Anda di halaman 1dari 13

Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Tes MMPI Menurut

 Ahli

Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Tes MMPI Menurut Ahli - MMPI adalah salah satu

tes pertama yang mengembangkan skala-skala untuk mendeteksi apakah responden menjawab

dengan cara yang akan membuat hasilnya secara keseluruhan tidak valid. Meta analisa terhadap

studi-studi tentang skala validitasnya secara umum menunjukkan bahwa mereka mampu

mendeteksi kepura-puraan secara efektif. Strategi yang paling efektif adalah kemampuan skala F

untuk mendeteksi overreporting patologi. Skala K, meskipun masih berguna, sedikit kurang efektif

dalam mendeteksi underreporting (R. Baer, Wetter, & Berry, 1992; Putzke, Williams, Daniel, &

Boll, 1999).

1. Skala ? (Cannot Say/Cs)

Skala ? (Cs) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekadar mempresentasikan jumlah

item yang dibiarkan tak terjawab pada lembar profil. Kegunaan mencatat total jumlah pertanyaan

yang tak terjawab adalah memberikan salah satu di antara beberapa indeks validitas.

2. Skala F (Infrequency)

Skala F (infrequency) mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang

menyimpang. Item-item skala F MMPI dan MMPI-2 di seleksi berdasarkan dukungan

(endorsement) oleh kurang dari 10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistik, mereka

merefleksikan cara berpikir yang non-konvensional.

3. Skala Fb (F back) (MMPI-2); F1 dan F2 (MMPI-A)

Keempat puluh item Fb MMPI-2


MMPI-2 dirancang untuk mengidentifikasi cara merespons “fake-
“fake -bad”

(pura-pura sakit) untuk 197 item terakhirnya. Hal ini mungkin penting karena skala F tradisional

didapatkan dari beberapa item yang diperoleh dari apa yang sekarang merupakan 370 pertanyaan

pertama pada MMPI-2. Tanpa skala Fb, tidak akan ada pengecekan pada validitas beberapa item

selanjutnya.

4. Skala Fp (Infrequency-Psychopathology)

Oleh karena skala F biasanya terelevasi pada pasien-pasien psikiatrik, seringkali sulit untuk
membedakan antara para penyandang psikopatologi sejati dengan mereka yang memiliki sedikit

patologi, tetapi berpura-pura sakit. Hal ini terutama terjadi jika psikopatologinya cukup berat.

5. Fake Bad Scale (FBS)

Fake Bad Scale (FBS) dikembangkan dengan harapan bahwa skala ini akan dapat mendeteksi

pihak yang mengajukan tuntutan cedera pribadi yang membesar-besarkan masalahnya (Less-

Haley, English, & Glenn, 1991).

6. Skala L (Lie Scale)

Skala Lie (kebohongan) terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana seorang klien

berusaha mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi, mereka yang

mendapat skor tinggi mendeskripsikan dirinya secara terlalu besar perfeksionistik dan idealis. Skor

tinggi pada skala L (T = 65) sedangkan skor rendah pada skala L (T = 35-45).

7. Skala K (Correction)

Skala K dirancang untuk mendeteksi klien-klien yang terlalu positif dalam mendeskripsikan dirinya.

Jadi, skala ini mempunyai kesamaan dengan skala L. Akan tetapi, skala K lebih subtil dan efektif.

Individu dengan skor sedang sering kali mempunyai kekuatan ego yang baik, pertahanan

emosional yang efektif, kontak yang baik dengan realitas, dan keterampilan coping yang sangat

baik. Skor tinggi pada K (T = 65 atau 70), skor sedang pada K (T = 56-64), dan skor rendah pada

K (T = profil fake bad).

8. Skala S (Superlative)

Oleh karena efektivitas skala K dan L ditemukan hanya sedang-sedang saja dalam membedakan

orang yang pura-pura baik-baik, skala S dikembangkan dengan harapan bahwa skala bisa

mengidentifikasi dengan lebih akurat orang yang berusaha tampak selalu baik (Butcher & Han,

1995).

