Referat Radiologi Ileus 5668407a5fc98
Referat Radiologi Ileus 5668407a5fc98
ILEUS
Disusun Oleh:
Herdanti Dwi Putri, S.Ked
110.2010.121
Pembimbing:
dr. Kesuma Mulya Sp.Rad
dr. Lilis Untari Sp.Rad
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis
dapat menyelesaikan referat penyakit dalam ini dengan judul “ILEUS” Penulisan referat ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik bagian
Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon. Penulis sangat sadar bahwa
tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan referat
ini.
Tak lupa penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan referat ini karena
terbatasnya pengetahuan yang dimiliki. Masukan kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis
hargai guna kesempurnan referat ini. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Ileus ditimbulkan oleh hipomotilitas dari traktus gastrointestinal karena tidak adanya
gerakan mekanis usus ataupun akibat adanya obstruksi, walaupun patogenesis ileus masih belum
diketahui secara pasti, multifaktorial dan kompleks, gambaran klinis berupa gerak tidak
sempurna isi usus sementara. Interaksi kompleks antara sistem saraf otonom dan sistem saraf
pusat begitu juga substansi lokal dapat mempengaruhi ekuilibrium yang berujung disorganisasi
aktifitas elektris dan paralisis dari segmen usus. Kurangnya gerak usus ini mengakibatkan
akumulasi gas dan cairan.3
Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik . Pada obstruksi usus harus
dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata. Obstruksi usus yang disebabkan
oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan
obstruksi oleh tumor atau askariasis adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan
strangulasi. 1
Penyebab tersering obstruksi usus di Indonesia, adalah hernia, baik sebagai penyebab
obstruksi sederhana (51%) maupun obstruksi usus strangulasi (63%). Adhesi pasca operasi
timbul setelah terjadi cedera pada permukaan jaringan, sebagai akibat insisi, kauterisasi, jahitan
atau mekanisme trauma lainnya. Dari laporan terakhir pasien yang telah menjalani sedikitnya
sekali operasi intraabdomen, akan berkembang adhesi satu hingga lebih dari sepuluh kali.
Obstruksi usus merupakan salah satu konsekuensi klinik yang penting. Di negara maju, adhesi
intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya obstruksi usus. Pada pasien digestif
yang memerlukan tindakan reoperasi, 30-41% disebabkanobstruksi usus akibat adhesi. Untuk
obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat hingga 65-75%.1
Dalam bidang radiologi baik ileus obstruktif maupun ileus paralitik keduanya mempunyai
perbedaan yang cukup berarti namun masih sulit untuk dibedakan. Karena itu penting juga
untuk diketahui keadaan klinis pasien dan riwayat operasi untuk membedakan keduanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kolon transversum, waktu mencapai daerah limpa, membengkok ke bawah, membentuk fleksura
kolisinistra (fleksura lienalis) untuk kemudian menjadi kolon descendens. Kolon sigmoid mulai
pada pintu atas panggul. Kolon sigmoid merupakan lanjutan kolon descendens. Ia tergantung
kebawah dalam rongga pelvis dalam bentuk lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum
di depan sakrum. Rektum menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas dilanjutkan
oleh kolon sigmoid dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan pelvis dengan menembus
dasar pelvis. Disisni rektum melanjutkan diri sebagai anus dalan perineum.
2.2 ILEUS
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada 2 macam yaitu ileus
obstruktif dan ileus paralitik 1
A . Definisi
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran
cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik
yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau
kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus
tersebut.1
B. Klasifikasi1
1. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum
terminal).
2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal
sampai rectum).
C. Etiologi
B. Etiologi7
Ileus paralitik dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Obat-obatan: e.g. opioid
Metabolik: e.g. ggn elektrolit (hiponatremia)
Sepsis: terutama disebabkan oleh bakteri gram-negatif
Trauma Abdomen
Bedah Abdomen
Infark miokard / gagal jantung kongestif
Trauma kepala / bedah otak
Inflamasi intraabdomen / peritonitis
hematoma retroperitoneal
Penyebab ileus masih dianggap kompleks dan multifaktorial dimana melibatkan
inflamasi, inhibisi rekleks neural dan peptida dari neurohormon.
RADIOLOGI ILEUS
Untuk radiologi ileus perlu diperhatikan beberapa hal :
1. Posisi terlentang (supine). Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus di proksimal
daerah obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran seperti duri ikan (Herring Bone
Appearance). Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi memberikan gambaran
tersebut karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk
gambaran vertebra (dari ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai kostanya
2. Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis didapatkan adanya air fluid level
jika gambaran air fluid level tampak pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga
disebut juga step ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus
yang mengalami distensi.
3. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus. Dari air fluid
level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus
letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran
yang diperoleh adalah adanya udara bebas infra diafragma dan air fluid level.
Penampakan radiologi dari obstruksi letak rendah dapat dibedakan dari obstruksi letak
tinggi namun obstrusi letak rendah seringkali disertai dilatasi usus halus karena letaknya
yang lebih proksimal dibanding usus besar. Pada usus besar akan terlihat distensi kolon
yang letaknya proksimal dari letak obstruksi, dikatakan dilatasi sekum jika ukuran
melebihi 9 cm dan untuk usus besar dikatakan dilatasi abnormal jika ukuran melebihi 6
cm selain itu beberapa ciri berikut dapat menandakan adanya obstruksi kolon3,4,8:
o gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen dengan
haustral markings .
o terkadang dapat terlihat massa / penyebab obstruksi
o Sedikit atau bahkan tidak ada gas pada usus kecil jika katup ileosekal masih kompeten
o kolaps usus di bagian distal sumbatan / tidak terdapat udarapada bagian distal sumbatan
o air fluid level yang panjang-panjang di kolon.
Ileus Paralitik
Pada ileus paralitik terdapat dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum.
Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone
appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran
vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus besar yang
juga distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek
yang berbentuk seperti tangga atau disebut juga step ladder appearance di usus halus dan air
fluid level yang panjang-panjang di kolon.
Pada pasien dengan ileus generalisata perlu diperhatikan juga keadaan klinis pasien,
apakah pasien baru saja menjalani operasi? Apakah bising usus menghilang? Karena pasien
dengan ileus generalisata seringkali tidak sampai datang ke IGD.3
2. Barium Enema
Barium enema adalah sebuah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan
kontras positif. Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi
alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih,
berat dan tidak mudah larut dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam
perbandingan tertentu sehingga menjadi suspensi. Suspensi tersebut diminum oleh pasien
pada pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus atau dimasukkan lewat kliasma
pada pemeriksaan kolon (lazim disebut enema).
Sinar rontgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga menimbulkan
bayangan dalam foto rontgen. Setelah pasien meminum suspensi barium dan air, dengan
fluroskopi diikuti kontrasnya sampai masuk ke dalam lambung, kemudian dibuat foto –
foto dalam posisi yang di perlukan. Pemeriksaan radiologi dengan Barium Enema
mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus. Pengujian
Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi letak rendah yang tidak
dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen.5
3. CT-Scan Abdomen
CT ( Computed Tomograhy) merupakan metode body imaging dimana sinar X
yang sangat tipis mengitari pasien. Detektor kecil akan mengatur jumlah sinar x yang
diteruskan kepada pasien untuk menyinari targetnya. Komputer akan segera menganalisa
data dan mengumpulkan dalam bentuk potongan cross sectional. Foto ini juga dapat
disimpan, diperbesar maupun di cetak dalam bentuk film. Pemeriksaan ini dikerjakan jika
secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya strangulasi. CT–Scan akan
mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-kelainan dinding usus,
mesenterikus, dan peritoneum. CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat
kontras kedalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan
lokasi dari obstruksi.5
BAB III
PENUTUP
Ileus ditimbulkan oleh hipomotilitas dari traktus gastrointestinal karena tidak adanya
gerakan mekanis usus ataupun akibat adanya obstruksi, walaupun patogenesis ileus masih belum
diketahui secara pasti, multifaktorial dan kompleks, gambaran klinis berupa gerak tidak
sempurna isi usus sementara. Ileus merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara
mendadak yang memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan abdomen
harus dilakukan secara segera. Pada kasus abdomen akut diperlukan pemeriksaan 3 posisi, yaitu :
o Posisi terlentang (supine)
o Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect)
o Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus )
Dalam bidang radiologi baik ileus obstruktif maupun ileus paralitik keduanya mempunyai
perbedaan yang cukup berarti namun masih sulit untuk dibedakan. Karena itu penting juga
untuk diketahui keadaan klinis pasien dan riwayat operasi untuk membedakan keduanya. Dimana
ileus paralitik dan obstruksi letak tinggi sering terjadi paskaoperasi sementara penyebab tersering
obstruksi letak rendah adalah adanya karsinoma kolon.
DAFTAR PUSTAKA