Anda di halaman 1dari 15

METAFORA DALAM PEMBENTUKAN UNGKAPAN METAFORIS

DI TAJUK RENCANA

Oleh:
Elsan Arvian

ABSTRACT

This paper is showing the conceptual correspondences between the source and target of the
metaphorical expressions used in the Tajuk Rencana of Kompas Daily Newspapers. The data
are the metaphorical expressions found in the Tajuk Rencana of Kompas Daily Newspapers,
and selected by purposive sampling techniques. The data were collected by using non-
participant observation with note-taking techniques. They are classified according to the
motivation underlying the metaphors inferenced from the metaphorical expressions used.
They were analyzed by using referential identity method, distributional method with
substitution and paraphrasing techniques, and abductive inferential method. The methods
were used to show how the possible cognitive process is activated when the metaphorical
expressions used. The results show that the conceptual correspondence is shown by using the
strategy of association to show the motivation underlying the metaphors inferenced from the
metaphorical expressions used. The motivation underlying the metaphors is the similarity in
characteristics, power, attribute, and the bodily experience.

Keywords: conceptual correspondences, metaphorical expressions, strategy of association

A. PENDAHULUAN

Chomsky (1972:100-103) dalam “Language and Mind” menyatakan bahwa esensi manusia
terletak pada kreativitasnya menggunakan bahasa, yang melibatkan kemampuan untuk
menghasilkan dan memahami bahasa; dengan kaidah yang terbatas, manusia mampu
menghasilkan kalimat yang tak terbatas. Kreativitas yang dimaksudkan terletak pada
kemampuan menghasilkan kalimat yang berbeda, baik dari bentuk atau jenis kalimat yang
dihasilkan maupun kata-kata yang digunakan. Dapat dibayangkan, misalnya, dalam waktu
satu menit seseorang berbicara, adakah kalimat yang persis sama dengan kalimat-kalimat
yang dihasilkan? Seandainya yang diucapkan direkam dan kemudian ditranskripsi, dapat
dibuktikan apakah kalimat-kalimat yang dihasilkan sama atau berbeda.

Kreativitas yang berkaitan dengan penggunaan metafora merupakan fenomena yang


berkaitan dengan kreativitas semantik, yaitu: kemampuan menghasilkan dan memahami
seperangkat kombinasi linguistik yang mungkin secara literal tidak masuk akal (Paivio,

1
1979:150). Ungkapan-ungkapan metaforis yang digunakan manusia untuk membandingkan
suatu entitas dengan entitas yang lain dapat dikategorikan bersifat menyimpang karena
melanggar makna-makna yang sudah disepakati secara konvensional oleh pemilik bahasa.
Akan tetapi, manusia dengan muatan emosionalnya dapat menggunakan ungkapan metaforis
untuk mewakili apa yang dirasakan, dialami, dan dipikirkan. Pertanyaannya adalah
bagaimana manusia mampu menghasilkan dan memahami ungkapan-ungkapan itu. Proses
apa yang terjadi ketika seseorang menghasilkan ungkapan-ungkapan metaforis.

Tulisan ini akan menunjukkan bagaimana proses kognitif terjadi pada penggunaan ungkapan-
ungkapan metaforis yang terdapat dalam tajuk rencana surat kabar harian Kompas. Yang
akan ditunjukkan dalam tulisan ini adalah bagaimana penulis menghasilkan ungkapan
metaforis melalui tajuk rencana.

