Anda di halaman 1dari 13

EDWARDS PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS)

EPPS merupakan tes kepribadian yang bersifat verbal dan memakai


metode forced choice yaitu memilih diantara dua pernyataan pada setiap
itemnya. Item tersebut pada kenyataannya sulit untuk dilepaskan bebas dari
social desireability (sesuatu pernyataan yang diharapkan oleh pada
umumnya orang/lingkungan), karena biar bagaimanapun manusia sebagai
mahluk sosial tidak mungkin lepas dari apa yang dikehendaki dan diharapkan
lingkungannya. Namun bentuk pilihan pada EPPS membuka adanya konflik
dalam menilai apa yang harus dipilih, serta kemudian dipaksa untuk
memutuskan penilaiannya. Ketidakbebasan untuk memilih ini menyudutkan
subyek untuk berhati-hati dalam menilai dirinya untuk sampai pada
keputusan. Karena itu yang tergali dari EPPS selain hasil dari pertimbangan
kognisi adalah juga keinginan, kebutuhan dan kesukaan seseorang, yang
baik secara sadar maupun tak sadar akan tercermin dari hasil penilaiannya
itu.
Atas dasar pemikiran ini Edward mengacu pada teori Murray tentang
30 needs (kebutuhan) manusia, yang dipilihnya sebagai needs mendasar
sebanyak 15 kebutuhan.
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan

perasaan

kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui


suatu usaha atau tindakan. (James Drever, 1971). Teori Kebutuhan dalam
konteks psikologi sangat banyak jenisnya, seperti misalnya teori Maslow,
yang mengemukakan hirarki dari kebutuhan manusia dari yang paling
mendasar yaitu pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk dihargai dan pada hirarki
yang paling tinggi adalah kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Teori
Maslow menjadi acuan dari banyak teori tentang needs, termasuk yang
dikembangkan oleh Murray, yang kemudian melalui aktivitas penelitian yang
1

panjang dikembangkan oleh Allen L. Edwards sebagai salah satu alat


diagnostik untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang. Hasil EPPS bukan
hanya sekedar menggambarkan struktur kebutuhan seseorang, tetapi
terkandung juga didalamnya arti dinamis dari struktur kebutuhan tersebut,
sehingga seorang psikodiagnostikus akan mampu memahami perilaku
subyek serta membuat prediksi dari perilakunya itu.
Kelimabelas need dalam EPPS adalah :
1. N. Achievement ( Ach)
Positif : adanya kemauan dan kesanggupan (bukan kemampuan) untuk
menunjukkan prestasi, baik dalam bidang studi maupun pekerjaan, sukses
dalam kehidupan sosial dan status dan sebagainya.
Negatif : keinginan yang berlebihan, sehingga merugikan bagi subyek.
Dapat dikatakan

subyek ambisius, sehingga mengalami kekurangan

dalam kehidupan
sosial atau bermasyarakat.
2. N. Deference (Def)
Positif : mengandung arti adanya kemauan untuk menyesuaikan diri,
mengikuti ,menuruti, menghargai suatu tata cara / aturan, konvensional.
Negatif : ada kecenderungan sugestibel, kurang bersikap kritis. (Untuk ini
perlu
diperhatikan taraf inteligensi, bila rendah artinya kemungkinan untuk
sugestibel dan kurang kritis. Tetapi bila inteligensi tinggi, maka subyek ini
mengikuti tata aturan yang berlaku namun tanpa disertai pemahaman dan
pengolahan pengertian atas itu.

3. N. Order (Ord)
Positif : adanya kebutuhan akan keteraturan dan memiliki minat pada
hubungan manusia, dengan benda dan juga idea yang memberi suatu efek
yang baik terhadap pengertian, pertanggung-jawaban dalam menunaikan
tugas dan kewajibannya dengan cara dewasa.
Negatif : Mengurangi kelincahan, kreativitas dan kemampuan untuk
memimpin/
mengatur, telalu takut menyimpang, sehingga peraturan dipegang teguh.
4. N. Exhibition (Exh)
Positif : Mau menunjukkan diri secara euphoris, riang, extraversi, percaya
diri, optimistis.
Negatif : Kebutuhan yang berlebihan untuk menunjukkan diri, sehingga
sering mengurangi pengendalian diri (Self-control), kurang disiplin,
memamerkan dan menonjolkan diri, sok atau sombong.
5. N. Autonomy (Aut)
Positif : Keinginan untuk mandiri, sifat tidak tergantung dalam hal
pendapat/ pendirian, menolak sugesti dalam kebutuhannya akan pendirian
yang bersifat inkonvensional, berkeinginan untuk progresif dan orisinil.
Negatif : Bila kebutuhan ini berlebihan, maka subyek kurang mampu
menyesuaikan diri secara kooperatif, fanatik, radikal (selalu menginginkan
perubahan), kepala batu.
6. N. Affiliation (Aff)
Positif : Kebutuhan untuk memperhatikan sesama manusia, untuk
pergaulan yang harmonis dengan manusia lain yang disertai dengan
toleransi dan kehangatan dalam pendekatan.
Negatif

orang

kurang

tegas,

kurang

dapat

mempertahankan

pendiriannya, kurang berani, menjadi budak orang lain.

7. N. Intraception (Int)
Positif : Kebutuhan akan minat/pengarahan terhadap masalah manusia
untuk diketahui dan dianalisis, menempatkan diri pada kebutuhan orang
lain,empati. Ada kepekaan dan diferensiasi perasaan, serta ada keaktifan
dalam diri baik untuk mengembangkan diri maupun bagi kepentingan
orang lain.
Negatif : mudah hanyut dan terbawa oleh situasi/perasaan orang lain,
kurang dapat mempertahankan jarak. Untuk dapat mengambil jarak,
subyek harus bersikap kritis , mengendalikan diri dan rasional.
8. Succorance (Suc)
Suc lebih bersifat negatif, dan mempunyai arti kebutuhan akan pemanjaan
diri, pasif, kebutuhan akan kontak sosial yang diwarnai oleh meminta
bantuan yang bersifat egosentris dan kurang dewasa, dependen, juga
mencari rasa aman. Semua itu mencerminkan labilitas emosi dan kurang
tegas dalam menyesuaikan perasaan /emotional adjustment. Secara klinis
biasanya terdapat pada penderita histeria, meminta perhatian terlalu
banyak bagi dirinya, namun pasif (Profilnya : Suc++, Het++, Int-).
9. Dominance (Dom)
Positif : umumnya merupakan kebutuhan akan suatu keinginan/kemauan
yang masih dapat diterima (acceptable), yaitu keinginan untuk memimpin,
mempengaruhi,

membimbing,

mengawasi,

membina,

mengarahkan,

menghimpun, mengorganisasikan, memberi instruksi, mengatur, adanya


kepercayaan pada diri sendiri dan juga merupakan seorang yang mampu
mengadakan hubungan sosial (Social Competence).
Negatif : Keinginan untuk menjelajah, mengharuskan, mewajibkan, yang
kesemuanya berbau otoriter, tidak mengakui hak-hak dan kewajiban
manusia, mempertentangkan antara dirinya dengan orang lain.
Dom mempunyai korelasi positif dengan Agg, Ach dan Exh.

Korelasi negatif dengan Aba, Def, Suc dan Nur. Dom biasanya disertai
dengan agresi, tetapi tidak semua orang demikian. Harus dilihat profil
keseluruhan.
10. Abasement (Aba)
Positif : keinginan untuk merendahkan diri dengan maksud mendukung
keinginan untuk menyesuaikan diri, kompromi, terlihat ada toleransi.
Keberanian mengakui kesalahan, mengoreksi diri, rendah hati dalam arti
tidak sombong dan tahu tata krama.
Negatif : Tercermin kurang cukup adanya keinginan, kemauan, aspirasi,
hambatan atau labilitas emosi.
Kurang adanya rasa percaya diri, yang pada umumnya diiringi oleh rasa
bersalah dan berdosa. Semua ini merupakan sifat-sifat yang kompleks
yang merugikan kompetensi dalam relasi sosial dan pergaulan.
11. Nurturance (Nur)
Positif : merupakan variabel kebutuhan yang mencerminkan adanya
kehangatan perasaan, dan dalam pergaulan disertai dengan pelayanan,
memberi, merawat terutama pada manusia (tapi bisa juga pada benda).
Juga mencerminkan rasa sosial terhadap sekelilingnya, bersedia atau
siap memberi pertolongan kepada siapa yang pantas dan layak
menerimanya.
Negatif : Merupakan pencerminan emosi yang berlebihan, sehingga
kurang lugas, kurang rasional, baik dalam hubungan sosial maupun cara
berpikir.
Melupakan diri sendiri sehingga dirinya terlantar dan bahkan menjadi
korban.
Nur mempunyai korelasi positif dengan Aff, Aba, Suc dan korelasi negatif
dengan Aut, Agg, Ach dan Het. Nur yang baik seharusnya memiliki unsur
take and give.

