Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Riset Kesehatan, 6 (2), 2017, 23 - 27

Jurnal Riset Kesehatan


http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk
_________________________________________________________________

STUDI PERBANDINGAN JUMLAH PARASIT MALARIA MENGGUNAKAN


VARIASI WAKTU PEWARNAAN PADA KONSENTRASI GIEMSA
3 % DI LABORATORIUM RSUD Dr. H. CHASAN BOESOIRIE
TERNATE

Rony Puasa*)

Jurusan Analis Kesehatan ; Poltekkes Kemenkes Ternate


Jl. Cempaka ; Kel. Tanah Tinggi Barat ; Kec. Ternate Selatan ; Kota Ternate

Abstrak

Pemeriksaan malaria yang merupakan Gold Standart adalah dengan menggunakan mikroskop.
Sediaan darah malaria sebelum diidentifikasi perlu dilakukan pewarnaan dengan zat pewarna
giemsa. Tujuan dari pewarnaan adalah agar sel–sel dari plasmodium dapat terwarnai dan mudah
diidentifikasi. Zat pewarna giemsa sebelum digunakan sebagai pewarna pada sediaan darah
malaria, giemsa tersebut dibuat pengenceran dengan konsentrasi tertentu. Variasi lamanya waktu
pewarnaan akan berpengaruh terhadap hasil pembacaan sediaan darah malaria tersebut. Variasi
konsentrasi yang dianjurkan, baik WHO dan Kementerian Kesehatan adalah 3% dengan lama
waktu pewarnaan 45–60 menit. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui
perbedaan atau kesamaan jumlah parasit malaria dari setiap variasi waktu pewarnaan
menggunakan konsentrasi giemsa 3%. Metode Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan
jenis penelitian Studi Perbandingan (Comparatif Study), hasilnya diuji menggunakan Uji Anova.
Ada perbedaan yang signifikan antara lama waktu pewarnaan standar 50 menit dengan variasi
waktu 40, 30, dan 20 menit.

Kata kunci: Parasit malaria ; Variasi waktu pewarnaan ; Konsentrasi giemsa

Abstract

[COMPARATIVE STUDY OF AMOUNT OF MALARIA PARASITES USING DIFFERENCE


TIME VARIATION IN 3% GIEMSA CONCENTRATION IN LABORATORY OF RSUD DR. H.
CHASAN BOESOIRIE TERNATE] The malaria examination which is a Gold Standard is by using
a microscope. Malaria blood supply prior to identification needs to be stained with giemsa dye.
The purpose of the staining is that the cells of the plasmodium can be stained and easily
identifiable. The dye of giemsa prior to use as a dye on the malaria blood preparation, the giemsa
is made dilution with a certain concentration. Variations in the length of time of coloring will affect
the results of the readings of malaria blood supply. The recommended concentration variation,
both WHO and Ministry of Health is 3% with 45-60 min staining time. This study aims to
determine the difference or similarity of the number of malaria parasites from each time coloring
variation using 3% giemsa concentration. Research method was descriptive with Comparative
Study, the results are tested using Anova Test. This test is used to compare one average population
with one average of the other population. There was a significant difference between standard 50
minute staining time and 40, 30 and 20 minute time variations.

Keywords: Malaria parasites ; Variation of staining time ; The concentration of giemsa

1. Pendahuluan menyebabkan kematian terutama pada


kelompok risiko tinggi, yaitu bayi, anak balita
Malaria masih merupakan salah satu dan ibu hamil. Malaria secara langsung
masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan anemia dan menurunkan
produktivitas kerja serta memberikan dampak
*) Rony Puasa
E-mail: ronyyani1962@gmail.com
Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 6 (2), 2017, 24 - 27