Skala-Skala Klinis

 Skala 1 : Hypochondriasis

 Skala 2 : Depression (D)


 Skala 3 : Hysteria (Hy)

 Skala 4 : Psychopathic Deviate (Pd)

 Skala 5 : Masculinity-Feminimity

 Skala 6 : Paranoia (Pa)

 Skala 7 : Psychasthenia (Pt)

 Skala 8 : Schizophernia (Sc)

 Skala 9 : Hypomania (Ma)

 Skala 0 : Social Introversion (Si)

image source: en.wikinoticia.com

baca juga: Pengertian, Kegunaan, dan Metode Tes MMPI 

 Administrasi Tes MMPI


Terkait  Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Tes MMPI Menurut Ahli

 Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Hasil Tes PAPI Kostick Skoring, Interpretasi,


dan Mengkomunikasikan Hasi ...

 Pengertian dan Metode Tes PAPI Kostick Menurut Para Ahli Pengertian dan Metode
Tes PAPI Kostick Menurut Pa ...
MMPI-2 dan MMPI-A hanya memiliki satu booklet form, meskipun mereka tersedia dengan

softcover atau hardcover. Penyelesaian 370 item yang pertama pada MMPI-2 dan 350 item

pertama pada MMPI-A memungkinkan untuk penskoran beberapa skala validitas dasar dan skala

klinis standar; 197 item terakhir MMPI-2 dan 128 item terakhir MMPI-A digunakan untuk menskor

skala-skala suplementer dan skala isi yang berbeda. Untuk individu yang mempunyai kesulitan

khusus, sebuah form/bentuk individual (Box) dan sebuah bentuk rekaman suara telah

dikembangkan. Form Box paling cocok bagi individu yang mengalami kesulitan konsentrasi

dan/atau membaca. Masing-masing item diberikan pada sebuah kartu, yang subyek diperintahkan

untuk menempatkannya ke dalam salah satu di antara tiga bagian yang berbeda untuk

menunjukkan respon “benar”, ”salah”, dan “cannot say”. Bentuk rekaman suara digunakan bagi

individu yang mengalami kesulitan membaca akibat faktor-faktor seperti buta huruf, kebutaan atau

afasia.

Jadi, administrasi apapun seharusnya mengikuti prosedur administrasi yang digunakan untuk

sampel normatif. Hal ini berarti memberikan instruksi yang jelas dan konsisten, memastikan bahwa

pengarahannya dipahami, memberikan pengawasan yang adekuat, dan memastikan bahwa

settingnya akan meningkatkan konsentrasi dengan membatasi suara yang menggangu dan

kemungkinan interupsi.

Interpretasi Tes MMPI

Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian total untuk MMPI-2 seharusnya kira-kira 90 menit. Administrasi komputer

biasanya 15 sampai 30 menit lebih singkat (60 sampai 75 menit secara total). MMPI-A biasanya

membutuhkan waktu 60 menit, dengan komputer biasanya 15 menit lebih singkat (45 menit secara

total). Jika dibutuhkan waktu 2 jam atau lebih untuk MMPI-2 atau 1,5 jam atau lebih untuk MMPI-

 A, kemungkinan adanya gangguan psikologis berat khususnya depresi atau psikosis berat, tidak

mampu memutuskan, IQ dibawah rata-rata atau kemampuan membaca yang buruk akibat latar

belakang pendidikan yang tidak adekuat, hendaya serebral. Jika klien menyelesaikan dalam waktu

kurang dari 60 menit, seharusnya dicurigai bahwa profil itu tidak valid, ada kepribadian implusif,

atau keduanya.
Menskor Jawaban Tes dan Membuat Plot Profilnya

Petunjuk khusus untuk menabulasikan skor-skor kasar MMPI-2 dan mengonversikannya menjadi

profil tersedia dalam lampiran D. Kalau tester ingin menskor atau membuat profil dari skala-skala

isi, subskala Harris-Lingoes dan subskala Si, skala-skala suplementer yang paling sering digunakan,

skala-skala klinis yang direkstrukturisasi, atau lima skala psikopatologi kepribadian, kunci

tambahan dan form profil dapat diperoleh melalui National Computer Systems. Selain

kemungkinan menskor skala-skala alternatif, klinis seharusnya mengompilasikan informasi lain,

termasuk skor IQ, riwayat yang relevan, variabel demografis, dari observasi yang didapatkan dari

langkah 1 dan 2.

Mengorganisasikan Skala-Skala dan Mengidentifikasi Tipe Kode

Mengembangkan kode-kode rangkuman (tipe kode) memberikan metode cepat untuk mencatat

hasil-hasil MMPI-2/MMPI-A. Skor-skor dapat dirangkum dengan sekadar memerinci skor-skornya

sesuai urutan kemunculannya di lembaran profil (VRIN, TRIN, L, Fb, Fp, L, K, S, 1, 2, 3 dan

sebagainya) dengan skor-skor T di kanan skala-skala ini. Maksud mengkomunisasikan skor-skor

skala, skor T adalah yang seharusnya digunakan, bukan skor kasar.