B. KERANGKA TEORI

1. Korespondensi Konseptual dalam Metafora

Lakoff (2006) mengatakan bahwa yang penting dalam metafora adalah bagaimana kita
mengkonseptualisasikan suatu ranah mental kita dengan ranah mental yang lain dengan
bahasa. Hal ini dijelaskan pula oleh Collins dan Qulillian (dalam Jay, 2003:108) bahwa
manusia memiliki tidak hanya leksikon mental tetapi juga memori semantik yang dapat
digunakan kapan saja dia membutuhkan dengan cara mengaktifkannya. Untuk dapat
menggunakannya, manusia menggunakan strategi asosiasi seperti yang dikemukakan Collins
dan Qulillian dengan struktur hierarkis memorinya. Menurut keduanya, memori semantik
adalah bagian memori yang berisi kata, konsep, dan fakta tentang dunia. Collins dan Qulillian
dalam Jay (2003:108) mencontohkan dengan menggunakan kata burung. Burung memiliki
ciri, yaitu: sayap, dapat terbang, dan mempunyai bulu, bagian dari binatang yang memiliki
ciri mempunyai kulit, dapat berputar, makan, dan bernafas. Burung berada dalam struktur di
bawah binatang yang sejajar dengan ikan. Burung dapat dibagi lagi menjadi burung kenari,
dan seterusnya.

Dengan gambaran itu, menurut Collins dan Qulillian (dalam Jay, 2003), dapat dilihat
bagaimana manusia menggunakan memori semantiknya dengan mengasosiasikan ciri atau
karakteristik entitas yang satu dengan entitas yang lain. Hal ini didukung oleh Lakoff (dalam
Kess, 1992:231) bahwa pikiran itu kenyataannya merasuk dalam pengalaman, dan secara

2
langsung berada dalam persepsi, gerakan tubuh, dan pengalaman fisik maupun sosial. Selain
itu, pikiran itu juga imajinatif yang tidak ada dalam pengalaman, bahkan jauh di luar
cerminan langsung realitas eksternal.

2. Model Leksikon Internal

Jay (2003:108-119) menyatakan ada lima model jaringan dalam leksikon internal manusia.
Adapun penjelasan setiap model disajikan berikut. Yang pertama, model Jaringan Hierarkis,
yang menunjukkan hubungan sistem klasifikasi dengan konsep superordinat dan subordinat.
Yang kedua, model aktivasi menyebar yang merupakan penyempurnaan model jaringan
hierarkis, karena kata disusun berdasarkan jaringan bukan berdasarkan hierarki. Aktivasi
penyebaran mengacu pada gagasan bahwa menemukan suatu konsep dalam jaringan akan
mengaktifkan konsep yang terkait dengannya. Yang ketiga, model fitur semantik, yang
mengasumsikan bahwa konsep dapat ditentukan menurut daftar ciri semantis. Yang keempat,
model tindakan kognisi kompleks, yang dikemukakan oleh John R. Anderson (dalam Jay,
2003: 114), yang mengatakan bahwa model tindakan ini mencakup seluruh jaringan kognisi,
yaitu: jaringan pengetahuan yang dibuat proposional, melukiskan informasi tentang kapan
dan di mana kegiatan itu dilakukan, peristiwa, semantik umum, informasi pribadi dan
episodik. Lebih jauh, Anderson menyatakan bahwa teori jaringan memiliki tiga komponen
dasar, yaitu: memori kerja, memori penyimpan, dan memori penghasil. Yang terakhir, model
wordnet sebagai database leksikal elektronik. Model ini merupakan jaringan yang mewakili
hubungan antarmakna, yang merupakan database yang mengisi leksikon sendiri secara
elektronik. Model jaringan ini didukung oleh akses leksikal dengan mempertimbangkan
frekuensinya, pengaruh utama semantiknya, kompleksitas morfologisnya, kekonkritan dan
ketamsilan kata, akses leksikal dan konotasi emosional; akses leksikal dan gerak isyarat;
ambiguitas leksikal yang dilakukan dengan akses makna yang selektif dan keseluruhan, dan
akses makna yang dominan dan subordinat, pengaktifan makna menurut waktu dan
permintaan. Ada tiga model akses leksikal, yaitu model pencarian mandiri, model logogen,
dan model koneksionis.