negatif terhadap pariwisata. Untuk mendiagnosa laboratorium, karena eritrosit akan lisis dan
penyakit malaria secara tepat perlu dilakukan plasmodium terlihat dengan jelas, sehingga
pemeriksaan darah di laboratorium. Ada mudah untuk dihitung jumlahnya. Namun dari
beberapa cara yang dapat dipakai untuk segi waktu akan menyita waktu pasien untuk
mengidentifikasi parasit malaria dalam darah menunggu hasil dilaboratorium dan berdampak
seperti; pemeriksaan menggunakan Rapid kepada pemberian pengobatan oleh dokter,
Diagnosa Test (RDT), pemeriksaan mikroskopis, (Direktur Jenderal PP dan PL Kementerian
dan pemeriksaan menggunakan Polimerase Chain Kesehatan, 2014).
Reaction (PCR.). Pemeriksaan malaria yang Pemeriksaan malaria dengan menggunakan
mudah dilakukan adalah dengan menggunakan konsentrasi giemsa 3% hingga keluarnya hasil
RDT, namun pemeriksaan menggunakan RDT paling cepat dapat menyita waktu 2 jam.
mempunyai kekurangan, sedangkan Pewarnaan sediaan malaria harus dilakukan
menggunakan PCR harus menggunakan biaya dengan waktu yang maksimal dengan harapan
yang mahal (Staf Pengajar Departemen zat pewarna giemsa yang digunakan dapat
Parasitologi, FKUI, Jakarta, 2008). Salah satu diserap sampai dasar sediaan darah. Eritrosit
tekhnik diagnosa malaria yang paling diyakini yang lisis secara sempurna sampai pada dasar
dan dapat menemukan jenis serta stadium dari sediaan darah tebal akan mempermudah untuk
parasit Plasmodium adalah pemeriksaan menghitung jumlah plasmodium, dan bila
mikroskopis. Pemeriksaan mikroskopis eritrosit tidak lisis secara sempurna maka
merupakan Gold Standart untuk identifikasi kemungkinan ada plasmodium yang tidak
malaria. Cara pemeriksaan ini merupakan terhitung disebabkan terhalang oleh eritrosit
pemeriksaan yang dianjurkan oleh World Health yang tidak lisis tersebut. Menghitung jumlah
Organization (WHO) dan Kementrian Kesehatan parasit malaria yang dianjurkan oleh WHO dan
Republik Indonesia, (Direktur Jenderal PP dan Kemenkes memiliki nilai kesalahan batas bawah
PL Kementerian Kesehatan, 2014). dan batas atas dari nilai standar sebesar 25%.
Pewarnaan giemsa merupakan campuran Menghitung parasit malaria merupakan hal
antara larutan metilen blue dengan larutan eosin, yang sering dilakukan terhadap keberhasilan
