Anda di halaman 1dari 12

LECTURE NOTES

ACCT6234
Financial Auditing

Week 1
Auditing Integral To The Economy

ACCT6234 – Financial Auditing


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu menjelaskan ruang lingkup audit keuangan

2. Peserta diharapkan mengerti fungsi dan tanggung jawab auditor

3. Peserta dapat menjelaskan pertimbangan dalam menerima atau menolak klien

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengertian Audit Keuangan dan Auditor

2. Kualitas Audit

3. Keputusan Penerimaan dan Kelanjutan Klien

ACCT6234 – Financial Auditing


ISI MATERI

PENGERTIAN AUDIT KEUANGAN DAN AUDITOR

Auditing diartikan sebagai proses sistematik pencarian dan pengevaluasian secara objektif
bukti mengenai asesersi tentang peristiwa dan tindakan ekonomik untuk meyakinkan kadar
kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

1. Proses Sistematik
Frasa sistematik menyiratkan bahwa wajib ada pendekatan yang terencana dengan baik untuk
melakukan audit. Perencanaan tersebut melibatkan pengumpulan dan pengevaluasian bukti
secara objektif.

2. Mencari dan Mengevaluasi Bukti Secara Objektif


Frasa mencari dan mengevaluasi bukti secara objektif menegaskan bahwa auditing
merupakan proses investigasi. Bukti audit merupakan informasi yang akan dipakai oleh
auditor untuk menentukan apakah asersi-asersi yang sedang diaudit disajikan sesuai dengan
standar yang ditetapkan.

3. Asersi Tentang Tindakan dan Peristiwa Ekonomik


Kata asersi memiliki makna khusus dalam auditing, asersi adalah representasi atau
pernyataan manajemen tentang peristiwa atau tindakan ekonomi entitas. Asersi tersebut
berwujud catatan atau laporan keuangan.

4. Taraf Hubungan Antara Asersi Dengan Kriteria Yang Ditetapkan


Dalam melaksanakan audit, haruslah ada informasi dalam format yang dapat diverifikasi dan
standar, sehingga auditor dapat mengevaluasi informasi tersebut.

5. Mengkomunikasikan Hasil Kepada Pemakai Yang Bersangkutan


Audit tidak akan banyak gunanya apabila hasil audit tersebut tidak disampaikan kepada
pemakai yang besangkutan, sehingga auditor perlu mengkomunikasikan hasil auditnya

ACCT6234 – Financial Auditing


kepada pemakai yang bersangkutan. Proses penyampaian informasi ini disebut atestasi dan
mekanismenya disebut laporan auditor. Untuk dapat memasok informasi yang relevan kepada
pemakai, akuntan harus memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip dan kaidah yang
menjadi landasan bagi penyusunan informasi akuntansi.

Auditor adalah orang yang mempunyai kompetensi dan kemampuan di bidang audit.
Beberapa macam auditor, yaitu:

1. Auditor Eksternal
Auditor eksternal sering kali disebut sebagai auditor independen karena auditor tersebut tidak
dikaryakan oleh entitas yang sedang diauditnya.
2. Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang dikaryakan secara ekstensif oleh badan pemerintah atau
organisasi nirlaba dan diangkat sebagai pegawai purna waktu oleh suatu entitas untuk
melaksanakan audit di dalam organisasi perusahaan.
3. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang dikaryakan pemerintah untuk menentukan ketaatan
terhadap hokum, undang-undang, kebijakan, dan prosedur. Sebagai contoh adalah auditor
yang berdinas di Badan Pemerisaan Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan
pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral pada badan-badan Penerintah.

KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Kantor akuntan publik dapat diorganisasikan sebagai praktisi perorangan atau firma. Menurut
ukurannya, kantor akuntan publik digolongkan menjadi empat kategori, yaitu: Kantor
akuntan publik lokal, kantor akuntan publik regional, kantor akuntan publik nasional, dan
kantor akuntan publik internasional. Kantor akuntan publik memberikan bermacam-macam
jasa perikatan, jasa perikatan tersebut diklasifikasikan sebagai perikatan atestasi dan
perikatan nonatestasi.

KUALITAS AUDIT
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat
para manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan
pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para

ACCT6234 – Financial Auditing


pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat
oleh auditor mengenai laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai
peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu
kualitas audit merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh para auditor dalam proses
pengauditan.
Laporan auditor mengandung kepentingan tiga kelompok yaitu:
(1) manajer perusahaan yang diaudit;
(2) pemegang saham perusahaan; dan
(3) pihak ketiga atau pihak luar seperti calon investor, kreditor dan suplier.
Kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi auditor. Auditor yang kompeten
adalah auditor yang bisa menemukan adanya pelanggaran sedangkan auditor yang
independen adalah auditor yang "bersedia" melaporkan" pelanggaran tersebut.

