A. Pengertian EPPS
EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) adalah inventaris tipe objektif
pilihan paksa biner yang konstruksinya didasarkan pada teknik pencocokan yang baru dan
cerdik dalam upaya untuk mengurangi penampilan "pemalsuan" responden.
Berdasarkan karya sebelumnya, Edward telah menyamakan item alternatifnya
berdasarkan kontinum keinginan sosial masih mempertahankan kekuatan diskriminatif
antara alternatif yang tersedia di salah satu item inventaris. Dengan cara ini, ia berharap
untuk menghilangkan pilihan-pilihan yang dibuat atas dasar keinginan sosial yang lebih
besar dari salah satu alternatif.
Tampaknya keinginan sosial adalah kriteria yang dapat digunakan responden ketika
ia mencoba "memalsukan" jawaban atas inventaris kepribadian. Telah diasumsikan bahwa
ketika keinginan sosial dari alternatif tidak dapat dibedakan, responden akan menemukan
kesulitan besar dalam salah mengartikan "ciri-ciri kepribadiannya".
Sehingga dapat disimpulkan bahwa EPPS merupakan tes kepribadian yang bersifat
verbal dan memakai metode forced choice yaitu memilih diantara dua pernyataan pada
setiap itemnya dengan upaya untuk mengurangi pemalsuan responden dalam kepribadian.
B. Sejarah EPPS
EPPS merupakan tes kepribadian yang bersifat verbal dan memakai metode forced
choice yaitu memilih diantara dua pernyataan pada setiap itemnya. Tes ini dikembangak
oleh Allen Edward (1954) yang mengacu pada teori kebutuhan Henry A. Murray (1938).
Tes inventori EPPS dipublikasikan pertama kali pada tahun 1959 oleh The
Psychological Corporation, yang sekarang dikenal sebagai Harcourt Assesment. Pada
tahun 2002, seluruh dunia mempublikasikan kebenaran penemuan Harcourt oleh Allen. L.
Edwards Living Trust. Terjemahan yang digunakanpada dunia internasional dari Dutch
yang dipublikasikan di Netherlands secara resmi pada tahun 2002 (oleh Harcourt Test
Publishers). Selain itu, diterjemahkan pula di Jepang pada tahun 1970 oleh Nihon Bunka
Kagakusha.
Alwisol (2007) menuliskan bahwa dalam pandangan Murray tentang manusia sangat
holistik. Manusia harus difahami sebagai kesatuan pribadi yang utuh. Setiap bagian dari
tingkahlaku manusia harus dipahami dalam hubungannya dengan fungsi lainnya, yaitu
lingkungan, pengalaman masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otaknya.
Kesemuanya harus ditangkap secara keseluruhan agar dapat dipahami makna proses
kepribadian seseorang.
Need atau kebutuhan menurut Murray adalah suatu konstruk mengenai kekuatan
dibagian otak yang mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir dan berbuat
untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan.
Allen L. Edward mengembangkan salah satu alat diagnostik untuk mendeskripsikan
kepribadian seseorang. Dari 20 needs (kebutuhan) manusia yang dikemukakan Murray,
dipilihnya 15 needs sebagai kebutuhan mendasar manusia.
Ps : Nur mempunyai korelasi positif dengan Aff, Aba, Suc dan korelasi negatif
dengan Aut, Agg, Ach dan Het.
Ps : Chg mempunyai korelasi positif dengan Aut, Exh dan korelasi negatif dengan
Ord, Ach, End, Suc
11. Need of Affiliation (kebutuhan untuk mendekatkan diri dan bekerja sama dengan
orang lain)
12. Need of Rejection (kebutuhan untuk menolak dan memutuskan hubungan dengan
orang lain/objek di sekitarnya)
13. Need of Succorance (kebutuhan untuk didukung dan dibantu orang lain)
14. Need of Nurturance (kebutuhan untuk memberikan dukungan dan bantuan pada
orang lain)
18. Need of Harmavoidance (kebutuhan untuk menghindarkan diri dari situasi yang
berbahaya secara fisik)
19. Need of Order (kebutuhan untuk bekerja secara rapi dan teratur)
3. Need of order (kebutuhan untuk melakukan sesuatu dengan teratur dan terperinci)
8. Need of succorence (kebutuhan untuk didukung dan dibantu oleh orang lain)
10. Need of abasement (kebutuhan untuk tunduk atas perintah dan dominansi orang
lain)
11. Need of nurturance (kebutuhan untuk memberikan dukungan dan bantuan pada
orang lain)
12. Need of change (kebutuhan untuk mencari pengalaman baru dan menghindari
rutinitas)