bila sediaan darah diwarnai dengan larutan dari suatu pengobatan ataupun resistensi
tersebut, maka akan terlihat eritrosit berwarna terhadap obat yang anti malaria yang diberikan.
merah muda, inti leukosit menjadi lembayung Spesies Plasmodium yang di hitung dalam
tua, sitoplasma parasit malaria menjadi biru, inti pemeriksaan sediaan darah malaria adalah
parasit berwarna merah, dan butir kromatin Plasmodium falcifarum karena spesies ini dapat
parasit menjadi merah-karmin (Cabogun, 2016). menyebabkan malaria otak dan berisiko
Variasi konsentrasi giemsa yang masih dipakai kematian.
di sarana kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta antara lain; 5% dengan lama pewarnaan 2. Metode
45 menit, 10% dengan lama waktu 20–25 menit,
20% dengan lama waktu 15 menit, (Departemen Metode penelitian ini adalah deskriptif
Parasitologi Medis US NAMRU-2 Jakarta, dengan jenis penelitian Studi Perbandingan
2009), dan 3% dengan lama waktu 45–60 menit. (Comparatif Study), hasilnya diuji menggunakan
Variasi konsentrasi yang dianjurkan, baik WHO Uji Anova. Uji ini digunakan untuk
dan Kementrian Kesehatan adalah 3% dengan membandingkan satu rata-rata populasi
lama waktu pewarnaan 45–60 menit. Variasi dengan satu rata-rata populasi yang lain,
konsentrasi dan lama pewarnaan berpengaruh (Suseno Bimo, 2010).
terhadap hasil pembacaan sediaan darah Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
(Direktur Jenderal PP dan PL Kementerian malaria falcifarum positif yang telah
Kesehatan, 2014). diperiksa oleh Laboratorium RSUD Dr. H.
Dengan adanya ketentuan WHO dan Chasan Boesoirie Ternate. Sampel yang
Kementrian Kesehatan tentang konsentrasi digunakan pada penelitian ini adalah darah
giemsa 3% yang dituangkan dalam buku pasien malaria falcifarum positif. Besaran sampel
panduan pemeriksaan mikroskopis malaria, adalah 1 sampel pasien positif malariakemudian
maka sarana kesehatan sudah mulai mengikuti dimultipikasi menjadi 120 sediaan darah tebal
anjuran tersebut. Hasil dari pewarnaan dengan yang diwarnai dengan giemsa 3% dengan quota
konsentrasi giemsa 3% baik untuk melakukan setiap variasi waktu sebagai berikut ;
identifikasi parasit malaria oleh petugas 1) 50 menit sebanyak 30 sediaan

