Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN

AREAL KONSESSI TAMBANG PT KALTIM PRIMA COAL


(Landcovered Change Analysis on PT Kaltim Prima Coal Consession Area)
Benteng H. Sihombing
Dosen Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas 17
Agustus 1945 Simalungun, Medan

ABSTRACT
One way of knowing the land coverage change is through Landsat TM
imagery analysis from two periods of running time. It takes at least 2 coverage of
the image data to get land cover changes. Mine concession area of PT Kaltim
Prima Coal is a product of the area functional transfer of formely the Forest
Cultivation Areas (KBK) ex IUPHHK PT Porodisa Ltd. into Other Areas Use
(APL) of PT Kaltim Prima Coal mine concession. In the span of two concession,
it was necessary to know whether there are changes in land cover during the
transition period (the period of 10 years). It can only be known through the
analysis of land use change using Landsat TM in 2002 and 1012. The tendency of
quality of land cover change that is known through the analysis of these land
cover changes and the significance of cover change, are based on information of
how the historical of land cover change occurred.
Keyword: Land Cover Change, Landsat TM, Spatial Analysis, Perubahan
Tutupan Lahan, Citra Landsat TM, Analisis Spasial

PENDAHULUAN banjir, pengurangan sedimen, dan lain-


Akhir-akhir ini perubahan lain.
fungsi kawasan sering berdasarkan Untuk mendapatkan nilai jasa
potensi nilai ekonomi yang dimiliki lingkungan seperti ini maka
oleh suatu kawasan apalagi jika dalam pengelolaan hutan harus dilakukan
kawasan tersebut terdapat deposit dengan baik. Fungsi hutan sebagai
energi dan mineral yang berlimpah. pengatur tata air (water regulator),
Sejalan dengan kebijakan penyimpan karbon (carbon sinked),
nasional, kawasan tambang menjadi pemasok oksigen (oxygen supplier),
tumpuan utama sumber penghasilan pelestarian keanekaragaman jenis
bagi pembangunan nasional setelah hayati dan habitat (habitat and
sektor kehutanan mengalami pasang biodiversity protector), dan sebagai
surut. obyek pariwisata (tourist object) hanya
Ekosistem hutan diketahui bisa didapatkan jika kualitas hutan
bukan saja memberikan manfaat yang dapat dijaga dengan baik.
langsung bagi kehidupan manusia, Gangguan yang terjadi pada
melainkan juga memberikan manfaat kawasan hutan berupa kegiatan yang
yang tidak langsung seperti penghasil mengurangi potensi hutan secara
jasa lingkungan air, pencegah bahaya langsung akan menyebabkan

