Anda di halaman 1dari 8

Tugas Makalah Remedial

Zat Aditif dan Zat Adiktif

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Guru Pembimbing : Suroso, S.Pd

Nama : Fauzan Ramadhan

No.absen : 11

Kelas : 8D

DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON

SMP NEGERI 1 CILEGON

Jalan Cut Nyak Dien no.34,telp (0254)391102

2017
ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF

Pengertian Zat Aditif

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi,


pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam
makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan
untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya
disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang
membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin
bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak
mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat
aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian
direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping
misalnya: gatal-gatal, dan kanker.
                           

Macam-macam Zat Aditif

Zat Pewarna

Adalah bahan yang dapat memberi warna pada


makanan, sehingga makanan tersebut lebih
menarik.
Contoh pewarna alami: Contoh pewarna sintetik:
Anato (orange) a. Biru berlian (biru)
Karamel (cokelat hitam) b. Coklat HT (coklat)
Beta karoten (kuning) c. Eritrosit (merah)
Klorofil (hijau) d. Hijau FCF (hijau)

Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa


Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan.

Penyedap rasa dan aroma (flavour)


Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester.
Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas),
isobutil propionat (rasa rum)
Penguat rasa (flavour echancer)
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG
(Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.
Zat pemanis buatan
Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya
500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula)
dan serbitol.

Pengawet

Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi,


pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang
disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:
Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk
minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan
dan kornet kalangan.
Asam propionate, untuk roti dan sediaan
keju olahan.

Anti oksidan

Zat aditif ini dapat mencegah atau


menghambat oksidasi.
Contoh:
Asam askorbat (bentukan garam kalium,
natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
Pengemulsi, pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen
pada makanan.
Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab

Pemutih dan pematang tepung


Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman
makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam
klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat

Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan
yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu
bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah
melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium
sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium
glukonat (pada buah kalangan)
Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada
dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak
dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium
EDTA
Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki
gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.

Pengertian zat adiktif

Zat adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat


pemakainya kecanduan (adiksi). Kecanduan adalah
suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik
(psikologis) dari seseorang yang merasa tidak normal
jika tidak menggunakan zat tertentu. Biasanya si
pecandu akan menuruti keinginannya dengan kembali
mengonsumsi zat tersebut.
Sejak zaman dahulu, manusia sudah mengenal zat yang tergolong adiktif, misalnya suku
indian merokok dan mengunyah tembakau disetiap upacara adat. Pada awalnya, semua bahan
adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh tumbuh-tumbuhan itu adalah ganja (cannabis
sativa), opium (papaver somniverum), kokain (Erythroxylum coca), mariyuana (Cannabis
indica).Akan tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam, khususnya bidang
kimia, saat ini manusia telah dapat membuat bhan-bahan adiktif buatan (sintetis) yang
berkemampuan sama dengan zat adiktif alami. Zat adiktif sintetis ada berbagai macam jenis
dan khasiatnya berbeda-beda.
Pada mulanya, zat adiktif digunakan untuk memenuhi kebutuhan medis. Para dokter yng
melakukan tindakan operasi terhadap pasien menggunakan bahan adiktif untuk
menghilangkan rasa sakit pada pasien. Pemakaian obat atau zat adiktif oleh para dokter
tersebut menggunakan dosis yang sesuai kebutuhan dan dalam pengawasan yanga baik.

B.  Jenis Zat Adiktif dan Dampaknya


Semua zat adiktif, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun bahan adiktif sintetis,
disebut narkoba atau napza. Aturan tentang pemanfaatan dan sanksi penyalahgunaan narkoba
dituangkan dalam UU RI nomor 22/1997 tentang narkotika.
1. Jenis zat adiktif
Narkoika digolongkan mejadi golongan I, golongan II, dan golongan III. Zat psikotropika
digolongkan menjadi psikotropika golongan I, golongan II, golongan III,, dan golongan IV.
Narkotika golongan I terdiri dari 26 macam, antara lain opium mentah, candu, kokain, ganja,
THC, dan heroin. Narkotika golongan II terdiri dari 87 macam, contohnya morfin dan opium.
Narkotika golongan III terdiri dari 14 macam, contohnya etil morfin dan kodein. Zat
psikotropika golongan I terdiri dari 26 macam, golongan II terdiri dari 14 macam, golongan
III terdiri dari 9 macam, dan golongan IV terdiri dari 60 macam.
2.  Dampak zat adiktif
Dampak yang ditimbulkan oleh zat adiktif dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. stimulasi adalah gejala yang terjadi pada saraf pusat untuk mempercepat proses-
proses dalam tubuh, seperti detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan. Contohnya : kafein
pada kopi, nikotin pada rokok, kokain, dan amfetamin.
2. Depresi adalah gejala yang terjadi pada syaraf pusat untuk memperlambat proses pada
tubuh. Depresi menyebabkan turunnya kesadaran seseorang pada dunia sekelilingnya. Contoh
zat-zat yang tergolong depresan adalah alkohol. Obat penenang, dan sebagainya.
3. Halusinasi adalah gejala yang terjadi pada saraf manusia yang menyebabkan
khayalan. Hakusinasi menyebabkan penderita mendengar suara, melihat benda, merasakan
berbagai hal yang sebenarnya tidak ada sama sekali. Contoh zat yang termasuk zat
halusinogen adalah LSD (lisergic acid diethylamide)

