Diantara sebab-sebab syari yang menjadikan sebuah akad tidak lazim
Bila akad telah terjadi maka akad itu lazim niscaya mengikat dan tidak bisa dilepas ikatannya kecuali bila ada sebab-sebab syari diantaranya 1. Khiyar majelis 2. Khiyar syarat Khiyar Syarat: Artinya apabila mesyaratkan khiyar untuk keduanya atau salah satu keduanya dalam waktu yang ditentukan Khiyar majelis hak antara penjual dan pembeli untuk tidak melanjutkan akad jual belinya selagi dalam majelis ini ditetapkan oleh syariat , rasullullah yang menetapkannya Adapun khiyar syarat selesai majelis sudah tetapi sebelum majelis berpisah salah satunya mensyaratkan untuk mendapatkan khiyar hak untuk tidak melanjutkan akad dalam waktu yang ditentukan berarti khiyar ini dibuat dan disaratkan oleh orang berakad Tetapi khiyar majelis ditetapkan oleh syariat, bila khiyar ini tidak mereka buat maka tidak ada khiyar syarat, Berbeda dengan khiyar majelis , walaupun si penjual berkata “ barang tidak bisa dikembalikan lagi , selagi dalam majelis itu tidak berlaku karena yang menetapkan ini adalah syariat , rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mnetapkan nya. Berbeda dengan khiyar syarat , misalnya pembeli diam saja dan penjual juga diam saja dan juga tidak ada tertulis di kwitansi pembelian bahwa dapat dikembalikan dalam batas waktu sekian, maka gugur khiyar syarat . Misalnya : Pembeli mensyaratkan dan berkata “ beri waktu saya berpikir sampai esok hari”, walaupun dia tidak menjelaskan alasannya dan penyebabnya apa dan disetujui oleh penjual keesokan harinya sebelum waktu berakhir, hak dari pembeli untuk mengembalikan barang untuk mengambil uangnya kembali walaupun dia mengatakan tidak ada masalah ditanya oleh penjual “ memang ada apa dengan barangnya “ pembeli berkata “ tidak apa-apa dengan barang nya tetapi saya hanya tidak mau beli saja”, maka ini hak bagi pembeli untuk mengatakan demikian bila dia mentepkan dengan khiyar syarat dan khiyar ini disyariatkan untuk menjauhkan kemudharatan bagi penjual dan pembeli, terkadang seseorang terlalu tergesa-gesa membeli barang sehingga dibeli dia , jika dia tidak mensyaratkan khiyar ,untuk bisa berpikir lagi ternyata dia menyesalinya, bila akad sudah lazim maka tidak ada hak dia untuk mengembalikan. Oleh karena itu syariat menetapkan adanya khiyar syarat dan khiyar majelis ini agar mereka keridhaannya benar-benar tidak diakhiri dengan penyesalan dalam jual beli. Bila kita katakan hak khiyar syarat ini dalam waktu tertentu berarti ada memberikan waktu maksimalnya, para ulama dalam mahzab syafii dan hanafiah mengatakan ,batasan maksimal khiyar syarat hanya 3 hari lebih dari dari 3 hari gugur hak khiyar dari pembeli. Berdasarkan hadist tentang waktu khiyar ,khiyar tasriyah, khiyar aib, khiyar muttabsil itu Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam Bersabda “dia memiliki hak khiyar selama 3 hari” Dalam mahzab yang lain hanafiah tidak ada ketentuan waktunya, karena Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam menetapkan 3 hari bukan berarti perintah ungtuk 3 hari maka artinya hak khiyar baginya selama selama 3 hari lebih dari itu tidak dijelaskan oleh Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam , dan hukum asalnya boleh . Berdasarkan sabda beliau bahwa orang –orang muslim tersebut berdasarkan syarat-syarat yang mereka buat dan syarat yang mereka buat bisa jadi 3 hari atau lebih tergantung kesepakatan mereka berdua dan jenis barang yang bmereka beli tentunya . berbeda misalkan yang mereka beli seekor hewan dengan mebeli sebuah pabrik tersebut, barang yang dibelinya pabrik tentu lebih lama, maka pendapat yang terkuat dalam hal ini ,wallahu a’lam mutlak nya sabda Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam bahwa orang islam itu memenuhi persyaratan mereka maka dikembalikan kepada mereka berdua selagi mereka masih ridha, dibenarkan waktu maksimal khiyar syarat itu lebuh dari 3 hari , tetapi tidak boleh waktunya tidak jelas. misalkan dia mengatakan “ berilah saya hak khirar selama beberawa waktu “ berapa hari ? dia tidak menjelaskan maka ini tidak boleh dan mengandung unsur gharar juga tidak boleh pembeli mengatakan atau sipenjual bekata “ barang ini saya jual dan kapanpun anda kembalikan saya terima, ini tidak dijelaskan waktunya (selama-lamanya) maka ini tidak boleh karena mengandung unsur gharar yang menyebabkan sipenjual dan sipemb eli tidak bisa menentukan umpanya sipenjual tidak bisa menetukan keuntukan karena siapa tahu nanti setelah lima tahun di kembaliakn