Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASPEK LEGAL DALAM DOKUMEN

Dosen Pengampu MK :
NILUH NITA SILFIA,SST,M.Keb

Disusun oleh :

Kelompok 4
Maya Firantika (PO7124120019)
Medika Cahyani (PO7124120020)
Mutiara (PO7124120021)
Nadila Adnan (PO7124120022)
Nadila Mokodompit (PO7124120023)
Natasya Djampa (PO7124120024)
Nevi Amriani (PO7124120025)
Yurike Djihanga (PO7124120046)

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEBIDANAN

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah
ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah, yaitu “Aspek Legal
Dokumentasi Kebidanan”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dan menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Palu, 08 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 1
C. Tujuan………………………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Aspek Legal Dalam Dokumentasi……………………………………………………... 2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………. 3
B. Saran ………………………………………………………………………………….. 3

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dokumentasi kebidanan tidak hanya merupakan dokumen sah, tetapi juga merupakan
instrument untuk melindungi para pasien dan bidan. Atas dasar itu, dalam memberikan pelayanan
kebidanan, bidan diharapkan mampu bekerja sesuai dengan standar profesi yang telah ada.
Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Hal ini karena kebidanan yang diberikan kepada kline membutuhkan pencatatan dan laporan yang
dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dari berbagai permasalahan yang
mungkin dialami oleh kline berkaitan dengan pelayanan yang diberikan.
Dokumentasi kebidanan juga digunakan sebagai informasi tentang status kesehatan kline
pada semua kegiatan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Manfaat dokumentasi
kebidanan dapat dilihat dari aspek-aspek, seperti aspek administrasi, aspek hukum, aspek
pendidikan, aspek penelitian, aspek ekonomi dam aspek manajeman.
B. Rumusan Masalah
1. Aspek legal dalam dokumentasi
C. Tujuan
1. Diketahui aspek legal berdasarkan latar belakang didapatkan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Apek Legal Dalam Dokumentasi


Aspek legal dalam dokumentasi adalah pembuatan catatan harus berdasarkan standar
asuhan kebidanan yang ditetapkan oleh hukum sebagai bentuk perlindungan diri yang sah dari
gugatan hukum. Menurut Fauzia, Afroh, dan Surdati, rekam medis yang mudah dibaca dan akurat
merupakan dokumentasi pelayanan kesehatan yang sangat menentukan yang mengkomunikasikan
informasi penting tentang pasien keberbagai professional. Dalam kasus hukum,rekam medis
dapat menjadi landasan berbagai kasur gugatan atau sebagai alat pembela diri
bidan,perawat,dokter,atau fasilitas kesehatan.
Berdasarkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019
Pasal 46, Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan
yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana, pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang, pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Yang di maksud dengan
pelayanan kesehatan ibu adalah pelayanan yang di berikan dalam tujuh tahap perkembangan ibu,
yaitu pada masa pranikah,prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui,
masa antar periode interval.
Pelayanan kebidanan kepada anak diberikan dalam tiga tahap perkembangan anak yaitu
pada masa bayi lahir, masa bayi, masa anak balita, dan masa prasekolah. Berdasarkan UNDANG-
UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 PASAL 61 TAHUN 2019. Bidan dalam
melaksanakan praktik kebidanan berkewajiban:
a. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan
mematuhi kode etik, stndar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur
oprasiaonal.
b. Memberikan informasi benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan kebidanan kepada
klien dan/ atau keluarganya sesuai kewenanganannya.
c. Memperoleh persetujuan dari klien atau keluarganya atas tindakan yang diberikan.
d. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kedokter atau kefasilitas pelayanan kesehatan
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar.
f. Menjaga kerahasiaan kesehatan klien
g. Menghormati hak klien
h. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai dengan kompetensi
bidan
i. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
j. Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
k. Mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan dan/atau pelatihan.
l. Melakukan pertolongan gawat darurat.