Menentukan Validitas Profil

 Ases validitas profil dengan mencatat pola skala-skala validitasnya. Ada sejumlah indikator yang

menunjukkan profil-profil yang tidak valid, yang dideskripsikan di bagian berikutnya. Pola-pola

dasarnya yaitu :

 Gaya defensif yang meminimalkan patologi (elevasi L, K, dan, S pada MMPI-2 dan L dan K

pada MMPI-A).

 Melebih-lebihkan patologi (elevasi F, Fb, Fp, FBS, pada MMPI-2 atau F, F1, atau F2 pada

MMPI-1).

 Pola respons yang tidak konsisten (elevasi VRIN dan TRIN).

Menentukan Tingkat Penyesuaian Secara Umum

Catat jumlah skala yang di atas 65 dan elevasi relatif skala-skala tersebut. Sejauh mana F terelevasi

 juga dapat menjadi indikator yang sempurna untuk tingkat patologi (dengan asumsi bahwa skala
tidak terlalu tinggi yang mengindikasikan profil yang tidak valid). Semakin banyak elevasi relatif

skala-skala ini, semakin besar pula kemungkinan individu untuk mendapatkan kesulitan dalam

melaksanakan tanggung jawab dasarnya dan mengalami ketidaknyamanan sosial maupun pribadi.

Mendeskripsikan Gejala, Perilaku, dan Ciri-Ciri Kepribadian

Langkah ini merepresentasikan proses inti dalam interpretasi. Skor-skor dalam rentang ini pada

MMPI-A disoroti dengan shading, sehingga menunjukkan zona marginal dan transisional antara

normalitas dan patologi. MMPI-2 dan MMPI-A merupakan karakteristik yang lebih kuat dari individu

dan dengan peningkatan yang secara progresif semakin besar, cenderung mempretasikan fitur-

fitur inti dari fungsi kepribadian. Akan tetapi mendasarkan interpretasi pada elevasi-elevasi skor T

tertentu semata bisa menyesatkan, karena ciri-ciri demografis atau tingkat fungsi seorang klien

bisa mengubah interpretasinya.

Memberikan Impresi Diagnostik 

Meskipun MMPI-2/MMPI-A belum berhasil untuk langsung menghasilkan diagnosis, mereka sering

menyumbangkan informasi yang cukup banyak, yang relevan untuk formulasi diagnosis. Di bagian

tipe-tipe kode, berbagai kemungkinan diagnosis DSM-IV-TR yang konsisten dengan masing-

masing tipe kode telah dimasukkan.

Mengelaborasi Implikasi dan Rekomendasi Penanganan

Kemungkinan klien untuk mendapatkan manfaat intervensi, berarti mengelaborasi kekuatan dan

kelemahan seseorang, tingkat defensifnya, kemampuannya untuk membentuk hubungan

penanganan, prediksi respon terhadap psikoterapi (terutama skala Es/Ego Streght dan TRT),

tendensi anti sosial, dan tingkat insight. Lewak et al (1990) tidak hanya memberikan saran-saran

untuk penanganan tetapi juga mengikhtisarkan prosedur-prosedur langkah demi langkah untuk

menstralasikan hasil-hasil MMPI-2 menjadi umpan balik yang jelas dan relevan bagi klien. Langkah-

langkah ini termasuk isu-isu spesifik untuk latar belakang dan pengalaman hidup awal klien dan

saran-saran untuk menolong diri sendiri.

© Skoring, Interpretasi, dan Administrasi Tes MMPI Menurut Ahli - Blog Psikologi
Daftar Pustaka: http://blogpsikologi.blogspot.co.id/2015/10/skoring-interpretasi-dan-
administrasi.html
TES MMPI
Minnesota Multifase Personality Inventory (MMPI) adalah salah satu t es kepribadian yang
 paling sering digunakan dalam kesehatan mental. Pengujian ini digunakan oleh profesional
terlatih untuk membantu dalam mengidentifikasi struktur kepribadian dan psikopatologi.