3. Metafora Konseptual

Teori metafora yang dijadikan dasar analisis data dalam tulisan ini adalah teori metafora yang
diprakarsai Lakoff dan Johnson (2003:3) yang menyatakan bahwa metafora merefleksikan
apa yang kita alami, kita rasakan, dan apa yang kita pikirkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang dikatakan Black dan ditegaskan oleh Ungerer dan Schmid (1996:118), metafora

3
bertindak sebagai alat kognitif. Pendapat itu didukung pula oleh Saeed (2003:342), bahwa
bahasa itu merupakan daerah mental dan kemampuan linguistik didukung oleh bentuk
pengetahuan khusus. Metafora bukan hanya sebagai alat untuk menyatakan ide melalui
bahasa, tetapi alat untuk memikirkan sesuatu.Hal ini didukung Lakoff dan Johnson (dalam
Ungerer dan Schmid, 1996:118), bahwa kita tidak hanya menggunakan metafora +TIME IS
MONEY+secara linguistik, tetapi kita memikirkannya atau mengkonseptualisasi-kannya,
sehingga dapat diibaratkan TIME sebagai target dan MONEY sebagai sumber, yang
dipikirkan sebagai komoditi yang berharga dan sumber yang terbatas. Dengan cara pandang
seperti itu, maka muncullah ungkapan metaforis seperti “You’re wasting my time”, “Can you
give me a few minutes”, “How do you spend your time?”.

4. Komponen Metafora Konseptual

Konvecses (2006: 116-126) menyatakan bahwa metafora konseptual merefleksikan


apa yang dipersepsikan, dialami, dan dipikirkan orang tentang kenyataan dunia. Semua yang
dialami, dipersepsikan, dan dipikirkan merasuk dalam memori semantik yang dapat
digunakan kapan saja. Untuk dapat menggunakannya, seseorang kemudian mengaktifkan
memori itu untuk direalisasikan dalam bentuk verbal yang digunakan dalam komunikasi.
Sehingga ungkapan-ungkapan metaforis kadang lebih dipilih dibandingkan dengan ungkapan
yang tidak metaforis karena ungkapan metaforis mengandung muatan yang diutamakan,
diperhatikan, dan emosi yang ada dalam ungkapan sesuai dengan yang diinginkan pengguna
ungkapan.

Metafora memiliki dua komponen, yaitu: target dan sumber. Berdasarkan penjelasan
Lakoff dan Johnson (1980; 2003) yang diperkuat oleh Kovecses (2006), target biasanya lebih
abstrak, dan sumber lebih konkret. Untuk dapat memahami maksud yang terkandung dalam
metafora ditemukan kesamaan karakteristik yang dimiliki antara target dan sumber. Dengan
membandingkan karakteristik yang dimiliki keduanya, akan ditemukan dasar suatu metafora
digunakan.

4
C. METODE

Penyediaan data dilakukan dengan metode simak bebas libat cakap (non-participant
observation), dan dilanjutkan dengan teknik catat. Selain itu, metode intuisi juga digunakan
sebagai pendamping penyediaan data. Menurut Deignan (2005:110), metode intuitif sering
digunakan para peneliti metafora konseptual, seperti Lakoff dan Johnson, Kovecses, yaitu
dengan menggunakan pengalaman peneliti yang telah menginternalisir di dalam diri peneliti.
Yang dijadikan sampel adalah ungkapan-ungkapan metaforis yang terdapat dalam tajuk
rencana di harian Kompas.

Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode referensial, yang digunakan
untuk menunjukkan dan membandingkan referen atau makna yang terdapat dalam sumber
dan target ungkapan metaforis yang dianalisis. Selain itu, content analysis dengan teknik
inferensi abduktif (Krippendorff, Klaus. 2004) juga digunakan untuk menunjukkan
bagaimana proses kognitif terjadi dalam menghasilkan ungkapan metaforis untuk
menghubungkan antara sumber dan target, dan menemukan dasar metafora yang menentukan
hubungan sumber dan target.

D. HASIL ANALISIS

Berdasarkan hasil kajian teoretis dan analisis data dapat dipresentasikan proses
kognitif yang dapat ditunjukkan melalui hubungan atau korespondensi yang terjadi antara
sumber dan target yang terdapat dalam ungkapan metaforis yang ada di tajuk rencana harian
Kompas. Berikut penjelasan setiap hubungan.

