Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313

e-ISSN:2549-5062

GAMBARAN MANAJEMEN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI


APOTEK PERMATA KOTA TEGAL

Sari Prabandari1
1
Email : sariprabandari.sp@gmail.com
1
Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal
Jln. Mataram No.09 Tegal
Telp/Fax (0283) 352000

Abstrak
Pelayanan Kefarmasian di Apotek menjadi pedoman praktik apoteker dalam menjalankan tugas
profesi guna melindungi masyarakat dari Pelayanan, dan Evaluasi Mutu Pelayanan yang tidak
bertanggung jawab. Pelayanan kefarmasian merupakan wujud tanggung jawab langsung profesi apoteker
dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian dengan tujuan utama meningkatkan pelayanan kefarmasian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Pelayanan kefarmasian di Apotek Permata Kota
Tegal. Penelitian pelayanan kefarmasian meliputi aspek Pengelolaan Sumber Daya (SDM, Sarana dan
Prasarana, Sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan lain dan Administrasi) pelayanan kefarmasian pada
aspek Pelayanan (Pelayanan resep, Promosi dan Edukasi, Pelayanan residensial), di Apotek Permata Kota
Tegal. Penelitian ini menggunakan Metode deskriptif kualitatif menggunakan kuisioner yang bersumber
pada Kepmenkes Nomor 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Penelitian
dikerjakan selama 1 bulan yaitu bulan September 2017, populasi yang digunakan adalah Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian Di Apotek Permata Kota Tegal. Hasil Penelitian pada apotek Permata Kota
Tegal diperoleh data untuk presentasi kehadiran apoteker yaitu 100 % sesuai dengan jam yang dilalui.
Hasil Penelitian diperoleh bahawa pelaksanana Pengelolaan Sumber Daya Seluruhnya dilakukan secara
maksimal oleh Apoteker dan Tenaga Tekhnis Kefarmasian. Pada Aspek Penerapan Pelayanan Pelayanan
resep yang meliputi (skrining resep, penyiapan obat, penyerahan obat) , Promosi Dan edukasi dilakukan
secara baik oleh Apoteker. Pada Pelayanan residensial apotek permata belum melaksanakan secara
maksimal.

Kata Kunci: Gambaran manajemen, Standar Pelayanan Kefarmasian, Apotek Permata.

1. Pendahuluan oriented manjadi patient oriented. Dengan


Pengaturan standar pelayanan adanya perkembangan paradigma ini, maka
kefarmasian di apotek memiliki maksud dan apoteker dituntut untuk memberikan
tujuan, yaitu meningkatkan mutu pelayanan pelayanan kefarmasian dan mengambil
kefarmasian, menjamin kepastian hukum keputusan dengan memperhatikan kondisi
bagi tenaga kefarmasian, serta melindungi pasien. Hal ini bertujuan agar tercipta
pasien dan masyarakat dari penggunaan pengobatan yang rasional dan dapat
obat yang tidak rasional dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien. [2]
keselamatan pasien. Pelayanan kefarmasian Pemerintah menerbitkan Permenkes
meliputi sarana dan prasarana, setiap apotek No. 35 tahun 2014 tentang Standar
perlu menyediakan ruang konseling Pelayanan Kefarmasian di Apotek untuk
sekurang-kurangnya satu set meja dan kursi dijadikan sebagai pedoman praktik apoteker
konseling untuk memudahkan apoteker dalam menjalankan tugas profesi guna
untuk memberikan informasi kepada melindungi masyarakat dari Pelayanan, dan
pasien.[1] Evaluasi Mutu Pelayanan. [3] Beberapa
Pelayanan kefarmasian merupakan Penelitian mengenai standar pelayanan
wujud tanggung jawab langsung profesi kefarmasian sesuai Permenkes No. 35 tahun
apoteker dalam menjalankan pekerjaan 2014 telah dilakukan sebelumnya. Namun
kefarmasian dengan tujuan utama hasil penelitian di beberapa kota
meningkatkan kualitas hidup pasien. Dalam menunjukkan bahwa pelayanan kefarmasian
30 tahun terakhir, terjadi perkembangan yang dilakukan di apotek masih
paradigma profesi apoteker dari drug dikategorikan kurang memenuhi standar

202
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

yang telah ditentukan. Penelitian terhadap Pengelola Apotek (APA) atau Apoteker
19 APA di Jawa Tengah menyatakan bahwa Pendamping (APING) serta tenaga teknis
sekitar 50% pengunjung belum pernah kefarmasian.
bertemu apoteker pengelola apotek dan Teknik sampling yang digunakan
hanya 5,3% apoteker pengelola apotek yang dalam penelitian ini adalah total sampling
memberikan informasi [4]. Penelitian di yaitu penentuan sampel dengan mengambil
kabupaten Tegal menunjukkan dari 7 apotek seluruh anggota populasi sebagai responden.
[9]
yang diteliti 3 apotek termasuk kategori baik .
dan 4 apotek termasuk kategori kurang. [5]
Apotek Permata merupakan salah satu 3. Hasil dan Pembahasan
apotek yang berada di Kota Tegal, di apotek a. Penerapan Standar Pelayanan
Permata melakukan pelayanan kefarmasian Kefarmasian di Apotek Permata Kota
dengan kerjasama dokter praktek spesialis Tegal.
jantung. Terletak dijantung kota tegal 1) Pengelolaan Sumber Daya
menjadikan apotek Permata salah satu aptek Kegiatan pengelolaan sumber daya
yang banyak diminati oleh masyarakat baik di apotek terdiri dari 4 bagian, yaitu
itu pasien yang periksa ke dokter maupun sumber daya manusia, sarana dan
pasien yang sengaja untuk membeli obat. prasarana, sediaan farmasi dan
Dengan banyaknya apotek yang belum perbekalan kesehatan, serta administrasi
[2]
secara maksimal menerapkan standard .
kefarmasian khususnya pelayanan dari 2) Sumber Daya Manusia
apoteker setiap harinya, menjadikan peneliti Menurut peraturan perundang-
tertarik untuk meneliti manajemen standard undangan, apotek harus dikelola oleh
pelayanan dari apotek permata. Sehingga seorang apoteker. Apoteker merupakan
disini penulis ingin meneliti Gambaran satu-satunya subyek yang ditugaskan
Manajemen standar Pelayanan Kefarmasian untuk mengelola apotek sehingga
di Apotek Permata Kota Tegal. diberikan otoritas untuk kepentingan
tersebut [7]. Pengelolaan sumber daya
2. Metode Penelitian manusia di apotek dapat dilihat dari
Penelitian ini merupakan penelitian kehadiran apoteker di apotek dan
deskriptif kualitatif. Metode penelitian keikutsertaan dalam seminar dan
deskriptif merupakan suatu metode pelatihan. Grafik kehadiran apoteker di
penelitian yang dilakukan dengan tujuan apotek Permata kota tegal dapat dilihat
utama untuk membuat gambaran atau dalam gambar berikut:
deskripsi tentang suatu keadadan secara
objektif [6]. Penelitian deskriptif dipilih Kehadiran Apoteker
100.00
untuk menggambarkan bentuk relevan 120% %
mengenai praktik standar pelayanan 100%
kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker 80%
di apotek Permata Kota tegal. 60%
Persentase Jumlah

Penelitian tentang gambaran 40%


Apoteker

manajemen standar Pelayanan kefarmasian 20% 0.00%


di apotek Permata KotaTegal ini dilakukan 0%
selama 1 bulan yaitu bulan September 2017. Hadir selama Hadir setiap
apotek buka hari pada jam
Tempat penelitian di apotek Permata Kota tertentu
Tegal. Populasi yang digunakan yaitu
apoteker, tenaga teknis kefarmasian apotek
Gambar 1. Grafik Kehadiran Apoteker Di
Permata Kota Tegal tahun 2017. Apotek Permata Kota Tegal
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampel jenuh dimana Pelayanan kefarmasian akan tercipta
sampel sama dengan populasi. Responden maksimal bila apoteker berada di apotek.
dalam penelitian ini adalah Apoteker Peraturan Pemerintah Nomor 51

