Anda di halaman 1dari 11

Sekilas Tentang Program Keluarga Harapan

(PKH)
Written by * A D M I N *    --------  http://www.pkh.depsos.go.id
Friday, 24 April 2009

Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan


kemiskinan. Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program
penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah.
Oleh sebab itu akan segera dibentuk Tim Pengendali PKH dalam TKPK agar terjadi
koordinasi dan sinergi yang baik.

PKH merupakan program lintas Kementerian dan Lembaga, karena aktor utamanya
adalah dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Sosial,
Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen
Agama, Departemen Komunikasi dan lnformatika, dan Badan Pusat Statistik.
Untuk mensukseskan program tersebut, maka dibantu oleh Tim Tenaga ahli PKH
dan konsultan World Bank.

Program Keluarga Harapan (PKH) sebenamya telah dilaksanakan di berbagai


negara, khususnya negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang
bervariasi. Namun secara konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash
Transfers (CCT), yang diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat. Program ini
"bukan" dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT)
yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan
daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH lebih
dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada
masyarakat miskin.

Last Updated ( Tuesday, 26 May 2009 )


Pelaksanaan PKH
Written by Administrator --------  http://www.pkh.depsos.go.id
Monday, 26 February 2007

PKH mulai dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2007 dan diharapkan dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan, setidaknya hingga tahun 2015. Tahun
2007 merupakan tahap awal pengembangan program atau tahap uji coba. Tujuan uji
coba adalah untuk menguji berbagai instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan
PKH, seperti antara lain metode penentuan sasaran, verifikasi persyaratan,
mekanisme pembayaran, dan pengaduan masyarakat.

Pada tahun 2007 ini akan dilakukan uji coba di 7 provinsi dengan jumlah sasaran
program sebanyak 387.928 RTMS. Ketujuh provinsi tersebut adalah: Sumatera
Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan
Nusa Tenggara Timur,sedangkan pada tahun 2008 ditambah sebanyak 6 propinsi
yaitu NTB,Banten, DI Yogyakarta, NAD, Kalimantas Selatan,Sumatera Utara
sebanyak 244.121 RTSM.

Apabila tahap uji coba ini berhasil, maka PKH akan dilaksanakan setidaknya
sampai dengan tahun 2015. Hal ini sejalan dengan komitmen pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs), mengingat sebagian indikatornya juga diupayakan
melalui PKH. Selama periode tersebut, target peserta secara bertahap akan
ditingkatkan hingga mencakup seluruh RSTM dengan anak usia pendidikan
dasar dan ibu hamil/nifas.

Last Updated ( Monday, 30 March 2009 )


Peran Pendamping Program Keluarga Harapan
Written by Administrator --------   http://www.pkh.depsos.go.id
Tuesday, 26 May 2009
Pendamping merupakan aktor penting dalam mensukseskan PKH. Pendamping adalah
pelaksana PKH di tingkat kecamatan. Pendamping diperlukan karena:
1. Sebagian besar orang miskin tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki suara dan
kemampuan untuk memperjuangkan hak mereka yang sesungguhnya. Mereka
membutuhkan pejuang yang menyuarakan mereka, yang membantu mereka
mendapatkan hak.
2. UPPKH Kabupaten/Kota tidak memiliki kemampuan melakukan tugasnya di seluruh
tingkat kecamatan dalam waktu bersamaan. Petugas yang dimiliki sangat terbatas
sehingga amatlah sulit mendeteksi segala macam permasalahan dan melakukan tindak
lanjut dalam waktu cepat. Jadi pendamping sangat dibutuhkan. Pendamping adalah
pancaindera PKH.
Jumlah pendamping disesuaikan dengan jumlah peserta PKH yang terdaftar di setiap
kecamatan. Sebagai acuan, setiap pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM
peserta PKH. Selanjutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator
pendamping. Pendamping menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan
kegiatan di lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung
dan berdiskusi dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemuka daerah
maupun dengan peserta itu sendiri. Pendamping juga bisa ditemui di UPPKH
Kabupaten/Kota, karena paling tidak sebulan sekali untuk menyampaikan pembaharuan
dan perkembangan yang terjadi di tingkat kecamatan.
Lokasi kantor pendamping sendiri terletak di UPPKH Kecamatan yang berada di kantor
camat, atau di kantor yang dekat dengan PT POS dan/ atau kantor kecamatan di
wilayah yang memiliki peserta PKH. Di sini pendamping melakukan berbagai tugas utama
lainnya, seperti: membuat laporan, memperbaharui dan menyimpan formulir serta
kegiatan rutin administrasi lainnya.
Secara kelembagaan, Pendamping melaporkan seluruh kegiatan dan permasalahannya ke
UPPKH Kabupaten/Kota. Pendamping memiliki tugas yang sangat penting dalam
pelaksanaan program di lapangan, yaitu:
1. Tugas Persiapan Program

