Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Model
Pembelajaran Inquiry dan Discovery”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
mengikuti ujian Pengantar Strategi Pembelajaran.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal


pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Malang,19 Februari 2014

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................................................3

I.1. Latar Belakang..................................................................................................3

I.2. Rumusan Masalah.............................................................................................4

I.3. Tujuan Masalah.................................................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Metode Inquiry.................................................................................................5

2.2 Metode Discovery……………………………………………………………..8

2.3 Metode Inquiry Discovery……………...…………………………………..11

BAB II

PENUTUP

III.1. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Tujuan pendidikan dan pengajaran di Indonesia berlandaskan pada falsafah


hidup bangsa, yaitu Pancasila. Bila kita kaji lebih jauh lagi apa yang diuraikan dalam
Pasal 4 UUSPN No. 2 tahun 1989, maka kita dapat mengetahui apa yang menjadi
tujuan pendidikan di Indonesia dimana Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.Untuk mecapai
tujuan pendidikan nasional tersebut, guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan
di lapangan sangat menentukan keberhasilannya.
Pada saat proses belajar–mengajar berlangsung di kelas, akan terjadi
hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan
mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh
tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru
sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri
siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini,
media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan
sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.
Hal tersebut memperkuat anggapan bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
proses belajar – mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan
pada diri siswa yang pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar siswa. Disini akan
di jelaskan mengenai metode memgajar sebagai berikut : “Metode adalah salah satu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar metode sangat diperlukan oleh setiap guru yang
penggunaannya sangat bervariasi sesuai dengan karakteristik tujuan yang ingin
dicapai setelah pembelajaran berakhir.

3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode mengajar merupakan
suatu teknik atau cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan pelajaran
kepada siswa dan melibatkan interaksi yang aktif dan dinamis antara guru dan siswa,
sehingga tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Metode pembelajaran diantaranya adalah Inquiry dan discovery.

I.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah di atas ,dapat di tarik sebuah rumusan
masalah,sebagai berikut:

 Apa pengertian dari metode inquiry dan discovery?


 Apa saja langkah langkah metode tersebut?
 Apa kelebihan dan kelemahan dari metode itu?

I.3. TUJUAN MASALAH


Adapun tujuan dari penulis adalah untuk mengetahui konsep sebenarnya dari
metode pembelajaran inquiry dan discovery serta mengetahui berbagai langkah
langkah keduanya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Inquiry


Metode Inquiry yaitu sebuah metode pembelajaran dimana guru berusaha
mengarahkan siswa untuk mampu menyadari apa yang sudah didapatkan selama
belajar. Sehingga siswa mampu berfikir dan terlibat dalam kegiatan intelektual dan
memproses pengalaman belajar itu menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan
nyata.
Model Pembelajaran Inquiry dilakukan dengan tahapan:
1. Tahapan penyajian masalah
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk
mengumpulkan informasi.Keterlibatan siswa pada tahap ini adalah(1)memberi
respon positif terhadap masalah yang dikemukakan, (2) mengungkapkan ide
awal.
2. Tahapan verifikasi data
Guru memberikan pertanyaan pengarah sehingga siswa mampu
mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis.Keterlibatan siswa pada tahap ini
yaitu (1)melakukan pengamatan terhadap masalah yang diberikan,
(2)merumuskan masalah, (3)mengidentifikasi masalah,(4)membuat
hipotesis,dan(5)merancang eksperimen.
3. Megadakan eksperimen dan pengumpulan data
Pada tahap ini siswa diajak melakukan eksperimen atau mengumpulkan data
dari permasalahan yang ada.Peran siswa dalam tahap ini yaitu(1)melakukan
eksperimen atau pengumpulan data,dan(2)melakukan kerjasama dalam
mengumpulkan data.
4. Merumuskan penjelasan
Guru mengajak siswa untuk melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil
yang diperoleh sehingga siswa mendapatkan konsep dan teori yang benar
sesuai konsepsi ilmiah.Keterlibatan siswa dalam tahap ini adalah

