Anda di halaman 1dari 3

6 Model rumah tangga

Dari buku Life Excellent, Reza M Syarif memberikan beberapa tips menarik dan cara untuk
membentuk umah tangga yang excellent. Namun disini hanya akan saya ringkas model
rumah tangga yang penulis sampaikan, untuk lebih lengkapnya baca dibuku. Semoga
bermanfaat.

Pertama rumah tangga model hotel.

Hotel hanyalah tempat untuk transit atau singgah sementara. Hanya untuk urusan 3UR :
dapur, kasur dan sumur. Yaitu tempat untuk makan, tidur dan buang hajat. Berdasarkan
definisinya, maka rumah tangga model ini menjdikan rumah hanya sekedar tempat untuk 3
UR diatas. Disana jauh dari makna rumah yang sebenarnya, karena nilai-nilai dalam rumah
tangga hanya sebagian kecil yang tertunaikan. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi rumah
tangga yang terbangun ketika situasi ini terjadi dalam sebuah rumah tangga. Pertengkaran
dan ketidakharmonisan yang terus melingkupinya. Kehancuran sudah pasti akan terjadi pada
rumah tangga model ini.

Kedua rumah tanga model rumah sakit

Dalam rumah sakit ada pasien dan dokter yang berlangsung balas jasa antara si pasien dan si
dokter. Keduanya sama-sama merasa berperan penting. Dokter merasa berperan penting
karena menolong dan mengobati pasien, tanpanya pasien akan terus sakit dan akibat jauhnya
adalah meninggal.Sedangkan pasien juga merasa berperan penting karena dengan adanya dia,
dokter bisa mendapat gaji sehingga dapurnya bisa mengepul dan melanjutkan hidupnya.
Dalam rumah tangga tipe ini terdapat sikap saling menonjolkan peran masing-masing,
sehingga tidak ditemukan titik temu dan jauh dari sinergisitas antar keduanya. Sehingga
ujung-ujungnya adalah rasa arogan dari masing-masing lantaran merasa perannya dalam
rumah tangga adalah yang terbesar. Misalkan istri komentar,”Mas itu sangat beruntung
menikah dengan saya. Rumah, mobil dan pekerjaan yang mas dapatkan adalah pemberian
dari orangtua saya lantaran mas nikah dengan saya”. Dengan tidak kalah, suami berkata,” Eh
dengar ya, seandainya aku tidak menikahi kamu. Kamu akan menjadi perawan tua yang tidak
laku. Dan kamu mestinya bersyukur aku mau menikah dengan kamu”. Dalam rumah tangga
ini terus terjadi keributan akibat rasa arogan dari masing-masing, walaupun hanya bersumber
dari masalah dan hal yang kecil.

Ketiga rumah tangga model pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Dua karakter yang ada dari masing
masing adalah pembeli yang ingin dapat harga serendah-rendahnya, dan penjual yang ingin
menjual barang dalam harga setinggi-tingginya. Kalau keduanya memberikan definisi harga,”
Pokoknya harga sekian.” Disana tidak terdapat koma, maka tidak akan pernah ketemu
keduanya, kesepakatan dan transaksi pun tidak akan terwujud. Semisal ketika istri
berkata,”Pokoknya aku ndak mau dibatasi, sebagai istri aku tidak mau hanya menjadi ibu
rumah tangga, titik.” Suami menjawab,”Pokoknya selama kamu menjadi istriku, tugas kamu
adalah mencuci, mengepel, memasak, membersihkan rumah dan mengurus anak, itulah tugas
kamu sebagai ibu rumah tangga, titik.” Dalam contoh komunikasi diatas maka masing-
masing memunculkan egonya, sehingga kata titik adalah tawaran puncak yang menjadi harga
mati dari masing-masing tanpa ada kompromi. Kalau hal ini terjadi maka selamanya diantara
keduanya tidak akan terjadi kesepakatan, sebelum kata titik itu diubah dan dilanjutkan
dengan satu kalimat penawaran yang lain.

Keempat rumah tangga model kuburan

Suasana yang menonjol dari kuburan adalah sepi, sunyi, tenang dan ndak ada suara.
Begitulah rumah tangga model ini, tidak pernah terjadi komunikasi antara penghuninya.
Masing-masing diam dalam urusan dan aktivitasnya tanpa punya kepentingan untuk saling
berkomunikasi dalam rumah tangga. Masing-masing merasa cukup dengan kerja dan
kewajibannya tanpa ada hubungan timbal-balik dan komunikasi yang efektif.

Kelima  rumah tangga model sekolah

Dalam model ini ada tiga akivitas, 3A, yaitu Asah, Asih, Asuh. Dalam rumah tangga ini ada
komitmen bersama antara suami dan istri untuk saling mengasah, mengasih dan mengasuh.
Kata saling disini menunjukkan adanya hubungan dua arah, timbal-balik antara keduanya.
Bukan hanya hubungan satu arah. Mengasah berarti saling menajamkan wawasan, suami
memberikan hal-hal baru yang berguna kepada istri, dan istri juga sharing pengalaman dan
wawasan kepada suami atas pengetahuannya. Sehingga terjadi satu sikap saling melengkapi
dan membantu untuk maju. Mengasih adalah hubungan untuk saling perhatian. Mengasuh
berarti adanya proses penjagaan dari masing-masing karena ketika telah terjadi proses
pernikahan maka sebenarnya terjadi penyatuan antara keduanya. Satu terkena aib maka juga
akan berdampak pada pihak yang lain.

Keenam  rumah tangga model masjid

Masjid adalah tempat untuk beribadah. Maka disana terdapat nilai-nilai yang sangat tinggi.

Ada empat ciri rumah tangga masjid :

1. Ketulusan. Sebelum sholat kita berwudhu, kita berwudhu bersama. Kita basuh muka
dan tangan kita, kita basuh kaki, kepala, telinga. Kita juga berkumur-kumur semuanya
bertujuan untuk kebersihan hati, ketulusan jiwa.
2. Terdapat imam dan makmum. Dalam rumah tangga ini imam adalah suami,
sedangkan makmum adalah istri dan anak-anaknya. Ketika imam rukuk, maka istri
dan anak-anaknya juga rukuk bersama.
3. Loyalitas. Kesetiaan mutlak dari istri kepada suami, kecuali terdapat penyimpangan.
4. Sholat diakhrii dengan salam. Salam ke kanan dan ke kiri. Keselamatan, ketenangan
dan kedamaian senantiasa menghiasi rumah tangga model ini. Bukan keresahan,
bukan konflik dan bukan baku hantam.

Tipe dan model manakah rumah tangga yang ingin Anda bangun, pilih dan tentukan sekarang
sebelum Anda membina rumah tangga. Komunikasikan dengan calon dari Anda. Semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai