Anda di halaman 1dari 3

Keselamatan Menurut Kristen dan Islam

Membaca judulnya, saya pikir mungkin banyak dari teman-teman yang langsung ingin menutup artikel ini. Judulnya

mungkin terdengar provokatif, sombong, dan nonsense. Tapi tunggu dulu! Mari kita sama-sama berpikir mengenai

hal ini. Sumber: Keselamatan Menurut Kristen dan Islam Orang Kristen mengimani kalau keselamatan hanya didapat

dengan mempercayai Yesus Kristus. Di lain pihak ada juga orang-orang yang tidak percaya akan pribadi Yesus

sumber keselamatan. Mereka berkata bahwa Yesus bukan siapa-siapa, Dia hanya seorang nabi, seorang manusia

biasa. Tidak mungkin bisa memberikan keselamatan. Jadi siapakah Yesus itu, apakah betul Dia adalah sumber

keselamatan itu? Atau orang Kristen itu bodoh sehingga mempercayai-Nya? Mengapa pertentangan ini terjadi? Inilah

yang saya ulas di dalam artikel ini. Pertentangan akan pribadi Yesus ini disebabkan karena perbedaan pandangan

mengenai ARTI KESELAMATAN. Keselamatan Menurut Islam Menurut Islam keselamatan adalah keselamatan dari

api neraka dan bisa masuk surga (BACA: http://amanhasibuan.blogspot.jp/2009/03/jaminan-keselamatan-di-dalam-

islam.html). Nah, kalau pengertian keselamatan seperti itu sudah jelaslah keselamatan jadi "abu-abu", tidak jelas.

Tidak ada seorang Ustadz, ahli agama yang bisa menjamin dirinya selamat dari neraka lalu bisa masuk surga.

Bahkan Muhammad sendiri tidak tahu apakah dia bisa selamat, beliau memberi jawaban yang terus terang: “Maadrii

maa yufalubir wa labikum.” “Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku dan dirimu.” (Qs 46:9). Oleh karenanya

setiap orang Islam harus mendoakan beliau dengan doa yang dikenal sebagai doa shalawat nabi, makin banyak

diucapkan, makin berpahala dan makin banyak berkat yang Allah akan tunaikan kepadanya. “Allahuma shalli ‘ala

sayidinaa Muhammad, wa ala sayidinaa Muhammad.” Yang artinya: “Ya Allah selamatkanlah junjungan kami

Muhammad dan keluarga junjungan kami Muhammad.” (BACA:

http://muslimharustahu.wordpress.com/2010/01/02/keselamatan-dalam-islam) Al-Quran pun memberikan buktinya.

Tidak ada satu ayatpun yang memberi jaminan keselamatan. (BACA:

http://www.isadanislam.com/keselamatan/keselamatan-dalam-islam-dan-kristen) Akibatnya, bila umat Muslim ditanya

tentang keselamatan mereka, umumnya akan menjawab dengan kata “mudah-mudahan”. Hal ini diperjelas lagi

dengan doa yang selalu mereka panjatkan, “Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6). Islam pun mengajarkan

bahwa keselamatan bisa diharapkan melalui beramal sebanyak-banyaknya, walaupun harus mengalami masuk

neraka dahulu baru nanti dipindahkan ke sorga. Namun itupun hanya harapan, insya Allah atau mudah-mudahan,

tetapi masuk nerakanya sudah pasti. Oleh karena itulah Muhammad menasehati Fatimah anak kesayangannya:

“Fatimah beramallah sebanyak-banyaknya, sebab aku tidak dapat menyelamatkan kamu.” (HSM hal.116). (BACA:

http://muslimharustahu.wordpress.com/2010/01/02/keselamatan-dalam-islam) Islam mengatakan bahwa

keselamatan adalah keselamatan dari api neraka dan bisa masuk surga. Tidak ada seorang manusia pun yang bisa
menjamin hal ini. Makanya keselamatan dalam Islam itu jadi tidak jelas. Keselamatan yang tidak jelas itu sama saja

dengan kematian, bukan? Dengan kata lain, TIDAK ADA KESELAMATAN DALAM ISLAM. Keselamatan Menurut

Kristen Kita sudah membahas keselamatan menurut Islam, kini supaya adil, mari kita membahas juga keselamatan

menurut Kristen. Keselamatan menurut Kristen adalah berdamai dengan Tuhan Allah sang Pencipta. Berdamai sama

seperti ketika Tuhan Allah berjalan bersama dengan Adam di Taman Eden. Persekutuan yang baik dan damai antara

Allah Sang Pencipta dan manusia ciptaan-Nya (Seperti yang ditulis Kevin Alan Lewis seorang professor Teologi dan

Hukum di Universitas Biola dalam (BACA: http://magazine.biola.edu/article/12-winter/why-is-jesus-christ-the-only-

way-of-salvation). Akibat dosa hubungan Allah dengan manusia menjadi rusak, hancur lebur, tidak ada lagi damai.

Lantas, bagaimana caranya agar hubungan itu bisa diperbaiki kembali? Bagaimana caranya agar bisa damai kembali

dengan Allah? Dahulu saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya dan abang sering sekali bermain bola di

depan rumah. Pernah satu kali, saya menendang bola terlalu keras dan memecahkan kaca depan rumah. Prankk!

Kaca depan rumah pecah dan berserakan. Mama yang mendengar suara pecahan kaca langsung datang dan

melihatnya. "Wah, pasti mama marah besar sama saya," pikir saya dalam hati. Saya dan abang langsung menyudahi

bermain bola. Hati saya tidak tenang, tidak damai. Hubungan saya dan mama jadi tidak baik, tidak damai.

