Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH CARA BELAJAR YANG BAIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


KELAS X PENGAWASAN MUTU SMK-SMTI MAKASSAR

NUR FADILLAH

1822040009

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................................3
C. Pembatasan Masalah.........................................................................................................3
D. Perumusan Masalah..........................................................................................................3
E. Tujuan Penelitian..............................................................................................................3
F. Manfaat Penelitian............................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................................5

A. Kajian Pustaka...................................................................................................................5
B. Penelitian yang Relevan....................................................................................................14
C. Kerangka Berpikir.............................................................................................................14
D. Hipotesis Penelitian...........................................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................16

A. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................................................16


B. Populasi, Sampel, Sampling..............................................................................................16
C. Jenis Data..........................................................................................................................17
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................................................17
E. Uji Prasyarat......................................................................................................................19
F. Analisis Data.....................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Depdiknas dalam Trisariyanti (2020), dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, mengatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan dan membentuk kemampuan serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang berakhlak mulia,
sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

Di dalam undang-undang yang sama bab 1 pasal 1 dikemukakan “Pendidikan adalah upaya
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangakn potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.” (Undang - Undang Sistem
Pendidikan Nasional dalam Trisariyanti, 2020).

Dewi Salma dalam Trisariyanti (2020), mengatakan tentang belajar “proses berpikir, terjadi
secara internal di dalam diri seorang untuk memahami dan mendalami suatu kemampuan atau
kompetensi atau keahlian tertentu baik yang kasat mata maupun yang abstrak”.

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh suatu individu guna meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya dalam mencapai tingkat prestasi belajar. Adapun faktor –
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain faktor yang ada di luar individu
(faktor sosial) yang terdiri dari budaya dan geografis, keadaan sekolah, keadaan keluarga,
pergaulan baik di sekolah maupun di masyarakat. Sedangkan faktor dari diri individu
diantaranya adalah kesehatan, kejiwaan, dan mental spiritual (Ahmad Syafi’I dkk, 2018).

Dalam proses belajar tentu ada sesuatu tujuan yang akan dicapai oleh setiap anak yakni
suatu prestasi belajar yang tinggi. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah
melalui kegiatan belajar – mengajar. Presstasi belajar dapat ditujukkan melalui nilai yang
diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik.
Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan menghasilkan pembelajaran
yang maksimal.

1
2

Namun tidak semua anak akan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi, dengan kata lain
ada anak yang memiliki prestasi belajar tinggi dan ada pula anak yang memiliki prestasi belajar
yang rendah. Sehingga, jika prestasi belajar anak tinggi akan membuat anak menjadi lebih
semangat untuk belajar dan meningkatkan lagi prestasinya di sekolah. Sebaliknya, jika prestasi
belajar anak rendah, anak akan cenderung untuk malas belajar.

Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah
keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar – mengajar sangat
berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan (Mulyasa dalam Ahmad
Syafi’I dkk, 2018).

Hasil belajar merupakan penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai –
nilai yang terdapat dalam kuriklum.

Sumarni dan Bimo Budi Santoso serta Achmad Rantes Suparman dalam penelitiannnya
tentang hasil belajar dalam aspek kognisi menyimpulkan “Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada perbedaan hasil belajar kognitif, model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari
model pembelajaran konvensional dengan persen pengaruh 29,49% (Achmad Rantes dalam
Ahmad Syafi’I dkk, 2018).

Dalam hal ini lembaga pendidikan, merupakan wadah bagi masyarakat sebagai sarana untuk
melatih dan mendidik seseorang agar mampu berkembang secara efektif, terutama pada
kehidupan yang modern seperti sekarang. Tuntutan akan menjadi manusia yang progresif
(berkembang), menjadikan orang tua mempercayakan lembaga pendidikan sebagai wadah
untuk bisa mengembangkan potensi putra – putrinya. Dalam hal ini, adanya suatu perhatian
lebih tentang pendidikan, bisa dikatakan juga adanya sebuah prioritas bagi lembaga pendidikan
untuk mengembangkan potensi masyarakat melalui lembaga pendidikan tersebut (Djamaroh
dalam Ahmad Syafi’I dkk. 2018).

