Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DISTRIBUSI SUHU DALAM BANGUNAN GREENHOUSE BE~VENTILASI GANDA

(THERMAL DISTRIBUTION IN A TUNNEL GREENHOUSE BY COUPLING VENTILA TION)

Sri Mudiasluli, Kudang Bora Seminar, Armansyah H.Tambunan, Suryono Suryokusumo, dan Rizka Avianll

Sial Pengajar pada Departemen Teknik Pertanian, FATETA-IPB,


Kampus IPB Darmaga, Bogor

Diterima : 9 Mare12011; Disetului : 8 April 2011

ABSTRAK

Banyak lipe greenhouse dilakukan dan salah satu benluk greenhouse yang telah digunakan di Indonesia
yailu lipe Tunnel bervenlilasi ganda. greenhouse ini dapal digunakan di iklim tropis, seperti Indonesia meskipun
memerlukan beberapa modifikasi pada konslruksi bangunan, agar dapal melakukan perlakuan sehingga memenuhi
akan kesesuaian lanaman, khususnya pada budidaya lanaman krisan. Pendekalan dengan analisis dislribusi suhu di
dalam greenhouse tunnel. Penelilian ini dilakukan didaerah Bogor.Jawa Barat. Perubahan suhu di sekitar lanaman
dalam greenhouse tunnel bervenlilasi ganda, mempengaruhi lolosinlesis lanaman yang menghasilkan 0,
menjadikan suhu dalam ruang lebih rendah dibandingkan suhu diluar ruangan. Kelembaban dalam greenhouse
lersebul perlu dipertimbangkan sesuai dengan kebuluhan lanaman yailu memenuhi syaral minimum dari
pertumbuhan optimal lanaman yailu dialas 70%, dan lidak memenuhi syaral maksimum, bila kelembaban lebih dari
85%. Penelilian ini bertujuan unluk mengelahui pindah panas yang lerjadi, maka pola dislribusi suhu dalam
bangunan greenhouse menggunakan gabungan venlilasi alami dan alaI lambahan kipas agar terjadi pola dislribusi
suhu dan perubahan pergerakan aliran udara yang merala. Meloda pendekalan dilakukan dengan membual
pemelaan pola suhu dalam grafik Surfer 8, hingga diperoleh hanya suhu dalam greenhouse. pukul 06.00-08.00 dan
pukul 14.00 ke alas yang memenuhi syarat. Perpindahan panas yang terjadi dalam greenhouse tersebut diantaranya
adalah radiasi, konveksi dan konduksi. Besaran radiasl dipermukaan lanlai adalah 27,24 W/m' sedangkan radiasi
dialap adalah 26,57 W/m'. Besaran konveksi pada alap dan lingkungan luar adalah 630,45 kW/m', konveksi udara
dalam dengan atap dalam adalah 209,1 kW/m', sedangkan konveksi udara dalam dengan lanlai adalah 1.369,40
kW/m'. Besaran konduksi pada lanah adalah 156,68 W/m' sedangkan konduksi pada atap adalah 20,62 W/m'.

Kala Kunci: Greenhouse, ventilasi, suhu, pindah panas.

ABSTRACT

This research was conducted in the Bogor area, West Jawa. Many kinds of greenhouse types in Indonesian
had been assembled and this research was about a Modified Tunnel Greenhouse which impressive by using a
couple ventilation. The added second ventilation was build at the roof construction, in an effort to find the appropriate
condition of the Tropical environmental suitability by developed the construction of the Chrysanthemum plantation.
Efforts to change the environment by added the fan, was expressed in changing the temperature around the plant,
the environmental condition of this area, will affected the photosynthesis of plants and produce oxygen. Prerequisites
optimal growth of plants in a greenhouse was need the humidity around 70% to 85% and temperatures range llf'C to
2Z'C. Means the temperature distribution pattem in the Greenhouse Tunnel becomes important. Heat transfer that
occurs in these greenhouses took account of radiation, convection and conduction. Analysis of cooling the air which
using the combine of the natural ventilation and fan converting the heat transfer inside the greenhouse. The aims of
this study were looking for patterns of tempera,ture distribution in the building and find the place to move out the heat.
t Temperature distribution pattems and changes in the movement of air flow mapped using a method of graphically
I mapping program Surfer 8. The treatment was temperature changes in the greenhouse from 6:00 to 18:00 o'clock. A
few moments show that maximum humidity exceeds blow 85% especially around 06.00-08.00 and over 14.00. The
radiation magnitUde in several surface types such as floor was 27.24 Wlm', roof 26.57 Wm". Air convection
magnitude among roof environment outside was 630.45 Wm", at roof was 209.1 Wm", at floor surface inner
greenhouse was 1,369.4 Wm". Soil conduction magnitude is 156.68 Wm", at roof was 20,62 wlm"