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 6 (2), 2017, 25 - 27

2) 40 menit sebanyak 30 sediaan waktu pewarnaan. Pewarnaan sediaan malaria


3) 30 menit sebanyak 30 sediaan merupakan proses osmose, sehingga dibutuhkan
4) 20 menit sebanyak 30 sediaan kepekatan tertentu dari larutan giemsa. Larutan
Adapun kriteria dari sampel penelitian 1) giemsa diencerkan dalam konsentrasi tertentu
Kriteria inklusif meliputi : agar dapat mewarnai parasit malaria dalam
a) Plasmodium falcifarum stadium tropozoit waktu tertentu, (Suryanta, dkk, 2013).
b) Plasmodium falcifarum pada sediaan darah Larutan giemsa adalah campuran dari eosin
tebal yang berwarna merah, metilen biru yang
Kriteria eksklusif meliputi: berwarna biru dan metilen azur yang berwarna
a) Darah pasien yang lisis ungu. Dalam pewarnaan giemsa eosin
b) Darah pasien yang telah mengalami berfungsi untuk memberi warna pada eritrosit.
pembekuan Perpaduan antara eosin dan metilen azur
c) Plasmodium falcifarum dengan stadium berfungsi untuk memberi warna merahpada inti
gametosit. sel parasit dan metilen biru berfungsi untuk
memberi warna pada sitoplasma sel.
3. Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dilakukan ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan atau tidak jumlah
Data penelitian diperoleh melalui parasit malaria dari setiap variasi waktu
perhitungan jumlah Plasmodium falcifarum pewarnaan menggunakan konsentrasi giemsa
pada sediaan darah tebal di Laboratorium 3%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
Terpadu Poltekkes Kemenkes Ternate yang didapatkan hasil analisa statistik dengan derajat
dikumpulkan, maka data tersebut disajikan kepercayaan 95% didapatkan nilai signifikan
dalam tabel – tabel sebagai berikut : setiap variasi baik 20 menit, 30 menit dan 40
menit waktu pewarnaan dengan nilai 0.000<
Tabel 1. Perbedaan variasi lama waktu 0.005, maka hipotesa ditolak. Hal ini
pewarnaan dengan lama pewarnaan standar 50 menunjukan ada perbedaan antara variasi waktu
menit pewarnaan dengan waktu standar 50 menit
menggunakan konsetrasi giemsa 3%.
Waktu Pewarnaan Perbedaan p value Yang termasuk dalam identifikasi dan
Rerata
40
dihitung jumlahnya oleh peneliti adalah stadium
22.316 0.000 tropozoit. Stadium tropozoit merupakan
menit
30 stadium umum yang sering ditemukan,
50 menit 22.156 0.000
menit seringkali disebut sebagai stadium cincin
20
22.654 0.000 meskipun tidak selalu terlihat berbentuk cincin
menit
yang sempurna. Tropozoit merupakan stadium
pertumbuhan sehingga dapat ditemukan dalam
Berdasarkan data tabel 1, yang merupakan
berbagai ukuran dari kecil hingga besar.
hasil Uji Anova diperoleh nilai p = 0.000<α
Stadium gametosit tidak dihitung dalam
0.005. Hal ini menunjukan Ho ditolak dan H1
penelitian ini, sedangkan stadium skizon untuk
diterima dengan demikian maka ada perbedaan
falcifarum tidak ditemukan. Eritrosit pada
antara lama variasi waktu pewarnaan dengan
sediaan darah tebal yang digunakan untuk
lama waktu standar 50 menit.
menghitung tidak kelihatan disebakan telah
Pemeriksaan mikroskopis malaria
mengalami lisis, (DirekturJenderal PP dan PL
dilakukan untuk menemukan parasit malaria
Kementerian Kesehatan, 2011).
secara visual dengan melakukan identifikasi
Dari hasil perhitungan jumlah plasmodium
langsung pada sediaan darah penderita. Tehnik
yang dituangkan pada tiap tabel
ini masih merupakan gold standart, sedangkan
menggambarkan terjadi perbedaan antara waktu
perhitungan jumlah parasit atau kepadatan
standar dengan varisi waktu yang dibuat
parasit pada seorang penderita dilakukan untuk
peneliti. Perbedaan ini terjadi dapat disebabkan
mengevaluasi keberhasilan pengobatan atau
oleh penyerapan plasmodium, terutama sito
resistensi dari suatu jenis obat anti malaria.
plasma dari Plasmodium terhadap pewarna
Pemeriksaan darah malaria sampai saat ini
giemsa belum maksimal atau proses lisis dari
masih menggunakan larutan giemsa stock yang
eritrosit belum sempurna, sehingga tidak
diencerkan. Pewarnaan untuk mengdiagnosa
nampak sebagai sito plasma yang berwarna biru
plasmodium malaria menggunakan pewarna
pada sediaan. Bila sito plasma tidak nampak,
giemsa masih berfariasi baik konsentrasi dan