83
penurunan kualitas (degdradasi dengan pengolahan citra, harus
kawasan hutan). Kegiatan yang dapat berlisensi. Hal ini mengakibatkan
menyebabkan penurunan kualitas hutan tingginya biaya operasional sebuah
antara lain adalah penebangan legal kegiatan penelitian karena harus
(legal logging), penebangan illegal membeli perangkat lunak yang
(illegal logging), perladangan, dan resmi/legal.
perubahan karena pembukaan areal
hutan untuk kawasan pemukiman, METODE PENELITIAN
kebun dan lain-lain. Penelitian pada prinsipnya
Dalam analisis lanskap, adalah untuk mengetahui perubahan
perubahan penutupan perlu dilakukan tutupan lahan pada dua periode
untuk mengetahu tendensi perubahan waktu pengukuran. Wilayah analisis
dan hasil identifikasi, klassifikasi serta adalah meliputi areal konsessi PT
analisis besaran perubahan tutupan Kaltim Prima Coal, Kecamatan
lahan ini dijadikan sebagai dasar Bengalon, Kabupaten Kutai Timur.
penilaian kualitas tutupan lahan/tipe Wilayah yang menjadi kawasan
ekosistem secara keseluruhan dalam analisis meliputi Sub DAS Pinang,
suatu kawasan. DAS Batutak, Sub DAS Murung dan
Dalam perencanaan dan DAS K.mukan.
pengembangan suatu wilayah Alat-alat yang digunakan
diperlukan data-data penunjang dalam penelitian ini antara lain
antara lain peta tutupan lahan. Peta kompas, GPS, digital camera,
tutupan lahan adalah peta yang handycam, cat, marker, alat tulis,
memberikan informasi mengenai dan komputer. Untuk kepentingan
obyek-obyek yang tampak di analisis citra digunakan antara lain
permukaan bumi (Campbel, 1987). perangkat komputer dengan
Ketepatan informasi tutupan lahan perangkat lunak ErMapper 6.4,
akan memberikan kemudahan Global Mapper 7, Arc View 3.3,
dalam melakukan analisa Image Analysis dan ArcGIS;
perencanaan dan pengembang-an Scanner, printer, GPS Garmin 12
suatu wilayah. CX, Kompas Shuntoo, dan peralatan
Pembuatan peta tutupan survey .
lahan, dapat pemanfaatkan Data dan informasi yang
teknologi penginderaan jauh, yang diperlukan sebagai bahan utama
mana dalam prosesnya kegiatan analisis adalah data citra
menggunakan perangkat lunak Landsat TM Path/row 116/50 yang
pengolah citra. Mengingat meliputi wilayah PT Kaltim prima
semakin ketatnya pelaksanaan UU Coal dengan periode pengamatan 10
No.19 Tahun 2002 tentang Hak tahun.
Cipta, maka setiap perangkat
lunak yang akan digunakan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
kegiatan-kegiatan yang berkaitan 1. Analisa Tutupan Lahan 2002
Penyajian data tutupan mangrove (Hm) dan Ekosistem
lahan dari periode tahun yang rawa (Er).
berbeda bertujuan untuk Berdasarkan hasil
mendapatkan informasi interpretasi, klasifikasi dan analisa
pengelolaan kawasan sebelumnya citra Landsat TM Path/Row 116/60
dan ingin mengetahui tendensi dan tahun 2002 menghasilkan
tren perubahan tutupan lahan komposisi dan luas tipe tutupan
termasuk perubahan luas tipe lahan menurut DAS dan Sub DAS
ekosistem spesifik seperti Hutan sebagaimana disajikan dalam tabel
1 berikut:
Tabel 1. Tutupan Lahan areal PT KPC (2002)
TTL DAS DAS S. DAS S. DAS
(Ha) Batutak K.mukan Murung Pinang
Hs 2.550,09 4.515,92 1.383,71 7.953,07
Sb 2.022,03 4.078,87 2.296,83 2.378,24
Hm 176,33 1.180,61 328,66 0,00
Er 0,00 0,00 0,00 0,00
Ta 0,00 0,00 0,00 0,00
Pp 0,00 0,00 893,26 0,00
Tt 51,90 607,52 2.607,77 681,12
Total 4.800,38 10.382,91 7.610,99 11.012,43
Catatan: TTL = Tipe Tutupan Lahan, Hs = Hutan sekunder, Sb = Semak belukar,
Hm = hutan mangrove, Er = Ekosistem rawa, Ta = Tubuh air, Pp = Pemukiman
penduduk, Tt = Tanah terbuka.

