LN1-Auditing Integral To The Economy
LN1-Auditing Integral To The Economy
ACCT6234
Financial Auditing
Week 1
Auditing Integral To The Economy
2. Kualitas Audit
Auditing diartikan sebagai proses sistematik pencarian dan pengevaluasian secara objektif
bukti mengenai asesersi tentang peristiwa dan tindakan ekonomik untuk meyakinkan kadar
kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
1. Proses Sistematik
Frasa sistematik menyiratkan bahwa wajib ada pendekatan yang terencana dengan baik untuk
melakukan audit. Perencanaan tersebut melibatkan pengumpulan dan pengevaluasian bukti
secara objektif.
Auditor adalah orang yang mempunyai kompetensi dan kemampuan di bidang audit.
Beberapa macam auditor, yaitu:
1. Auditor Eksternal
Auditor eksternal sering kali disebut sebagai auditor independen karena auditor tersebut tidak
dikaryakan oleh entitas yang sedang diauditnya.
2. Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang dikaryakan secara ekstensif oleh badan pemerintah atau
organisasi nirlaba dan diangkat sebagai pegawai purna waktu oleh suatu entitas untuk
melaksanakan audit di dalam organisasi perusahaan.
3. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang dikaryakan pemerintah untuk menentukan ketaatan
terhadap hokum, undang-undang, kebijakan, dan prosedur. Sebagai contoh adalah auditor
yang berdinas di Badan Pemerisaan Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan
pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral pada badan-badan Penerintah.
KUALITAS AUDIT
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat
para manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan
pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para
Penerimaan klien dalam audit (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk
mengadakan suatu ikatan perjanjian.
Klien yang memerlukuan jasa auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor.
Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas tersebut
berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awalnya berupa pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak perikatan dari calon klien untuk melanjutkan atau
menghentikan perikatan audit dari klien berulang.
Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak, auditor
menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap:
a. Mengevaluasi integritas manajemen.
b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa.
c. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.
d. Menilai independensi.
e. Menentukan kemampuan untuk menggunakan keahlian professional auditor dengan
ketelitian
f. Membuat surat perikatan audit.
Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko
luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien
dapat diketahui dengan cara:
Pemakai utama laporan audit: OJK, pembuat peraturan (regulatory body), bank dan
lembaga keuangan lain, pemegang saham, dan pasar modal.
a. auditor dapat mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit dari klien yang
diperkirakan akn menghadapi tuntutan pengadilan dan auditor diperkirakan akan
terlibat secara mendalam dengan perkara tersebut.
Informasi tentang dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit dapat
diketahui dari:
d. pembatasan-pembatasan yang akan dikenakan oleh calon klien kepada auditor dalam
proses audit yang akan dilaksanakan.
Menilai Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.
Sikap mental independen dalam fakta maupun dalam penampilan.
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan intergritas dan
objektivitas, harus bebas dari benturan dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material
yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.
Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa, harus dapat memberikan jasa yang berkualitas guna dapat memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pelanggannya. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan
keuangan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan
laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang
andal sebagai dasar pengambilan keputusan.
Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit laporan keuangan
yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila auditor memutuskan untuk menerima suatu
penugasan audit, maka auditor harus memikul tanggungjawab profesional terhadap
masyarakat, klien, dan terhadap anggota profesi akuntan publik yang lain. Auditor harus
menjaga kelangsungan kepercayaan masyarakat terhadap profesi dengan menjaga
independensi, integritas, dan obyektivitas. Terhadap anggota lain seprofesi, auditor
bertanggungjawab untuk turut meningkatkan dan menjaga nama baik profesi, serta
meningkatkan kemampuannya dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Pertimbangan
dalam memutuskan untuk menerima penugasan juga berhubungan langsung dengan
kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan seperti diminta oleh standar auditing serta
kode etik akuntan.
2. Iain Gray, Stuart Manson, Louise Crawford. (2015). The Audit Process
Principles, Practices and Cases. 06. Cengage Learning. Hampshire. ISBN:
9781408081709.