· MMPI (Minesota Multiphasic Personality Inventory)


MMPI terdiri dari 566 pernyataan tentang sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan
 psikologis, serta pengalaman masa lalu dengan pilihan jawaban benar, salah atau tidak dapat
dikatakan.
Dalam tahun-tahun belakangan ini MMPI telah direvisi dan disusun ulang menjadi
dua versi yang berbeda, yaitu : MMPI-2 dan MMPI Adolescense. Namun pembahasan
tentang salah satu revisi itu tanpa rujukan pada MMPI yang pertama. MMPI adalah tes yang
 paling luas digunakan untuk mengukur kepribadian.
Dalam tes ini tidak ditentukan trait kepribadian tertentu tetapi memberikan beratus-
ratus pernyataan tes. Kepada beberapa kelompok individu dan ada pernyataan yanng
membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lain sehingga disebut dengan tehnik
konstruksi empiris, dimana setiap butir soal memiliki hubungan aktual/empiris dengan
karakteristik kepribadian yang diukur. Misalnya : ada skala butir soal yang menunjukkan
 perbedaan antara individu yang normal dengan paranoia.

· MMPI-2 (Minesota Multiphasic Personality Inventory)


Merupakan perkembangan dari MMPI terdiri dari 567 pernyataan afirmatif benar atau salah.
370 soal pertamanya sama dengan yang ada dalam MMPI, perbedaannya disediakan respon
yang dibutuhkan untuk memberi skor 10 skala klinis yang asli dan 3 skala validitas. 197 butir
soal tersisa diperlukan untuk menskor seluruh komponen yang terdiri dari 104 validitas baru
yang direvisi dan dipertahankan, serta skala dan sub skala suplementer yang membangun
inventori secara lengkap. Soal-soal tersebut mencakup banyak bidang, seperti kesehatan
umum, symptom-symptom afektif, neorologist dan motorik, sikap seksual, politis dan sosial,
 pendidikan, pekerjaan, keluarga, pernikahan, serta banyak perilaku neurotis atau psikotis
yang dikenal.
MMPI 2 memberikan skor pada 10 skala klinis, yang sama dengan skor pada MMPI awal dan
terdaftar sebagai berikut :
1. Hs : Hipokondriasis ; menekankan pada keuletan fisik
2. D : Depresi ; tidak bahagia, tertekan
3. Hy : Histeria ; menekankan pada keluahan fisik
4. Pd : Psikopatic Device ; kurang patuh pada sosial
5. Mf : Masculinity Feminity ; orientasi feminitas dan maskulinitas
6. Pa : Paranoia ; curiga
7. Pt ; Psychesthenia ; khawatir, cemas
8. Sc : Schyzophrenia ; menarik diri, penilaian aneh
9. Ma : Hipomania ; impulsive, cepat terangsang
10. Si : Social Intervension ; introvert, pemalu

Ada 3 keistimewaan MMPI dalam hal ini digunakan 3 skala yaitu :


1. Lie Score ® didasarkan pada sekelompok item, klien memberikan respon
sebenarnya.
2. Validity Score ® ditentukan pada item yang jarang dijawab oleh respondent.
3. Correction Score ® bagaimana menggabungkan item-item untuk
mengkoreksi validitas dan jawabannya.
· MMPI-A (Minnesota Multiphasic Personality Inventory-Adolescent)
MMPI-A dikembangkan untuk digunakan pada remaja, memuat hampir semua segi
MMPI dan MMPI-2, yang mencakup 13 skala dengan jumlah inventori 478 butir soal.
MMPI-A dimasukkan butir-butir soal dan skala-skala baru yang lebih spesifik bagi para
remaja, seperti masalah sekolah dan keluarga MMPI-A disamping menggunakan skala klinis
dan validasi dari MMPI dan MMPI-2 juga memiliki skala validitasnya sendiri (F1 dan F2),
skala dan subskala isis serta suplementer yang unik untuk MMPI-A dan beberapa hal umum
 bagi kedua instrument tersebut.