12. Change (Chg)


Positif : menunjukkan adanya human devotion (pelimpahan emosi yang
ditujukan ke luar/terhadap manusia), feksibel, perasaan kemanusiaan
terhadap manusia lain sehingga ada kemampuan dalam hubungan
sosial. Ingin mengadakan eksperimen, ingin mencoba hal yang baru,
menginginkan variasi dalam rangka penyegaran dan pengembangan diri.
Negatif : sering korang mengadakan introspeksi, hangat di luar,
misalnya orang yang mementingkan urusan di luar rumah sehingga
urusan dalam rumah terlantar. Tidak tetap pada pendapat/pendirian atau
tidak adanya kemantapan dalam menyelenggarakan sesuatu, plin plan.
Chg mempunyai korelasi positif dengan Aut, Exh, dan korelasi negatif
dengan Ord, Ach, End, Suc.
Bila Chg disertai dengan Aut+, perubahan yang diinginkan dikendalikan
oleh dirinya sendiri.
Bila Chg disertai Aut- , perubahan yang dikendalikan oleh pengaruh luar.
13. Endurance (End)
Positif : adalah keuletan, kegigihan, ketekunan dalam menyelesaikan
pekerjaan dan ada antisipasi akan kebenaran dan manfaat hasil jerih
payahnya . Tersirat juga adanya rintangan-rintangan, antisipasi mampu
menerobos, mengatasi, menyelesaikan aral melintang, bertubi-tubi
terbentur pada rintangan tetapi tetap maju terus dengan stamina yang
kuat.
Negatif : asal tahan/asal betah, sifatnya kaku, rigid dan tidak disadari
oleh pertimbangan lain.

14. Heterosexual (Het)


Positif : kehidupan seksual sehari-hari dalam batas normal, pandangan
yang wajar akan pemahaman dan masalah seksual.
Negatif : kehidupan seksual yang berlebihan/over acting, atau sebaliknya
ditekan(repressed or supressed). Repressed artinya ada libido namun
ditekan sehingga tidak muncul. Bila Het --- maka ini berarti supressed
dan bukan repressed, karena di sini nafsu seksual selalu timbul
(kompulsif) , subyek merasa terganggu dan setiap kali ditekan.
15. Aggression (Agg)
Positif : agresi yang dikendalikan dan diperhitungkan, berani, ada energi
mendobrak sesuatu dengan tujuan untuk hasil yang lebih baik (progresif).
Negatif : nekad, mengadakan perbuatan destruktif dalam segala bentuk.
Tidak ada hasil yang progresif, asal saja dan merusak.

ADMINISTRASI TES DAN CARA KOREKSI


EPPS merupakan bentuk tes Self-inventory, jadi subyek dapat
membaca sendiri instruksi pada buku tes dan langsung mengerjakannya.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh tes berkisar 40 - 60
menit, bagi mereka yang memiliki taraf kecerdasan yang rata-rata. Untuk
tujuan tes klasikal, instruksi diberikan oleh pemeriksa, dengan memberikan
contoh pengerjaan serta cara menjawabnya pada Lembar Jawaban yang
telah disediakan khusus untuk ini.
UNTUK KEPENTINGAN KOREKSI
Periksalah jangan ada item yang terlewati tidak dijawab oleh Subyek.
Bila ada tiga item yang tidak diisi, dapat diisi sendiri oleh pemeriksa dengan

cara toss (undian). Bila lebih dari tiga item yang tidak diisi, maka hasil tes
tidak valid lagi.
Langkah Koreksi :
1. Buatlah garis diagonal merah melalui ;
I.