5
(1 )melakukan diskusi dan(2) menyimpulkan hasilpengumpulan data.
5. Mengadakan analisis inquiry
Guru meminta kepada siswa untuk mencatat informasi yang diperoleh serta
diberi kesempatan bertanya tentang apasaja yang berkaitan dengan informasi
yang mereka peroleh sebelumnya lalu kemudian guru memberikan latihan
soal-soal jika dipelukan.Keterlibatan siswa dalam tahap ini yaitu (1)mencatat
informasi yang diperoleh,(2)aktif bertanya,dan(3)mengerjakan latihan soal.

Sanjaya menyatakan, ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi model
pembelajaran Inquiry (inkuiri). (1) model pembelajaran Inquiry (inkuiri) menekankan
kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
pendekatan inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. (2) seluruh aktivitas
yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu
yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri
(self belief). Artinya dalam model pembelajaran Inquiry (inkuiri) menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan. (3) model
pembelajaran Inquiry (inkuiri) adalah mengembangkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inquiry siswa tidak
hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya.

Metode Inkuiri dibagi menjadi tiga macam yaitu.


a. Metode Inkuiri Free Discovery (penemuan bebas)
Pada umumnya model pembelajaran Inquiry (inkuiri) ini digunakan bagi siswa yang
telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inquiry. Karena dalam model
pembelajaran Inquiry (inkuiri) bebas, menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti
seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,
menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau
langkah-langkah yang diperlukan.

6
Metode penemuan bebas kurang tepat jika digunakan untuk peserta didik SD
dikarenakan kegiatannya peserta didik diberi kebebasan untuk memilih sendiri
permasalahan, dan cara pemecahan permasalahan tadi. Peserta didik dilatih membuat
hipotesis, menguji hipotesis, serta diberi kesempatan untuk mengaplikasikan
temuannya
b. Metode Inkuiri Guided Discovery (penemuan terbimbing)
Model pembelajaran Inquiry (inkuiri) terbimbing yaitu posisi guru membimbing
siswa dengan melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan
permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Dalam metode ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan agar peserta didik
dapat mencapai tujuan atau menemukan konsep-konsep IPS, memberikan masalah
dan alternatif pemecahannya, memonitor proses belajar mengajar, membantu peserta
didik yang mengalami hambatan dalam kegiatannya, memberikan penilaian. Dengan
metode Penemuan Terbimbing ini peserta didik akan aktif melakukan eksplorasi,
observasi, investigasi dengan bimbingan guru. Kegiatan ini berdampak positif pada
perkembangan intelektual peserta didik (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis,
1992: 36)
c. Metode Modified Free Inquiry (Inkuiri bebas yang dimodifikasi)
Dalam metode inkuiri bebas dimodifikasi guru memberikan permasalahan atau
problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan
tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, sesuai dengan prosedur penelitian
(E.Mulyasa, 2007: 109)
Dari ketiga macam metode inkuiri tersebut diatas, guru dituntut selalu merancang
kegiatan pembelajaran yang merujuk pada kegiatan penelitian atau eksperimen yang
bermuara pada menemuan sendiri tentang pengetahuan dan keterampilan. Sebagai
contoh dalam pembelajaran mata pelajaran IPS, metode inkuiri misalnya peserta didik
dibimbing untuk mencari dan mengelompokan gambar-gambar tokoh pahlawan
peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan, dilanjutkan membuat buku bergambar

7
atau komik sederhana tentang tokoh-tokoh pahlawan peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan tersebut.
Keunggulan yang dapat diambil dari metode inkuiri dalam proses pembelajaran
adalah:
1) Membentuk dan mengembangkan self konsep pada diri peserta didik sehingga
dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik,
2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
pembelajaran yang baru,
3) Mendorong peserta didik untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
besikap objektif, jujur, dan terbuka,
4) Mendorong peserta didik untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri,
5) Situasi Pembelajaran menjadi lebih merangsang,
6) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individual,
7) Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri dan peserta didik dapat
terhindar dari cara-cara belajar yang tradisional,
8) Dapat memberi waktu pada peserta didik secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (Elin Rosalin, 2008: 62-63).
Dalam penelitian ini kegiatan pembelajarannya menggunakan langkah langkah
sistematis metode inkuiri yaitu (1) merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis,
(3) mengumpulkan data, (4) menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan,
(5) membuat kesimpulan.