Tes MMPI
Tes MMPI adalah tes psikologi yang digunakan untuk proses diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater
seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kehohongan, dan sebagainya, Tes
MMPI ini berupa ratusan pernyataan dengan alternative pilihan jawaban berupa setuju (+) dan tidak
setuju (-). Jadi saat melakukan tes, badan harus sehat, fit, karena dibutuhkan ketahanan dan
konsentrasi yang tinggi dalam menjawab setiap pernyataan. Tips dan kunci dari menjawab MMPI ini
harus JUJUR.
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) diterbitkan pada tahun 1940. Perancang MMPI
adalah R. Starke Hathaway , PhD, dan JC McKinley, MD. Pada tahun 1940-1943 MMPI disusun
menggunakan sampel yang meluas baik jumlah item dan pengetesan kepada sejumlah orang normal.
Jawaban dari pertanyaan tes MMPI sangat mudah dengan pilihan YA, TIDAK atau TIDAK TAHU. Dari
1000 item yang disajikan dengan menggunakan criterion keying test construction, secara empiris
item valid dipilih untuk menyusun konstruk MMPI. MMPI merupakan hak cipta dari University of
Minnesota. MMPI dikembangkan pada tahun 1930 di Universitas Minnesota sebagai tes kepribadian
yang komprehensif dan serius yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah k ejiwaan.
Popularitas MMPI sampai saat ini masih sangat dipercaya, terutama di Indonesia sebagai alat resmi
diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater dan di bidang psikologi tidak kalah populer alat inventori ini
dengan alat-alat tes lain. Kemungkinan besar karena alat ini dianggap hanya untuk mengukur
gangguan jiwa dan jumlah item yang dirasa cukup banyak sehingga para psikolog cenderung
mengabaikan. Padahal selain penggunaan secara klinis, alat ini dari dulu sudah diakui untuk mengukur
fit and proper test oleh psikiater terhadap klien yang akan menduduki jabatan termasuk calon
presiden RI yang dilakukan oleh psikiater dari RSPAD. Jadi alat ini tidak selamanya digunakan untuk
mendiagnosa gangguan klinis saja namun dapat melihat gambaran untuk kepribadian terutama
dinamika psikologis yang terkait dengan aspek kesehatan jiwa secara umum.
Pada tahun 1972 Butcher dan Dahlstrom mengawali revisi MMPI menjadi M MPI-2 dan penelitian terus
berlanjut sampai awal era 1990-an. Awal terciptanya MMPI banyak digunakan sebagai alat
kontemporer di bidang psikologi untuk mengukur kesehatan mental dengan didasarkan pada praktek
kesehatan secara umum. Selama beberapa dekade dengan beragam penelitian sampai pada MMPI-2
(termasuk MMPI-2 RF atau diistilahkan MMPI-3) penggunaan MMPI bervariasi dalam mendiagnosa
kesehatan mental dengan beragam setting termasuk konteks di luar kesehatan mental secara umum
misal alat seleksi karyawan, program mendeteksi penggunaan alkohol atau obat terlarang. Secara
umum MMPI/MMPI-2 dapat digunakan untuk:
 Evaluasi pasien gangguan jiwa untuk membantu status kesehatan mentalnya.
 Alat menilai simptom untuk menentukan perawatan yang sesuai.
 Alat menilai pasien untuk melakukan perencanaan perawatan.
 Evaluasi efek dari perawatan atau terapi.
 Alat penelitian epidemilogi menggunakan kriteria kepribadian.
 Alat penilai kepribadian untuk posisi publik seperti polisi, tentara, pilot, pemadam
kebakaran, calon bupati-gubernur-presiden, pejabat lain dan jabatan-jabat an lain yang penting
untuk dilihat kesehatan jiwanya.
 Alat penelitian psikologi terutama menentukan perbedaan kriteria kepribadian.
 Alat penelitian genetika kepribadian.
 Alat penelitian dengan konteks budaya yang berbeda.
 Evaluasi kesehatan mental orang tua.
 Evaluasi kesehatan mental tersangka (alat forensik kesehatan mental).

Terdapat beberapa skala MMPI dengan beragam desai n kegunaan. Berikut berbagai skala yang
ada di MMPI.
Skala Validitas
Skala ini didesain untuk mengevaluasi protokol skala validitas. Tiga tipe protokol validitas
 pada MMPI-2 adalah:
 Kerjasama dalam tes (?, %T, %F)
 Konsistensi dan non-content related responding  (VRIN, TRIN)
 Akurasi(L, K, S, F, Fb, Fp)

Skala Klinis
Delapan dari sepuluh skala tradisional MMPI dikembangkan untuk membedakan antara
kelompok klinis spesifik (Hs, D, Hy, Pd, Pa, Pt, Sc, Ma) . Skor T dari delapan skala dibuat rata-
rata untuk menggeneralisir elevasi rerata profil.

