Anda di halaman 1dari 10

PERMAINAN BOLAVOLI

( POLA PENYERANGAN DAN POLA PERTAHANAN )

1. Latihan Formasi Bermain Bolavoli


Formasi pemain adalah suatu
bentuk pengaturan posisi pemain
dari suatu tim, baik pada waktu
menyerang maupun bertahan.
Dilihat dari susunannya posisi
pemain dilapangan itu dapat
dibagi dua bagian, yaitu posisi
pemain depan dan posisi pemain
belakang. Pemain depan biasanya
bertugas sebagai penyerang
sekaligus juga sebagai
pembendung serangan dari lawan,
sedangkan pemain belakang
efektif berperan sebagai pemain
bertahan.

Gambar 2.1 Perhatikan formasi pemain bolavoli

Pada dasarnya, posisi-posisi dalam permainan bolavoli tersebut terbagi atas empat bagian, yaitu :
1) Pengumpan (Toaster/Tosser)
Pengumpan dalam permainan bolavoli umumnya hanya seorang saja dan merupakan inspirator atau
pengatur serangan. Pada waktu melaksanakan tugasnya di lapangan, dia harus selalu menempat-kan
posisinya sedemikian rupa di daerah serang, dan berhak penuh mengambil bola kedua dengan sebaik-
baiknya untuk diteruskan kepada pemukul (smasher/spiker).
2) Pemukul (Smasher/Spiker)
Pemukul biasanya menempati posisi did daerah depan dan bertugas menyeberangkan bola sekaras-kerasnya
ke lapangan lawan dengan tujuan agar lawan sulit atau tidak bisa menguasainya. Posisi pemain depan dalam
kondisi tertentu bisa saja melakukan bola tipuan.
3) Pembendung (Blocker)
Posisi pemain depan juga bertanggung jawab penuh terhadap serangan lawan. Ia berusaha menutup ruang
gerak pukul lawan di daerah serang.
4) Penutup (Cover)
Penutup (cover) adalah pemain yang tidak melakukan bendungan (blok) dan bertugas menutup daerah
kosong di sekitar bendungan.

a. Latihan Pola Penyerangan


Berhasil tidaknya suatu penyerangan, sebagian besar tergantung dari pemberian bola pada pemain
penyerang yang bersangkutan. Jadi dengan kata lain: smash tergantung dari set. Makin cermat set, makin hebat
smashnya. Sedangkan taktik-taktik individual dari si penyerang tak dapat dipisahkan dari cara penyerang itu
menghadapi block (bendungan) dan pertahanan posisi. Bahkan sesungguhnya taktik individu dari smasher
merupakan “akibat” yang tak langsung dari block (bendungan) dan per-tahanan lawan.
Pola penyerangan diartikan memaksa regu lawan bermain menurut keinginan regu yang melakukan
penyerangan. Penyerangan harus mampu memimpin pertandingan secara aktif dan progresif untuk mematahkan
perlawanan regu lawan. Prinsip taktik penyerangan adalah usaha untuk mematikan bola di lapangan lawan
dengan jalan apapun yang tidak melanggar peraturan permainan bolavoli.

1) Latihan Bermain Formasi Penyerangan 4 Sm-2 Su (4 smasher dan 2 set-uper)


Komposisi pemainnya sebagai berikut
:
(1) Su1 – Su2 = Set-uper ke 1 dan ke 2.
(2) Sm1 – Sm4 = Smasher 1,2,3,4.
(3) Sm1 dan Sm2 tempatnya harus
berlawanan karena kekuatan
kemampuan hampir seimbang dalam
produktivitas serangan terhadap
lawan.
(4) Sm3 lebih baik daripada Sm4,
sehingga ditugaskan membantu Sm2
dimana kemampuan menyerang
kurang disbanding Sm2
produktivitasnya.
(5) Sm4 membantu penyerangan Sm1,
sehingga dalam posisi bagaimanapun
kekuatan menyerang seimbang regu
tersebut dalam putaran permainan.