DIMENSI KUALITAS AUDIT


Ada lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa audit , yaitu:
1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan audit yang sesuai dengan
janji yang ditawarkan.
2. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan auditor dalam membantu klien dan
memberikan pelayanan audit yang cepat dan tanggap dengan penyampaian informasi
yang jelas.
3. Assurance, meliputi kemampuan auditor atas: pengetahuan terhadap kualitas audit
laporan secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberi pelayanan audit, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan
dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa audit yang ditawarkan,
dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan klien terhadap auditor.
4. Emphaty. Dimensi empathy ini merupakan penggabungan dari dimensi:
a. Akses (access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa audit yang
ditawarkan auditor.
b. Komunikasi (communication), merupakan kemampuan melakukan komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada klien atau memperoleh informasi dari
klien.
c. Pemahaman pada klien (Understanding the client), meliputi usaha auditor
untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan klien.

ACCT6234 – Financial Auditing


5. Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office,
tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan,
kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit adalah:


a. Meningkatkan pendidikan profesionalnya,
b. Mempertahankan independensi dalam sikap mental,
c. Dalam melaksanakan pekerjaan audit, menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama,
d. Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan baik,
e. Memahami struktur pengendalian intern klien dengan baik,
f. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten,
g. Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi klien atau sesuai dengan hasil
temuan,

KEPUTUSAN PENERIMAAN DAN KELANJUTAN KLIEN

Penerimaan klien dalam audit (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk
mengadakan suatu ikatan perjanjian.
Klien yang memerlukuan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor.
Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas tersebut
berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awalnya berupa pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak perikatan dari calon klien untuk melanjutkan atau
menghentikan perikatan audit dari klien berulang.
Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak, auditor
menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap:
a. Mengevaluasi integritas manajemen.
b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa.
c. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.
d. Menilai independensi.
e. Menentukan kemampuan untuk menggunakan keahlian professional auditor dengan
ketelitian
f. Membuat surat perikatan audit.

ACCT6234 – Financial Auditing


Mengevaluasi Integritas Manajemen
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen. Audit atas laporan keuangan
bertujuan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen. Oleh karena itu, untuk dapat menerima perikatan audit, auditor berkepentingan
untuk mengevaluasi integritas manajemen, agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa
manajemen perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas
dari salah saji material sebagai akibat dari adanya integritas manajemen.

Cara yang ditempuh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen:


a. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang
spesifik. yaitu mengenai fakta yang mungkin berpengaruh terhadap integritas
manajemen, yang menyangkut ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai
penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, dan tentang pendapat auditor pendahulu
mengenai alasan klien dalam penggantian auditor. Jawaban atas pertanyaan ini akan
bermanfaat bagi auditor pengganti dalam mempertimbangkan penerimaan atau
penolakan perikatan audit dari calon kliennya.

b. Meminta Keterangan pada Pihak Ketiga.


Informasi tentang integritas manajemen dapat diperoleh dengan meminta keeterangan
kepada penasihat hukum, pejabat bank, dan pihak lain dalam masyarakat keuangan
dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien.

c. Melakukan review terhadap pegalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan


dengan klien yang bersangkutan.
Auditor perlu mempertimbangkan adanya kekeliruan atau kecurangan dan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien yang ditemukan dalam audit atas
laporan keuangan tahun lalu. Dalam audit tahun yang telah lalu, auditor mengajukan
berbagai pertanyaan kepada manajemen tentang adanya hal-hal bersyarat,
kelengkapan notulen rapat dewan komisaris, kepatuhan klien terhadap peraturan
pemerintah. Kebenaran jawaban yang diberikan oleh manajemen dalam mengevaluasi
integritas manajemen.

ACCT6234 – Financial Auditing


Mengidentifikasi Keadaan Khusus Dan Risiko Luar Biasa.

Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko
luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien
dapat diketahui dengan cara:

1. Mengidentifikasi Pemakai Laporan Audit

Pemakai utama laporan audit: OJK, pembuat peraturan (regulatory body), bank dan
lembaga keuangan lain, pemegang saham, dan pasar modal.

Perusahaan publik yang sebagian kepemilikannya berada di tangan masyarakat melalui


mekanisme pasar modal berbeda tuntutan atas jasa audit dibandingkan dengan
perusahaan yang bebas. Karena Bapepam dan badan pengatur menetapkan persyaratan
pelaporan lebih dibandingkan perusahaan-perusahaan biasa, auditor harus
mempertimbangkan tambahan persyaratan pelaporan yang dikenakan terhadap
kliennya, karena tambahan persyaratan tersebut akan menuntut tambahan kompetensi
yang harus dimiliki oleh auditor, menambah biaya audit, dan meningkatkan tanggung
jawab legal auditor.