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 6 (2), 2017, 26 - 27

dan hanya inti yang berupa bulatan yang penampungan sampel yang tidak terlalu lebar
berwarna merah pasti di asumsikan sebagai sehingga dimungkinkan sampel yang dipipet
endapan pewarnaan atau atrefag dan diabaikan hanya bagian atas atau sebaliknya.
dari perhitungan parasit. Identifikasi plasmodium pada sediaan
Jumlah Plasmodium falcifarum yang darah tebal dapat dipengaruh oleh beberapa
ditemukan bervariasi pada satu variasi yang faktor seperti : kualitas giemsa, lama pewarnaan,
dibuat oleh peneliti, ini dapat disebabkan oleh konsentrasi giemsa, keadaan mikroskop dan
wadah penampung sampel yang berbentuk pembuatan sediaan. Seperti hasil penelitian yang
silider dengan diameter kurang lebih 1 cm, telah dilakukan oleh Suryanta dkk, diperoleh
sehingga eritrosit pada bagian bawah tabung bahwa konsentrasi giemsa dan lama waktu
tidak tercampur dengan benar. Dengan tidak pewarnaa berpengaruh terhadap kualitas sebuah
tercampur dengan benar antara plasma dan sediaan. Kualitas sediaan yang baik akan
eritrosit, maka plasmodium yang berada dalam menghasilkan hasil identifikasi yang tepat juga.
eritrosit akan tidak terambil.
Jumlah plasmodium yang ditemukan 4. Simpulan dan Saran
dibandingkan dengan jumlah leukosit atau sel
darah putih yang ditemukan dan dikalikan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dengan nilai leukosit normal (8000). Sediaan diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai
darah yang baik bila ditemukan 10 sampai 20 berikut :
leukosit per lapangan pandang besar (LPB), a. Ada perbedaan yang signifikan antara lama
namun dalam penelitian ini leukosit tidak selalu waktu pewarnaan standar 50 menit dengan
ditemukan dalam jumlah 10 sampai 20 LPB, hal variasi waktu 40, 30, dan 20 menit setelah
ini dapat disebabkan oleh pasien tanpa disertai data penelitian dianalisa menggunakan uji
infeksi yang lain. Hal lain yang dapat Anova.
menyebabkan jumlah leukosit tidak sesuai b. Hasil perhitungan jumlah plasmodium
dengan teori disebabkan ketebalan sediaan yang yang variatif dari tiap – tiap variasi waktu
tidak merata dimana proses pembuatan diakhiri pewarnaan dapat disebabkan oleh
pada bagian tengah. pemipetan sampel yang kurang tepat, hal
Secara teori penggunaan darah tebal ini karena tidak terlalu lebarnya wadah
mempunyai kelebihan dimana sejumlah besar penampungan sampel.
sel darah merah yang terhemolisis. Parasit yang c. Plasmodium yang tidak terhitung
ada terkontaminasi pada area yang lebih kecil disebabkan oleh proses lisis dari eritrosit
sehinga akan lebih cepat terlihat di bawah belum sempurna, sehingga tidak nampak
mokroskop dan dapat menemukan parasit lebih sebagai sito plasma yang berwarna biru
cepat karena volume darah yang digunakan pada sediaan diabaikan dari perhitungan
lebih banyak. Jumlah parasit lebih banyak dalam parasit.
satu lapang pandang, sehingga pada infeksi d. Hasil perhitungan jumlah leukosit yang
ringan lebih mudah ditemukan. Sedangkan variatif disebabkan oleh ketebalan sediaan
kelemahan dari darah tebal bentuk parasit yang yang tidak merata dimana proses
kurang lengkap morfologinya. pembuatan diakhiri pada bagian tengah.
Penggunaan waktu standar 50 menit yang e. Dengan waktu yang maksimal 50 menit
dianjurkan oleh WHO dan Kementrian membuat penyerapan zat warna giemsa
Kesehatan yang dipakai sebagai variabel konsentrasi 3% dapat terserap dengan baik
dependen dalam penelitian ini memberikan hasil oleh plasmodium.
yang sesuai dengan teori pemeriksaan malaria Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini
yang dikembang sekarang, hal ini terjadi karena maka perlu disarankan adalah :
dengan waktu yang relatif lama memberikan a. Untuk sarana kesehatan agar dapat
peluang untuk terjadi proses hemolisis secara menggunakan giemsa 3% dengan lama
sempurna dan penyerapan plasmodium waktu pewarnaan selama 50–60 menit
terhadap pewarna giemsa lebih maksimal. sebagaimana ketentuan WHO dan
Dari data setiap tabel variasi waktu Kementrian Kesehatan, untuk identifikasi
diperoleh nilai yang sangat variatif antara satu Plasmodiun. agar mendapatkan morfologi
sampel dan sampel yang lain pada waktu yang Plasmodium falcifarum yang baik.
sama. Hal ini dapat terjadi karena kurang b. Untuk sarana kesehatan agar dapat
homogennya sampel oleh karena tempat menggunakan giemsa 3% dengan lama