Skala Content
Content scales dibentuk dari skala basic sepuluh item yang dipilih untuk tiap skala yang
 berhubungan dengan kesamaan tema. Skala ini tidak mementingkan daya beda tiap kelompok.
Dengan alasan ini maka Content Scales memiliki validitas muka yang cukup tinggi dan agak
membingungkan dengan isinya. Content scales dapat dibedakan dalam empat area topik umum,
yaitu :
 Internal Symptomatic Behaviours or Distress (ANX, FRS, OBS, DEP, HEA)
 External Aggressive Tendencies (ANG, CYN, ASP, TPA)
  Negative Self-Views (LSE)
 General Problem Areas (SOD, FAM, WRK, TRT).

Skala Supplementary
Dengan tidak adanya batasan yang jelas pada supplementary scales (dibandingkan
dengan skala tambahan yang telah dibuat), kekhususan yang diterapkan pada Supplementary
Scales adalah spesialisasi skala dan kegunaan hanya pada konteks khusus. Banyak skala
supplementary dikembangkan dengan konteks populasi khusus (kerusakan otak, pelajar-
mahasiswa, narapidana dll) atau situasi (terapi pernikahan, peserta rehabilitas dll). Dengan
membuat kekhususan kita berusaha mengingat bahwa skala supplementary hanya digunakan
ketika menghadapi situasi khusus dan sesuai dengan hipotesa yang dibutuhkan. Skor skala
supplementary umumnya adalah A, R, Es, MAC-R, O-H, Do, Re, Mt, GM, GF, PK, PS, MDS,
APS, and AAS. Skala Psychopathology-5 adalaha sekumpulan skala baru yang diadopsi mulai
tahun 2001.

Subscales
Subscales adalah pemecahan skala Basic, Content, atau Supplementary ke kelompok yang
lebih kecil dan lebih homogen hubungan isinya.
Kelompok Critical Item
Dengan banyak cara, kelompok critical item adalah cara-cara lain skala content. Kekhususan
utama adalah tidak ada data normatif yang mendukung untuk critical item ini, karena tidak ada
alat psikometrik yang dikembangkan untuk membuat norma critical item. Akan menjadi
overlap dengan tema content scale, akan tetapi pengujian critical item dapat juga penting
sebagai informasi tambahan melalui analisa item.

Code-type
Analisa codetype dasar dari interpretasi tradisional MMPI/MMPI-2. Kita tidak yakin dengan
 pendekatan ini karena banyak kelemahan, asumsi salah dan lemahnya skala psikometri.
Codetype dikembangkan dari skala basic yang menunjukkan skala elevasi (puncak) atau 2
skala tertinggi (two-point), atau tiga skala tertinggi (three-point). Stabilitas dan perbandingan
dibutuhkan banyak literatur penguasaan codetype ini.

Elevation
Skala dipertimbangkan melalui elevasi jika Skor T sesuai atau melebihi titik tertentu. Hampir
semuanya skala MMPI-2 titik potong adalah 65. Sementara, ada beberapa skala yang
menggunakan titik potong seperti F, Fb dan Fp atau mengadopsi nilai lebih tinggi untuk alasan
 psikometris seperti VRIN dan TRIN. Titik potong MMPI adalah 70, dan pengguna MMPI-2
harus mengerti ketika membaca literatur MMPI.

Definisi Profil
Laporan Forensik MMPI-2 secara formal melalui kriteria stabilitas profil atau definisi:
 Profil dengan beda 10+ poin antar skala dapat diinterpretasi dengan taraf meyakinkan.
 Profil dengan beda antara 5  –   9 poin tiap skala memiliki definisi dan taraf keyakinan
tinggi.
 Profil dengan beda <5 poin memiliki definisi dan taraf ke yakinan yang rendah.

Kelebihan dan Kekurangan MMPI/MMPI-2


Kelebihan
 Item yang banyak
 Interview klinis terstruktur 
 Psikolog/Psikiater tidak perlu mengadministrasikan tes
 Inventori Laporan Diri
 Pilihan hanya ya/tidak 
 Sejarah panjang dengan literatur penelitian yang sedemikian banyak 
 Inventori kepribadian yang paling banyak digunakan di dunia
 Diterjemahkan (dan dibuat norma ulang) ke berbagai bahasa.
 Lebih dari 250 skala atau sistem yang saat ini dikembangkan dengan variasi setting
klinis yang berbeda-beda.
 Terdapat skala yang secara eksplisit mengevaluasi validitas pelaksanaan tes
 Dapat diadministrasikan dalam bentuk “short form (370 Item awal)” ketika waktu
terbatas atau kerjasama dengan testee tidak memungkinkan lagi
 Versi tes yang secara khusus didesain untuk remaj a dan dan dewasa.
Kekurangan
 Item yang banyak (Tapi tidak menjadi masalah lagi jika Anda memiliki Software Tes
MMPI)
 Interview klinis terstruktur 
 Klien/testee harus menjalankan tes
 Inventori Laporan Diri
 Pilihan hanya ya/tidak 
 Sejarah panjang dengan literatur penelitian yang sedemikian banyak 
 Isi berorientasi mendalam pada psikopatologi
 Dibutuhkan kemampuan baca, paling tidak klien/testee lulus SMP
 Lembar jawab ‘memusingkan’ dan cenderung susah digunakan.
 Skala content  overlap

