- Apakah dalam konteks romantic relationship, saat ini masih berlaku pembedaan
gender dalam membahasakan pernyataan cinta di kultur masyarakat kolektivistik?
- Seringkali pada masyarakat dengan budaya tinggi (high culture), persoalan perbedaan
tingkatan Bahasa sesuai usia menjadi penghalang komunikasi. Pertanyaannya, apakah
ada perbedaan yang signifikan untuk memulai hubungan dengan orang asing
(stranger) di dunia nyata, dengan dunia maya, terkait penggunaan bahasa yang
berstrata? apakah individu lebih mudah memulai komunikasi melalui media atau
secara langsung?
- Kita mengenal kata jablay, pelakor, cem-ceman, bini tua, milf, toge, di sisi lain kita
juga kenal kata bae, queen, incess, mahmud, macan, dll, kesemuanya ditujukan pada
perempuan. Menurut anda, apakah Bahasa berperan penting dalam identitas kultural
perempuan?
- Di tempat baru, dengan kultur yang berbeda dengan anda, apa hal yang harus kita
hindari untuk dipercakapkan dalam pertemuan awal?
- Apa respon kalian ketika mengetahui, sahabat kalian dilamar sebagai istri kedua?
- Apa respon kalian ketika mengetahui, sahabat baru kalian ternyata penghayat
kepercayaan?
- Apa respon kalian, saat bertemu teman asli filipina dan mereka menawari makanan
khas setempat yang paling juara menurut mereka, yakni Balut, dan ternyata itu adalah
telur rebus isinya embrio anak ayam/bebek?
- Apa respon kalian, terhadap fenomena perusakan berbotol-botol minum air mineral
merk Aqua, akibat kemarahan pada presiden perancis?
3. Adaptasi Budaya
Adaptasi Budaya
- Apa itu akulturasi, dekulturasi, asimilasi?
- Ceritakan salah satu pengalaman relokasi anda yang membuat anda harus beradaptasi
budaya, dan apa strategi komunikasi yang anda lakukan?
- Berikan contoh masing-masing, dan apakah menurut anda kita harus memiliki
semuanya, dan manakah yang paling mempengaruhi keberhasilan komunikasi dari
keempat faktor tsb?