasil 3,5% dengan menggunakan teknik wawancara diagnosa
oleh tenaga kesehatan. Sedangkan pada tahun 2013 didapatkan hasil menjadi
4,5% dengan melalui wawancara semua umur berdasarkan gejala yang timbul
dari semua jumlah penduduk (Riskesdas, 2013).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kebutuhan
manusia. Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian pertama dari
kebutuhan fisiologis menurut Hirarki Maslow, karena Oksigen salah satu
kebutuhan vital untuk kehidupan kita.
Konsumsi oksigen yang cukup akan membuat organ tubuh berfungsi
dengan optimal, jika tubuh menyerap oksigen dengan kandungan yang rendah
dapat menyebabkan kemungkinan tubuh mengidap penyakit kronis. Sel-sel
tubuh yang kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan perasaan kurang
nyaman, takut atau sakit. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme
tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila
kekurangan oksigen dalam waktu yang lama, akan terjadi kematian. Pada
orang yang sehat sistem pernafasan dapat menyediakan kadar oksigen yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, akan tetapi pada kondisi sakit
tertentu, proses oksigenasi tersebut dapat terhambat sehingga mengganggu
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006). Oksigen
sangat dibutuhkan oleh manusia, karena sepanjang hidupnya semua manusia
harus memasukkan oksigen ke dalam tubuhnya secara terus-menerus dan tidak
boleh berhenti. Sel-sel tubuh akan rusak atau mati bila tidak mendapatkan
oksigen dalam jangka waktu tertentu. Sel otak akan mati atau rusak bila tidak
mendapatkan oksigen selama 3-4 menit (Slamet & Sri, 2007).
Salah satu gangguan oksigenasi adalah asma. Asma merupakan
inflamasi kronis pada jalan nafas yang di tandai hiperresponsivitas jalan nafas
terhadap berbagai rangsangan. Asma ditandai gejala obstruksi jalan nafas yang
bervariasi, dapat sembuh secara spontan atau setelah pemberian obat
bronkodilator (Morton, Fontaine, Hudak, & Gallo, 2013). Di dukung dengan
STIKES Muhammadiyah Gombong
3

Digiulio, jackson & Keogh (2014) mengatakan Asma merupakan penyakit


yang disebabkan terhalangnya saluran nafas karena inflamasi atau
bronscopasme. Asma telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, para ahli
mendefinisikan bahwa asma merupakan suatu penyakit obstruksi saluran nafas
yang memberikan gejala–gejala batuk, mengi, dan sesak nafas
(Somantri,2009:52).
Pada penyakit asma, serangan umumnya datang pada malam hari,
tetapi dalam keadaan berat serangan dapat terjadi setiap saat tidak tergantung
waktu. Inspirasi pendek dan dangkal, mengakibatkan penderita menjadi
sianosis, wajahnya pucat dan lemas, serta kulit banyak mengeluarkan keringat.
Bentuk thorax terbatas pada saat inspirasi dan pergerakannya pun juga
terbatas, sehingga pasien menjadi cemas dan berusaha untuk bernafas sekuat-
kuatnya (Kumoro, 2008: 2).
Ketika terjadi asma, bila pasien dibawa ke rumah sakit maka pasien
harus diberikan intervensi yang dilakukan perawat yaitu berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian terapi medikasi yang terdapat lima kategori
pengobatan yang digunakan dalam mengobati asma yaitu, agonis beta,
metilsantin, antikolinergik dan inhibitor sel mast. Pasien juga akan diberikan
terapi oksigen untuk mengatasi dyspnea, sianosis dan hipoksemia Hal itu
adalah pertolongan pertama yang dilakukan pada saat pasien dibawa ke rumah
sakit, setelah pasien masuk ke ruang rawat inap peran perawat secara mandiri
sangatlah penting khusunya untuk melakukan intervensi. Salah satu intervensi
tersebut yaitu dengan memposisikan pasien asma, posisi yang dimaksud
adalah posisi semi-fowler atau high fowler.(Smeltzer dan Bare, 2002).
Posisi semi fowler paling efektif bagi klien karena saat terjadi sesak
nafas biasanya klien tidak dapat tidur dalam posisi berbaring, melainkan harus
dalam posisi duduk atau setengah duduk untuk meredakan penyempitan jalan
nafas dan memenuhi oksigen dalam darah dan dapat membantu
pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen ke diafragma
(Safitri & Andriyani, 2008). Posisi semi fowler atau posisi setengah duduk
adalah posisi tempat tidur yang meninggikan batang tubuh dan kepala
STIKES Muhammadiyah Gombong
4