Berdasarkan hal tersebut, lebih lanjut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai:
Pengaruh Cara Belajar yang Baik terhadap Prestasi Belajar pada Siswa SMK-SMTI Makassar
tahun Ajaran 2020/2021.
3

B. Identifikasi Masalah

Prestasi belajar pada siswa SMK-SMTI Makassar masih rendah karena kebiasaan belajar
atau cara belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah kurang baik. Jika cara belajar siswa di
sekolah maupun di rumah dengan cara yang baik, maka prestasi belajar siswa akan tinggi. Oleh
karena itu, pihak sekolah dan para orang tua harus memperhatikan cara belajar siswa, siswa
aktif bertanya, dan memperhatikan guru pada waktu sedang menerangkan materi pelajaran.
Sehingga pada waktu ujian bisamenjawab pertanyaan yang ada di soal dan prestasi belajar
siswa di sekolah akan tinggi.

C. Pembatasan Masalah

Memperhatikan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang diteliti dibatasi satu faktor
saja yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu cara belajar yang baik siswa Kelas X
Pengawasan Mutu pada mata pelajaran Kimia Dasar di SMK-SMTI Makassar Tahun Ajaran
2020/2021.

D. Perumusan Masalah

Dari pembataran masalah di atas, dapat dirumuskan satu masalah utama yaitu bagaimana
pengaruh cara belajar yang baik terhadap prestasi belajar siswa SMK-SMTI Makassar Tahun
Ajaran 2020/2021?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dirumuskan yakni untuk
mengetahui pengaruh cara belajar yang baik terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Kimia Dasar di SMK-SMTI Makassar Tahun Ajaran 2020/2021.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Sekolah

Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka diharapkan
dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan
sekolah yang bersangkutan.
4

2. Guru

Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar – mengajar serta
mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola – pola cara belajar siswa maka guru dapat
menyesuaikan proses belajar – mengajar yang diciptakan.

3. Siswa

Dengan mengetahui pengaruh cara belajar yang baik terhadap prestasi belajar, maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyesuaikan cara belajar
sehingga dapat diperoleh prestasi yang memuaskan.

4. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun
langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan
kemampuan dan keterampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam
terutama pada bidang yang dikaji.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Cara Belajar yang Baik

Cara belajar yang baik yaitu cara belajar secara kuantitatif dan berkualitas,
berkesinambungan sehingga menimbulkan perubahan secara akademis dan perilaku yang lebih
baik. Cara belajar yang baik juga bisa diartikan sebagai cara belajar yang efektif dan efisien.

Cara belajar efektif dan efisien bagi sebagian orang adalah hal yang sulit, bahkan dianggap
itu hanyalah sebuah slogan. Hal ini dikarenakan orang tersebut belum menemukan cara belajar
yang efektif dan efisien yang sesuai dengan kondisinya secara pribadi.

Cara belajar efektif adalah cara belajar yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar,
baik dari segi metode, penggunaan tempat, ataupun penggunaan waktu. Sedangkan belajar
efisien adalah cara belajar yang meminimalkan usaha tetapi mendapat hasil yang maksimal.
Yang diminimalkan di sini juga berupa waktu, tempat, sarana dan prasarana belajar, dan lain –
lain.

Biasanya seseorang belajar tidak terlalu lama, tetapi sangat menguasai materi tersebut,
karena orang tersebut kemungkinan mempunyai cara efisien dalam belajar, selain metode yang
mereka gunakan dalam belajar. Yang perlu diingat di sini adalah, tidak ada orang pintar atau
bodoh dalam belajar, yang ada hanyalah orang malas dan tidak tahu cara belajar yang baik.

Di bawah ini adalah cara belajar yang efektif dan efisien yang umum digunakan. Cara ini
sengaja disusun secara berurutan, kapan waktunya belajar, di mana, apa yang akan digunakan
dalam pembelajaran tersebut, setelah mempelajari materi apa kira – kira yang akan didapat dari
materi tersebut, apakah materi ini berhubungan dengan materi lainnya, bagaimana pemahaman
orang lain terhadap materi, dan membuat kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.

a. Mengatur waktu belajar

Penentuan waktu belajar memegang peranan yang sangat sentral. Sebaiknya waktu
belajar ini disusun dalam bentuk daily activity. Penempatan waktu belajar dalam
kegiatan sehari – hari juga harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi
fisik dan fisiologis. Kondisi lingkungan (baik rumah maupun sekolah) harus menjadi
pertimbangan. Kondisi fisik dan fisiologis juga harus menjadi prioritas. Biasanya, di
5
6

malam hari, kondisi tubuh terasa capek, penat karena aktivitas keseharian, sehingga
tidak mendukung belajar yang efektif. Disarankan belajar di pagi hari (kalau bisa,
biasakan bangun lebih awal). Kalau bisa, waktu malam, tidurlah lebih awal untuk
menyegarkan kembali kondisi tubuh sehingga dapat bangun lebih cepat. Belajar di
pagi hari lebih menguntungkan, di mana otak dalam kondisi fresh kembali, juga
kondisi lingkungan biasanya tidak terlalu mengganggu (tenang).