1. Hubungan atau Korespondensi karena Pengalaman yang Dirasakan oleh Tubuh

Hubungan karena pengalaman yang dirasakan oleh tubuh yang dimaksudkan dalam
tulisan ini adalah hubungan konseptual antara ranah sumber dan target yang dapat
ditunjukkan karena pengalaman yang dirasakan oleh tubuh. Untuk menjelaskan bagaimana
korespondensi konseptual antara ranah sumber dan target karena pengalaman yang dirasakan
oleh tubuh, penulis sajikan contoh (1) berikut.

(1) Membengkaknya impor tepung singkong indonesia terasa . ... sebagai negara
agraris yang subur makmur. Ironi Impor Singkong, tajuk rencana Kompas Selasa 18
Desember 2012.

Gambar 1. Proses Interpretasi Tanda “Membengkaknya impor tepung singkong”

5
Inferensi Makna
ikonis metaforis

Membengkaknya KM: Bertambah besar


impor tepung -[bagian tubuh yang menjadi atau bertambah
Indonesia terasa besar karena pengaruh dari banyaknya impor
dalam.
ironis karena kita tepung Indonesia
-[bagian tubuh yg menjadi
membanggakan diri besar karena penyakit] yang berasal dari
sebagai negara -[menjadi bengkak] luar negeri
agraris yang subur -[bertambah besar, banyak]
makmur

Ungkapan membengkaknya impor tepung singkong dikategorikan metaforis karena


ungkapan membengkaknya disandingkan dengan kata impor tepung singkong. Apabila
ungkapan itu disandingkan dengan kata kaki, maka ungkapan itu tidak metaforis, karena kaki
merupakan bagian tubuh. Oleh karena itu, konseptualisasi yang dibangun oleh penulis tajuk
rencana dengan menggunakan ungkapan metaforis membengkaknya impor tepung
singkong dapat diinferensikan bahwa penulis melakukan strategi asosiatif antara impor
tepung singkong dengan kaki atau bagian tubuh lainnya.

Impor mengimplikasikan memasukkan, mendatangkan barang atau komoditas dari


suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam
negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional, lawannya adalah ekspor.

Strategi asosiatif digunakan untuk mengaktifkan memori semantik dan


pengalamannya serta pengalaman yang dibayangkan ketika Indonesia swasembada tepung
singkong pada dekade 1980-an dan petani mengeluh karena singkong mereka dihargai sangat
murah.

(2) Ibu kota Jakarta , sabtu pekan lalu, lumpuh!

6
Gambar 2. Proses Interpretasi Tanda “Ibu kota Jakarta , sabtu pekan lalu, lumpuh!”

Inferensi Makna
ikonis metaforis

Ibu kota Jakarta , KM: Ibu kota Jakarta ,


sabtu pekan lalu, -[bagian tubuh lemah dan sabtu pekan lalu,
lumpuh! tidak bertenaga atau tidak tidak berjaIan
dapat bergerak lagi] tidak berlangsung
-[tidak berjaIan atau tidak sebagaimana
berlangsung sebagaimana mestinya
mestinya]

Ungkapan Ibu kota Jakarta disandingkan dengan ungkapan lumpuh dikategorikan


metaforis, tetapi kalau kata itu disandingkan dengan kata kaki ibu, maka ungkapan itu tidak
metaforis. Hal ini dapat ditunjukkan atau divisualisasikan atau dilihat bagaimana seseorang
mengalami lumpuh atau anggota badannya tidak berfungsi dengan baik, yaitu: kaki, tangan,
atau bagian tubuh lainnya kaku, misalnya. Akan tetapi, Ibu Kota lumpuh tidak dapat
ditunjukkan secara visual, tetapi bisa dikonseptualisasikan.