Key words: Greenhouse, ventilation, temperature, heat transfer.

Vol. IX, No.1, April 2011 ~ 21


"
> _,....'". ,."
,,;~~t;tJ
~
.~;<.

PENDAHULUAN siap dipanen. Batas jumlah bunga dilakukan


penjarangan untuk dapat kuntum bunga yang
Kajian bersifat deskriptif-historis, yaitu lebih baik. (Rismunandar, 1995).
mengkaji fenomena yang telah terjadi dalam Berdasarkan pengalaman petani setempat
kurun waktu tertentu.pada unit-unit keluarga diperoleh keterangan bahwa fase vegetatif
beserta kegiatannya yang dalam tanaman krisan, suhu harian ideal adalah 16°C-
mendeskripsikan semua aspek perubahan dan 18°C.,dan fase generatif suhu siang hari
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diperlukan berkisar 18°C-30°C dan suhu malam
perubahan kehidupan petani bungan krisan, hari naik hingga lebih dari 25°C, agar
dimana. ditemukan adanya indikasi pengaruh pertambahan tinggi tanaman dan daun berjalan
dari peningkatan produksi tanaman hias optimal. Tanaman tersebut membutuhkan
terhadap perubahan rumah tinggal penduduk kelembaban 90-95% untuk pembentukan akar.
Desa Cihideung. (Nursalim, 2006). Perbaikan
rumah tangga berarti pula peningkatan Budidaya Tanaman Chrysantemum
kehidupan. •
Chrysanthemum merupakan tanaman Proses produksi dimulai dari bibit impor
semusim asal China, termasuk dalam Famili yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman
Asteraceae/Compositae, dengan dua tipe bunga Hias terjadi pengakaran dipindahkan menjadi
Chrysanthemum, yaitu bunga Chrysanthemum tanaman induk setelah siap panen diperoleh
tunggal dimana pada satu batang terdapat satu produksi bunga potong dengan nilai jual yang
bunga seperti C. Minka jarum, C.Fiji dan cukup ekonomis. Tanaman induk di tanam di
C.Reign salmon dan Chrysanthemum spray rumah naungan (Greenhouse) yang terbuat dari
dimana dalam satu batang terdapat banyak konstruksi besi, dengan kelipatan untuk lebar
bunga seperti C. Winke pompon. Tanaman 6,4 m dan panjang 3,7 m hingga 3,9 m sebagai
Chrysanthemum akan mengalami fase vegetatif naungan maksimum panjangnya 60 m. Atap:
saat berumur 4-10 minggu dan segera berbunga terbuat dari plastik UV 200 micron (dengan
pada umur 15 minggu: Kuncup-kuncup bunga kandungan UV retardant 6-12%), dinding:
akan bermunculan dan sekitar satu minggu Tunnel: juga dari plastic.
kemudian mekar (75-80% mekar penuh) dan

a. Minka slandar b. Minka jarum c. Fiji d.Reign salmon

e. Tanaman siap dipanen

Gambar 1. Bunga Chrysantemum dalam greenhouse menggunakan kipas dan venlilasi alami