b. Memilih tempat belajar

Tempat belajar juga sangat mendukung efektivitas belajar. Kondisi tempat belajar
yang tenang, sejuk, luas, dan pewarnaan dalam ruangan belajar yang bisa
memanipulasi ingatan lebih kuat (misalnya penggunaan cat), kondisi tempat duduk,
meja, dan penataan buku – buku pada tempat belajar sangat membantu dalam
mengefektifkan belajar. Biasanya tempat belajar juga tergantung dengan waktunya,
karena biasanya ada tempat – tempat tertentu yang bising di siang hari misalnya,
tetapi cukup tenang di malam hari atau di pagi hari. Silahkan sesuaikan antara tempat
belajar dengan waktu belajar.

c. Penggunaan saran dan prasarana belajar

Sarana dan prasarana belajar di sini hanya sebuah alat. Jika tersedia silahkan
digunakan, tetapi bukan merupakan prasyarat utama. Sarana belajar di sini bisa
berupa video pendukung dengan apa yang sedang dipelajari, ataupun alat – alat
lainnya. Biasanya ada orang yang merasa rileks dengan adanya music jika sedang
belajar, silakan gunakan alat – alat tersebut jika mendukung. Tetapi penggunaan
musik ini bersifat personal, artinya tidak semua orang menyukainya jika sedang
belajar, bahkan ada yang merasa terganggu dengan adanya bunyi music jika sedang
belajar. Silahkan menggunakan fasilitas – fasilitas yang ada untuk mendukung
belajar yang efektif.

d. Membuat review materi

Membuat review materi sangat penting dalam belajar. Review di sini digunakan
untuk memanggil kembali (recall) apa yang sudah dipelajari. Dengan mereview
materi, kita dapat melihat secara sistematis apa – apa yang sudah kita pelajari.
Dengan review pula, kita bisa merencanakan apa yang masih kurang dari materi
yang sudah kita pelajari, sehingga dapat menentukan langkah dan memilih buku lain
yang tepat untuk melengkapi materi yang sedang dipelajari.
7

e. Mengembangkan materi

Pengembangan materi ini adalah sistem pembelajaran lanjutan. Pangembangan


materi dengan melihat hubungan materi yang sedang kita pelajari dengan mater –
materi lain. Materi yang kita pelajari kemungkinan sama dengan materi yang sudah
kita pelajari ataupun bertentangan. Dengan membandingkan materi – materi ini, kita
bisa membuat kesimpulan – kesimpulan awal. Kalau bisa, kesimpulan awal ini
dibuat dalam bentuk list (catatan) utnuk didiskusikan dengan teman – teman atau
pendidik (tutor).

f. Mengadakan diskusi

Mendiskusikan materi sangat penting untuk melihat bagaimana orang lain


memahami materi yang sedang dipelajari. Diskusi ini merupakan alat ukur
pemahaman dan menyamakan persepsi. Kalaupun merupakan materi – materi yang
sulit, langkah baiknya dimediasi oleh seorang tutor atau tenaga pendidik.

g. Membuat kesimpulan

Pembuatan kesimpulan adalah hal yang sangat penting sebagai hasil dari apa yang
dipelajari selama ini. Sebaiknya kesimpulan akhir ini ditulis secantik mungkin, agar
dapat dibaca dan dijadikan referensi jika kita sedang mempelajari hal yang sama di
kemudian hari. Bahkan kesimpulan bisa merupakan kisi – kisi/intisari dari sebuah
materi.

Adapun cara belajar yang baik yang dapat diterapkan siswa/peserta didik khususnya, antara
lain sebagai berikut:

a. Niat dan doa

b. Membaca

Dengan membaca wawasan kita akan bertambah.

c. Selalu membuat ringkasan belajar

Bagian – bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku
kecil yang dapat di bawa ke mana – mana sehingga dapat dibaca di mana pun berada.
8

d. Rajin mengulang pelajaran

Jangan bosan mengulang apa yang baru saja dipelajari., sehingga dapat diharapkan hal
yang sudah dipelajari selalu tersimpan di ingatan.

e. Belajar dengan serius dan tekun

Ketika belajar di kelas, dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan.

f. Hindari belajar berlebihan

g. Aktiflah dalam bertanya

h. Belajar kelompok

2. Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di
dalam Kamus Ilmiah Populer didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Menurut Noehi
nasution, menyimpulkan bahwa “belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suati proses
yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari
terbentuknya resmpons utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku
baru itu bukan disebabkan oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal” (Wahab
dalam Ahmad Syafi’I dkk 2018).

Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan.
Menurut Djamarah dalam Ahmad Syafi’I dkk (2018), “Prestasi adalah suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok”.

Sementara itu, Muhibbin Syah sebagaimana yang diungkap Rohmalina Wahab, Psikologi
Belajar, mengutip pendapat dari beberapa pakar psikologi tentang definisi belajar, di
anataranya adalah: a) Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational
psychology: The Teaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif (a process of
progressive behavior adaptation); b) Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning
and Memory berpendapat Learning is change in organism due to experience which can affect
the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia dan hewan) disebakan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah
laku organisme tersebut; c) Witting dalam bukunya, Psychology of Learning, mendefinisikan
belajar sebagai: any relatively permanent change in an organisme’s behavioral repertoire that
9

occurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap terjadi dalam
segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman; d) Biggs,
dalam pendahuluan buku Teaching of Learning, mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan,
yaitu rumusan kuantitatif, rumusan, institusional, dan rumusan kualitatif (Wahab dalam Ahmad
Syafi’I dkk, 2018).

Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau
pengembanagan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak – banyaknya. Jadi, belajar dapat
dipandang sebagai sudut dari berapa banyak materi yang telah dikuasai oleh siswa. Secara
institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses “validasi” atau
pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti
institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses
mengajar. Ukurannya semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu
perolehan pelaku belajar yang kemudian dinyatakan dalam skor. Adapun pengertian belajar
secara kualitatif (tinjauan mutu), ialah proses memperoleh arti – arti dan pemahaman –
pemahaman serta cara – cara menafsirkan dunia di sekeliling pelaku belajar. Belajar dalam
pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk
memecahkan masalah – masalah yang kini dan nanti akan dihadapi oleh pelaku belajar (Wahab
dalam Ahmad Syafi’I, 2018).

Ngalim Purwanto berpendapat bahwa prestasi belajar adalah kemampuan maksimal dan
tertinggi pada saat tertentu oleh seorang anak dalam rangka mengadakan hubungan rangsang
dan reaksi yang akhirnya terjadi suatu proses perubahan untuk memperoleh kecakapan dan
keterampilan” (Purwanto dalam Ahmad Syafi’I dkk, 2018). Menurut (Djamaroh dalam Ahmad
Syafi’I dkk (2018), “prestasi adalah hasil kegiatan usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk,
angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap
siswa”. Sementara Siti Pratini berpendapat pestasi “adalah suatu hasil yang dicapai seseorang
dalam melakukan kegiatan belajar” (Pratini dalam Ahmad Syafi’I dkk, 2018).

Prestasi belajar yaitu suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang
dicapai menurut kemampuan anak dalam kegiatan belajar atau prestasi belajar merupakan
ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama
periode siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
serangkaian dari kegiatan jiwa raga yang telah dilakukan oleh seseorang dari suatu hasil yang
telah dicapai sebagai perubahan dari tingkah laku yang dilalui dengan pengalaman serta
10

wawasan untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan yang menyangkut ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang telah dinyatakan dalam hasil akhir/raport.

a. Aspek – aspek prestasi belajar siswa

Hasil sebuah prestasi dari belajar tentunya memiliki aspek yang bisa menjadi
indikator terhadap pencapaian dalam belajar. Aspek-aspek tersebut setidaknya ada tiga
(3) aspek prestasi belajar yang ketiganya dapat dikaji dalam berbagai literasi.

Pertama adalah aspek kognitif. Aspek kognitif sebagai indikator dalam pencapaian
sebuah prestasi hal ini seperti yang disampaikan Muhibbin Syah bahwa “untuk
mengukur prestasi siswa di bidang kognitif ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
baik dengan tes tulis maupun tes lisan” (Syah dalam Ahmad Syafi’I dkk, 2018).

“Hasil belajar dalam tingkatan ini merupakan hasil belajar yang tertinggi dalam
ranah (domain) kognitif, sehingga memerlukan tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari
tingkatan sebelumnya (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sentesis)” (Syaodih
dalam Ahmad Syafi’I dkk, 2018).