Tugas persiapan program meliputi pekerjaan yang harus dilakukan Pendamping untuk
mempersiapkan pelaksanaan program. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum pembayaran
pertama diberikan kepada penerima manfaat.
1. Menyelenggarakan pertemuan awal dengan seluruh peserta PKH;
2. Menginformasikan (sosialisasi) program kepada RTSM peserta PKH dan mendukung
sosialisasi kepada masyarakat umum;
3. Mengelompkan peserta kedalam kelompok yang teridiri atas 20-25 peserta PKH
untuk mempermudahkan tugas pendampingan;
4. Memfasilitasi pemilihan Ketua Kelompok ibu-ibu peserta PKH (selanjutnya disebut
Ketua Kelompok saja);
5. Membantu peserta PKH dalam mengisi Formulir Klarifikasi data dan
menandatangani surat persetujuan serta mengirim formulir terisi kepada UPPKH
Kabupaten/Kota;
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan kunjungan awal ke Puskesmas dan pendaftaran
sekolah.  

2. Tugas Rutin:
a. Menerima pemutakhiran data peserta PKH dan mengirimkan formulir
pemutakhiran data tersebut ke UPPKH Kabupaten/kota;
b. Menerima pengaduan dari Ketua Kelompok dan/atau peserta PKH serta
dibawah koordinasi UPPKH Kabupaten/Kota melakukan tindaklanjut atas
pengaduan yang diterima (Lihat Pedoman Operasional Sistem Pengaduan
Masyarakat);
c. Melakukan kunjungan insidentil khususnya kepada peserta PKH yang tidak
memenuhi komitmen;
d. Melakukan pertemuan dengan semua peserta setiap enam bulan untuk re-
sosialisasi (program dan kemajuan/perubahan dalam program);
e. Melakukan koordinasi dengan aparat setempat dan pemberi pelayanan
pendidikan dan kesehatan;
f. Melakukan pertemuan bulanan dengan Ketua Kelompok;
g. Melakukan pertemuan bulanan dengan Pelayan Kesehatan dan Pendidikan
di lokasi pelayanan terkait;
h. Melakukan pertemuan triwulan dan tiap semester dengan seluruh pelaksana
kegiatan: UPPKH Daerah, Pendamping, Pelayan Kesehatan dan Pendidikan.
 
Ada beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan pendamping PKH, yaitu :

1. Pertemuan Awal
Tahap pertama yang dilakukan oleh pendamping adalah melakukan pertemuan terbuka
dengan calon peserta PKH. Dalam pertemuan itu dilakukan kegiatan sosialisasi program
mengenai manfaat program dan bagaimana berpartisipasi dalam program.
Keluarga yang dipilih mengikuti program dikumpulkan dan diberi arahan untuk
membentuk kelompok-kelompok ibu yang terdiri dari lebih kurang 25 orang dalam satu
kelompok. Kelompok ini kemudian memilih ketua kelompok ibu penerima sebagai
koordinator kelompok dan menetapkan jadwal pertemuan rutin kelompok untuk
berdiskusi bersama dalam menjalankan program.
Pada pertemuan ini juga dilakukan pemeriksaan formulir yang digunakan sebagai alat
verifikasi keikutsertaan, antara lain pemeriksaan akta lahir anak (dan membantu
pengadaannya jika belum tersedia), penyusunan jadwal kunjungan, dan sebagainya.