22 <lIIl Vol. IX, No.1, April 2011


Tunnel Greenhouse (TGH) di dalamnya dapat dikendalikan agar
bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman,
Berbagai macam rumah kaca, satu mengendalikan intensitas cahaya yang masuk,
diantaranya tipe terowongan (Greenhouse temperatur, temperatur, kelembaban agar
Tunnel selanjutnya disingkat menjadi TGH) yang memenuhi syarat pertumbuhan tanaman.
dapat digunakan di daerah iklim tropis, Greenhouse model Siere mempunyai atap
Indonesia. Keterbatasan pertumbuhan pada dengan kuda-kuda pelana dan dimodifikasi
fase vegetatif tanaman krisan, suhu harian ideal menjadi bentuk setengah Iingkaran disebut
adalah 16-18°C, hal ini perlukan modifikasi pada Greenhouse Tunnel dan dimodifikasi lagi
konstruksi bangunan. Kondisi dalam dengan mempertimbangkan ventilasi tambahan
greenhouse, suhu udara dan kelembaban dari pada elemen atap yang bentuknya berbeda-
luar perlu menurun pada siang hari, agar dapat beda Gambar 1.
masuk ke dalam greenhouse agar Iingkungan Sase dan Kozai (1978) menyatakan
dalam greenhouse sesuai dengan syarat sirkulasi pertukaran udara di dalam greenhouse
pertumbuhan optimal tanaman. Greenhouse dengan lingkungan udara tanpa penutup,
mengalami pertukaran panas antara sistem berlangsung pada keseimbangan pindah panas,
dengan lingkungan melalui cara radiasi, massa dan energi yang menyebabkan terjadi
konveksi dan konduksi (Soegijanto,1999). fluktuasi temperatur didalam greenhouse.
Suhu udara ruang pada siang hari perlu Perubahan radiasi gelombang pendek diubah
turun kurang dari 18°C dan suhu malam hari menjadi radiasi gelombang panjang oleh
naik hingga lebih dari 25°C, maka penambahan penutup greenhouse (atap). Perubahan panjang
tinggi tanaman dan jumlah daun berjalan gelombang ini menyebabkan pantulan radiasi
optimal. Tanaman membutuhkan kelembaban sinar matahari oleh permukaan lantai dan
90-95% untuk pembentukan akar. Metabolisme bagian lainnya yang memberikan perubahan
tanaman dapat berjalan lancar diperlukan iklim mikro di dalam greenhouse. Khususnya
kesesuaian Greenhouse Tunnel yang perpindahan panas dan aliran udara dalam
berventilasi ganda dan kondisi iklim tropis yang budidaya tanaman krisan tropis. Maka
panas dan lembab. diperlukan pengkajian mengenai analisis
Nelson (1981) menyatakan bahwa distribusi suhu di dalam Greenhouse Tunnel
greenhouse sebagai suatu bangunan konstruksi berventilasi ganda tersebut.
baja yang ditutupi oleh bahan transparan
tembus cahaya poly urethane yang lingkungan

a. Konstruksi basi Tunnel Greenhouse b. Modifikasi c. Atap modifikasi

Gambar 2. Greenhouse tipe Tunnel Modifikasi


Vol. IX, No.1, April 2011 ~ 23
Tuiuan dilakukan modifikasi yaitu agar h = Nu x K 11.1'/'"<1
............................ (4)
suhu udara di dalam greenhouse bisa menurun L
sesuai kebutuhan tanaman dan kelembaban
menurun dan te~adi sirkulasi udara yang baik Pindah panas radiasi yang jatuh ke
dan dapat masuk ke dalam greenhouse. permukaan atap menurut Tiwari (2002). Kondisi
aliran panas yang berkelanjutan mengarah
tegak lurus pada batas n = diselubung atap
BAHAN DAN METODE greenhouse pada Gambar 3.
Suatu hambatan peralihan Rins,
Bahan dalam penelitian yaitu perlakuan (m2xKIW), antara dua area, lihat Gambar 2.2.
suhu udara pada bunga Chrysantemum dalam Dalam hal ini, temperatur adalah berbeda pada
greenhouse agar memenuhi prasyarat tumbuh ke dua sisi bidang kontak. Kondisi aliran panas
dengan baik di perusahaan swasta, Cipanas, yang berkelanjutan pada isolasi internal ini
Cianjur. adalah persamaan konduksi menjadi :
Metode yang dilakukan adalah
pengukuran di lapang pada bangunan