Minnesota Multiphasic Personality Inventory ( MMPI)


diterbitkan pada tahun 1940. Perancang MMPI adalah R.
Starke Hathaway , PhD, dan JC McKinley , MD. MMPI
merupakan hak cipta dari University of Minnesota. MMPI
dikembangkan pada tahun 1930 di Universitas Minnesota
sebagai tes kepribadian yang komprehensif dan serius yang
dapat digunakan untuk mendeteksi masalah kejiwaan.
Tes MMPI adalah sebuah alat tes inventori yang berisi banyak
 pertanyaan dengan option “ya” dan “tidak”, tujuannya adalah
untuk mengetahui kepribadian seseorang, terutama gangguan-
gangguan psikologis yang ada di dalam diri seseorang, seperti
gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi,
kehohongan, Dan sebagainya.
Skala dalam MMPI dibagi menjadi :
 SK AL A VA L I DI TA S
MMPI adalah salah satu tes pertama yang mengembangkan skala-skala untuk
mendeteksi apakah responden menjawab dengan cara yang akan membuat hasil-hasilnya
secara keseluruhan tidak valid.
1. Skala “?” atau Cannot Say (SC)
Skala ? (disingkat ? atau CS) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekedar
merepresentasikan jumlah item yang dibiarkan tidak terjawab pada lembar profil. Kegunaan
mencatat jumlah pertanyaan yang tidak terjawab adalah memberikan salah satu dari beberapa
indeks validitas sebuah protocol. Jika 30 item atau lebih dibiarkan tidak terjawab, protocol itu
kemungkinan besar tidak valid dan tidak ada interpretasi lebih jauh yang perlu diupayakan. Hal
ini semata-mata karena jumlah item yang telah direspon tidak cukup, yang berarti informasi
yang tersedia untuk menskor skala kurang. Jadi, hasil-hasilnya kurang dapat dipercaya. Untuk
meminimalkan jumlah respon cannot say, klient seharusnya di dorong untuk menjawab seluruh
 pertanyaan.
2. Skala L
Skala L atau lie (kebohongan) terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana
seorang klien berusaha mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi,
mereka yang mendapat skor tinggi mendeskripsikan dirinya secara terlalu perfeksionis dan
idealis.
3. Skala F 
Skala ini mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang atipikal dan
menyimpang. Item-item dengan skala F MMPI dan MMPI-2 diseleksi berdasarkan dukungan
oleh kurang dari 10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistic, mereka merefleksikan cara
 berfikir yang nonkonvensional. Skor tinggi pada skala F biasanya disertai oleh skor-skor yang
tinggi pada banyak skala klinis. Skor tinggi sering dapat digunakan sebagai indicator umum
 patologi. Seseorang yang mempunyai skor tinggi mungkin juga “faking  bad”,  yang bisa
menginvilidasi protokolnya.
4. Skala K 
Skala ini dorancang untuk medeteksi klient-klient yang terlalu positif dalam
mendeskripsikan dirinya. Jadi, skala ini mempunyai kesamaan dengan skala L. akan tetapi,
skala K, lebih subtil dan efektif. Bila hanya individu-individu yang naïf, moralistic dan tidak
rumit saja yang akan mendapatkan skor tinggi pada skala L, orang yang lebih cerdas dan pintar
secara psikologis mungkin mempunyai skor K yang mungkin sedikit lebih tinggi meskipun
mungkin tidak menunjukan elevasi pada skala L.
 SK AL A K L I NI S
1. Hypochondriasis (Hs)
Skala 1 awalnya dirancang untuk membedakan penderita hipokondriasis dengan para
 pasien dengan tipe-tipe psikiatrik lainnya. Meskipun skala itu dapat menunjukan diagnosis
hipokondriasis, namun skala itu paling berguna sebagai sebuah skala untuk mengindikasikan
 berbagai macam karakteristik kepribadian, tetapi belum tentu konsisten dengan diagnostic
untuk hipokondriasis.
2. Depression
Kelima puluh tujuh item skala dua berhubungan dengan brooding, kelambanan fisik,