dinaikkan 15 sampai 45 derajat. Apabila klien berada dalam posisi ini,


gravitasi menarik diafragma ke bawah, memungkinkan ekspansi dada dan
ventilasi paru yang lebih besar (Kozier, 2010). Bahwa posisi semi fowler
membuat oksigen di dalam paru-paru semakin meningkat sehingga
memperingan sesak nafas. Posisi ini akan mengurangi kerusakan membrane
alveolus. Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga oksigen
menjadi optimal. Sesak nafas akan berkurang dan akhirnya perbaikan konidisi
pasien lebih cepat (Supadi, 2008).
Posisi high fowler adalah posisi dimana tempat tidur di posisikan
dengan ketinggian 60o-90o bagian lutut tidak ditinggikan. Posisi high fowler
ini sangat membantu sangat bagi klien yang mengalami dyspnea karena
menghilangkan tekanan pada diafragma yang memungkinkan pertukaran
volume yang lebih besar dari udara (Barbara, 2009). Tujuan dan mekanisme
dilakukan posisi ini adalah untuk memfasilitasi pasien yang sedang kesulitan
bernapas. Posisi high fowler bertujuan menghilangkan tekanan pada diafragma
dan memungkinkan pertukaran volume yang lebih besar dari udara.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat Analisis Posisi
High Fowler terhadap Perubahan Saturasi Oksigen pada pasien Asma
Bronkial.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis termotivasi untuk
menganalisa lebih lanjut melalui karya ilmiah akhir ini dengan judul “Analisis
Pada Pasien Asma Bronkial dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas di IGD RSU Aghisna Medika Kroya”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini agar penulis dapat memahami dan
mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi pada pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
utuh dan komprehensif.
STIKES Muhammadiyah Gombong
5

2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien pemenuhan
kebutuhan oksigenasi di ruang IGD RSU Aghisna Medika Kroya.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi di ruang IGD RSU Aghisna Medika Kroya.
c. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD RSU Aghisna Medika
Kroya.
d. Penulis mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang IGD RSU Aghisna Medika
Kroya.
e. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan oksigenasi.
f. Penulis mampu memberikan inovasi keperawatan pada pasien
gangguan oksigenasi dengan memposisikan high fowler.

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Keilmuan
Hasil penulisan ini dapat sebagai bahan kajian dalam pengembangan ilmu
yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan dasar oksigenasi.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Mahasiswa
Karya tulis ilmiah ini memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk
memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan dengan masalah
kebutuhan oksigenasi.
b. Bagi Rumah Sakit
Sebagai dasar untuk memberikan dan meningkatkan mutu pemberian
asuhan keperawatan dengan kebutuhan oksigenasi.

STIKES Muhammadiyah Gombong


6

c. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi dan bahan bacaan dan pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan pembelajaran dan pengetahuan bagi mahasiswa
keperawatan.

STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.


Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta
Bulechek, Gloria. Dkk. (2016). Nursing interventions classification
(NIC).ed.6. Singapore: Elsevier
Brunner & Suddarth.(2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. 2009. Global
Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of
Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Barcelona: Medical
Communications Resources. Available from:
http://www.goldcopd.org
Herdman, T. Heather. (2015). Diagnosis Keperawatan : definisi dan
klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Hidayat, S; Sedarmayanti. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung:
Mandar Maju
Hidayat, S; Sedarmayanti. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung:
Mandar Maju
Jolley CJ and Moxham J. 2006. Respiratory muscles, chest wall,
diaphragm, and other. Encyclopedia of Respiratory
Medicine:632-43.
Kozier, Barbara, dkk, 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktek, Edisi 7, Volume 1. Jakarta : EGC.
Moorhead,Sue. Dkk. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC)
Pengukuran Outcomes Kesehatan.Ed.5. Singapore: Elsevier
Mukti, Abdul. (2008). Dasar-dasarIlmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga University Press.
Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien denganGangguan
sistem pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

STIKES Muhammadiyah Gombong


Potter, P.A; Perry, A.G. (2008). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, Dan Praktik. Jakarta: EGC
Price, S.A; Wilson, L.M. (2012). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakitnya. Edisi 6. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih
Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC.
Supadi, E. N. 2008. Hubungan Analisis Posisi Tidur Semifowler
dengan Kualitas Tidur Pada klien Gagal Jantung Di RSUD
Banyumas Jawa Tengah. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan ,
4 No. 2, 97-108,
Tarwoto, Wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan, Penerbit : Jakarta : Salemba Medika.
WHO.(2007). Global Surveillance, Prevention and Controlof Chronic
Respiratory. Disease A. Comprehensive Approach. Available
From:http://whqlibdoc.who.int/publications/2007/9789241563
468_eng.pdf
WHO. (2014). Ashma Bronkhial Report. 2014

STIKES Muhammadiyah Gombong

Anda mungkin juga menyukai