~~I
greenhouse pada saat tanaman Chrysantemum
mendekati panenan, kemudian Hasil (5)
pengukuran terhadap radiasi sinar matahari
yang datang, suhu, kelembaban dan aliran
udara pada titik-tilik pengamatan dilakukan
analisa dengan psychrometric chart dan Peralatan bantu dalam parameter-
bantuan rumus radiasi, konveksi, dan konduksi. parameter yang digunakan dalam penelilian ini
Pcrumusan radiasi bahwa radiasi total yailu tempat (greenhouse, tunnel bervenlilasi
yang diterima oleh permukaan bumi = radiasi ganda), untuk pengukuran dimensi (meteran),
langsung jatuh kepermukaan bumi + radiasi
panas (termokopel dan chino recorder), suhu
tidak langsung teqadl pada permukaan yang
miring (W/m2 )+ total radiasi pantulan (W/m2 ) . (termometer bola basah dan bola kering)
Perumusan konveksi diperoleh dari rumus intensitas cahaya (Luxmeter) dan kecepatan
hantaran pindah panas yang diterima oleh aliran udara (Anemometer). Metode dalam
selubung bangunan greenhouse tunnel adalah penelilian, seluruh pengukuran suhu dan
sebagai berikut:
kelembaban greenhouse tunnel bervenlilasi
K ganda berdasarkan waktu, dimensi dan jarak.
Q=-CI; -1;) (1) Pengukuran suhu menggunakan termokopel
S
yang dihubungkan dengan chino recorder serta
Keterangan : dua pasang termometer bola basah dan
Q = Pindah . panas konduksi pada termometer bola kering.
material(W/m) Fasilitas terbatas dan termokopel yang
K = Thermal Conductivity (W/moC) dipasang pada 11 tilik pengukuran, yang
S = Ketebalan material (m)
T = Suhu material (C atau K) diletakkan pada bagian tengah ruangan dan
sekilar tanaman. Suhu dan kelembaban di ukur
Pindah panas konveksi te~adi karena di dalam greenhouse serre, tunnel bervenlilasi
aliran udara yang keluar atau masuk ke dalam tunggal dan tunnel berventilasi ganda.
greenhouse melalui bukaan ventilasi.
Pengukuran kecepatan udara, diletakkan enam
Perpindahan ini te~adi pada atap dengan
Iingkungan luar, atap dengan udara dalam dan titik pada greenhouse tunnel berventilasi ganda
lantai dan udara dalam. yaitu pada Iingkungan luar greenhouse, dalam
greenhouse bagian barat, timur, utara, dan
Perumusan konveksi. selatan. Pengukuran intensitas cahaya
dilakukan pada dua tilik yaitu di dalam dan di
Q=hAJiT (2)
luar greenhouse tunnel berventilasi ganda.
3xReo.5
Nu =0.664 xPr (3)

24 ... Vol. IX, No.1, April 2011


~
~:
Radiasi~frai8ddarialllosfer:
-
~ _~!~~Ll!a~IYJ14Jlabali - - -,:
,
·sJ~.ng-""ng:
.... "
£:j I
, ,
"
-. -,
,i t - :
I ~.. .:
" ii:
1711
.. '" £'
. J,/ J f : I

"""
ranspirasl & Evaporasl Radiasi Infra.nd d4iI ~nama "

••
Radia~ InOOd dan h ~
" '. :' R,lIeksl C haya Ualaha.

fi
/( A-+-~fi

/Tb
/

Gambar 3. Balasan inlernal normal n, berkailan dengan isolasi plasllk di alap GH

Pengolahan data yang dilakukan adalah


penggunaan psycometric chart dalam analisis
suhu di seliap lilik dalam greenhouse dan nilai
kelembaban, analisis pindah panas di udara
dalam greenhouse. karena menghilung karena
pindah panas radiasi, konveksi dan konduksi.