Berdasarkan data Tabel 1 di atas (natural recovery) yang menjadi


dapat diketahui bahwa luas area zona inti dalam pengelolaan
bedasarkan tipe tutupan lahan selanjutnya.
adalah: 2) Tipe tutupan lahan Semak
1) Tipe tutupan lahan Hutan belukar (Sb) adalah seluas
sekunder (Hs) adalah seluas 10.775,90 Ha (tutupan lahan
16.302,79 Ha (tutupan lahan terluas ke-2 tahun 2002).
terluas tahun 2002). Kondisi Proporsinya sudah mendekati
tutupan lahan Hutan sekunder luas tutupan lahan Hutan
(Hs) saat ini merupakan kondisi sekunder (Hs).
ketika produksi kayu oleh 3) Tipe tutupan Tanah terbuka (Tt)
pemegang IUPHHK yaitu PT adalah 3.948,31 Ha dan
Porodisa Ltd sudah makin kecil. merupakan tutupan lahan Tanah
Tipe tutupan lahan Hutan terbuka (Tt) merupakan tutupan
sekunder (Hs) ini diharapkan lahan terluas ke-3 pada tahun
sukses dalam pemulihan alami 2002. Kondisi ini menandakan
permintaaan lahan untuk diawali oleh perubahan
pemukiman sudah tinggi. pemilikan lahan dalam hal
Biasanya, kecepatan perubahan legalisasi.
tutupan lahan menjadi Tanah 6) Tipe Ekosistem rawa (Er) dan
terbuka (Tt) berhubungan dengan Tubuh air (Ta) masih
pemanfaatan lahan bagi diidentifikasi dengan luas
perladangan dan pertanian. masing-masing seluas 0,00 Ha.
4) Tipe tutupan Hutan mangrove Hal ini mungkin bisa terjadi
(Hm) seluas 1.685,59 Ha. karena memang belum ada
Tutupan lahan Hutan mangrove wilayah yang terbuka akibat
(Hm) merupakan tutupan lahan operasional penambang-an
terluas ke-4 pada tahun 2002. karena pada saat itu, wilayah area
Dalam kaitannya dengan konsesi PT Kaltim Prima Coal
pengelolaan lingkungan, kawasan masih dalam berstatus Izin Usaha
Hutan mangrove (Hm) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
merupakan wilayah penting bagi (IUPHHK) oleh PT Porodisa Ltd
penyediaan protein ikan dalam yang tidak banyak mengganggu
skala industri. Oleh karena itu, Ekosistem rawa (Er) maupun
Hutan mangrove (Hm) perlu Tubuh air (Ta) yang ada dalam
direstorasi jika sudah mengalami kawasan.
kerusakan.
2. Analisa Tutupan Lahan 2012
5) Tipe tutupan lahan Pemukiman Berdasarkan hasil
penduduk (Pp) adalah seluas interpretasi, klasifikasi dan analisa
893,26 Ha. Peningkatan luas citra Landsat TM Path/Row 116/60
Pemukiman penduduk (Pp) tahun 2012 diperoleh komposisi dan
biasanya sejalan dengan luas tipe tutupan lahan dalam areal
pertambahan penduduk konsessi PT Kaltim Prima Coal
(kelahiran atau migrasi). sebagaimana disajikan dalam Tabel 2
Permintaan lahan untuk berikut:
pemukiman penduduk selalu

Tabel 2 Tutupan Lahan areal PT KPC (2012)