no

1,

7, 13, 19, 25

II. no 101, 107, 113, 119, 125


III. no 201, 207, 213, 219, 225
2. Buatlah garis diagonal biru melalui ;
I.

no

26, 32, 38, 44, 50

II. no 51, 57, 63, 69, 75


III. no 151, 157, 163, 169, 175
3. Di sisi kanan Lembar jawaban terdapat kolom
n (need)
r (row = baris)
c (coloum = kolom)
s (sum = jumlah)

r dihitung dengan cara menghitung pada setiap baris (horisontal)


hanya item A yang dilingkari oleh subyek, kecuali A yang terkena
garis merah tidak dihitung, baik yang dilingkari maupun yang
tidak dilingkari.
Jumlah maksimum skor = 14

c dihitung secara vertikal , hanya item B yang dilingkari subyek,


kecuali B yang terkena garis merah.
Jumlah maksimum skor = 14

s adalah jumlah r + c
Jumlah maksimum skor = 28

4. Pada bagian bawah Lembar Jawaban terdapat kotak-kotak (15 kotak).


Isilah kotak tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
Bandingkan jawaban A/B yang terkena garis merah dan garis biru.
Bila ditemukan persamaan dalam menjawab berikan tanda v pada kotak
pada garis sejajar di bawahnya. Persamaan artinya bila item yang terkena
garis merah dilingkari pada A, maka item yang terkena garis biru juga
dilingkari pada A. Atau bila item yang terkena garis merah dilingkari pada
B, maka item yang terkena garis biru juga dilingkari pada B.
Bila tidak ada persamaan tersebut, maka kotak pada garis sejajar di
bawahnya dikosongkan (tidak diberi tanda apa-apa).
Kemudian jumlahkan kotak yang diberi tanda. Skor maksimal 15 minimal
10.
Skor ini menunjukkan apakah subyek konsisten dalam menjawab seluruh
item, sehingga hasil tes EPPS dapat diinterpretasikan karena dianggap
valid.
5. Carilah kedudukan skor s (sum) dari masing-masing need berdasarkan
profil yang tercetak disebalik Lembar Jawaban. Berdasarkan kedudukan
ini diperoleh grafik need subyek secara keseluruhan.
6. Tinggi rendahnya need pada individu itu sendiri dibandingkan melalui
Mean Profile, yang berbeda normanya bagi pria dan wanita untuk setiap
neednya. Untuk memperoleh ini gunakan tabel Mean Profile, sehingga
diperoleh gambaran untuk setiap need sebagai berikut :
+++ , ++ dan + : kecenderungan need tinggi (di atas rata-rata)
0
---

: need rata-rata
, -- dan -

: kecenderungan need rendah (di bawah rata-rata)

CARA MENGINTERPRETASIKAN EPPS


1. Perhatikan apakah subyek menunjukkan konsistensi dalam menjawab.
Skor ini harus berkisar antara 10 - 15. Bila kurang dari 10, hasil tes tidak
dapat diinterpretasikan.
2. Perhatikan need dalam taraf rata-rata (0), yang terdiri dari :
- normal (rata-rata) bagi individual need
- normal (rata-rata) bagi profile need
Untuk individual need , jumlah yang dikatakan normal sedikitnya harus
ada 5 - 7 yang berkategori rata-rata dari 15 need tersebut. Hal ini
menunjukkan taraf kematangan dalam mengelola kebutuhan. Bila jumlah
yang bertaraf rata-rata kurang dari 5 needs, maka jelas bahwa sebagian
besar individual need itu mendapat muatan yang + atau - .
Hal ini merupakan pertanda adanya dinamika kebutuhan pada individu
tersebut.
+

: kecenderungan

++

: kemantapan

+++ : obsesi (untuk kebutuhan itu)


Nilai ini menunjukkan adanya kecenderungan, keinginan, aplikasi yang
overt akan need tersebut, tergantung dari muatannya apakah +, ++ atau
+++.
-

: kecenderungan

--

: kemantapan

--- : obsesi (untuk kebutuhan itu)


Nilai

ini

menunjukkan

adanya

kecenderungan/kebutuhan

untuk

meniadakan, menekan atau mengenyahkan need tersebut, yang berarti


setiap kali terjadi penolakan. Hal ini tergantung dari muatannya apakah - ,
-- atau ---.