oleh sipembeli maka dengan demikan persyaratan dalam pengembalian barang ( retur ) pengembalian barang dengan mendapatkan uang kembali (Refund) harus ada waktu , ditulis umpanya dalam kwitansi pembayaran ,misalnya barang yang sudah dibeli untu item dapat ditukar selama 3 hari /7 hari / 1 bulan tidak masalah. Ini termasuk bagian khiyar syarat. Kapan berakhirnya khiyar syarat ?dengan berakhir waktunya dan yang disaratkan tanpa pembeli ndatang dan beucap mengakhiri khiyar syarat .berakhir waktu langsung akad menjadi lazim dan niscaya tidak b isa ditarik. Dan dalam waktu khiyar ini pembeli gtidak dibolehkan tasarrub (dia menjual barang tersebut/ menghibahkan/ barang tersebut , kecuali penjual berkata saya tidak memiliki hak khiyar tapi anda boleh memiliki hak khiyar kalu ini dikatakan oelh sipenjual maka boleh dijual oleh pembeli tergantung situasi pembeli , walaupun pembeli mengatakan saya pun “saya pun ada memiliki hak khiyar selama waktu itu “ Misalakan : Dia jual beli tanah , pembeli mengatakan “ beri saya waktu klhiyar 3 hari penjual juga mengatakan saya juga memiliki hak khiyar 3 hari artinya setelah sehari umpa nya ,penjual mengatakan “ saya batalkan hak khiyar , saya cabut barang nya kembali”. Dan itu boleh, bisa disebabkan ada pembeli yang lebih lain atau suatu hal dia tidak jadi menjualnya lagi , boleh hal ini. Kalau sipenjual menafiklan hak khiyar nya maka boleh sipembeli menjual/ bertasarrub/memindah tangan kan /mengalihkan kembali barang yang dibelinya, selama dalam hak khiyar syarat ini status kepemilikan barang berang berada ditangan sipembeli , dan status kepemilikan harga barang yaitu uang berada ditangan penjual , maka bila barang ini memiliki manfaat dan digunakan oleg pembeli dan dia menggunakan khiyar syarat , hak nya dia dan tidak boleh sipen jual meminta konpensasi dari imbalan barang tersebut. Misalkan : Dijual beli dan dibeli oleh seseorang dan dia mensyaratkan hak khiyar dia selama 2 hari . Hari pertema mobil dibawa jalan keluar kota perjalana 400 kilo Hari kedua dibawa aperjalanan 200 kilo sebelum waktu khiyar syarat dia mengatakan “saya tidak jadi beli dan kembalikan uang saya “ hak dari sipembeli untuk melakukan demikian dan tidak halal untuk penjual mengatakan “ kilometernya sudah digunakan 600 kilometer, anda harus bayar sewa dari perjalanan 600 kilometer ini sebesar berapa ratus rubu untuk imbalanya . Tidak ada hak bagi si penjual mengatakan demikian karena dalam syariat hak barang milik pembeli waktu itu , imbalan hak dia menggunakn barang ini resiko karena barang ditangan dia . andai barang itu hilang/ hancur terjadi tabrakan qadarallah dan mobil hancur, maka yang rugi adalah pembeli, tidak bisa dia mengatakan “ saya tidak jadi jual beli lagi “ karena barang sudah berubah bentuknya, sebagaimana resiko dia menanggung maka seluruh manfaat yang tepisah dari barang milik si pembeli, dan juga tidak b oleh sipenjual meminta imbalan dari hal ini , dan manfaat dari barang yang ada ada pada barang tersebut tidak terpisah menurut jumhur ulama manfaat mengikut kepada barang dan bukan terpisah. Khiyar syarat tidak boleh dilakukan pada tukar menukar uang atau sharf Juga uang dengan emas karena disyaratkan oleh rasullullah yadin bi yadin atau tunai, kalau ada khiyar syarat maka semi tunai karena ada kemungkian dikembalikan oleh sipembeli dan akad tidak kembali tunai lagi. Bahwa khiyar syarat adalah solusi bagi siapapun untuk barang yang tidak tunai, solusi ini disampaikan oleh Ibnu Qayyim “bila seseorang menjual barang dengan tidak tunai berdasarkan permintaan sipembeli” Misalakan : SipeMbeli mau beli barang kursi dan sipenjual tidak memilikinya, kemudian sipembeli mengatakan “saya pesankan barang tersebut”, ini menjadi resiko si penjual kalau pembeli mebatalkan, karena kalau diikat dengan pembayaran dp maka ini bagian dari akad jual beli karena termasuk jual beli yang tidak dimiliki dan ini dilarang rasullullah dan tidak ada ikatan apaun juga agar akad jual beli pesan kepada penjual menjadi boleh karena tidak ada ikatan maka resiko pembatalan, maka khiyar syarat menjadi solusinya Sepembeli berkata “ saya beli kursi tersebut dengan hak khiyar 2 hari dan saya bayar tunai artinya saya bisa kembalikan kursi walaupun tanpa sebab apapun juga”. Al ghunmu bil ghurmi, artinya harus berani menanggung resikonya bila ingin mendapatkan keuntungan
Seseorang Membeli Mobil Setelah Memeriksanya. Lalu Dia Menemukan Cacat Yang Tidak Diketahui Penjualnya. Apakah Dia Punya Hak Khiyar (Memilih Untuk Men ...