2. Mendampingi Proses Pembayaran


Pada dasarnya pendamping tidak melakukan kegiatan apapun kecuali pengamatan dan
pengawasan selama proses pembayaran beriangsung. Namun begitu, ada beberapa
persiapan yang harus dilakukan oleh pendamping sebelum kegiatan berjalan agar
proses berlangsung aman dan terkendali, yaitu:

a. Pergi ke Kantor Pos untuk meminta jadwal pembayaran dan mendata penerima
manfaat yang merupakan kelompok binaannya.
b. Menginformasikan Ketua Kelompok mengenai jadwal dan memastikan bahwa
pembayaran diterima oleh orang yang tepat pada waktu yang telah ditentukan.
 
3. Berdiskusi Dalam Kelompok
Kegiatan yang tak kalah penting adalah menyusun agenda dan mengadakan pertemuan
dengan ketua kelompok ibu penerima untuk berdiskusi dan menampung pengaduan,
keluhan, perubahan status maupun menjawab pertanyaan seputar program. Pada
pertemuan ini juga dilakukan sosialisasi informasi mengenai pentingnya pendidikan dan
kesehatan ibu dan anak, tips praktis dan murah bagi kesehatan keluarga serta
pentingnya sanitasi dan nutrisi untuk meningkatkan mutu keluarga.
 

4. Pendampingan Rutin
Selanjutnya, jadwal pendampingan dilakukan rutin dan ditetapkan selama 4 hari kerja
(SeninKamis). Kegiatan yang dilakukan selama itu antara lain melakukan kunjungan ke
unit pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengunjungi keluarga untuk membantu
mereka dalam proses mendaftarkan anak-anak ke sekolah, mengurus akta lahir maupun
memeriksa rutin ke puskesmas.
 
5. Berkunjung Ke Rumah Penerima Bantuan
Jika pada pertemuan ada peserta PKH yang tidak bisa datang karena alasan tertentu
seperti: lokasi yang sangat jauh dari tempat pertemuan, sibuk mengurus anak, sakit,
atau tidak mampu memenuhi komitmen dikarenakan alasan-alasan tertentu, maka
perlu dilakukan kunjungan ke rumah peserta tersebut untuk memudahkan proses (lihat
Buku Pedoman Pengaduan)
 
6. Memfasilitasi Proses Pengaduan
Pendamping menerima, menyelesaikan maupun meneruskan pengaduan ke tingkat yang
lebih tinggi sehingga dapat dicapai solusi yang mampu meningkatkan mutu program.
 
7. Mengunjungi Penyedia Layanan
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan vital keberlangsungan maupun peningkatan
mutu PKH. Pendamping memantau kelancaran dan kelayakan kegiatan pelayanan,
mengantisipasi permasalahan yang ada dalam program sehingga bisa melakukan
tindakan yang sifatnya mencegah kegagalan kelancaran program ketimbang
memperbaikinya.
 
8. Melakukan Konsolidasi
Pada hari Jum'at, para pendamping melakukan koordinasi dengan sesama pendamping
dan tim lain. Laporan dan tindak lanjut juga dianalisa dan ditindaklanjuti pada hari ini
agar terjadi peningkatan mutu program.
 
9. Meningkatkan Kapasitas Diri
Untuk meningkatkan mutu program dan mutu pendamping itu sendiri, juga diadakan
diskusi dan pertemuan rutin (minimal sebulan sekali) baik itu antarkecamatan maupun
didalam kecamatan sendiri sebagai upaya menampung pelajaran berarti (lesson
learned & best practices) yang bisa digunakan oleh pendamping lain agar
mempermudah pekerjaan dan menghadapi kasus-kasus harian di lapangan.
 
Setiap individu yang melakukan usaha menuju perbaikan dan pengembangan memerlukan
penghargaan untuk menunjukkan bahwa upaya yang dilakukannya dihargai. Penghargaan
ini diharapkan dapat memicu kinerja yang lebih baik dan memotivasi lingkungannya
menghasilkan produktivitas yang sekurang-kurangnya sama dengan yang telah diraihnya.
Sanksi adalah tindakan yang diberikan kepada seseorang sebagai akibat dari perbuatan
sengaja melanggar koridor aturan dan ketentuan yang telah dibuat dan disepakati dalam
sebuah lembaga. Sanksi diberikan agar yang bersangkutan maupun orang yang
mengetahuinya tidak mengulangi perbuatan yang merugikan lembaga, lingkungannya
maupun dirinya sendiri. lni juga merupakan alat pembelajaran bagi yang lain untuk tidak
melakukan perbuatan yang sama.
Last Updated ( Tuesday, 26 May 2009 )