13. Need of endurance (kebutuhan untuk bertahan mengerjakan tugas hingga tuntas)
15. Need of aggression (kebutuhan untuk menghadapi orang lain dengan kekerasan).
TEORI NEEDS MURRAY TEORI NEEDS ERWARD
8. Need of Sentience
Ada 5 needs teori Edward yang tidak terdapat dalam teori needs Murray, yaitu :
1. Need of Sentience
2. Need of Play
3. Need of Infavoidance
4. Need of Defendance
5. Need of Harmavoidance
F. IPSAPTIF
PENDEKATAN IPSATIF
Telah kita bahas bahwa ketika pendekatan ipsatif dikaitkan dengan prinsip
ortogenetik, maka pendekatan ini memiliki sikap yang jelas terkait dengan isu
kontinuitas-diskontinuitas. Prinsip ortogenetik menyatakan terjadinya kontinuitas dan
diskontinuitas dalam perkembangan. Oleh karena itu apabila prinsip tersebut
diterapkan pada pendekatan ipsatif, maka terlihat bahwa pendekatan ipsatif
mencirikan perkembangan sebagai memiliki kedua komponen tersebut. Dengan
demikian, isu kontinuitas-diskontinuitas bukanlah menjadi isu empiris lagi melainkan
sebagai isu teoritis, bagi penganut pendekatan ipsatif.
Tes EPPS merupakan tes kepribadian hanya berbentuk verbal yang terdiri dari
225 pasang pernyataan. Semua pasangan pernyataan tersebut merupakan
pengembangan dari beberapa aspek psikologis yang akan diukur, yang meliputi 15
macam need. Dalam setiap pasang pernyataan, responden diminta untuk memilih
salah satu pernyataan yang sesuai dengan ciri khas dirinya sendiri. Bagi individu
tertentu, pasangan pernyataan tersebut mungkin saja sama-sama menggambarkan atau
bahkan tidak menggambarkan ciri khas yang terdapat dalam dirinya. Dalam kondisi
seperti ini, responden tetap “dipaksa” untuk menentukan pernyataan mana yang lebih
cenderung mendekati ciri khas dirinya sendiri.
H. Skoring
Nomor-nomor ini tidak akan dihitung dalam memperoleh score, untuk score
kepribadian.
3. Dihitung jumlah A yang dilingari pada baris pertama dan seterusnya dari kiri ke
kanan. Jumlah yang diperoleh tersebut ditulis dalam kolom “r”.
4. Dihitung jumlah B yang dilingkari pada kolom pertama dan seterusnya dari atas ke
bawah. Jumlah yang diperoleh tersebut dituliskan di bawah kolom “c”.
5. Setelah dihitung semuannya, akan diperoleh jumlah score pada kolom “r” dan
kolom “c”. Angka-angka pada kolom r dan c yang berdampingan kemudian
dijumlahkan dan hasilnya ditulis pada kolom “e”. Angka tertinggi pada kolom s
adalah 28 dan jumlah ini adalah score keseluruhan dari personality variable. Untuk
mengetahui apakah jumlah itu benar, dapat dilihat ari jumlah keseluruhan kolom s
yang harus dicapai tepat 210. Kalau ternyata jumlahnya lebih atau kurang, maka hal
itu mungkin ada kesalahan penghitungan score A dan B. Oleh karena itu harus
dilakukan pengitungan ulang hingga jumahnya persis 210.
Nomor-nomor tersebut adalah adalah yang dilalui oleh garis warna merah dan
biru. Bila ada kesalahan pada kedua jawaban (berbeda), berilah tanda pada kotak yang
tersedia dibaian paling bawah kertas jawaban. Seluruh tanda dijumlahkan dan dan
hasilnya ditulis pada tempat “con”. Jumlah tertinggi adalah 15, sedangkan konsistensi
dibawah 10 adalah meragukan.
7. Untuk menentukan percentile dari raw score sesuai dengan tabel percentile yang
telah disusun sebelumnya (Norma Standar), raw score yang tertera di tuliskan pada
kolm “ss”.
Interpretasi dari tes ini adalah kekonsistensi seseorang dalam pengerjaan tes ini
dapat diinterpretsikan bila jumlahnya adalah di atas 10 sampai 15. Sedangkan bila
konsistesinya berada di bawah angka 10, maka subyek akan susah atau tidak mudah
diinterpretasi berdasarkan hasil tes. Profil variable yang tergambar merupakan
kesimpulan tentang diri subyek, terutama kecenderungan-kecenderungan yang
dimilikinya itu berada pada atau di atas Mean (+) dan berada dibawah Mean (-). Bila
berada diantara atau tepat Mean, kecenderungan-kecenderunga tersebut mnunjukan
hal yang wajar.
Skoring 1
• Skala validitas adalah 15 pasang pertanyaan yang memiliki bunyi yang sama.
• Periksa apakah peserta memberikan jawaban yang sama pada setiap pasangnya.