2.2 Metode Discovery


Metode discovery adalah metode penemuan, merupakan metode yang lebih
menekankan pada pengalaman langsung. Pembalajaran dengan metode discovery
lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar.
Metode pembelajaran  discovery merupakan suatu metode pengajaran yang
menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran
dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang

8
mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan
semacamnya.

Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan
masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2)
berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada.

Ada beberapa langkah dalam metode discovery yaitu (1) Adanya masalah yang akan
dipecahkan, (2) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, (3)
Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan
tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas, (4) Harus tersedia alat dan bahan
yang diperlukan, (5) Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam proses pembelajaran, (6) Guru
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data, (7)
Guru harus memberikan jawaban dengan cepat dan tepat dengan data dan
informasi yang diperlukan peserta didik (E. Mulyasa, 2007: 110).
Pada pembelajaran discovery bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk jadi,
tetapi dalam bentuk setengah jadi atau bahkan seperempat jadi, bahan ajar disajikan
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau masalah masalah yang
harus dipecahkan. Pada belajar discovery jawaban atas pertanyaan pertanyaan
tersebut tidak hanya satu, atau ada kemungkinan jawaban yang diberikan masih
berupa hipotesis yang perlu pembuktian.
Beberapa kelebihan metode discovery dibandingkan dengan metode menerima yaitu
(1) Dalam penyampaian bahan, metode discovery menggunakan kegiatan dan
pengalamanpengalaman langsung dan kongkrit. Kegiatan dan pengalaman demikian
lebih menarik perhatian peserta didik, dan memungkinkan pembentukan konsep
konsep abstrak yang mempunyai makna, (2) Metode belajar discovery lebih realistis
dan punya makna, sebab peserta didik bekerja langsung dengan contoh-contoh nyata.
Peserta didik langsung mengaplikasikan kemampuannya, (3) Metode belajar
discovery merupakan suatu model belajar pemecahan masalah. Para peserta didik

9
belajar langsung menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah pemecahan
masalah, (4) Transfer tidak dinantikan sampai kegiatan lain, tetapi langsung
dilakukan, sebab metode discovery berisi sejumlah transfer, (5) Metode discovery
banyak memberikan kesempatan bagi keterlibatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran, kegiatan demikian akan banyak membangkitkan motivasi belajar,
sebab proses pembelajaran akan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta
didik (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 184).

Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk


(2001: 179) sebagai berikut:

1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan


kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong
ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih
mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki


beberapa kelemahan, diantaranya

1. membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar


menerima.

Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan


guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan
memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat

10
dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru
sebelum pembelajaran dimulai.

