Anda di halaman 1dari 2

Baik, untuk penjelasan berikutnya akan saya lanjutkan.

Nah, jadi PPh 22 itu pada dasarnya adalah pajak penghasilan yang dikenakan kepada badan usaha, baik
milik pemerintah ataupun swasta, atas kegiatan perdagangan ekspor, impor, dan juga re-impor.

Kemudian, dalam melakukan impor, PPh 22 ini memiliki 2 tarif yang kondisinya tergantung dengan
Angka Pengenal Impor (atau biasanya disingkat API). Yang pertama yaitu apabila menggunakan API
maka tarifnya adalah 2,5%, dan apabila tidak menggunakan API maka tarifnya adalah 7,5%.

Sehingga, dalam rangka Tax Planning, apabila suatu perusahaan ingin melakukan impor, sebaiknya
menggunakan Angka Pengenal Impor guna menghemat PPh Pasal 22.

Nah, semisal contohnya yaitu:

Pada tahun 2020, CV Tekstil Masa Kini mengimpor Kapas seberat 10 kilogram dari Brazil dengan total
harga (cost) Rp1.000.000. Adapun biaya angkut (freight) sebesar 10% dari cost dan juga biaya asuransi
(insurance) sebesar 5% dari cost. Ada juga pengenaan Tarif bea masuk yaitu sebesar 17,5%.

Nah, sebelum kita bisa cari PPh 22 nya, kita harus terlebih dahulu cari Nilai Impor nya.

Pertama-tama, kita hitung dulu Cost + Insurance + Freight (atau biasa disingkat CIF).

Seperti yang sudah diketahui dari soal, total Cost dari peng-imporan adalah sebesar 1 juta.

Kemudian ada juga diketahui Freight, yaitu sebesar 10% dari Cost, jadi kita kalikan 1 juta dengan 10%,
dan dapat Freight sebesar 100 ribu.

Selanjutnya kita ada Insurance, yaitu sebesar 5% dari Cost, jadi sama juga kita tinggal kalikan 1 juga
dengan 5%, dan dapat Insurance sebesar 50 ribu.

Setelah kita dapat tiga-tiganya, kita tinggal totalkan semuanya, dan hasilnya adalah CIF, yaitu sebesar
1.150.000

Berikutnya, kita harus menghitung Bea Masuknya, yaitu sebesar 17,5% dari CIF, jadiya kita kalikan
1.150.000 dengan 17,5%, dan dapat lah hasilnya sebesar 201.250.

Terakhir, kita jumlahkan hasilnya yang tadi dengan CIF, dan dapat lah Nilai Impor, yaitu sebesar
1.351.000

Nah, setelah ini, barulah kita bisa mencari PPh 22 nya. Perhitungan pertama yaitu seandainya kita tidak
menggunakan API, maka Nilai Impor akan dikenakan tarif sebesar 7,5%, sehingga hasil PPh 22 terutang
nya adalah sebesar 101.343

Perhitungan kedua yaitu seandainya kita menggunakan API, maka Nilai Impor akan dikenakan tarif
sebesar 2,5%, sehingga hasil PPh 22 terutang nya adalah sebesar 33.781.
Jadi, ketika dibandingkan PPh Pasal 22 terutang dari kedua hasil perhitungan, bisa dilihat bahwa kita
dapat menghemat PPh Pasal 22 sebesar 67.562, yaitu selisih dari hasil perhitungan tanpa API dengan
perhitungan menggunakan API.

Baik, mungkin cukup sekian penjelasan dari saya, berikutnya akan dilanjutkan oleh rekan saya.

Anda mungkin juga menyukai