Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1) Berpikir
dengan berpikir yaitu “Cogito Ergo Sum (Aku berpikir maka aku ada)”
yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang
9
10
baru dapat dilihat dari hasil berpikir berupa ide, tindakan dan
penyelesaian.
2) Metafora (Metaphore)
pemindahan dan asosiasi baru dari satu objek atau gagasan ke objek
3) Berpikir Metaforis
concepts that are not yet known to students or are being studied by
Hal ini berarti bahwa gagasan abstrak yang ada pada pemikiran
kesimpulan yang tepat dan cara bernalar yang didasari oleh sistem
konseptual meliputi:
pernyataan metaforik.
bawah ini:
Interpretation
Metaphorical Thinking
(2017) berikut:
buah batu, terlihat di luar kantong tersebut terdapat 2 buah batu. Jika
buah batu di luar kantong pada satu sisi dan meletakkan delapan
batu pada sisi yang lain. Kemudian mengambil dua batu dari masing-
15
Keadaan awal
Satu kantong berisi batu dan dua batu di luar kantong di sisi kiri dan
Keadaan kedua
Keadaan setelah dua batu diambil dari sisi kiri dan sisi kanan pada
timbangan tersebut.
metaforis:
karena itu perlu melangkah mundur sejenak dan lihat semua yang
baru dikerjakan.
17
(2016, p. 21)
permasalahan
memecahkan masalah
sehari hari.
18
langkah dan indikator yang peneliti gunakan dalam peneliti ini adalah
sebagai berikut:
No
Langkah-langkah Indikator
.
Menggali metafora yang cocok dan sesuai
1 Connect
dengan permasalahan yang diberikan
Mengaitkan hubungan antara masalah yang
diberikan dan metafora dengan materi lain dalam
matematika yang telah siswa ketahui atau
2 Relate dipelajari sebelumnya.
individual or group of individual, that requires resolution, and for wich the
solution.”
tidak memiliki jalan atau obsesi untuk dapat menentukan solusinya. Hal
pada materi ini sebenarnya sudah ada sejak 2400 tahun yang lalu,
akibatnya pelari ini tidak akan sampai pada ujung dari jarak yang akan
ditempuhnya”.
20
psikologi sesuai bidang keahlian tertentu, yaitu pada bagian tes seri
Barisan aritmatika
sebagai berikut :
n : banyaknya suku
U n : suku ke-n = f ( n )
Nilai n :1 ,2 , 3 , 4 ,5 , 6 , …
Hal tersebut menuntun padda rumus umum mencari suku ke-n ini
yaitu :
U n =a+ ( n−1 ) b
Contoh:
Penyelesaian :
U 6 =a+ ( 6−1 ) b
¿ 2+ ( 5 ) 3
¿ 2+15
¿ 17
22
Jadi nilai dari suku ke-6 dari barisan 2, 5, 8, ... adalah 17.
Deret aritmatika
umum deret dapat dilihat bahwa masalah yang identik dengan deret
ini adalah penentuan jumlah dari seluruh suku yang berada dalam
deret tersebut. Bentuk umum dari deret ini adalah sebagai berikut:
1
Sn= n¿
2
tersebut?
Penyelesaian:
S32=3+7+ 11+15+…
1
S32= 32 ( 2 ( 3 )+ (32−1 ) 4 )
2
¿ 16(6 + ( 31 ) 4)
¿ 16 ( 6+124 )
¿ 16(130)
¿ 2080
kesulitan siswa dalam materi barisan dan deret aritmatika ini yaitu:
matematika.
amsalah tersebut.
4. Gaya Kognitif
individu dalam hal ini dapat mempengaruhi cara atau proses berpikir
yang dimilik individu, dimana salah satu karakteristik tersebut ialah gaya
menyatakan :
26
tinggi pada skala sistematis dan rendah pada skala intuitif. Gaya
yang memiliki nilai rendah pada skala sistematis dan tinggi pada skala
cepat.
strategi perencanaan.
Berpikir secara divergen. Berpikir secara konvergen.
Melakukan tahapan berpikir dan
Melompat-lompat dalam
mengerjakan secara urut
jalan pikirannya (tidak terorganisir).
(terorganisir).
Melakukan penelitian dengan Sering merumuskan masalah itu
lebih banyak
spontanitas.
atau intuitif, maka diperlukan alat yang berupa angket gaya kognitif.
yang disusun secara acak mengikuti pola berikut A-C-E dan B-D-F.
skor sistematis dan skor pada pernyataan intuitif disebut dengan skor
intuitif. Skor sistematis dan skor intuitif ini yang kemudian digunakan
individu tersebut.
daripada skor intuitif. Begitu pula sebaliknya apabila skor intuitifnya lebih
dan intuitif ini memiliki peran dalam pemilihan metafora yag akan
bahwa gaya kognitif sistematis dan intuitif ini memiliki hubungan dengan
berpikir metaforis.
terima dan ide apa yang mereka miliki untuk menemukan solusi dari
30
pada materi barisan dan deret aritmatika serta siswa yang memiliki gaya
(Visual, Auditori, Kinestetik) pada Siswa Kelas Vii Smp Negeri 3 Sidoarjo.
siswa yang memiliki gaya belajar VAK. Sedangkan penelitian yang akan
antara siswa yang bergaya kognitif sistematis dan intuitif pada proses
dan intuitif. Sedangkan perbedaannya adalah pada hal yang ingin digali
berpikir metaforis.
C. Kerangka Berpikir
kondisi yang demikian dapat memicu individu untuk berpikir. Proses berpikir
dapat dilihat dari tahapan pemecahan masalah yang dilakukan oleh individu
khusus yang dapat memunculkan ide-ide atau gagasan yang dimiliki untuk
mencapai tujuan.
sebuah informasi atau sering disebut dengan gaya kognitif. Gaya kognitif
yang menetap pada diri seseorang yaang sifatnya permanen. Hal tersebut
dan memilih strategi, hal tersebut dinyatakan oleh Martein (dalam Afrilianto,
34
pemecahan masalah yang akan digunakan serta metafora seperti apa yang
Masalah Matematika
Dipengaruhi
Cara Berpikir
membutuhkan
Salah satunya adalah
Ditinjau dari
Sehingga
Profil Berpikir Metaforis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Barisan dan
Deret Aritmatika Ditinjau dari Gaya Kognitif.