203
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

menyebutkan bahwa apotek merupakan kegiatan pengelolaan sediaan


tempat melakukan pekerjaan farmasi dan perbekalan kesehatan di
kefarmasian oleh apoteker, sehingga Apotek Permata Kota Tegal dapat
apoteker memang seharusnya selalu dilihat pada Tabel .2.berikut:
berada di apotek. Kehadiran Apoteker di Tabel 2. Gambaran Pengelolaan Sediaan
Apotek Permata hadir seratus persen Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
sesuai dengan jadwal kehadiran. di Apotek Permata Kota Tegal
Pengelolaan Sediaan
Farmasi Dan
3) Sarana dan Prasarana No
Perbekalan Ya Tidak
Sarana dan prasarana yang Kesehatan
memadai harus tersedia di apotek Melakukan 
sehingga akan menunjang apoteker 1. perencanaan
untuk melakukan pekerjaan pembelian
kefarmasian. Gambaran apotek Melakukan 
Permata berdasarkan sarana dan 2. pengadaan melalui
prasarana yang dimiliki dapat dilihat jalur resmi
pada Tabel 1 berikut:. Obat atau bahan obat
Tabel 1. Gambaran Sarana dan Prasarana disimpan dalam
Apotek Permata Kota Tegal wadah asli dari
3. 
Sarana dan pabrik, kecuali ada
No. pengecualian atau
Prasarana Ya Tidak
Di halaman terdapat  0 keadaan darurat
1. papan petunjuk Penyimpanan sediaan
apotek farmasi dan
Pelayanan produk 4. perbekalan kesehatan 
kefarmasian pada tempat yang
diberikan pada sesuai dan layak
tempat yang terpisah 5.
Penyimpanan obat 
2. sesuai FIFO
dari aktivitas
pelayanan dan 6.
Penyimpanan obat 
penjulan produk sesuai FEFO
lainnya Penyimpanan 
Terdapat ruang  7. narkotika sesuai
3. ketentuan
tunggu yang nyaman
Terdapat tempat  Penyimpanan 
4. untuk mendisplai 8. psikotropika sesuai
informasi obat ketentuan
Terdapat ruangan
5. tertutup untuk  5) Administrasi
pelayanan konseling Dalam menjalankan pelayanan
Terdapat ruang kefarmasian di apotek, apoteker perlu
penyimpanan, melaksanakan kegiatan administrasi.
6. peracikan, dan  Hal ini bertujuan untuk memudahkan
tempat penyerahan
penelusuran bila diperlukan baik dalam
obat
Terdapat tempat 
berbagai aspek seperti legalitas,
7. pelaporan, dan keuangan. Kegiatan
pencucian alat
administrasi yang dilakukan di apotek
4) Sediaan Farmasi dan Perbekalan Permata Kota Tegal disajikan dalam
Kesehatan Tabel 3 berikut:
Pengelolaan persediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan lainnya
meliputi perencanaan, pengadaan,
dan penyimpanan. Gambaran

204
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

Tabel 3. Gambaran Kegiatan Administrasi di 7) elayanan Resep


Apotek Permata Kota Tegal Pelayanan dan penyerahan obat
Kegiatan berdasarkan atas resep dokter
No.
Administrasi Ya Tdk dilakukan oleh apoteker [1]. Dalam
Melakukan pencatatan melakukan pelayanan resep, apoteker
1. 
dan pengarsipan resep
dapat dibantu oleh apoteker
Melakukan pencatatan
pendamping dan tenaga teknis
2. pemakaian narkotika 
dan psikotropika kefarmasian. Pelayanan resep terdiri
Melakukan pelaporan dari skrining resep, penyiapan obat, dan
3. narkotika dan  penyerahan obat.
psikotropika 8) Skrining resep
Melakukan pencatatan Skrining resep merupakan suatu
dan pelaporan proses pemeriksaan resep. Skrining
4. pemusnahan sediaan  resep dilakukan bertujuan untuk
farmasi, perbekalan menganalisa adanya masalah terkait
kesehatan, dan resep obat, dan apabila terdapat kesalahan
Melakukan pencatatan  atau kejanggalan dapat dikonsultasikan
pengobatan pasien
dengan dokter penulis resep, sehingga
(medication record)
yaitu meliputi : pasien pun terhindar dari resiko
a. Data dasar medication error. Apoteker harus
pasien melakukan skrining resep sesuai
b. Nama dan persyaratan administrasi, persyaratan
jumlah obat farmasetik, dan pertimbangan klinis.
5. yang diberikan 9) Pemeriksaan Administrasi
c. Keluhan atau Kegiatan skrining resep dalam hal
gejala penyakit administrasi dapat dilihat dalam tabel 4
d. Riwayat alergi berikut:
obat Tabel 4.Kegiatan Pemeriksaan Administratif
e. Penyakit dan Resep Di Apotek Permata Kota Tegal
obat yang Kegiatan
pernah diderita
Pemeriksaan AP TTK APT+ TD
sebelumnya No
Adminstratif T TTK
Pengarsipan hasil Resep
6. monitoring penggunaan
Nama, SIP, dan
obat 1. 
alamat dokter
Tanggal
Monitoring penggunaan obat juga harus 2. 
penulisan resep
dibenahi dan ditingkatkan sehingga Tanda
pelayanan kefarmasian menjadi optimal dan tangan/paraf
3. 
lebih profesional. Sarana dan prasarana dokter
yang terdapat di apotek sudah memenuhi penulisan resep
standar yang ada, sediaan farmasi dan Nama,
perbekalan kesehatan telah dikelola dengan alamat,jenis
sangat baik. 4. kelamin, umur, 
dan berat badan
pasien
6) Penerapan Aspek Pelayanan
Cara
Pelayanan kefarmasian merupakan 5. 
pemakaian
pelayanan yang berorientasi pada Informasi
pasien. Pelayanan kefarmasian yang 6. 
lainnya
dapat dilakukan di apotek diantaranya Keterangan
pelayanan resep, promosi dan edukasi, APT : Apoteker
serta pelayanan residensial (home TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
care). TD : Tidak Dilakukan