Aspek kognitif dapat dikelompokkan menjadi (enam) tingkatan yaitu; (1) Tingkat
pengetahuan (knowledge), tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk
mengingat (recall) informasi yang teah diterima sebelumnya, misalnya fakta,
terminologi pemecahan masalah dan sebagainya; (2) Tingkat pemahaman
(comprehensive), kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan – kemampuan
untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali apa
yang telah didengar dengan kata-kata; (3) Tingkat penerapan (aplication), penerapan
merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah
dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari; (4) Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan
kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membiarkan komponen-
pomponen atau elemen-elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau
kesimpulan dan memeriksa komponen-komponen tersebut untuk melihat atau tidaknya
kontradiksi. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat menunjukkan hubungan diantara
berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut standart prinsip atau
prosedur yang telah dipelajari; (5) Tingkat sintesis (syinthesis), sintesis diartikan
sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan
11

unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang menyeluruh; (6)
Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan
siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai gagasan metode produk
atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi disini lebih condong
berbentuk penilaian biasa dari pada penilaian evaluasi (Sujana dalam Ahmad Syafi’I
dkk, 2018).

Kedua adalah aspek afektif. Aspek afektif ialah ranah berfikir yang meliputi watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Menurut Harun Rasyid dan
Mansur dalam Ahmad Syafi’I dkk (2018) “ranah afektif menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk
mencapai keberhasilan studi secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata
pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal (Ahmad Syafi’I
dkk, 2018).

Muhibbin Syah mengatakan “Prestasi yang bersifat afektif yaitu meliputi penerimaan
sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi
(penghayatan). Misal seorang siswa dapat menunjukkan sikap menerima atau menolak
terhadap suatu pernyataan dari permasalahan atau mungkin siswa menunjukkan sikap
berpartisipasi dalam hal yang dianggap baik (Syah dalam Ahmad Syafi’I dkk, 2018).

Ketiga adalah Aspek psikomotorik. Psikomotorik merupakan aspek yang


berhubungan dengan olah gerak seperti yang berhubungan dengan otot-otot syaraf
misalnya lari, melangkah, menggambar, berbicara, membongkar peralatan atau
memasang peralatan dan lain sebagainya. Harun Rasyid dan Mansur mengatakan dalam
Ahmad Syafi’I dkk (2018) “Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada
keterampilan komplek yang khusus. Siswa yang telah mencapai kompetensi dasar pada
ranah ini mampu melakukan tugas dalam bentuk keterampilan sesuai dengan standar
atau kriteria” (Ahmad Syafi’I dkk, 2018).

Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi
beberapa aspek seperti; aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Dengan
kata lain bahwa ketiga aspek prestasi belajar tersebut yaitu: yang meliputi aspek afektif,
aspek kognitif, dan aspek psikomotorik akan lebih sempurna jikalau ketiga aspek
tersebut dimiliki oleh setiap siswa. Sehingga siswa tidak hanya cerdas dalam mata
pelajaran namun juga cerdas dalam menerapkan pada kehidupan sehari-hari. Capaian
prestasi belajar tidak bisa berdiri sendiri, akan tetapi selalu berhubungan satu sama lain.
12

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Suatu prestasi hasil dalam belajar di sekolah merupakan hasil upaya belajar yang
sangat banyak dipengaruhi dengan kemampuan secara umum yang dapat kita diukur.
Pengukuran kemampuan secara umum tersebut salah satunya dapat melalui Intellegence
Quotient (IQ). Karena dengan IQ yang relatif tinggi akan mampu meramalkan suatu
kesuksesan prestasi dalam belajar. Tetapi meskipun demikian pada beberapa hal kasus
IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin kesuksesan seseorang dalam belajar dan hidup
tengah – tengah bermasyarakat.

Rohmalia Wahab dalam Ahmad Syafi’I dkk (2018) mengemukakan bahwa IQ


bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan prestasi belajar seseorang. Ada
“faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak dan kurikulum berbasis
kompetensi di Sekolah Dasar” faktor-faktor lain yang turut andil mempengaruhi
perkembangan prestasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar adalah
antara lain sebagai berikut : (1) Pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul; (2)
Perkembangan dan pengukuran otak, dan (3) Kecerdasan (intelegensi) emosional.