C.  Narkotika
Zat yang tergolong narkotika misalnya opium, ganja,
kokain, heroin, morfin, dan kodein.

1.         1. Opium berasal dari getah tumbuhan papaver


somniverum yang belum masak. Opium diolah menjadi
morfin dan kodein yang diperlukan dalam bidang
kedokteran sebagai obat analgesik (penghilang rasa sakit), selain dapat menghilangkan rasa
nyeri, jenis opium tertentu juga dapat membuat orang tidur nyenyak dan membuat orang
gembira (mersakan euforia) tanpa sebab. Saat ini, opium telah dapat dibuat manusia, yaitu
berupa opium semisintetis dan opium sintetis. Opium alami contohnya dalah morfin, kodein
dan tebain. Opium semisintetis terbuat dari opium alami yang dicampur sedikit bahan kimia.
Contoh opium semisentitetis adalah heroin dan hidroformon. Opium murni contohnya
meperidin dan propoksifen.

2.         2. Ganja berasal dari daun tumbuhan cannabis sativa yang


mengandung zat psikoaktif, yaitu zat yang dapat mempengaruhi
mental dan tingkah laku orang. Pohon dan ranting tanaman ganja
juga mengan dung psiko aktif meski dalam kadar yang rendah.
Kadar tertinggi terdapat pada pucuk tanaman ini, yaitu ± 10 %. Zat
psiko aktif hashish dapat dihasilkan dari getah tanaman ganja yang
dikeringkan.

4. Kokain adalah bubuk putih yang berasal dari daun koka (Erythroxylum). Kokain
dahulu digunakan dalam bidang medis sebagai anestesi (obat pembius) lokal. Akan
tetapi, sekarang kokain tidak lagi digunakan sebagai anestesi karena telah ditemukan
bahan psikoaktif lain yang relatif lebih aman.
5. Heroin adalah zat yang tergolong zat narkotika yang dapat
memberikan rasa senang yang luar biasa pada pemakainya
sehingga lupa dengan semua masalah

6. Morfin adalah zat yang tergolong dalam opioida alami yang


berasal dari getah opium. Morfin berupa kristal putih,
menyerupai kokain, yang dapat menekan pusat pernapasan.
Pada kasus overdosis morfin, biasanya pemakai mengalami
gangguan pernapasan yang fatal. Morfin juga dapat
mengganggu siklus menstruasi pada wanita pemakai, impotensi
pada pria pemakai,sembelit, serta efek-efek samping yang
berbahaya lainnya.
7. Alkohol

Alkohol diperoleh melalui proses peragian


(fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan,
singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah
dikenal manusia cukup lama. Salah satu
penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan
berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Alkohol yang terkandung dalam minuman dapat
berasal dari hasil fermentasi bahan minuman itu
sendiri (contohnya, alkohol yang terdapat dalam
minuman hasil fermentasi sari buah anggur) atau
sengaja ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan. Semua jenis minuman yang
mengandung alkohol (etanol). Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras
dikelompokkan menjadi golongan:
1) A, berkadar etanol 1–5 %;
2) B, berkadar etanol 5–20 %; dan
3) C, berkadar etanol 20–50 %.
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka
kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan maka
akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika
overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan
banyak bicara sendiri.

d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)

Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti


pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang
(sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika
dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam
dosis besar dapat membuat orang yang memakannya
tertidur.
Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah,
mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun,
bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan,
kemudian diputus pemakaiannya maka akan
menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat,
tekanan darah naik, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul
gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka
bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis
tertentu dapat menimbulkan kematian.
e. Nikotin

Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari


tanaman tembakau. Namun, orang biasanya
mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat
murninya, melainkan secara tidak langsung ketika
mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat
merokok dapat menyebabkan meningkatnya
denyut jantung dan tekanan darah, bersifat
karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko
terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema),
risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.

3.      Dampak / Efek yang Dapat Ditimbulkan Zat Adiktif 


a.       Efek/Dampak Penyalahgunaan Minuman AlkoholAlkohol dalam minuman keras dapat
menyebabkan gangguan jantung dan otot syaraf,mengganggu metabolisme tubuh, membuat
janis menjadi cacat, impoten serta gangguanseks lainnya.
b.      Efek/Dampak Penyalahgunaan GanjaZat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat
menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit
dan infeksi sertamemperburuk aliran darah koroner.
c.       Efek/Dampak Penyalahgunaan HalusinogenHalusinogen dalam tubuh manusia dapat
mengakibatkan pendarahan otak.
d.      Efek/Dampak Penyalahgunaan KokainZat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka
panjang dapat menyebabkan kekurangansel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat
badan kurus kering. Selain itukokain menimbulkan perforesi sekat hidung (ulkus) dan aritma
pada jantung.
e.       Efek/Dampak Penyalahgunaan Opiat / OpiodaZat opioda atau opiat yang masuk ke dalam
badan manusia dapat mengganggumenstruasi pada perempuan / wanita serta impotensi dan
konstipasi khronuk pada pria /laki-laki.
f.       Efek/Dampak Penyalahgunaan InhalasiaInhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan
kita seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever.
g.      Efek/Dampak Penyalahgunaan Non ObatDalam kehidupan sehari-hari sering kita temui
benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang
dapat mengakibatkan gangguankesehatan. Contoh barang yang dijadikan candu antara lain
seperti bensin, thiner, racun serangga, lem uhu, lem aica aibon. Efek dari penggunaan yang
salah pada tubuh manusiaadalah dapat menimbulkan infeksi emboli.

Anda mungkin juga menyukai