Komponen SIM PKH


Written by Administrator --------  http://www.pkh.depsos.go.id
Monday, 01 February 2010

2.1 Desain SIM PKH

Sistem Informasi Manajemen (SIM PKH) dirancang untuk dapat membantu


pelaksanaan PKH antara lain mulai dari entry hasil validasi, verifikasi,
pemutakhiran serta data pengaduan masyarakat. SIM PKH akan mengolah
semua aktifitas database peserta PKH.
Sasaran dari SIM PKH adalah terciptanya akurasi data tentang peserta dan
kegiatan PKH. Hasil SIM PKH sangat tergantung pada para pendamping di
Kecamatan dan operator PKH di tingkat kabupaten/kota dalam melakukan
proses peng-inputan data dari formulir-formulir PKH yang tersedia, serta
perangkat pendukung lainnya baik hardware maupun software.
 
Pengolahan data PKH membutuhkan suatu koneksi jaringan komunikasi data
sampai dengan tingkat kabupaten. Operasionalisasi sistem informasi PKH
dilayani secara tersentralisasi melalui Data Center UPPKH Pusat. Sistem
aplikasi yang dibangun berbasis web, dan menggunakan bar code reader
untuk pemanggilan datanya.
Pengolahan data di tingkat terkecil dilakukan di UPPKH Kabupaten. UPPKH
Kabupaten dan UPPKH Pusat terkoneksi dalam suatu jaringan komunikasi data
Wide Area Network (WAN).
 
Tim Koordinasi UPPKH Provinsi hanya akan melakukan pemantauan kegiatan
atau perkembangan dari program PKH yang dilakukan di propinsi tersebut.
Diperkirakan, Tim Koordinasi UPPKH Provinsi hanya membutuhkan hak akses
untuk membaca laporan-laporan tertentu melalui jalur internet publik yang
dienkripsi.
Desain Aplikasi SIM PKH mencakup beberapa modul sebagai berikut:

Validasi Data
UPPKH Pusat menerima data calon RTSM penerima PKH dari BPS Pusat.
Data tersebut setelah dilakukan cleansing dan merging sesuai kebutuhan
pelaksanaan PKH kemudian dimasukan ke server di Data Center UPPKH
Pusat. Data tersebut kemudian dijadikan dasar dalam pencetakan Formulir
Validasi. Bentuk Formulir Validasi terlampir.
PT Pos mencetak Formulir Validasi Data dan Kesediaan Berpartisipasi
dalam Program Keluarga Harapan (dengan identifikasi barcode pada
masing-masing Formulir) dan mendistribusikannya ke masing-masing
UPPKH Kabupaten untuk disampaikan ke masing-masing pendamping.
Masing-masing pendamping selanjutnya melakukan validasi data ke RTSM dan
mengisikan informasi hasil validasi ke Formulir tersebut. Setelah ditandatangani
oleh wakil RTSM (ibu rumah tangga) dan pendamping, Formulir hasil validasi
disampaikan ke UPPKH Kabupaten.
1. Operator di UPPKH Kabupaten/Kota kemudian mengentri data yang
ada pada Formulir hasil validasi ke sistem aplikasi berbasis web yang
online ke server database di Data Center UPPKH Pusat.
Untuk mengambil data yang akan diupdate berdasarkan hasil validasi,
pertama sekali Formulir hasil validasi dipindai dengan Bar Code
Scanner. Setelah data terpanggil, kemudian melalui PC masing-masing
operator di UPPKH Kabupaten dilakukan entri data berdasarkan hasil
validasi dari pendamping. Selanjutnya, Formulir diarsipkan di masing-
masing UPPKH Kabupaten. Lihat diagram berikut:

Dari Bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. UPPKH Pusat menerima data RTSM Calon Peserta PKH hasil Survei
Pelayanan Dasar Pendidikan dan Kesehatan (SPDKP) dari Badan Pusat
Statistik (BPS);
b. Data dari BPS tersebut kemudian diolah (setelah sebelumnya dilakukan
cleansing dan merging) untuk keperluan pencetakan Formulir Validasi, Undangan
Pertemuan Awal dan Penyusunan Jadwal Kunjungan Kesehatan dan Pendidikan;
c. Dari data hasil pengolahan tersebut UPPKH Pusat
 (i) melakukan upload ke Server SIM PKH;
 (ii)menyerahkan ke PT Pos Pusat untuk dijadikan dasar pencetakan
Undangan dan Form validasi;
 (iii) mencetak Daftar Nama dan Alamat RTSM Calon Peserta PKH, Daftar
Bumil/Bufas, Balita, Anak SD dan Anak SLTP dan menyerahkannya ke
PT Pos Pusat;
d. Dari data yang diserahkan oleh UPPKH Pusat, PT Pos Pusat mencetak
Formulir Validasi dan Undangan Pertemuan Awal dan mengirimkannya ke
UPPKH Kabupaten/Kota.
e. Selanjutnya UPPKH Kabupaten/Kota melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Pendamping melakukan Pertemuan Awal sesuai jadwal yang telah
ditentukan, yang didalam Pertemuan Awal tersebut dilakukan Validasi data.
Hasil validasi data tersebut kemudian diserakan ke UPPKH Kabupaten/Kota
beserta rekapannya;
 UPPKH Kabupaten/Kota melakukan entry data hasil validasi melalui Aplikasi
SIM PKH.

Verifikasi Kehadiran Pendidikan dan Kesehatan

Setelah proses pembayaran pertama maka dilakukan proses verifikasi kesediaan


RTSM dalam memenuhi kewajiban program PKH. Setiap RTSM harus memenuhi
kewajibannya sesuai dengan eligibilitas yang timbul setelah proses validasi.
Sebagai contoh: RTSM yang memiliki anak usia SD wajib menyekolahkan anaknya
ke Sekolah Dasar dan anak tersebut wajib hadir mengikuti pendidikan di SD
bersangkutan. Kewajiban tersebut dipantau melalui verifikasi pendidikan dimana
setiap bulan akan di absen dengan cara di input melalui aplikasi verifikasi
pendidikan. Jika kehadirannya < 85% dalam kurun waktu beberapa bulan maka akan
terjadi pemotongan dana PKH. Jika Selama proses ada hal yang tidak benar dari
peserta maka dapat di input dengan menggunakan aplikasi pengaduan. Demikian
pula dengan ibu hamil harus berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan
kandungannya.
Alur pengiriman Formulir Verifikasi Pendidikan dan Formulir Verifikasi Kesehatan
dapat digambarkan melalui bagan berikut:

Setelah Formulir Verifikasi diisi dan ditandatangani oleh guru, kepala sekolah, dan
kepala puskesmas, Formulir tersebut disampaikan ke UPPKH Kabupaten melalui
kantor pos untuk dilakukan entry data. Pemanggilan data untuk kepentingan
updating juga menggunakan Bar Code Scanner.

Pemutakhiran Data
Data eligibilitas peserta PKH mungkin saja terjadi perubahan sesuai perubahan
kondisi yang terjadi pada peserta PKH tersebut. Berdasarkan kondisi yang ada,
pendamping melaporkan perubahan data yang terkait dengan peserta PKH, seperti
terjadinya kehamilan, keguguran, penambahan anak, penambahan anak yang
mengikuti pendidikan dasar, anak yang berhenti sekolah, anak yang pindah sekolah,
dan hal-hal lain yang terkait dengan PKH. Perubahan data ini dilaporkan oleh
pendamping dengan mengisi Formulir Pemutakhiran Data PKH yang tersedia
setelah ditandatangani oleh pendamping dan peserta PKH (ibu RTSM). Setelah itu,
Formulir ini disampaikan ke UPPKH Kabupaten untuk dilakukan updating data oleh
operator di UPPKH Kabupaten. Updating data ini akan dilakukan secara online oleh
operator UPPKH Kabupaten.
Modul pemutahiran yang ada saat ini secara prinsip hamper sama dengan modul
validasi dengan lebih menekankan pada perubahan status eligibilitas RTSM.