10

Perlu diingat bahwa setiap need tersebut saling berkorelasi baik positif
maupun negatif, maka dalam penafsirannya dipertimbangkan pula pada
korelasi ini, selain dengan melihat muatannya. Perhatikan pula need
yang saling bertentangan, yang secara logis tidak mungkin muncul
secara bersamaan.
Pada hakekatnya ada need yang utama, dan ada yang pengiring,
sehingga need yang bertentangan belum tentu penampilannya juga akan
bertentangan. Misalnya agg + bisa disertai dengan aba +, atau agg +++
dengan aba ++.
Bila need yang bertentangan ini muncul dengan muatan yang hampir
sama, maka ini merupakan :
a. penjinakan atau penetralan oleh need yang bertentangan.
b. kompensatoris yang semu.
Kuat tidaknya kebutuhan muncul dalam keinginan, dan keinginan inilah
yang muncul pada kesadaran manusia (want). Derajat tinggi rendahnya
keinginan ini yang akan memperkuat atau memperlemah kekuatan
kebutuhan.
******

11

Contoh Kasus
RS, sarjana ekonomi, 33 tahun, magang pada PTPN V
n. Ach

n. Aff

n. Nur

n. Def

n. Int

--

n. Chg

++

n. Ord

n. Suc

n. End

n. Exh

n. Dom

n. Het

n. Aut

n. Aba

n. Agg

Consistency 13; n. Int : x; n. Nur : x


Hasil menunjukkan bahwa :

Jumlah needs yang berada pada taraf rata-rata (0) = 7. Ini menunjukkan
bahwa konflik kebutuhan pada diri RS masih tergolong wajar.

Needs yang menunjukkan intensitas khusus bagi RS adalah :


n. Chg

++

n. Nur

n. Def

(tidak konsisten)

n. Int

--

n. Suc

n. Aba

n. Het

n. Agg

(tidak konsisten)

Needs Diagram
Fungsi Rasional

End 0 ; Chg ++ ; Ach 0 ; Ord 0 ; Aut 0

Sikap Kerja

Aff 0
Fungsi Psikologis Sosial

Int -- ; Def + ; Nur + ; Suc - ; Dom 0

Sikap Sosial

Aba -

Fungsi Etis Kultural

Exh 0 ; Het - ; Agg -

Sikap Diri

12

Interpretasi
RS menunjukkan kebutuhan untuk memberi respon yang variatif setiap
saat ia menghadapi perangsangan eksternal. Ada keinginan untuk mengubah
pendekatan-pendekatan, serta ada kebutuhan untuk mencoba cara baru (n.
Chg ++). Ini didukung pula oleh kebutuhan untuk menyesuaikan diri dan
bersikap menghargai perangsangan dari lingkungan (n. Def +), sehingga
selalu ditampilkan perilaku adjustment yang terus menerus terhadap
kondisi/situasi yang dihadapinya. Sayangnya kebutuhan-kebutuhan ini
kurang diimbangi oleh keyakinan diri (n. Aba -), cenderung membentuk
penyesuaian sebagai suatu cara untuk mencari rasa aman (n. Suc -).
Kecendrungan sikap seperti ini perlu dibentuk olehnya, mengingat adanya
sedikit gejolak kebutuhan yang belum mampu diatasinya untuk saat ini, yang
meliputi kesulitan untuk meregulasi kebutuhan mengekspresikan kehangatan
perasaan dan kehidupan afeksinya, serta kebutuhan untuk menyatakan
pendapat melalui perilaku yang melawan dan memungkinkan terjadinya
perilaku destruktif (n. Het - dan n. Agg -). Hal ini memang dimungkinkan
karena pada dasarnya ada kebutuhan yang cukup berarti untuk melibatkan
perasaan dan sensitivitas diri. Dengan demikian sudah dapat diprediksikan
bahwa dengan posisi kebutuhan-kebutuhan diri seperti itu ia akan
menunjukkan penampilan yang hati-hati, agak mengendalikan diri dan tidak
akan bersikap ambisius atau mendominasi lingkungan. Sikap sosial akan
ditunjukkan dalam perilaku yang moderat demikian pula sikap kerjanya
(n. Dom 0, n. Aff 0, n. Ach 0, n. Ord 0, n. Aut 0). Ia bukan tipe orang yang
bersikap mempertahankan diri atau prinsip secara berlebihan (n. End 0,
n. Aba -). Namun demikian dalam batas tertentu sikap ini masih dapat
dikatakan wajar baginya, agar ia dapat memenuhi kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang nampaknya selalu menarik
minatnya.

13

Anda mungkin juga menyukai