2. Mendapatkan Informasi tentang Stabilitas Keuangan dan legal calon klien

Pertimbangan penerimaan perikatan audit oleh auditor:

a. auditor dapat mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit dari klien yang
diperkirakan akn menghadapi tuntutan pengadilan dan auditor diperkirakan akan
terlibat secara mendalam dengan perkara tersebut.

b. auditor mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit, jika auditor mendapatkan


informasi bahwa calon kliennya menghadapi kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan
klien dapat mendorong manajemen melakukan salah saji maaterial dalam pelaporan
keuangan untuk mentupi masalah keuangan tersebut.

3. Kemungkinan Dapat atau Tidaknya Laporan Keuangan Calon Klien Diaudit

Informasi tentang dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit dapat
diketahui dari:

a. ketersediaan catatan akuntansi penting (jurnal, buku besar, buku pembantu)

ACCT6234 – Financial Auditing


b. ketersediaan dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi

c. memadainya pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan calon klien

d. pembatasan-pembatasan yang akan dikenakan oleh calon klien kepada auditor dalam
proses audit yang akan dilaksanakan.

Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit


Auditor melihat kepada tima audit yang ada. Tim audit dapat terdiri dari partner, audit
manajer atau senior dan beberapa orang junior auditor. Apakah dalam tim tersebut anggota
tim ada yang mempunyai pengetahuan keahlian dan wawasan yang berhubungan dengan
bidang bisnis klien yang akan diaudit. Apabila ternyata tidak ada yang menguasai bidang
bisnis klien yang akan diaudit, maka auditor dapat mempertimbangkan untuk merekrut
spesialis. Spesialis dapat berupa praktisi yang ahli dalam bidang bisnis tertentu yang
memahami bidang bisnis calon klien yang akan diaudit

Menilai Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.
Sikap mental independen dalam fakta maupun dalam penampilan.
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan intergritas dan
objektivitas, harus bebas dari benturan dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material
yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.

Menentukan kemampuan untuk menggunakan keahlian professional auditor dengan


ketelitian
Faktor yang menentukan antara lain:

a. Penentuan Waktu Perikatan


Idealnya waktu perikatan audit sudah diterima oleh auditor enam sampai dengan
sembilan bulan sebelum akhir tahun buku klien. Perikatan auditor mendekati
mendekati akhir tahun buku klien dapt menyebabkan auditor tidak dapat
melaksanakan prosedur audit penting seperti observasi terhadap perhitungan fisik

ACCT6234 – Financial Auditing


sediaan sehingga kemungkinan auditor tidak dapat memberikan pendapatan wajar
tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan.

b. Pertimbangan Jadwal Pekerjaan Lapangan:


Pekerjaan interim yang merupakan pekerjaa lapangan yang dilaksanakan oleh auditor
tiga sampai empat bulan sebellum tanggal neraca.
Pekerjaan akhir tahun yang merupakan pekerjaan lapangan yang dilaksanakan oleh
auditor beberapa minggu sebelum tanggal neraca sampai tiga bulan setelah tanggal
neraca.

Membuat Surat Perikatan Audit (Audit Engagement Letter)


Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang berfungsi untuk
mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan oleh klien, tujuan
dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab yang dipikul oleh auditor bagi kliennya,
kesepakatan tentang reproduksi laporan keuangan auditan, serta bentuk laporan yang akan
diterbitkan oleh auditor.

ACCT6234 – Financial Auditing


SIMPULAN

Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa, harus dapat memberikan jasa yang berkualitas guna dapat memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pelanggannya. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan
keuangan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan
laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang
andal sebagai dasar pengambilan keputusan.

Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit laporan keuangan
yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila auditor memutuskan untuk menerima suatu
penugasan audit, maka auditor harus memikul tanggungjawab profesional terhadap
masyarakat, klien, dan terhadap anggota profesi akuntan publik yang lain. Auditor harus
menjaga kelangsungan kepercayaan masyarakat terhadap profesi dengan menjaga
independensi, integritas, dan obyektivitas. Terhadap anggota lain seprofesi, auditor
bertanggungjawab untuk turut meningkatkan dan menjaga nama baik profesi, serta
meningkatkan kemampuannya dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Pertimbangan
dalam memutuskan untuk menerima penugasan juga berhubungan langsung dengan
kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan seperti diminta oleh standar auditing serta
kode etik akuntan.

ACCT6234 – Financial Auditing


DAFTAR PUSTAKA

1. Karla M. Johnstone. (2016). Auditing : a risk-based approach to conducting a


quality audit. 10. Cengage Learning. Boston. ISBN: 9781305080577.

2. Iain Gray, Stuart Manson, Louise Crawford. (2015). The Audit Process
Principles, Practices and Cases. 06. Cengage Learning. Hampshire. ISBN:
9781408081709.

ACCT6234 – Financial Auditing

Anda mungkin juga menyukai