HASll DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi lingkungan dalam Greenhouse


Tunnel Berventilasi Ganda
'01$' ~~ ~f$' ~I$'~
.# ,I$' ,I$',J,I$' ,1$' "f$'
~,~,~ ~ ~J
'Of$' ~I$' "I$'
~ , ~
1. Suhu w..kluQml
Gambar 4. Grafik perbandingan suhu pada
Pada pukul 06.00-07.00 menunjukan greenhouse tunnel bervenlilasi ganda
bahwa suhu sekilar lanaman dan suhu ruangan pada beberapa hari
di bawah batas ambang 22°C, lidak memenuhi
persyaralan suhu minimum pertumbuhan dan 2. Kelembaban (RH)
pada pukul 10.00-13.00 di alas ambang
maksimum, hal ini dikarenakan suhu terlalu Kelembaban lelah sesuai dengan
rendah sehingga dapal menyebabkan kelembaban persyaratan minimum pertumbuhan
penambahan tinggi lanaman dan daun tidak oplimal lanaman yailu di alas 70% namun lidak
berjalan oplimal. Pada pagi hari akan lerjadi memenuhi persyaratan pada kelembaban
kondensasi di dalam greenhouse. Hal lersebut maksimum yang melebihi dari 85% terulama
akan membawa pengaruh lidak baik lerhadap sekilar pukul 06.00-08.00 dan pukul 14.00 ke
tanaman, dimana proses folosinlesis dan alas.
melabolik tanaman akan lerhambat. Pada pukul
10.00-13.00 suhu ruangan pada greenhouse
lertalu linggi sehingga tanaman lampak layu.
Grafik suhu dapal dilihat pada Gambar 4.

Vol. IX, No.1, April 2011 ~ 25


120 3. Kecepatan Udara

110 Kecepatan aliran udara mempengaruhi


pertumbuhan tanaman dalam hal
evapotransporasi dan ketersediaan
karbondioksida yang penting untuk proses
fotosintesis. Dalam pengukuran kecepatan
udara di dalam greenhouse tunnel berventilasi
ganda adalah 0,1-0,2 m/s sehingga
70
pertumbuhan tanaman krisan tidak terhambat.
60 Total pertukaran udara pada ventilasi alamiah
sebesar 16612,173 Us, sedangkan total
'O~ I\,~ "b~ Oj~ ,#.. . . ~
. ,~~ ,,~ ~~ -,'i~ ....IiJ'f' ,"\~ -cco~ pertukaran udara pada ventilasi mekanis
W»ktu(Nrul) sebesar 1537,41 Us.

Gambar 5. Grafik perbandingan kelembaban pada B. Perbandingan Suhu dan Kelembaban
greenhouse tunnel berventilasi ganda Kelembaban di dalam Greenhouse
pada beberapa harL Tunnel Berventilasi Ganda,
Greenhouse Tunnel Berventilasi
Kelembaban yang terlalu tinggi akan Tunggal dan Greenhouse Serre.
menyebabkan tingginya serangan bakteri dan
cendawan yang akan merusak perkembangan Penambahan modifikasi pada bagian atap
tanaman. Grafik kelembaban dapat dilihat pada greenhouse tunnel maka suhu udara yang
Gambar 5. masuk ke dalam greenhouse dapat diturunkan
dengan adanya sedikit perpindahan panas dari
2. Intensitas Cahaya dalam greenhouse melalui atap. Walaupun suhu
udara dalam tunnel berventilasi ganda lebih
Suhu udara akan naik dengan rendah daripada suhu udara greenhouse tunnel
meningkatnya nilai intensitas cahaya dan suhu berventilasi tunggal, tetapi suhu udara yang
akan turun dengan menurunnya intensitas diterima masih lebih tinggi dari suhu persyaratan
cahaya. Namun perubahan intensitas cahaya pertumbuhan optimal tanaman krisan.
tidak sebanding dengan perubahan suhu, Perbandingan suhu ke tiga greenhouse dapat di
Walaupun intensitas cahaya meningkaV Iihat pada Gambar 7.
menurun secara drastis tetapi perubahan suhu
tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan suhu
udara tidak dapat berubah secara cepat
dibandingkan perubahan intensitas cahaya, 40

karena suhu dipengaruhi pergerakan udara.