205
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

10) Pemeriksaan Kesesuaian Farmasetik Tabel 6. Kegiatan Pertimbangan Klinis Di


Kesesuaian farmasetik obat yang Apotek Permata Kota Tegal
terdapat dalam resep harus diketahui Kegiatan
dan diperiksa oleh apoteker dengan Pertimba APT TTK APT TD
No.
baik. Apoteker Pengelola Apotek ngan +TT
Klinis K
(APA) di apotek permata Kota Tegal
Adanya 
melakukan pemeriksaan kesesuaian 1.
alergi
farmasetik. Apoteker disini dibantu Efek 
juga oleh tenaga teknis kefarmasian 2.
samping
seperti pada tabel 5 berikut ini : Interaksi 
Tabel 5. Kegiatan Pemeriksaan Kesesuaian 3.
obat
Farmasetik di Apotek Permata Kota Medikasi 
Tegal 4.
rangkap
Kegiatan Kontrain 
No Pemeriksaan A T APT+ T 5.
dikasi
. Kesesuaian P T TTK D Keterangan
Farmasetik T K APT : Apoteker
1. Bentuk sediaan  TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
2. Dosis  TD : Tidak dilakukan
3. Potensi 
4. Stabilitas  12) Pemeriksaan Obat
5. Inkompatibiltas  Pemeriksaan obat di resep dengan
Cara pemberian 
6. ketersediaan obat di apotek hendaknya
atau aturan pakai
dilakukan ketika resep akan dilayani
7. Lama pemberian 
sehingga bila ternyata obat yang diminta
Keterangan :
tidak tersedia di apotek maka dapat
APT : Apoteker
diberitahukan sejak awal kepada pasien.
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
Kemudian pemeriksaan kualitas fisik
TD : Tidak dilakukan
dari sediaan dan kadaluarsa sediaan obat
tersebut penting untuk diperiksa lebih
11) Pertimbangan Klinis
awal, sehingga pasien terhindar dari
Skrining pertimbangan klinis
medication error.
merupakan penyesuaian obat dengan Tabel 7. Kegiatan Pemeriksaan Obat di Apotek
kondisi klinis pasien yang beraneka Permata Kota Tegal.
ragam. Pertimbangan klinis meliputi
apakah terjadi alergi, efek samping,
interaksi obat, atau apakah dosis, Kegiatan
A TT APT TD
durasi, dan jumlah obat sesuai dengan No Pemeriksaan
P K +TT
Obat
kebutuhan pasien atau tidak. Gambaran T K
apotek berdasarkan pertimbangan klinis 1.
Ketersediaan 
pada resep dapat dilihat pada tabel 6 obat
bawah ini : 2.
Kualitas fisik 
obat
3.
Kadaluarsa 
obat
Keterangan
APT : Apoteker
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
TD : Tidak dilakukan