2) Latihan Bermain Formasi Penyerangan 4 Sm-1Su-1U (4 smasher-1set upper dan 1


Universaler)
Komposisi pemainnya sebagai
berikut:
(1) Sm1 = Smasher terbaik.
(2) U dan Su selalu berlawanan posisi
dalam pergeseran posisi
bagaimanapun.
(3) U dapat memberi umpan, tetapi
kurang baik disbanding Su, tetapi
memiliki kemampuan smash lebih
daripada Su.
(4) Sm1 dan Sm3 kemampuan smash
lebih baik disbanding Sm2 dan
Sm4.

3) Latihan Bermain Formasi Penyerangan 5 Sm-1 Su (5 smasher dan 1 set-uper)


Komposisi pemainnya sebagai
berikut :
(1) Su harus bersilangan dengan Sm2.
(2) Selama Su dalam posisi di depan
(tiga tempat) Sm1 atau Sm2 harus
ada di posisi depan salah satu untuk
dapat diandalkan produktivitas
dalam penyerangan.
(3) Bila Su tidak dapat mengumpan,
Sm terdekat dengan bola bertugas
sebagai pengumpan.
(4) Dalam posisi 5 Sm-1 Su tugas Su
sangat berat.
4) Latihan Bermain Formasi Penyerangan ditinjau dari posisi tempat penyerangan
(1) Sistem penyerangan dari tepi
(posisi 2 dan 4)
(2) Sistem penyerangan dari tengah
(posisi 3)
(3) Sistem penyerangan kombinasi tepi
dan tengah (posisi 2,3 dan 4).

Gambar 2.5 Formasi penyerangan ditinjau dari tempat penyerangan

Peraturan Permainan Bolavoli


a. Bola pada Net
(1) Bola melewati net
a) Bola yang dipantulkan ke daerah lawan harus melewati atas net di dalam ruang lintasan bola.
Ruang lintasan bola itu adalah bagian dari latar vertikal net yang dibatasi oleh tepian atas net sebagai
berikut :
(1) Di sebelah bawah net dengan ketinggian dari batas net.
(2) Di sampingnya dengan antena/rod dan perpanjangan garis imajinasi
(bayangan).
(3) Di sebelah atas dengan langit-langit.
b) Bola yang mengarah ke pihak lawan melalui sisi luar lintasan bola dapat dimainkan lagi, asalkan pada
saat bola itu disentuh belum seluruhnya selewati latar vertikal net.
c) Bola dinyatakan “ke luar” apabila bola itu seluruhnya melewati ruang vertikal di bawah net.
(2) Bola menyentuh net
Sewaktu bola melewati atas net, bola itu boleh menyentuhnya, kecuali bola servis.
(3) Bola di net (selain bola servis)
a) Bola yang dipantulkan ke net boleh dimainkan kembali dengan batas tiga kali bagi
regu yang bersangkutan.
b) Jika bola yang dipukul pada net merobek mata jala atau net menjadi rusak,
permainan dihenti-kan dan permainan diulangi.

b. Pemain Sekitar Net


(1) Daerah permainan dan tempat
Setiap regu harus bermain di daerah dan ruang permainannya sendiri. Sejauh mungkin bola dapat
dimainkan dari daerah bebas.
(2) Jangkauan melewati net
a) Dalam melakukan bendungan, seorang pembendung boleh menyentuh bola di
daerah lawan, asalkan dia tidak mengganggu permainan lawan, sebelum atau pada saat sentuhan
serangan terakhir.
b) Seorang pemain diperkenankan melewatkan tangannya di daerah lawan sesudah
melakukan serangan, asalkan sentuhan itu telah dilakukannya dalam daerahnya sendiri.
(3) Memasuki (melewati) di bawah net
a) Diperkenankan untuk melewati ruang permainan lawan di bawah net, asalkan tidak meng-ganggu
permainan lawan.
b) Masuk ke dalam lapangan lawan :
(1) Menyentuh garis tengah dengan kaki adalah salah.
(2) Bagian-bagian dari badan dilarang menyentuh lapangan lawan.
c) Seorang pemain boleh memasuki lapangan lawan setelah bola berada di luar
permainan.
Seorang pemain boleh memasuki daerah bebas lapangan lawan, asalkan tidak mengganggu permainan
lawan.
(4) Menyentuh (kontak) pada net
a) Menyentuh net adalah salah apabila bola sedang dimainkan dalam daerah depan/
serang.
b) Setelah pemain memukul bola, dia boleh menyentuh tiang, tali atau benda lainnya
di bagian luar dari perpanjangan net, asalkan tidak mengganggu jalannya permainan.
c) Apabila bola yang dipantulkan ke net itu menyentuh pemain lawan, maka hal itu
bukan merupakan kesalahan.