Prestasi belajar yang telah dicapai oleh seseorang merupakan hasil interaksi sebagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar sangat penting sekali. Artinya supaya bisa membantu murid dalam
mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Terkait faktor intern Sumadi Surya
Brata dalam Ahmad Syafi’I dkk (2018), mengatakan bahwasannya “faktor intern terdiri
dari fisiologis yang merupakan keadaan jasmani terutama panca indera sebagai pintu
gerbang masuknya pengaruh dari luar dan psikologis”.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam Ahmad Syafi’I dkk (2018) merinci
faktor yang mempengaruhi prestasi dalam belajar digolongkan secara rinci menjadi dua
faktor yaitu internal dan eksternal. Pertama “Faktor internal; (1). Faktor jasmani
(fisiologi), misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainnya; (2).
Faktor psikologi, antara lain; (a). Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu
kecerdasan, bakat, dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki, (b).
Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,
minat, kebutuhan, motivasi, emosi; (3). Faktor kematangan fisik maupun psikis
13

Kedua Faktor Eksternal; (1). Faktor sosial yang terdiri atas; (a). Lingkungan
keluarga, (b). Lingkungan sekolah, (c). Lingkungan masyarakat, (d). Lingkungan
kelompok; (2). Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian; (3). Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

Menurut Slameto dalam Ahmad Syafi’I dkk (2018) berpendapat bahwa faktor yang
mempengaruhi belajar siswa terdapat beberapa jenis, tetapi hanya digolongkan menjadi
dua jenis saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang ada diluar individu.Faktor-faktor intern meliputi: (1). Faktor Jasmaniah; (a).
Faktor kesehatan, (b). Cacat tubuh; (2). Faktor psikologis; (a). Intelegensi, (b),
Perhatian, (c). Minat, (d), Bakat, (e). Motif, (f). Kematangan, (g). Kesiapan; (3). Faktor
kelelahan.

Faktor-faktor ekstern meliputi: (1). Keadaan keluarga; Keluarga merupakan


lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yangada dalam keluarga mempunyai
pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasibelajar misalnya cara orang tua
mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, (2). Keadaan sekolah; Lingkungan sekolah adalah lingkungan di
mana siswa belajar secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya, (3). Keadaan masyarakat; Siswa
akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam
lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, massmedia, teman bergaul,
lingkungan tetangga merupakan hal – hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga
perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa (Slameto
dalam Ahmad Syafi’I dkk, 2018). “Perlu kesungguhan guru pula dalam menggunakan
teknik pembelajaran dan media pembelajaran yang inovatif sehingga dapat terlaksana
proses belajar mengajar yang baik dan berhasil”

Jadi, guru kedua faktor yang mepengaruhi prestasi belajar siswa yang meliputi faktor
intern dan ekstern yang ada dalam diri individu tidak dapat dipisahkan, karena kedua
faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
belajar untuk mencapai prestasi belajar siswa dengan tidak menafikan keterlibatan
kesungguhan seorang guru.
14

3. Pengaruh Cara Belajar yang Baik terhadap Prestasi Belajar

Pengaruh cara belajar yang baik terhadap prestasi belajar yaitu pada dasarnya merupakan
satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka
mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan
tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang akan terlihat dari prestasi
yang diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi oleh
cara belajar yang baik pula.

Sedangkan Slameto dalam Trisariyanti (2020), berpendapat bahwa banyak siswa tidak
mendapat hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif.
Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang baik maka akan baik pula prestasinya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan dua penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Muhyono (2001) dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan Minat
dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMUN 6 Malang
Tahun Pelajaran 2000/2001” dan Kholifah (2003) dalam penelitiaannya yang berjudul
”Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa mata pelajaran
Akuntansi di Madrasah Aliyah Al-Azhar Pasuruan”. Persamaan tersebut terdapat pada
pengkajian topik yang sama tentang cara belajar siswa terhadap prestasi belajar, metode
pengumpulan datanya dengan instrument angket dan dokumentasi dalam teknik analisis
datanya menggunakan analisis deskriptif korelasional. Sedangkan perbedaannya terletak pada
dua penelitiannya sebelumnya tidak hanya meneliti cara belajar tetapi juga minat dan kebiasaan
belajar, selain itu lokasi penelitian, bidang studi, subyek serta hasil penelitian yang disesuaikan
dengan judul yang dibahas.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka teoritis yang telah ditulis diatas, selanjutnya diajukan kerangka
berpikir dan model hubungan antar masing – masing variabel dalam penelitian ini. Sesuai
dengan ruang lingkup penelitian yaitu tentang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kimia
Dasar di SMK-SMTI Makassar, dapat diduga yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
cara belajar yang baik. Faktor tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat antara variabel satu
dengan variabel yang lainnya, yaitu: hubungan cara belajar yang baik dengan prestasi belajar
siswa.
15

Model kerangka konseptual:

Signifikan

Cara belajar yang baik (X) Prestasi belajar (Y)

Tidak
signifikan

Keterangan :

X : variabel cara belajar yang baik

Y : variabel prestasi belajar

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
diangggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Sehubungan dengan
permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada – tidaknya pengaruh cara belajar terhadap
prestasi belajar siswa Kelas X Pengawasan Mutu mata pelajaran Kimia Dasar SMK-SMTI
Makassar Tahun Ajaran 2020/2021 maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa
Kelas X Pengawasan Mutu mata pelajaran Kimia Dasar SMK-SMTI Makassar
Tahun Ajaran 2020/2021.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar
siswa Kelas X Pengawasan Mutu mata pelajaran Kimia Dasar SMK-SMTI Makassar
Tahun Ajaran 2020/2021.

Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan bantuan statistik
dengan data – data yang terkumpul.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : SMK-SMTI Makassar Tahun Ajaran 2020/2021

Waktu : Penelitian ini direncanakan berlangsung selama dua bulan

B. Populasi, Sampel, Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanna (Sugiyon dalam Trisariyanti, 2020).

Jadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X Pengawasan Mutu SMK-SMTI
Makassar Tahun Ajaran 2020/2021 yang berjumlah 40 siswa satu kelas. Data tersebut diperoleh
dari sekolah tempat penelitian.

2. Sampel

Menurut Sugiyono dalam Trisariyanti (2020), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut jumlah anggota sampel sering dinyatakan
dengan ukuran sampel. Jika jumlah sampel yang 100% yang mewakili populasi adalah sama
dengan populasi, karena jika semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan begitu sebaliknya.

Dari uraian diatas maka sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah sebagian dari
jumlah siswa di Kelas X Pengawasan Mutu SMK-SMTI Makassar Tahun Ajaran 2020/2021
dari populasi yaitu 40 siswa yang dibuat sampel yaitu 20 siswa.

3. Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah acak atau random dimana pengambilan
sampel tidak berdasarkan penunjukan setiap individu melainkan dengan cara mengacak setiap
siswa diKelas X Pengawasan Mutu dari populasi sehingga memperoleh sampel yang
representatif, setiap nama siswa yang sudah diacak yang terdiri dari 40 siswa akan diambil 20
siswa sebagai sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa yaitu 20 siswa.

16
17

C. Jenis Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini yaitu data tentang cara belajar yang baik siswa
Kelas X Pengawasan Mutu SMK-SMTI Makassar Tahun Ajaran 2020/2021 dengan data
kuantitatif yaitu suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik, atau
penelitian yang melibatkan perhitungan (Iqbal Hasan dalam Trisariyanti, 2020). Dalam
penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting sehingga
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang
disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan
data kuantitatif.

- Pengertian tentang cara belajar yang baik

Cara belajar yang baik yaitu cara belajar secara kuantitatif dan berkualitas,
berkisanambungan sehingga menimbulkan perubahan secara akademis dan perilaku
yang lebih baik.

- Pengertian tentang prestasi belajar

Prestasi belajar yaitu suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar
yang dicapai menurut kemampuan anak dalam kegiatan belajar atau prestasi belajar
merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata
pelajaran selama periode siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama
periode tertentu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:

1. Penggalian Data

Mendapatkan data maka diperlukan adanya instrumen pengumpulan data yaitu indikator
ditransformasikan menjadi item pertanyaan yang kemudian dikelompokkan menjadi instrumen
pertanyaan sesuai dengan variabelnya. Penelitian ini menggunakan metode statistik maka opsi
– opsi dalam angket harus diberi bobot berupa angka-angka seperti dikemukakan oleh Arikunto
dalam Trisariyanti (2020). Datanya berupa data kuantitatif yaitu angka – angka, data penelitian
yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif (berupa angka – angka yaitu dengan cara
memberi skor).
18

2. Teknik Pemberian Skor

Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka angket tersebut
ditulis dalam bentuk skor dengan menggunakan skala likert, dimana penyusunan angket ini
dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih salah
satu dari jumlahjawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban
yang ada dalam angket adalah sebagai berikut:

a) Jawaban A diberi skor 5

b) Jawaban B diberi skor 4

c) Jawaban C diberi skor 3

d) Jawaban D diberi skor 2

e) Jawaban E diberi skor 1

Kemudian skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Sangat sering, sering, jarang,
sangat jarang, dan tidak pernah.

3. Metode Pengumpulan Data Angket

Sugiyono dalam Trisariyanti (2020) menyatakan “metode ini digunakan bila responden
jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya
rahasia”. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai cara belajar siswa berupa
pertanyaan dalam pilihan ganda kepada siswa Kelas X Pengawasan Mutu SMK-SMTI
Makassar Tahun Ajaran 2020/2021.