Modul Pembayaran
Penghitungan pembayaran tahap pertama didasarkan pada data hasil validasi.
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa dari data hasil validasi dihitung nilai
pembayaran pertama masing-masing Peserta PKH, sekaligus dicetak Kartu
PKH dan Resi Pembayaran oleh PT Pos.
Sedangkan pembayaran tahap selanjutnya diharapkan sudah dapat dihitung dari
data hasil verifikasi pendidikan dan kesehatan serta data hasil pemutakhiran
(updating).
Modul ini merupakan proses perhitungan terhadap eligibilitas dan kehadiran RTSM
dalam memenuhi kewajibannya ke fasilitas pendidikan dan kesehatan. Proses
perhitungan ini akan mengalami penyesuaian sesuai dengan ketentuan terakhir yang
ditetapkan oleh TIM UPPKH terhadap setiap status eligiblitas.
Kebutuhan penyempurnaan modul ini adalah penyesuaian dengan model
pembayaran yang di syaratkan bagi setiap peserta sesuai dengan hasil kebijakan
UPPKH Pusat.

Modul Lainnya
Selain memuat modul validasi, verifikasi, pemutakhiran dan pembayaran, SIM PKH
juga akan memuat sejumlah modul lain seperti untuk keperluan pelaporan dan
monitoring. Pembuatan modul-modul tersebut akan dilakukan bersamaan dengan
penyempurnaan dan pengembangan empat modul diatas.

2.2  Sarana Pendukung SIM PKH

a.    Komputer
Komputer adalah alat utama dalam operational sehari-hari. Digunakan untuk
keperluan input data, pembacaan data, pencetakan dokumen, dan lain- lain.
Data-data yang dimasukkan melalui komputer akan secara online masuk ke
dalam database di data center pusat melalui jaringan yang tersedia. Komputer
juga dapat digunakan untuk berkomunikasi khususnya dengan penggunaan
email, terutama untuk masalah-masalah yang mungkin ditemui sehari-hari.

b.    Barcode Reader


Barcode reader merupakan perangkat tambahan yang ada di tiap UPPKH
kabupaten/Kota yang di-install dengan perangkat komputer yang ada. Barcode
reader ini merupakan perangkat pembaca data peserta PKH yang
diidentifikasikan dengan simbol barcode. Barcode-barcode ini merupakan data
keseluruhan peserta PKH yang ada di data center. Barcode ini akan mengenali
setiap data peserta PKH yang akan di-input baik dari validasi, verifikasi,
pemutakhiran data hingga pengaduan peserta PKH.

c.    Password
Setiap perangkat komputer yang ada di UPPKH Kabupaten/Kota akan diberikan
password tertentu apabila akan menggunakan perangkat tersebut untuk
keperluan SIM PKH. Password ini hanya akan diberikan kepada petugas
operator yang telah mendapatkan Surat Pengangkatan dari Direktur Jenderal
Bantuan Jaminan Sosial atas nama Menteri Sosial RI. Password ini hanya bisa
dilakukan oleh seorang petugas operator saja, dan tidak diperkenankan untuk
diberikan kepada petugas operator lainnya atau siapapun juga.

d.    Kerahasiaan Data


Setiap orang yang telah dinyatakan sebagai bagian petugas pendukung PKH
baik di tingkat UPPKH Pusat maupun UPPKH Kabupaten/Kota harus dapat
menjaga kerahasiaan data PKH. Tidak diperkenankan mengambil/mengcopy
data PKH yang ada di UPPKH Pusat maupun UPPKH Kabupaten/Kota untuk
keperluan apapun.

e.    Back Up Data / Penyimpanan Data


Setiap periode tertentu (mingguan, bulanan) operator SIM PKH diwajibkan untuk
menyimpan data hasil peng-inputan data peserta PKH ke media yang ada seperti
CD, harddisk, flash disk, DVD atau media lainnya yang tersedia.

f.    Formulir PKH


Dalam pelaksanaan SIM PKH tidak bisa dilepaskan dengan formulir-formulir PKH
yang sudah dicetak oleh PT. Pos Indonesia. Formulir-formulir ini terdiri dari
validasi, verifikasi, pemutakhiran data, dan formulir pengaduan. Formulir ini harus
dijaga sebaik-baiknya agar dalam proses peng-inputan tidak mengalami
kesalahan. Formulir-formulir PKH ini harus dijaga dari air/basah, diusahakan
tidak terlipat dan disimpan di tempat yang aman (jauh dari air, maupun api).

Last Updated ( Monday, 01 February 2010 )

Padang, 30 Mei 2010


Diinformasikan kembali oleh.
Drs. Edy Nooryono, SE, Ak.
PT Pos Indonesia (Persero)
Kantor Divisi Regional II Sumar, Riau & Kepri

Anda mungkin juga menyukai