13) Penyiapan Obat


Resep yang telah lolos skrining,
kemudian disiapkan sesuai dengan

206
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

permintaan yang tertera pada resep. Bila Tabel 9. Kegiatan Penyerahan Obat di Apotek
sediaan farmasi yang diminta Permata Kota Tegal
merupakan obat racikan, maka apoteker Kegiatan
No
atau asisten apoteker harus melakukan Penyerahan APT TT APT+ TD
.
peracikan sesuai dengan ketentuan yang Obat K TTK
ada. Setelah permintaan terpenuhi, 1.
Pemberian 
informasi
kemudian diberi etiket yang lengkap,
2. Konseling 
jelas, dan mudah terbaca. Obat
3.
Konseling 
dimasukkan dalam kemasan yang sesuai lanjutan
dengan rapi, dan sebelum diserahkan ke Monitoring
pasien dilakukan pemeriksaan akhir 4. penggunaan 
seperti pada tabel 8 berikut ini : obat
Tabel 8. Kegiatan Penyiapan Obat di Apotek Keterangan
Permata Kota Tegal. APT : Apoteker
Kegiatan TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
No A T APT T TD : Tidak dilakukan
Penyiapan
. P T +TT D
Obat
T K K 15) Promosi dan Edukasi
1. Peracikan obat  Seiring dengan mudahnya
2.
Pemberian  mengakses informasi seputar obat-
etiket obatan, masyarakat semakin selektif
3.
Pengemasan  dalam memilih pengobatan. Peran
obat apoteker dalam masyarakat sangat
Pemeriksaan  penting, yaitu memberikan edukasi yang
4.
akhir benar dan tepat apabila masyarakat
Keterangan ingin melakukan pengobatan sendiri
APT : Apoteker (swamedikasi) untuk penyakit ringan,
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian salah satunya yaitu dengan cara
TD : Tidak dilakukan memilihkan obat yang sesuai dengan
kondisi pasien. Dapat dilihat gambaran
14) Penyerahan Obat apotek Permata Kota Tegal berdasarkan
Apotek harus memberikan kegiatan promosi dan edukasi. Adapun
informasi mengenai obat sebelum tabel kegiatan promosi dan edukasi di
menyerahkan obat kepada pasien. apotek permata sperti pada tabel 10
Apoteker juga harus memberikan berikut:
konseling pada pasien. Bahkan untuk Tabel 10. Kegiatan Promosi dan Edukasi di
pasien yang mempunyai penyakit Apotek Permata Kota Tegal.
tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, N Kegiatan
TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya A T APT+ TD
o Promosi dan
harus diberikan konseling yang P T TTK
. Edukasi
berkelanjutan[2]. Sesuai dengan teori T K
edukasi yang menyatakan bahwa tujuan 1 Swamedikasi 
konseling adalah mendidik pasien .
sehingga pengetahuan pasien terhadap 2 Diseminasi 
obat akan meningkat dan hal ini . informasi
mendorong pada perubahan perilaku [8]. Keterangan
APT : Apoteker
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
TD : Tidak dilakukan

207
Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 p-ISSN:2089-5313
e-ISSN:2549-5062

16) Pelayanan Residensial (Home Care) Bagi Apotekernya. Bul. Penelit.


Salah satu peran apoteker adalah Kesehat, Vol. 39, No.3, 2011: 138 –
sebagai care giver, sehingga 144.
diharapkan apoteker dapat melakukan [5] Bertawati (2013), Profil Pelayanan
pelayanan kefarmasian yang bersifat Kefarmasian dan Kepuasan
kunjungan rumah, khususnya untuk Konsumen Apotik di Kecamatan
kelompok lansia dan pasien dengan Adiwerna Kota Tegal, Jurnal Ilmiah
pengobatan penyakit kronis lainnya. Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.
Dalam hal ini apoteker dan tenaga 2 No. 2 Hal 1-11
tekhnis kefarmasian belum secara [6] Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
maksimal melakukan kegiatan Penelitian Kesehatan Edisi 3, PT
pelayanan residensial. Rineka Cipta, Jakarta, 89-92.
[7] Bogadenta, A. 2012. Manajemen
4. Kesimpulan Pengelolaan Apotek, D-Medika:
Berdasarkan hasil penelitian, pelayanan Yogyakarta
kefarmasian diapotek telah dihasilkan [8] Rantucci, M.J., 2007, Pharmacist
simpulan yaitu Aspek pengelolaan sumber Talking with Patient : A Guide to
daya yang telah terlaksana di apotek Patient Counseling, Lippincott
permata Kota Tegal yaitu kegiatan Williams&Wilkins, Philadelphia : 11
pelayanan yang ada diapotek dilaksnakan – 24
oleh apoteker dan tenaga tekh nis [9] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
kefarmasian serta dibawah tanggung jawab Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
dari Apoteker Pengelola Apotek. Dalam Kualitatif, dan R&D), Alfabeta,
aspek penerapan pelayanan yang terdiri dari Bandung, 352-354.
pelayanan resep dimulai dari skrining
resep yang meliputi kegiatan pemeriksaan
administrasi, klinis, farmasetik, dan
pemeriksaan obat dilakukan oleh apoteker
dan juga tenaga tekhnis kefarmasian.

5. Daftar Pustaka
[1] Depkes RI. 2009. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
[2] Depkes RI. 2006. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
[3] Depkes RI. 2014. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
[4] Sudibyo,S.2011. Pelaksanaan
Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek Dan Kebutuhan Pelatihan

208

Anda mungkin juga menyukai