 perasaan depresi yang subjektif, apati mental, dan malfungsi fisik.skor tinggi mungkin
mengindikasikan berbagai kesulitan disalah satu bidang atau lebih. Orang yang mendapat skor
tinggi pada skala 2 biasanya dideskripsikan sebagai orang yang suka mengkritik dirinya,
menarik diri, suka menyendiri, pendiam dan retiring (mengundurkan diri).
3. Hysteria
Dirancang untuk mengindikasikan pasien-pasien yang telah mengembangkan
gangguan-gangguan atau motorik-motorik yang berbasis psikogenetik. Fitur penting orang
yang mempunyai skor tinggi pada skala ini adalah mereka secara stimulan melaporkan
keluhan-keluhan fisik tertentu, tetapi juga menggunakan gaya pengingkaran dimana mereka
mungkin mengekspresikan optimism secara berlebih-lebihan.
4. Psychopathic deviant 
Skala ini untuk mengetes tingkat penyesuaian social seseorang secraa umum.
Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan bidang-bidang seperti derajat pengasingan diri
dari keluarga, kedap social, masalah dengan sekolah dan figure otoritas, dan penarikan diri dan
masyarakat.
5. Masculinity-feminity
Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi laki-laki yang mengalami maslaah dengan
 perasaan homoseksual dan kebingungan identitas gender. Akan tetapi, upaya ini kurang
 berhasil karena skor yang tinggi tampaknya tidak mempunyai kaitan yang jelas dengan
 preferensi seksual.
6. Paranoia
Untuk mengidentifikasi orang dengan kondisi atau keadaan paranoid. Ia mengukur
derajat sensitifitas interpersonal, kebijakan-diri, dan kecurigaan seseorang. Elevasi ringan pada
skala 6 menunjukan bahwa orang itu emosional, berhati lembut, dan mengalami sensitivitas
interpersonal. Bila elevasi lebih tinggi, kecurigaan dan sensitifitas seseorang menjadi lebih
ekstrim dan konsisten dalam proses-proses psikotik.
7. Psychasthenia
Keempat puluh delapan item pada skala 7 awalnya dirancang untuk mengukur
sindroma psikastenia.
8. Schizophrenia
Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi orang yang mengalami kondisi skizofrenik
atau mirip. Tujuan ini sebagian berhasil dalam arti bahwa diagnosis skizofrenia muncul sebagai
sebuah kemungkinan dalam kasus orang yang mendapat skor ekstreem tinggi. Akan tetapi,
 bahkan orang yang mendapat skor cukup tinggipun belum tentu memenuhi criteria skizofrenia.
9. Hypomania
Keempat puluh enam item pada skala 9 awalnya dikembangkan untuk
mengidentifikasikan orang yang mengalami gejala-gejala hipomanik. Gejala-gejala ini
mungkin mencakup periode-periode siklus euphoria, iritabilitas yang mengikat, dan aktivitas
tidak produktif yang eksesif yang mungkin digunakan sebagai distraksi untuk menghancurkan
depresi. Skala ini efektif bukan hanya dalam mengidentifikasi orang dengan kondisi manic
tingkat sedang, tetapi juga dalam mengidentifikasi karakteristik kelompok-kelompok bukan
 pasien.
10. Social introversion
Skala ini dikembangkan dari person wahasiswa pada pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan kontinum introversi-ekstraversi. Skala ini divalidasi berdasarkan sejauh mana
mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan social. Skor yang tinggi menunjukan
 bawah responden pemalu, mempunyai keterampilan social yang terbatas, merasa tidak nyaman
dalam interaksi sosial, dan menarik diri dari banyak situasi interpersonal.
Banyaknya jumlah item pada MMPI menjadi salah satu kekurangan alat tes ini, termasuk salah
satunya dalam prosedur skoring dan interpretasi yang dilakukan oleh tester. Namun sekarang
hal ini bukan menjadi sebuah hambatan lagi bagi Anda jika memiliki Software Koreksi MMPI.
 baca selengkapnya di SINI.
Lainnya dari Psikodiagnostik, Psikologi Klinis

Anda mungkin juga menyukai