(5) Kesalahan pemain pada net


a) Seorang pemain menyentuh bola di daerah lawan sebelum lawan melakukan pukulan serangan.
b) Seorang pemain memasuki daerah lawan di bawah net dengan mengganggu permainan lawan.
c) Seorang pemain memasuki lapangan lawan.
d) Seorang pemain menyentuh net.

c. Servis
(1) Definisi
Servis adalah suatu tindakan untuk memasukkan bola ke dalam permainan oleh pemain kanan belakang
kanan, yang memukul bola itu dengan satu tangan atau lengan dari daerah servis.
(2) Servis pertama dalam suatu set
a) Servis pertama pada set 1 dan 5 dilakukan oleh regu yang memperoleh hak untuk servis dari hasil
undian.
b) Set berikutnya dimulai dengan servis oleh regu yang tidak melakukan servis pertama pada set
sebelumnya.
(3) Urutan servis
a) Para pemain harus mengikuti urutan servis yang terdaftar pada daftar posisi.
b) Setelah servis pertama dalam suatu set, pemain yang melakukan servis ditentukan sebagai berikut :
(1) Jika regu yang servis memenangkan reli, maka pemain yang sama
melakukan servis kembali.
(2) Jika regu penerima servis memenangkan reli, maka regu itu memperoleh
giliran servis dan berputar. Pemain dari posisi depan kanan bergeser ke posisi belakang kanan
untuk melakukan servis.
(4) Kewenangan untuk melakukan servis
Wasit pertama memberi hak untuk servis setelah dia mengecek bahwa pemain yang servis telah memegang
bola di daerah servis dan kedua regu telah siap bermain.
(5) Pelaksanaan servis
a) Pada saat melakukan servis atau melakukan servis sambil meloncat, pemain yang servis tersebut tidak
boleh menginjak lapangan (termasuk garis akhir) maupun lantai di luar daerah servis. Setelah
memukul bola, dia boleh melangkah atau mendarat di luar daerah servis atau di dalam lapangan.
b) Pemain yang servis harus memukul bola dalam waktu 5 detik setelah wasit pertama membunyikan
peluitnya.
c) Servis yang dilakukan sebelum wasit pertama membunyikan peluit harus dibatalkan dan diulangi
kembali.
d) Bola harus dipukul dengan satu tangan atau satu bagian dari lengan setelah dilambungkan atau
dilepaskan secara jelas dan sebelum bola itu menyentuh lantai.
(6) Persiapan melakukan servis
a) Jika bola yang dilambungkan atau dilepaskan oleh pemain yang servis jatuh ke
lantai tanpa disentuhnya, maka hal itu ditetapkan sebagai usaha servis.
b) Setelah suatu usaha servis terjadi, wasit harus segera memerintahkan pemain yang
bersangkutan untuk melakukan servis kembali tanpa menunda waktu, dan servis harus dilakukannya
dalam waktu 3 detik.
c) Hanya sekali persiapan servis yang diperkenankan untuk setiap melakukan servis.

b. Latihan Pola Pertahanan


Pertahanan merupakan bagian permainan yang harus diperhatikan dengan serius mengingat
besar andilnya untuk memenangkan pertandingan dalam suatu permainan bolavoli. Latihan per-
tahanan kurang begitu menyenangkan dibandingkan dengan latihan penyerangan bagi para pemain.
Pertahanan merupakan basis utama untuk melakukan serangan terhadap regu lawan. Tanpa ada
pertahanan yang sempurna seperti misalnya menerima servis, smash dan passing bola darri serangan
lawan selain servis dan smash mustahillah rangkaian serangan dapat dilaksanakan dengan produktif.
Seorang pemain dapat digolongkan sebagai pemain defensip yang baik, kalau pemain ini terjun
dalam permainan dengan penuh keberanian dan ketabahan, sudah memperkembang kemampuannya
untuk menahan dan mengimbangi smash-smash pihak lawan.
Regu yang dapat mempertahankan diri dengan baik seringkali dapat mengalahkan regu yang
dapat menyerang dengan baik. Frekwensi gerakan dalam jenis permainan mempertahankan diri ini
relatif mudah dipelajari. Kepandaian membaca pertandingan ini tidak dapat dipelajari pada waktu
latihan. Seringkali pula pemain dipengaruhi oleh ketegangan atau emosi pada waktu bertanding.
Akibatnya konsentrasinya menurun, reaksinya kurang cepat, bahkan kadangkala pemain dihinggapi
perasaan malas.