LC DAS DAS S. DAS S. DAS


(Ha) Batutak K.mukan Murung Pinang
Hs 2.421,10 2.339,99 148,44 6.832,92
Sb 1.322,06 4.046,83 3.675,23 1.847,61
Hm 181,16 839,69 328,66 0,00
Er 34,08 0,00 0,00 407,86
Ta 0,00 116,52 174,43 0,00
Pp 0,00 1.443,24 0,00 0,00
Tt 841,99 2.371,68 2.537,75 1.895,48
Total 4.800,39 11.157,95 6.864,51 10.983,87
Berdasarkan data Tabel 2 kosong. Lahan kosong bisa
dapat diketahui bahwa luas area terjadi bertambah karena
berdasarkan tipe tutupan lahan pembukaan lahan oleh
adalah: masyarakat.
1) Tipe tutupan lahan Hutan 4) Tipe tutupan lahan Hutan
sekunder (Hs) adalah seluas mangrove (Hm) adalah seluas
11.742,45 Ha (tutupan lahan 1.349,51Ha. Tipe tutupan lahan
terluas tahun 2012). Kondisi Hutan mangrove (Hm) ini juga
tutupan lahan Hutan sekunder ternyata telah mengalami
(Hs) saat ini merupakan kondisi penyusutan yang siknifikan
ketika produksi kayu oleh (berarti).
pemegang IUPHHK yaitu PT 5) Tipe tutupan Pemukiman
Porodisa Ltd sudah makin kecil. penduduk (Pp) adalah seluas
Tipe tutupan lahan Hutan 1.443,24 Ha adalah area yang
sekunder (Hs) ini adalah tipe digunakan sebagai area
tutupan lahan terbaik dalam hal pemukiman penduduk dan
kualitas di area konsessi PT kecenderungannya tiap tahun
Kaltim Prima Coal ini. makin luas secara siknifikan
2) Tipe tutupan lahan Semak karena berbagai kepentingan
belukar (Sb) adalah seluas untuk pemukiman masyarakat.
10.891,73 Ha (tutupan lahan Pemukiman penduduk (Pp)
terluas ke-2 tahun 2012). memiliki trend dalam hal
Proporsinya sudah mendekati pengembangan posisi dan
luas tutupan lahan Hutan perluasan wilayahnya.
sekunder (Hs). Luas tutupan 6) Tipe tutupan lahan Ekosistem
lahan Semak belukar (Sb) makin rawa (Er) adalah seluas 441,94
berkurang setelah 10 tahun Ha. Tipe tutupan lahan
berlalu. Luas Semak belukar Ekosistem rawa (Er) ini
(Sb) hadir sejalan dengan fungsi merupakan area tempat
kawasan sebagai IUPHHK berkumpulnya air dan dalam
sampai fungsi PKP2B. skala luas. Ekosistem rawa (Er)
3) Tipe tutupan Tanah terbuka (Tt) berfungsi sebagai penyedia air
seluas 7.646,90 Ha. Tutupan bagi kehidupan manusia dan
lahan Tanah terbuka (Tt) keanekaragaman jenis hayati.
merupakan tutupan lahan terluas 7) Tipe tutupan Tubuh air (Ta)
ke-3 yang dimiliki kawasan UP adalah seluas 290,95 Ha.
pada tahun 2012. Tutupan lahan
3. Perubahan Tutupan Lahan
Tanah terbuka (Tt) juga Penyajian data tutupan lahan
merupakan akibat dari perubahan tahun 2002 dan tahun 2012 ini secara
penutupan lahan dari lahan yang bersamaan adalah bertujuan untuk
masih bervegetasi ke arah lahan mengetahui sejarah kawasan dan
tendensi perubahan penutupan lahan (selisih 290,95 Ha/10 tahun atau
yang terjadi selama masa periode 10 rata-rata 2,91Ha/tahun).
tahun. Dalam kasus ini, perubahan 6) Perubahan yang terjadi pada tipe
yang terjadi bisa dirangkum sebagai tutupan lahan Pemukiman
berikut: penduduk (Pp) adalah terjadinya
1) Perubahan yang terjadi pada tipe penambahan luas dari 893,26 Ha
tutupan lahan Hutan sekunder tahun 2002 menjadi 1.443,24 Ha
(Hs) adalah terjadinya tahun 2012 (selisih 549,98 Ha/10
pengurangan luas dari 16.302,79 tahun atau rata-rata
tahun 2002 menjadi 11.742,45 5,50Ha/tahun).
Ha tahun 2012 (selisih -4.560,3487
7) Perubahan yang terjadi pada tipe
Ha/10 tahun atau rata-rata -45,60 tutupan lahan Tanah terbuka (Tt)
Ha/tahun). adalah terjadinya penambahan
2) Perubahan yang terjadi pada tipe luas dari 3.948.31 Ha tahun 2002
tutupan lahan Semak belukar menjadi 7.646,90 Ha tahun 2012
(Sb) adalah terjadinya (selisih 3.698,59 Ha/10 tahun
penambahan luas dari 10.775,97 atau rata-rata 36,99Ha/tahun).
tahun 2002 menjadi 10.891,73 Berdasarkan kondisi
Ha tahun 2012 (selisih 115,76 perubahan semua tipe penutupan
Ha/10 tahun atau rata-rata 1,16 lahan yang terjadi selama 10 tahun
Ha/tahun). dapat diketahui bahwa tendensi
3) Perubahan yang terjadi pada tipe perubahan penutupan lahan
tutupan lahan Hutan mangrove mengarah kepada degradasi kualitas
(Hm) adalah terjadinya tutupan lahan. Kondisi ini
penyusutan luas dari 1.685,59 menggambarkan bahwa gangguan
tahun 2002 menjadi 1.349,51 Ha terhadap kawasan selalu terjadi dan
tahun 2012 (selisih -336,08 akibatnya sangat siknifikan terhadap
Ha/10 tahun atau rata-rata -3,36 perubahan kualitas penutupan lahan
Ha/ tahun). secara keseluruhan.
4) Perubahan yang terjadi pada tipe Perubahan luas tipe tutupan
tutupan lahan Ekosistem rawa lahan Hutan mangrove (Hm) adalah
(Er) adalah terjadinya dari 1.685,59 tahun 2002 menjadi
penambahan luas dari 0,00 Ha 1.349,51 Ha tahun 2012 (selisih -
tahun 2002 menjadi 441,94 Ha 336,08 Ha/10 tahun atau rata-rata -
tahun 2012 (selisih 441,94 Ha 3,36 Ha/tahun) merupakan hal yang
atau rata-rata 4,41Ha/tahun). buruk bagi kelestarian ekosistem
5) Perubahan yang terjadi pada tipe mangrove, oleh karena itu Hutan
tutupan lahan Tubuh air (Ta) mangrove (Hm) sudah sepatutnya
adalah terjadinya penambahan mendapat prioritas dalam
luas dari 0,00 Ha tahun 2002 perlindungan tipe ekosistem spesifik.
menjadi 290,95 Ha tahun 2012 Penambahan luas Ekosistem
rawa (Er) dari 0,00 Ha tahun 2002