Dokumentasi ini diperlukan karena dapat digunakan sebagai bahan untuk


mempertanggung jawabkan tindakan yang telah dilakukan. Bdian sebagai tenaga
kesehatan dan pelaksana asuhan kebidanan wajib mencatat dan melaporkan kegiatannya
yang dokumentasinya harus tersimpan dengan baik.
Dokumentasi kebidanan yang dibuat harus dapat dipertahankan secara hukum.
Dokumentasi harus dibuat sesuai dengan standar profesi yang telah ditetapkan, sebagi
salah satu perlindungan diri yang sah bagi petugas kesehatan dari gugatan hukum. Agar
bidan mampu melakukan pendokumentasian yang bias menjadi perlindungan diri
terhadap tuntutan hukum, terlebih dahulu bidan harus memahami beberapa definisi dasar
tentang aspek legal dan etik dalam asuhan kebidanan. Hal ini terjadi karena didalam
dokumentasi tersebut terdapat informasi hal-hal yang dilakukan oleh bidan secara akurat,
lengkap dan detail.
Menurut potter dan perry memberikan panduan legal sebagai petunjuk cara
mendokumentasikan dengan benar. Panduan legal menurut potter dan perry tersebut,
antara lain:
1. Jangan menghapus, menggunakan tipex atau mencoret tulisan yang salah ketika
mencatat, karena akan tampak seakan-akan bidan mencoba menyembunyikan
informasi dan merusak catatan. Cara yang benar adalah dengan membuat suatu garis
pada tulisan yang salah, tulis kata” salah” lalu diparaf, kemudian tulis catatan yang
benar.
2. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang
lain, karena pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai bukti perilaku tidak
professional atau asuhan kebidanan yang tidak bermutu.tulislah hanya uraian objektif
tentang perilaku klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang lain.
3. Mengoreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis dapat
diikuti dengan kesalahan tindakan.
4. Mencatat data hanya yang berupa fakta, catatan harus akurat dan dapat dipercaya.
Pastikan apa yang ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan
saja.
5. Jangan membiarkan bagian kosong pada catatan bidan, karena orang lain dapat
menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian kosong dan paraf dibawahnya.
6. Semua catatan harus dapat dibaca dan ditulis dengan tinta, karena tulisan yang tidak
terbaca dapat disalahtafsirkan.
7. Jika mempertanyakan suatu instruksi, catat bahwa Anda sedang mengklarifikasi, jika
bidan melakukan tindakan yang diketahui tidak benar, dapat dituntut karena bertindak
sebagai dokter. Jangan menulis “dokter membuat kesalahan” tetapi tulis bahwa “Dr.
Doel sedang dihubungi untuk mengklarifikasi instruksi”
8. Menulis untuk diri bidan sendiri karena bidan bertanggungjawab atas informasi yang
ditulisnya, jadi jangan menulis untuk orang lain.
9. Menghindari penggunaan tulisan yang bersifat umum seperti “keadaan tidak berubah”
karena informasi yang spesifik tentang kondisi klien atau kasus bisa secara tidak
sengaja terhapus jika informasi bersifat terlalu umum. Oleh karena itu tulis lengkap,
singkat dan padat.
10. Dokumentasi dimulai dengan waktu dan akhiri dengan tanda tangan serta titel anda.
Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan tanda tangan menunjukkan orang
yang bertanggung gugat atas dokumentasi tersebut. Jangan ditunggu sampai akhir
giliran dinas untuk mencatat perubahan penting yang terjadi beberapa jam yang lalu.
(Hasil Penilitian Ranidwiliyanda12_tahun 2019)
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Aspek legal dalam dokumentasi adalah pembuatan catatan harus berdasarkan standar asuhan
kebidanan yang ditetapkan oleh hukum sebagai bentuk perlindungan diri yang sah dari gugatan
hukum. Menurut Fauzia, Afroh, dan Surdati, rekam medis yang mudah dibaca dan akurat merupakan
dokumentasi pelayanan kesehatan yang sangat menentukan yang mengkomunikasikan informasi
penting tentang pasien keberbagai professional. Dalam kasus hukum,rekam medis dapat menjadi
landasan berbagai kasur gugatan atau sebagai alat pembela diri bidan,perawat,dokter,atau fasilitas
kesehatan. Potter dan Perry memberikan panduan legal sebagai petunjuk cara
mendokumentasikan dengan benar.

1.2 Saran
Berdasarkan makalah ini kami menilai bahwa dokumentasi kebidanan itu banyak
memiliki manfaat dan fungsi, bagi para pembaca hendaknya dapat memahami isi dari
makalah ini dan dapat digunakan dengan baik khususnya untuk mahasiswa Kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

https://ranidwiliyanda12.blogspot.com/2019/04/dokumentasi-kebidanan_26.html

http://ebook.poltekkestasikmalaya.ac.id/2020/09/01/dafis-dokumentasi-kebidanan/

Anda mungkin juga menyukai