2.3 Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Discovery


Metode inkuiri dan discovery pada dasarnya dua metode pembelajaran yang
saling berkaitan satu dengan yang lain dan selalu dipergunakan bersama-sama.
Belajar metode inkuiri discovery merupakan suatu kegiatan belajar yang
mengutamakan aktifitas peserta didik . Inkuiri menekankan pada proses mencari atau
penelitiannya, sedangkan discovery menekankan pada penemuannya. Jika seseorang
menggunakan metode pencarian (berinkuiri), kemungkinan besar akan menemukan,
dan suatu penemuan (discovery) adalah hasil dari suatu pencarian. Olah karena itu
keduanya mempunyai makna yang sama.
Menurut Sri Anitah (2008: 124) agar proses pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuri discovery berhasil dengan baik, guru harus
memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah (1) mampu membimbing peserta
didik untuk merumuskan hipotesis sampai pada pembuktian dan kesimpulan, (2)
menguasai konsep yang di teliti (3) mampu mengelola kelas, (4) mampu menciptakan
kondisi pembelajaran inkuiri discovery secara efektif (5) mampu memberikan
penilaian secara proses.
Langkah-langkah metode inkuiri dan discovery dinilai cukup ilmiah dalam
melakukan penyelidikan dalam rangka memperoleh suatu penemuan. Mulai dari
merumuskan masalah, hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dengan data
dan menarik kesimpulan sangat membimbing peserta didik untuk berfikir obyektif
dalam memecahkan masalah. Jadi dengan metode inkuiri discovery, peserta didik
melakukan suatu proses mental yang bernilai tinggi (Sumiati, 2008: 103).
Dalam pembelajaran inkuiri discovery ini peserta didik menjadi lebih aktif belajar.
Tujuan utama metode inkuiri discovery adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berfikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
Penekanan utama pembelajaran dengan metode inkuiri discovery adalah
1) Pengembangan kemampuan berfikir individual lewat penelitian,

11
2) Peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik penelitian,
3) Latihan keterampilan intelektual khusus, yang sesuai dengan cabang ilmu
tertentu,dan
4) latihan menemukan sesuatu, seperti belajar bagaimana belajar.
Peranan guru yang penting adalah (1) Menciptakan suasana bebas berfikir sehingga
peserta didik berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah, (2)
Fasilitator dalam pembelajaran, (3) Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian
alternatif pemecahan masalah, (4) Pembimbing pembelajaran, pendorong keberanian
berfikir alternatif dalam pemecahan masalah. Peran peserta didik yang penting adalah
(1) Mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah, (2)
Pelaku aktif dalam pembelajaran, (3) Penjelajah tentang masalah dan metode
pemecahan masalah, dan (4) Penemu pemecahan masalah.

Evaluasi pembelajaran metode inkuiri discovery adalah (1) Keterampilan pencarian


dan perumusan masalah, (2) Keterampilan pengumpulan data atau informasi, (3)
Keterampilan meneliti tentang objek, seperti benda, sifat benda, kondisi, atau
peristiwa dan pelaku, (4) Keterampilan menarik kesimpulan, dan (5) Membuat
laporan (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 173-174).

Kelebihan metode penemuan/discovery-inquiry :

1. Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi


oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses
mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada
proses pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah
sendiri informasi yang kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.
2. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih baik.
3. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam rangka transfer
kepada siutuasi-situasi proses belajar yang baru.
4. Mendorong siswa untuk berfikur dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.

12
5. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar yang tida hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
6. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari
sehingga retensinya 9tahan lama dalam ingatan) menjadi lebih baik.

Kekurangan metode penemuan/discovery-inquiry :

1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima


informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri dan
berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah
kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah
bertahun-tahun dilakukan.
2. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi
informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya guru merasa belum
puas kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).
3. Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak
berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan
terarah.
4. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih
baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas, agaknya
metode ini sulit terlaksana dengan baik.

13
PENUTUP

III. KESIMPULAN DAN SARAN

Metode inkuiri dan discovery pada dasarnya dua metode pembelajaran yang
saling berkaitan satu dengan yang lain dan selalu dipergunakan bersama-sama.
Belajar metode inkuiri discovery merupakan suatu kegiatan belajar yang
mengutamakan aktifitas peserta didik . Inkuiri menekankan pada proses mencari atau
penelitiannya, sedangkan discovery menekankan pada penemuannya. Jika seseorang
menggunakan metode pencarian (berinkuiri), kemungkinan besar akan menemukan,
dan suatu penemuan (discovery) adalah hasil dari suatu pencarian. Olah karena itu
keduanya mempunyai makna yang sama.

. Selanjutnya kritik dan saran kami harapkan dari semua pihak demi perbaikan
penulisan selanjutnya.

14

Anda mungkin juga menyukai