Bagaimana cara saya memperbaiki hubungan itu? Pertama, saya harus minta maaf sama mama. Yang kedua,

mama juga harus memaafkan saya. Apakah sudah cukup? TIDAK! Kaca depan rumah masih pecah dan banyak

debu masuk ke dalam rumah. Masih ada yang harus saya lakukan: Saya harus mengganti dan memperbaiki kaca

depan rumah. Tapi karena masih SD, saya tidak punya uang. Apa boleh buat, akhirnya mama lah yang mengganti

kaca itu dengan yang baru. Setali tiga uang. Bagaimana cara kita memperbaiki hubungan yang rusak dengan Tuhan

Allah. Pertama, kita harus minta maaf sama Tuhan. Kedua, Tuhan mengampuni segala dosa kita. Dan yang ketiga,

kita harus mengganti semua kerusakan akibat dosa selama ini. Tapi di sinilah masalahnya: Kita tidak dapat

mengganti semua kerusakannya. Kerusakan itu terlalu besar, bahkan meskipun kita mati sekalipun kita belum dapat

menggantinya. Lalu hubungan itu tidak bisa kembali damai? Lalu keselamatan itu tidak ada? Disinilah Tuhan Allah

bekerja. Sama seperti mama yang mengganti kaca pecah itu, Allah juga yang mengganti semua kerusakan akibat

dosa kita. Bagaimana caranya? Caranya adalah lewat Pribadi Yesus. Yesus yang adalah Tuhan Allah sendiri, lahir di

dalam dunia, menjadi sama dengan manusia, hidup tanpa dosa, untuk bisa menanggung semua kerusakan akibat

dosa kita. Yesus yang tidak berdosa, menanggung semua dosa kita, menanggung semua kerusakan dosa di atas

kayu salib. Dengan kematian Yesus, Allah menyelesaikan semua syarat itu. Syarat agar manusia bisa berdamai

kembali dengan Allah. Allah menyelesaikan semua syarat agar manusia bisa diselamatkan. Kristen mengatakan

bahwa keselamatan adalah berdamainya Allah dengan manusia. Allah beserta manusia, dan manusia pun dekat

dengan Allah. Dan keselamatan ini sudah dijamin 100%, karena syarat keselamatan ini sudah diselesaikan semua
oleh Tuhan Allah sendiri. KESELAMATAN DALAM KRISTEN ITU PASTI. ****** Walaupun Muhammad sendiri tidak

tahu akan masuk ke neraka atau ke surga tetapi Beliau berani menjamin seseorang dapat masuk ke surga. Beliau

mengatakan bahwa bahwa yang membuat selamat dunia akhirat adalah ibadah dan amal sholeh yang didasari iman

terhadap Allah SWT (BACA: http://agama.kompasiana.com/2011/01/08/keselamatan-dalam-islam-331685.html).

Bagaimana bisa orang seperti itu dipercayai? Ini suatu kefatalan ajaran Islam yang terlalu serius! (Kata

http://muslimharustahu.wordpress.com/2010/01/02/keselamatan-dalam-islam) Tapi, Yesus Kristus menawarkan jalan

keluarnya! Dia berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,

kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6) Yesus tidak menyatakan diri sebagai penunjuk jalan, melainkan sebagai

jalan itu sendiri. Yesus juga tidak memberi pengarahan atau petunjuk arah, lakukan ini, lakukan itu supaya "bisa"

selamat. Tapi Yesus memberi diri-Nya sendiri sebagai jalan untuk dilalui. Perhatikan kata ”melalui”. Hanya ada satu

jalan, hanya satu, hanya melalui Yesus saja kita bisa berjalan lurus dan benar sampai ke tujuan. Tujuan atau ujung

jalan itu jelas, yaitu ”datang kepada Bapa”. “Akulah jalan…,” kata Yesus. Pernyataan itu gamblang, sehingga tidak

perlu ada keterangan tambahan pada kata-katanya. Bukan jalan memutar, bukan jalan bengkok, jalan pintas, atau

apapun. Pokoknya, Yesus adalah jalan dalam arti yang sesungguhnya, yaitu sebagai jalan yang bisa dilalui dari sini

ke sana. Dari kita, manusia kepada Bapa. Yesuslah jalan itu. Yesuslah adalah jalan menuju kepada Allah Bapa.

Adalah bodoh kalau kita terus-menerus berdoa minta jalan yang lurus, namun ketika jalan itu ditunjukkan, kita malah

menolak jalan itu. Adalah bodoh kalau kita terus memohon kepada Allah menunjukkan jalan, namun ketika jalan itu

ditunjukkan, kita menutup mata dan tidak mau mengikut-Nya. Apakah teman-teman mau membuka mata, menapak

dan mengikuti jalan itu yaitu Yesus? Atau pura-pura tuli, menolak, dan tetap tinggal? Sumber

:http://www.danielnugroho.com/2013/02/keselamatan-menurut-kristen-dan-islam.html Sumber

Bacaan:http://amanhasibuan.blogspot.jp/2009/03/jaminan-keselamatan-di-dalam-

islam.htmlhttp://muslimharustahu.wordpress.com/2010/01/02/keselamatan-dalam-

islamhttp://www.isadanislam.com/keselamatan/keselamatan-dalam-islam-dan-

kristenhttp://agama.kompasiana.com/2011/01/08/keselamatan-dalam-islam-

331685.htmlhttp://magazine.biola.edu/article/12-winter/why-is-jesus-christ-the-only-way-of-salvation

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ourstoryingod/keselamatan-menurut-kristen-dan-

islam_5529efcdf17e614e3ed623b0

Anda mungkin juga menyukai