3S
Data intensitas cahaya yang telah didapatkan
u
dapat dilihat pada Gambar 6. ':..- 30

'000
~
2'
j 4S00
20
~ ·1000
i 'SOO IS

.j 3000 "oJ$' ,,\r$> 'f,<S> ~rS' ....<;$~ ,,~ .;j~ -,">j~ ~r:f' -c..,fS' ....IQ'8' ~r$J ,,"oJ$!
.s 2Sl0 Waktu(jam)

lOCH) Gambar 7. Grafik perbandingan suhu pada


ISOO greenhouse setre, tunnel bervenlilasi
IDOl)
tunggal, dan tunnel berventilasi ganda.
" .f ~ " (''if c-" v" ~.,. ..:~ ,.,'" ..f# .::" it
___ dalam~M ---lUllI'JU"~" Untuk mengatasi hal itu maka dipertukan
bukaan vantilasi lebih banyak lagi dan afisiensi
Gambar6. Grafik perbandingan radiasi pada pemakaian exhaust fan.
greenhouse tunnel berventilasi ganda
pada beberapa harL

26 <lIlI Vol. IX, No.1, April 2011


C. Analisis Distribusi Suhu di dalam sensible dari tanaman sebagai akibat dan
Greenhouse Tunnel Berventilasi proses fotosintesis dan metabolisme tanaman.
Ganda. Suhu di bagian barat lebih panas dibandingkan
suhu di bagian timur, hal ini dikarenakan udara
Distribusi suhu pada saat pagi, siang dan bergerak dari timur ke barat dan bagian barat
sore han dapat di lihat pada Gambar 8 dan 9. terlebih dahulu terkena sinar matahari
Pada Gambar tersebut terdapat daerah yang sedangkan bagian barat masih tertutupi
berwarna biru tua menunjukkan suhu udara greenhouse di sekitarnya.
rendah sedangkan daerah yang berwarna hijau Pada pukul 12.00 pada Gambar 8(b) dan
muda menunjukkan suhu udara tinggi. Gambar Gambar 9(b) menyatakan bahwa suhu pada
tersebut didapatkan dengan persyaratan bahwa venlilasi dan atap selatan bagian dalam lebih
data yang diambil pada pukul 06.00 dan pukul Iinggi dibandingkan suhu pada titik pengukuran
18.00 tidak menggunakan exhaust fan, lain, hal ini dikarenakan udara luar bergerak dan
sedangkan data pada pukul 12.00 utara ke s~latan sehingga udara dingin yang
menggunakan exhaust fan. masuk melewati ventilasi utara akan mendorong
Distribusi suhu pada pukul 06.00 pada udara panas yang terangkat oleh daya apung
Gambar 8(a) dan Gambar 9(a) menunjukan keluar rnelewati ventilasi selatan, sedangkan
bahwa suhu panas yang berada di tengah lebih panas sensible pada tanaman terangkat udara
tinggi dibanding suhu atap dan ventllasi, hal ini dingin sehingga suhu di sekitar tanaman tidak
dikarenakan pada bagian tengah terjadi panas terlalu tinggi.

C
Gambar 8. Tampak depan distribusi suhu dalam greenhouse tunnel berventilasi ganda pada jam 06.00 (a), 12.00
(b). 18.00(c).

Vol. IX, No.1, April 2011 ~ 27


a b c
Gambar 9. Tampak atas distribusi suhu dalam greenhouse tunnel berventilasi ganda pada jam 06.00 (a), 12.00 (b),
18.00(c).