• Bila pernyataan yang dijawab konsisten berjumlah KURANG DARI 10, maka
lembar sebaiknya tidak diinterpretasi karena ada kemungkinan peserta asal
mengerjakan.
Skoring 2
• KEDUA, hitung jawaban secara vertikal. Hitung berapa banyak jawaban B yang
disilang. Tulis jumlahnya di bawah kolom “c” (column).
• Kolom tersusun secara urut. Kolom paling kiri adalah untuk ACH, sebelah kanannya
adalah DEF, hingga yang paling kanan adalah AGG.
1. Pahami jabatan yang anda lamar, tentukan kira-kira kriteria sifat apa yang
dibutuhkan untuk jabatan tersebut. Ambil 3 sifat saja.
2. Langsung isi jawaban A di baris yang sesuai dengan nomor sifat tsb, dan jawaban
B di kolom yang sesuai nomor sifat tsb. tidak usah baca soalnya. Untuk nomor soal
yang berpotongan antara baris dan kolom, pilih salah satu saja jawabannya antara A
dan B. Sekali lagi tidak usah buka buka soal karena menghabiskan waktu.
3. Kriteria sifat apa yang tidak dibutuhkan dan tidak dikehendaki untuk jabatan tsb
langsung isi B pada baris dan A pada kolom sesuai nomor sifat tsb
4. Baca soal nomor 1 dan jawab, lalu lihat garis diagonal dibawahnya yang melalui
151, 157, 163, dst. samakan jawaban nomor 151 dengan nomor 1. Tidak perlu baca
soal nomor 151. Lanjut baca soal nomor 7, 13, 19 dst sesuai garis diagonalnya, dan
jawab. Lalu tidak perlu baca soal nomor 157, 163, 169 dst cukup samakan dengan
jawaban di soal nomor 7, 13, 19 dst.
5. Kalau kebetulan ketemu nomor soal yang sudah terjawab dilangkah nomor 2 tadi,
lewati saja.
6. Setelah semua soal pada 6 garis diagonal terjawab, baru mulai isi nomor nomor
soal sisanya yang belum terjawab. rileks aja, waktunya panjang karena anda sudah
menghemat waktu banyak saat "menjawab puluhan soal tanpa membaca soal" di
langkah langkah sebelumnya
7. Terkadang Anda mungkin akan dipaksa memilih antara 2 hal yang buruk yang
tidak pernah Anda lakukan, namun Anda harus menjawabnya.
Misalnya: a) Saya suka menonton video porno dan b) Saya suka mengelakkan
tanggung jawab dan kewajiban. Disini Anda harus menjawab ‘a’, karena memilih
menyukai menonton video porno adalah masalah Anda dengan Tuhan, sedangkan
mengelak dari tanggung jawab dan kewajiban akan berdampak pada produktifitas
kerja perusahaan.
I. Interpretasi
Dalam test ini penulis mendapatkan skor tertinggi pada succorance dengan skor
93, makan dapat interprestasikan ahwa penulis cenderung ergantung pada orang lain
dan kurang independen dalan setiap pengamilan keputusannya.
Yang tertinggi kedua adalah intraception dengan skor 90, dapat dikatakan ahwa
penulis adalah orang mudah mengintropeksi serta mengevaluasi dirinya sendiri.
melakukan sesuatu hal yang bertentangan, kemudian saya akan menilai apakh hal itu
baik atau salah dan kemudian saya akan mengevaluasi hal tersebut untuk dijadikan
pembelajaran.
Yang ketiga adalah change dengan skor 90. Penulis dapat dikatan menyukai
tantangan dan hal baru dalam setiap aktivitasnya serta mudah merasa bosan dengan
rutinitasnya.
Yang kemudian adalah endurance dengan skor 4. Yaitu penulis akan mudah
menyerah dan jenuh jika terdapan tekanan yang cukup esar menurutnya.
Terakhir adalah deference Tidak tertarik pada kesuksesan orang lain, fokus pada
diri sendiri, sulit patuh pada orang lain, dan cenderung melaukan dengan caranya
sendiri.
Cara melakukan interpretasi dari alat yaitu dengan melihat raw score yang sesuai
dengan tabel percentile. Setelah itu kita dapat menyimpulkan tentang diri subjek,
terutama kecenderungan-kecenderungan yang dimilikinya itu diatas mean (+) dan
berada dibawah mean (-).
• Interpretasi dilakukan jika jumlah nilai konsistennya adalah sama dengan 10, jika
jumlahnya kurang dari 10 maka tidak perlu diinterpretasi
• Cara interpretasi hasil Tes EPPS ini adalah dengan melihat hasil dari percentile.
Skor percentile menggambarkan profil subjek atau kesimpulan tentang diri subjek .
J. Daftar Pustaka