Langkah – langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Persipan mengisi angket, dengan memberikan angket kebiasaan belajar kepada


responden untuk diisi secara lengkap dan tidak lupa dengan mengisi identitas
responden tersebut seperti: nama dan kelas

b. Setelah pengisian angket kemudian pengumpulan data prestasi belajar dengan


melihat nilai raport mata pelajaran Kimia Dasar siswa Kelas X Pengawasan Mutu
SMK-SMTI Makassar
19

c. Instrumen siap untuk diolah, di mana pengambilan data tersebut akan dibantu oleh
pihak sekolah SMK-SMTI Makassar. Proses pengumpulan data dilakukan dalam dua
tahap yaitu tahap pertama dengan pengumpulan data tentang cara belajar siswa dan
tahap kedua dengan pengumpulan data tentang prestasi belajar siswa.

E. Uji Prasyarat

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen tersebut diuji
cobakan pada 20 siswa SMK Negeri 2 Pangkep yang akan dijadikan sampel. Uji coba
instrumen dimaksudkan agar instrumen yang berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum
disebarluaskan kepada responden. Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi
jika butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Untuk
mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan menguji angket melalui analisis butir
soal. Mengenai hal tersebut Arikunto dalam Trisariyanti (2020) menyatakan bahwa “untuk
menguji validitas setiap butir soal maka skor – skor yang ada pada butir soal yang dimaksud
dikorelasikan dengan skor total”. Teknik validitas melalui analisis butir soal dengan rumus
korelasi product moment dari person dengan rumus raw score (angka kasar).

1. Uji Validitas

Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment:

r xy =N ∑ xy−¿ ¿

rxy = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y

2. Uji Reabilitas
Rumus uji reabilitas adalah sebagai berikut:
n
r ii =( ) ¿)
n−1

F. Analisis Data

Arikunto dalam Trisariyanti (2020), menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis
data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-
aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Terkait dengan
hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data.Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ada dua macam, yaitu:

1. Teknik analisis deskriptif


20

Yaitu dengan perolehan persentase karena penelitian ini bersifat deskriptif dan
mendeskripsikan tentang variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Nurkancana (1992: 22)
langkah – langkah yang digunakan adalah:

a. Menentukan interval, dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut:

Data terbesar−Data terkecil


Panjang interval=
Jumlah k elas

b. Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah perbandingan skor


masing-masing variabel yaitu variabel cara belajar yang diklasifikasikan menjadi
sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang dan untuk prestasi belajar
diklasifikasikan menjadi istimewa, sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

F
P= × 100
N

Keterangan:

F = Frekuensi dari setiap jawaban angket

P = Prosentase

N = Jumlah subyek penelitian

100 = Konstanta

2. Analisis korelasional

Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier Sederhana dan teknik ini
digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y) dengan persamaan Regresi Linier seperti yang disebutkan oleh Sudjana (1996:312) sebagai
berikut:

Y =a+bX

Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak bebasnya dinamakan
regresi y atas x. Adapun a adalah konstanta dan b adalah koefisien regresi (kemiringan).

Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a=¿ ¿
21

b=n ¿ ¿
DAFTAR PUSTAKA

Elib.2020.(Research) merupakan Rangkaian Kegiatan Ilmiah.


https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/542/jbptunikompp-gdl-erydanifit-27068-7-unikom_e-
i.pdf (diakses tanggal 8 November 2020)

Kho, Dickson.2020.Analisis Regresi Linear Sederhana (Simple Linear Regression).


https://teknikelektronika.com/analisis-regresi-linear-sederhana-simple-linear-regression/
(diakses tanggal 8 November 2020)

QMC.2014.Uji Validitas dan Reabilitas. https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-


s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/ (diakses tanggal 8 November 2020)

Suwardi (2018).Cara Belajar Efektif dan Efisien. Diambil kembali dari Jurnal:
file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/35-66-1-SM.pdf

Syafi’I Ahmad, dkk (2018).Studi tentang Prestasi Belajar Siswa dalam Berbagai Aspek dan
Faktor yang Mempengaruhi. Diambil kembali dari Jurnal Komunikasi Pendidikan:
file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/114-189-1-SM.pdf

Trisariyanti.2020.Proposal Skripsi Pendidikan.


https://trisariyanti.wordpress.com/pendidikan/proposal-skripsi-pendidikan/ (diakses
tanggal 24 Oktober 2020)

UNY.2020.Proses Perhitungan Menggambar Grafik Histogram Variabel X 3.


file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/25776-65259-1-SP.pdf (diakses tanggal 8
November 2020)

22

Anda mungkin juga menyukai