Suhu ruangan bagian barat dan timur


lebih panas dibandingkan suhu bagian tengah, E. Pindah Panas pada Greenhouse Tunnel
karena udara panas di bagian tengah ditarik Berventilasi Ganda.
oleh exhaust fan keluar greenhouse, dan udara
panaspun keluar melalui bagian barat 1. Radiasi
sedangkan suhu panas dari bagian timur
diperoleh dari efek udara greenhouse di Perpindahan panas cara radiasi terjadi
sekitarnya. Gambar 8(c) menyatakan bahwa pada permukaan lantai di dalam greenhouse
pada pukul 18.00, persebaran suhu panas dengan udara didalamnya dan radiasi pada atap
terjadi secara merata dan panas sensible mulai dengan lingkungan luar. Nilai rata-rata radiasi
terlihat kembali, hal ini dikarenakan udara yang terjadi pada lantai adalah 27,24 W/m2
bergerak dari arah timur sehingga suhu udara di sedangkan nilai rata-rata radiasi yang terjadi
bagian timur lebih dingin dibandingkan suhu di pada atap dan lingkungan luar adalah 26,57
bagian barat yang dapat di lihat pada Gambar W/m2 • Radiasi yang terjadi pada lantai lebih
9(c). besar dibandingkan dengan radiasi yang terjadi
pada atap dan lingkungan luar, hal ini
D. Analisis Radiasi Surya dikarenakan selisih suhu udara dalam dan tanah
lebih besar dibandingkan dengan suhu luar dan
Romdhonah (2002) menyatakan bahwa atap lingkungan. Hasil perhitungan radiasi dapat
radiasi matahari mempunyai ciri khas yaitu sifat dilihat pada Gambar 10.
keberadaannya yang selalu berubah-ubah
tergantung pada keadaan atmosfer dan 70·
geometri radiasi matahari. Menurut hasil 60
perhitungan pada tanggal 7-11 Juni 2008, nilai
rata-rata Extraterrestrial Radiation (Ion) adalah
1365,2673 W/m2 , Terrestrial Radiation (In)
adalah 790,796 W/m2 , Direct Radiation (Ibi)
2
adalah 552,916 W/m , Diffuse Radiation (Idh)
2
adalah 81,513 W/m , radiasi tidak langsung
terjadi pada penmukaan yang miring (Idi) adalah 10
81,496 W/m2 , Radiasi pantulan rada tipe o
permukaan adalah 584,0771 W/m, Radiasi
.<$' ~<$' ..<$' ~<$' ",<$' ,<S' ,v
,<$' ,~<S' .<$' ,~<S' .<$' ,~<$' ..<$'
pantulan pada permukaan mendatar adalah ~ ~ ~ ~ ~

665,9 W/m2 , dan Ref/eklivitas Radiation (Ir) Woklu(jun)

adalah 13,4 W/m2 dan Total Radiation (Iti) Gambar 10. Grafik pindah panas radiasi pada
adalah 1045,976 W/m2 • Greenhouse Tunnel berventilasi ganda.

28 ~ Vol. IX, No.1, April 2011


2. Konveksi PEMBAHASAN
Perpindahan panas konveksi terjadi pada 1. Extraterrestrial Radiation (Ion) adalah
2
atap dengan lingkungan luar, atap dengan udara 1365,2673 W/m , Terrestrial Radiation (In)
2
dalam dan lantai dengan udara dalam. Besarnya adalah 790,796 W/m , Direct Radiation
konveksi dipengaruhi oleh suhu udara yang (Ibi) adalah 552,916 W/m 2 , Diffuse
2
lerkait dan kecepatan udara yang terjadi. Nilai Radiation (Idh) adalah 81,513 W/m ,
rata-rata konveksi yang terjadi pada udara luar radiasi tidak langsung terjadi pada
2
dengan atap luar adalah 630,45 kW/m , nilai permukaan yang miring (ldi) adalah 81,496
2
rata-rata konveksi yang terjadi pada udara W/m , Radiasi pantulan pada tipe
2
dalam dengan atap dalam adalah 209,1 kW/m , permukaan adalah 584,0771 W/m2 ,
sedangkan nilai rata-rata konveksi yang terjadi Radiasi pantulan pada penmukaan
2
pada udara dalam dengan lantai adalah 1369,40 mendatar adalah 665,9 W/m , dan
kW/m2• Hasil perhitungan konveksi dapat dilihat Retlektivltes Radiation (Ir) adalah 13,4
2
pada Gambar 11. W/m dan Total Radiation (Iti) adalah
2
1045,976 W/m • Memberikan suhu rata-
rata udara di dalam Greenhouse Tunnel
berventilasi ganda sebesar 26°C, lebih
)14000 tinggi dibandingkan dengan suhu udara
~ rata-rata di lingkungan luar sebesar 24'C.
~ 3000