Dalam melakukan pertahanan harus mempertikan tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

a. Latihan Tahap pertama: posisi permulaan (start)


(1) Kedua kaki terbuka dengan jarak sedikit lebih lebar dari jarak kedua bahu dan lutut ditekuk.
(2) Berat badan bertumpu pada kaki bawah, daerah pergelangan kaki.
(3) Kedua lengan di depan tubuh, ditekuk sedikit di siku.
(4) Kedua lutut didorong sedikit kedepan, lebih jauh sedikit dari letak ujung jari kaki.

b. Latihan Tahap kedua: menerima bola


(1) Pemain mendekatkan kedua belah tangannya sehingga saling sebelah menyebelah, secepat
mungkin.
(2) Kalau memungkinkan, bola harus diterima dengan bagian bawah kedua lengan pemain
(seperti juga posisi menerima bola dengan gerakan dig).
(3) Semakin cepat laju bola, semakin cekatan pulalah permainan lengan si pemain. Kalau tidak
akan melambung tinggi disisi regu pemain itu sendiri.

c. Latihan Tahap ketiga: gerakan akhir (follow through)


Pemain membiarkan kedua lengannya terus melaju mengikuti ayunan lengan itu sendiri,
kemudian segera mengambil tempat pada posisinya yang baru dilapangan.

1) Latihan Sistem pertahanan terhadap servis 2 : 4


Sistem menerima
servis 2 : 4 artinya
4 pemain bertugas
untuk menerima
servis, sedang 2
pemain lainnya
siap untuk
mengumpan dan
smash. Sistem ini
digunakan bila X6

Gambar 2.1 Latihan system pertahanan terhadap


lemah menerima
servis, sedang
X1,X2,X4,X5
sempurna dalam
menerima servis.

2) Latihan Sistem pertahanan menerima servis 1 : 5


Sistem menerima servis 1 : 5 artinya 5 pemain bertugas menerima servis, sedang 1 pemain
bertugas sebagai pengumpan. Sistem ini sekarang sangat popular penggunaannya karena lebih
banyak keuntungannya dibandingkan dengan sistem 2 : 4.

Gambar 2.2 Latihan sistem pertahanan menerima


3) Latihan Sistem pertahanan terhadap smash, plesing, dan dink
Pembatasan daerah tengah dan belakang adalah garis sejajar dengan garis tengah jarak empat
meter. Bendungan dan court defend (pertahanan belakang) memerlukan kerjasama yang tinggi antara
blocker dan pemain pertahanan belakang. Dalam suatu pertandingan tidaklah mungkin suatu regu
hanya mempergunakan satu sistem, satu pola dan satu tipe pertahanan karena problematika yang
datang dari regu lawan selalu berubah-ubah.

a) Latihan Sistem 0 : 3 : 2 dan 1 : 3 : 2


Sistem 0 : 3 : 2 dan 1 : 3 : 2,
artinya tanpa block atau block
satu, pertahanan daerah tengah
tiga pemain dan pertahanan
lapangan belakang dua pemain.

Sistem ini digunakan untuk


menghadapi smash lemah,
plesing, dink dan bola jauh dari
net sebelum diserahkan lawan.

Gambar 2.3 Latihan sistem 0 : 3 : 2 dan 1 : 3 : 2

b) Latihan Sistem 2 : 1 : 3 dan 2 : 2 : 2 dan 2 : 0 : 4


(1) Sistem 2 : 1 : 3 artinya, dua blocker, satu pemain pertahanan tengah dan tiga pemain
pertahanan belakang.
(2) Sistem 2 : 2 : 2, artinya pemain melakukan block dua orang, pertahanan lapangan tengah dua
orang.
(3) Sistem 2 : 0 : 4, artinya dua pemain melakukan block, lapangan bagian tengah tidak ada yang
menjaga, sedang daerah belakang dijaga oleh empat pemain.