87
menjadi 441,94 Ha tahun 2012 kepada degdradasi kualitas
(selisih 441,94 Ha atau rata-rata penutupan lahan.
4,41Ha/tahun) bisa berakibat baik
2. Perubahan kualitas penutupan
bagi penyediaan air. Namun
lahan dominan pada Hutan
penambahan luas Ekosistem rawa
sekunder (Hs) dengah selisih -
(Er) bisa terjadi karena perubahan
4.560,34 Ha/10 tahun atau rata-
Tubuh air (Ta) menjadi Ekosistem
rata -45,60 Ha/tahun dan Tanah
rawa (Er).
terbuka dengan rata-rata
Ekosistem mangrove menjadi
36,99Ha/tahun.
sasaran kegiatan eksploitasi
sumberdaya alam dan pencemaran 3. Berdasarkan hasil perhitungan
lingkungan akibat 88
tuntutan rata-rata perubahan penutupan
pembangunan yang masih cenderung lahan dipastikan bahwa areal
menitikberatkan bidang ekonomi. konsesi tambang PT Kaltim
Semakin banyak manfaat dan Prima Coal telah mengalami
keuntungan ekonomis yang diperoleh tekanan berupa eksploitasi hutan
dari ekosistem mangrove maka baik secara legal maupun secara
semakin berat pula beban kerusakan illegal.
lingkungan yang ditimbulkan.
Sebaliknya makin sedikit
Sebaliknya makin sedikit manfaat dan ekonomis dari
manfaat dan ekonomis dari ekosistem mangrove maka makin
ekosistem mangrove maka makin ringan kerusakan lingkungan yang
ringan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. Dampak
ditimbulkannya. Dampak lingkungan tersebut dapat
lingkungan tersebut dapat diidentifikasi dengan adanya
diidentifikasi dengan adanya degradasi kawasan pantai dan
degradasi kawasan pantai dan semakin berkurangnya luas
semakin berkurangnya luas ekosistem mangrove.
ekosistem mangrove.
KESIMPULAN DAN
KESIMPULAN DAN SARAN
SARAN
Berdasarkan hasil analisis
Berdasarkan hasil analisis perubahan tutupan lahan pada 2
perubahan tutupan lahan pada 2 periode peliputan dapat disimpulkan
periode peliputan dapat disimpulkan sebagai berikut:
sebagai berikut:
4. Dalam 2 periode peliputan telah
1. Dalam 2 periode peliputan telah tejadi perubahan penutupan
tejadi perubahan penutupan lahan areal konsesi PT Kaltim
lahan areal konsesi PT Kaltim Prima Coal yang mengarah
Prima Coal yang mengarah

88
kepada degdradasi kualitas 6. Berdasarkan hasil perhitungan
penutupan lahan. rata-rata perubahan penutupan
5. Perubahan kualitas penutupan lahan dipastikan bahwa areal
konsesi tambang PT Kaltim
lahan dominan pada Hutan
Prima Coal telah mengalami
sekunder (Hs) dengah selisih -
tekanan berupa eksploitasi hutan
4.560,34 Ha/10 tahun atau rata-
baik secara legal maupun secara
rata -45,60 Ha/tahun dan Tanah
illegal.
terbuka dengan rata-rata
36,99Ha/tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Campbell, J. B., 1987. Introduction to Remote
Sensing. Virginia Polytechnic Institute. The Guilford Press, New York, United
States of America.
Kiefer T. M. dan Lillesand R. W., 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi
Citra. Gadjah Mada University Press. Bulaksumur, Yogyakarta.
Kiefer T. M. dan Lillesand R. W., 1994. Remote Sensing and Image
Interpretation. University of Gajah Mada University Press. Bulaksumur,
Yogyakarta.
Purwadhi, F. S. H., 2001. Interpretasi Citra Digital. Penerbit PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Sihombing, BH, 2008. Analisis Kawasan Dan Perubahan Penutupan Lahan
Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Sumatera
Utara (Thesis Magister Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman).

89

Anda mungkin juga menyukai