~ 2000
2. Alat tambahan pada greenhouse tunnel
berventilasi ganda ini memberikan
if kelembaban udara pada pagi dan sore hari
&iIOOO
melewati beberapa batas persyaratan
o optimal pertumbuhan yaitu melebihi 70-
'O~ ,,'Jl ct,!f' 0,0/' ,'>jf -..,f -,~~ ~"'Jf ~~ ,~~ . .,of ~~ -,'t>~ 85%.
WaktuGatn)

Gambar 11. Grafik pindah panas konveksi pada 3. Radiasi luar mempengaruhi suhu di dalam
greenhouse tunnel bervenlilasi ganda. greenhouse dan suhu di ruangan lebih
tinggi dibandingkan suhu di sekitar
3. Konduksi tanaman maka perlu penelitian lanjut agar
udara sekitar tanaman itu dapat dengan
Perpindahan panas konduksi terjadi pada tepat memenuhi kelembaban tanaman dan
lantai dan atap. Besarnya konduksi dipengaruhi terjadi proses fotosintesis.
oleh suhu yang titik terkait dan konduktivitas
material. Nilai rata-rata konduksi yang terjadi 4. Pada kontur lokal yang panas tersebut
2
pada tanah adalah 156,68 W/m sedangkan nilai posisi dari kipas sangat diperlukan.
rata-rata konduksi yang terjadi pada atap adalah
20,62 W/m 2 • Hasil perhitungan konveksi dapat
dilihat pada Gambar 12. KESIMPULAN
~300

r: dalam
Dalam penelitian ini tujuan pindah panas
yang terjadi, menghasilkan pola distribusi suhu
bangunan greenhouse yang

I::
menggunakan gabungan ventilasi alami dan alat
tambahan kipas. Terjadi perubahan pola
distribusi suhu dan perubahan pergerakan aliran
o udara yang belum merata karena terjadi
hantaran panas terlihat dart kontur panas dan
.~ ~~
perubahan distribusi panas yang terjadi.
WaktuGam)

Gambar 12. Grafik pindah panas konduksi pada


greenhouse tunnel berventilasi ganda

Vol. IX, No.1, April 2011 ~ 29


DAFTAR PUSTAKA

Anne. 2007. Lingkungan Mikro Greenhouse


Tunnel Modifikasi di Alam Indah Bunga
Nusantara, Cianjur, Cipanas. Skripsi,
Departemen Teknik Pertanian. FATETA.
IPB. Bogor.

Budiarto, Y. Sulyo, R. Maaswinkel dan S.


Wuryaningsih. 2006. Budidaya Krisan
Bunga Potong. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura. Jakarta.

Nelson. 2010. The Greenhouse Gas Reduction •


Plan. The Corporate 0.r.;rations of The
City of Nelson May 12 2010.

Nursalim A. (2006). Kajian Pengaruh BUdidaya


Tanaman Hias terhadap Perubahan
Rumah Tinggal Penduduk (Studi Kasus:
Perubahan Rumah Tinggal Petani
Tanaman Hias Desa Cihideung,
Kecamatan Parongpong, Kabupaten
Bandung) : http://digilib.itb.ac.id/gdl.php.
mod=browse &op=read&id=jbptitbpp-gdl-
didipramuj-29371&g-GREENHOUSE
tanggal 3-9-2008.'

Rismunandar. 1995. Budidaya Bunga Potong.


Penebar Swadaya. Yakarta.

Romdhonah, Y. 2002. Analisis Sudut Datang


Radiasi Matahari dan Pengembangan
Model Pindah Panas pada Greenhouse.
Skripsi, Departemen Teknik Pertanian.
FATETA. IPB. Bogor.

Rukmana, R. dan A.E. Mulyono. 1997. Krisan.


Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sase and KozaL 1988. Eco House Hand Book


Australian Green Building Source Book. :
http://www.austinenergy.com/eneray/
efficiency/program/green building/source
book glossary.Ddf tanggal 9-5-2008.

Soegijailto. 1999. Bangunan di Indonesia


dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau dari
Aspek Fisika Lingkungan. Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Bandung.

TIWari, G.N. and R.K. Goyal. 1998. Greenhouse


Technology. Narosa Publishing House, 6
Community Centre, Panchsheel Park,
New Delhi, India.

30 ~ Vol. IX, No.1, April 2011

Anda mungkin juga menyukai