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 6 (2), 2017, 27 - 27

waktu pewarnaan selama 50–60 menit Laboratorium Pada Penderita Malaria”,


sebagaimana ketentuan WHO dan Artikel, Baturaja.
Kementrian Kesehatan, untuk membuat Koes Irianto, 2009, “Panduan Praktikum
Sediaan Darah Tebal dengan kualitas yang Parasitologi Dasar”, Yrama Widya, Bandung
baik. Mohammad Rosvid,
c. Menggunakan wadah penampungan 2014,http://pgsdberbagi.blogspot.co.id/201
sampel yang diameternya melebihi 1 cm, 4/01/penelitian-komparatif.html.
sehingga mempermudah pemipetan dan Ndaru Jati, 2014,
tidak terlalu tinggi sampel saat berada http://ndarujati7.blogspot.co.id/2014/05/
didalam wadah tersebut. pewarnaan-slide-malaria.html.
d. Pembuatan sediaan dengan ukuran yang Pinardi Hadidjaja, dkk, 2011,” Dasar Parasit
lebih dari 1 cm agar leukosit bisa tersebar Klinik”, FKUI, Jakarta.
secara merata. Prof. DR. dr. Pinardi Hadidjaja, MPH&TM
e. Untuk peneliti selanjutnya agar SpParK, 2011, “Dasar Parasitologi Klinik, Edisi
menggunakan jumlah parasit positif 2 (++) Pertama”, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
yang dihitung secara semikuantitatif Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, SpA(K),
sebagai sampel penelitian, hal ini untuk 2008, “ Dasar – Dasar Metodologi Penelitian
mengurangi kekeliruan dalam perhitungan Klinis, Edisi ke 3”, Sagung Seto, Jakarta.
jumlah Plasmodium. Prof. Dr. med. Mathias Freud, 2011, “Heckner
Atlas Hematologi”, ECG, Jakarta.
5. Ucapan Terima Kasih Prof. Dr. Soedarto, DTM&H,PhD, 2011,” Buku
Ajar Parasitologi Kedokteran”, Sagung Seto,
Terima kasih kami sampaikan kepada Unit Surabaya.
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Dr. Sugiyono, 2016, “ Metode Penelitian
(UPPM) Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan 24”,
menyediakan tempat untuk mempublikasikan ALfabeta, Bandung.
jurnal kami. Prof. Dr. Sugiyono, 2016,” Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” Alfabeta,
6. Daftar Pustaka Bandung.
Staf Pengajar Departemen Parasitologi, FKUI.
Arief Zaid, 2008, “Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Edisi
http://myoransbari.blogspot.co.id/2016/ Keempat”, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
01/sop-mikroskopis-malaria.html, diakses Suseno Bimo,
Agustus 2017. http://www.statistikolahdata.com/2010/1
Departemen Parasitologi Medis US NAMRU-2 0/analisis-perbandingan.html diakses
Jakarta, 2009, “Buku Panduan Pelatihan Agustus 2017.
Diagnosis Mikroskopi Malaria”, Jakarta. Suryatna dkk, 2013, “Pengaruh Variasi
Direktur Jenderal PP dan PL Kementrian Konsentrasi Giemsa Terhadap Hasil
Kesehatan.2011, “Pedoman Teknis Pewarnaan Sediaan Apus Darah Tipis pada
Pemeriksaan Parsit Malaria”, Kementrian Pemeriksaan Plasmodium falcifarum”,
Kesehatan, Jakarta. Yogyakarta.
Direktur Jenderal PP dan PL Kementrian Wijaya Kusuma dkk, 2012, Pemeriksaan
Kesehatan.2014, “Pedoman Teknis Mikroskopis dan Test Diagnosis Cepat
Pemeriksaan Malaria”, Kementrian Dalam Mendiagnosa Malaria, e-jurnal
Kesehatan, Jakarta. Udayana, Denpasar.
Dr. Ayda Rahmad, MS, Sp,ParK, Drs. Purnomo,
SKM, 2011, “Atlas Diagnostik Malaria”,
EGC, Jakarta.
Dr. Rukman Kiswari, 2014, “Hematologi dan
Tranfusi”, Erlangga, Jakarta.
Dyah Kusuwati,
http://dkanalis17smg.blogspot.co.id/201
6/01/v-behaviorurldefaultvmlo. html,
diakses Agustus 2017.
Gede Wempi D.S.P, 2012, “Analisis Pemeriksaan

Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068

Anda mungkin juga menyukai