Gambar 2.4 Latihan sistem 2 : 1 : 3 dan 2 : 3 : 2 dan 2

4) Latihan Sistem pertahanan bola dari pantulan block lawan (Cover of smash)
Sesuai dengan perkembangan peraturan block boleh melewati net (net over) serta perkenaan bola
blocker dapat mendahului pukulan smasher lawan, jelaslah kemungkinan bola kembali ke lapangan
sendiri setelah melakukan smash sering sekali terjadi dalam permainan. Salah satu cirri keterampilan
kematangan dari pemain dalam bermain bolavoli dapat dilihat dari pelaksanaan cover of smash ini.
a) Formasi “cover of smash” serangan posisi 4
b) Formasi “cover of smash” serangan posisi 3
c) Formasi “cover of smash” saat regunya mengadakan variasi serangan

Gambar 2.5 Latihan sistem pertahanan bola dari pantulan

c. Latihan Perwasitan Bolavoli


a. Syarat-syarat Menjadi Wasit Bolavoli
Untuk menjadi seorang wasit dalam permainan bolavoli haruslah memenuhi syarat-syarat adalah
sebagai berikut :
1) Seorang wasit haruslah berbadan sehat dan mempunyai fisik yang normal.
2) Mempunyai bakat untuk menjadi seorang wasit.
3) Senang terhadap permainan bolavoli.
4) Berpendidikan serendah-rendahnya lulusan SMP.
5) Berumur antara 20 – 40 tahun.
6) Mempunyai dedikasi yang baik.
7) Haruslah menjadi anggota salah satu perkumpulan bolavoli.
b. Pakaian Wasit
Wasit dalam melaksanakan tugas-tugasnya haruslah menggunakan pakaian adalah sebagai berikut
:
1) Bercelana putih
2) Baju kaos putih polos, pakai kerah
3) Sepatu karet putih
4) Memakai badge wasit yang sesuai dengan klasifikasinya.
c. Tugas, Kewajiban dan Wewenang Wasit
1) Tugas-tugas wasit
a) Memimpin pertandingan agar dapat berjalan dengan lancar.
b) Meningkatkan keterampilan dan kemampuan serta pengetahuan tentang perwasitan bolavoli.
c) Menyebarluaskan peraturan permainan dimasyarakat.
d) Meningkatkan mutut perwasitan dimasyarakat khususnya di Indonesia pada umumnya.

2) Kewajiban dan wewenang wasit


a) Wasit berkewajiban memimpin pertandingan bolavoli baik di tingkat Cabang, Daerah,
Nasional maupun di tingkat Internasional.
b) Seorang wasit tidak berhak memimpin pertandingan di atas klasifikasi sertifikat yang
dimilikinya.

d. Kekuasaaan Wasit I (Referee)


1) Memimpin pertandingan dari awal hingga berakhirnya permainan. Dia mempunyai
kekuasaan terhadap seluruh pembantunya, serta terhadap kedua regu yang sedang bertanding.
2) Memiliki kekuasaan untuk suatu upaya demi kelancaran permainan, termasuk upaya untuk
yang tidak tercantum dalam peraturan.

3) Selama pertandingan semua keputusannya yang berdasarkan pada peraturan itu mutlak dan
dia mempunyai wewenang untuk membatalkan keputusan petugas lain, jika menurut
pendapatnya mereka itu kurang tepat pertimbangannya, diapun dapat mengganti salah seorang
petugas seandainya petugas tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
4) Dia satu-satunya yang mempunyai wewenang untuk menentukan baik buruknya suatu
lapangan permainan, sebelum pertandingan atau sewaktu permainan itu berlangsung.
5) Sebelum atau sewaktu permainan berlangsung wasit I dan wasit II harus mengawasi bola,
apakah bola tersebut benar-benar telah memenuhi persyaratan.

e. Tanggungjawab Wasit I (Referee)


1) Sebelum pertandingan
a) Memeriksa keadaan lapangan permainan dan perlengkapan pertandingan.
b) Melakukan undian atau toss untuk menentukan hak servis pertama dan penempatan lapangan.
c) Mengawasi pemanasan kedua regu.

2) Selama pertandingan berlangsung


a) Mempunyai kekuasaan untuk memberikan wewenang untuk menentukan kesalahan pukulan
servis, posisi regu yang melakukan giliran servis, pentabiran, sentuhan pada jalan bola servis,
kesalahan menyentuh bola, kesalahan di atas net beserta pita horizontalnya dan kesalahan
simultan/bersamaan.
b) Wasit I tidak boleh membiarkan suatu perdebatan atas pengajuan kapten dia harus dapat
menjelaskan penafsiran serta penerapan peraturan.
c) Jika kapten tidak sepaham dalam penafsirannya itu, dia memintakan agar hal tersebut dicatat
pada lembar skor, wasit I harus memberi izin untuk pencatatan protes tersebut diakhir
pertandingan.

3) Sesudah pertandingan
Wasit mensahkan skor dengan menandatangani daftar skor dan cepat menuju ke ruang wasit.
f. Tugas Wasit II
Dia merupakan pembantu bagi wasit I (pertama) dan dapat menggantikannya, mewakilinya serta
menjalankan tugas wasit I pada keadaan memaksa. Tugas-tugas khusus wasit II adalah sebagai
berikut :
1) Mengawasi posisi pemain selama set itu berlangsung, begitu pula pada waktu perpindahan
tempat waktu set penentuan.
2) Mengawasi tindak tanduk anggota masing-masing regu yang duduk di bangku cadangan dan bila
ternyata ada salah sikap dia harus melaporkannya kepada wasit I.
3) Selama pertandingan berlangsung dia harus mencegah kemungkinan adanya pemain cadangan
yang melakukan pemanasan demi keperluannya di luar area pertandingan.
4) Mengawasi jumlah time-out dan pergantian yang telah dilakukan oleh masing-masing regu dan
melaporkan data tersebut kepada wasit I dan pelatih yang bersangkutan pada saat terjadinya
penghentian.
5) Menolak pengajuan penghentian yang tidak layak, mengabulkan permohonan yang sah serta
mengawasi jangka waktu pelaksanaannya.
6) Dapat menunjukkan kesalahan yang lain tanpa meniup peluit walau itu bukan jalur peradilannya,
tetapi dia tidak boleh menekan pada wasit I.
7) Menetapkan diperlukan atau tidaknya mengeringkan permukaan lantai permainan yang
dianggapnya basah atau licin.

g. Tanggungjawab Wasit II
1) Sebelum pertandingan pada setiap set wasit II harus mencek posisi yang benar sesuai dengan
daftar posisi yang diserahkan oleh masing-masing regu.
2) Selama pertandingan berlangsung dia harus memberikan isyarat dan membunyikan peluitnya
bila :
a) Kesalahan posisi regu penerima servis.
b) Bola yang melintasi net di luar bidang lintasan atau menyentuh benda disisi lapangan.
c) Sentuhan pemain pada bagian net di bawah pinggiran atas net.
d) Serangan atau bendungan yang tidak sah yang dilakukan oleh pemain belakang.
e) Penembusan ke lapangan lawan.
f) Bila bola menyentuh benda yang ada di luar lapangan.
g) Kalau terjadi kecelakaan pada pemain, dalam hal demikian dia harus memberikan
penghentian atau batasan penyembuhan dengan time-out
h. Hakim garis (Linesmen)
Pada pertandingan-pertandingan internasional diwajibkan menggunakan 4 orang hakim garis.
Pada pertandingan-pertandingan lain yang tingkatannya di bawah tingkat internasional diperkenankan
menggunakan 2 orang hakim garis. Pada hakim garis bertanggungjawab untuk memberikan isyarat
mengenai kesalahan yang menjadi wewenangnya.
Posisi hakim garis adalah sebagai berikut :
1) Jika menggunakan 4 orang hakim garis, mereka berdiri di daerah bebas pada kira-kira 1 – 3 meter
jaraknya dari tiap sudut lapangan, menghadap perpanjangan imajiner garis yang harus
diawasinya. Garis belakang diawasi dari sudut sisa daerah servis, garis sisinya dari
daerah belakang garis akhir.
2) Jika menggunakan dua hakim garis, mereka harus berdiri disudut yang berseberangan atau
diagonal pada sudut bebas agar dapat mengawasi garis belakang dan garis samping yang terdekat
padanya.
Gambar 2.6 Isyarat-isyarat tangan yang dipergunakan wasit dan pembantunya

Anda mungkin juga menyukai