Dengan ungkapan Ibu Kota lumpuh, penulis tajuk rencana mengkonseptualisasikan


bagaimana suasana atau keadaan Jakarta sebagai suatu entitas yang tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya dimana genangan air di sejumlah tempat telah menyebabkan
kemacetan parah dan bagaimana Ibu Kota bisa lumpuh. Secara konkret lumpuh dapat
dibuktikan secara visual, dan dapat dirasakan apabila seseorang mengalami semua anggota
tubuhnya lumpuh. Dengan strategi asosiatifnya, penulis tajuk rencana menggunakan memori
semantiknya dengan mengaktifkan leksikon internalnya untuk mencari ungkapan yang sesuai
untuk mewakili gambaran apa yang dirasakan ketika Jakarta sebagai ibu kota menjadi sebuah
tempat yang tidak dapat berjalan atau berlangsung sebagaimana mestinya.

2. Hubungan Kesamaan Sifat antara Sumber dan Target

Hubungan kesamaan sifat antara sumber dan target dapat melatarbelakangi hubungan antara
ranah sumber dan ranah target. Untuk menjelaskan itu, penulis sajikan contoh (3) berikut.

7
(3) Ini sulit dibantah karena isu Korut memang terbukti alot.

Gambar 3. Proses Interpretasi Tanda “......isu Korut memang terbukti alot”

Inferensi Makna
ikonis metaforis

....isu Korut KM: Isu Korut memang


memang terbukti -[ lemah (tidak kaku)] terbukti sukar atau
alot -[ tidak mudah patah atau Korut merupakan
putus] sebuah negara
-[ tidak mudah kalah] yang tidak mudah
-[ tidak mudah putus asa] menyerah.
-[sukar atau segan
membayar]
hutang
Kata alot dapat dikategorikan metaforis karena kata itu disandingkan dengan kata Korut.
Akan tetapi, apabila kata alot disandingkan dengan kata daging, maka kata itu menjadi tidak
metaforis, karena entitas yang memiliki ciri alot adalah daging yang yang belum matang atau
setengah matang. daging yang masih alot berarti daging yang zatnya sangat sulit untuk
dimakan atau bahkan dipotong. Daging yang alot memiliki sifat tidak empuk, lemah (tidak
kaku) tetapi tidak mudah untuk diperlakukan sehingga memerlukan suatu cara yang benar-
benar teliti.

Konseptualisasi yang dilakukan penulis tajuk rencana dengan menggunakan ungkapan


metaforis Korut memang terbukti alot dapat diinferensikan bahwa penulis melakukan
strategi asosiatif antara daging yang alot dengan sebuah negara yakni Korut. Sifat alot
mengimplikasikan tidak mudah kalah, sulit, dan tidak mudah putus asa. Ungkapan Korut
memang terbukti alot pada contoh (3) menyiratkan bahwa penulis tajuk rencana berusaha
untuk menggambarkan perundingan dan kesepakatan antara negara Korsel dan Korut yang
tidak mudah diselesaikan. Penulis tajuk rencana mengkonseptualisasikan hubungan antara
Korsel dan Korut sebagai hubungan antara dua negara yang sulit untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak. Korut sebagai negara tetangga yang
berdampingan secara langsung dengan Korsel merupakan sebuah negara yang tidak mudah
menyerah. Dalam mengkonseptualisasikannya, penulis tajuk rencana membandingkan Korut
memiliki sifat yang sama dengan sifat daging. Kata alot tidak menjadi metaforis apabila
disandingkan dengan daging, karena kata alot berkolokasi dengan kata daging dalam

8
pemakaian secara umum. Dapat dibayangkan bagaimana sifat daging yang alot, yang lunak
tetapi tidak mudah ditaklukkan.

(4). Keganasan korupsi berlangsung di kalangan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Gambar 4. Proses Interpretasi Tanda “Keganasan korupsi”

Inferensi Makna
ikonis metaforis

Keganasan korupsi KM: Korupsi menjadi


berlangsung di -[galak dan suka menyerang sebuah cara yang
kalangan eksekutif, atau melawan] merajalela atau
-[menyerang dan mengamuk menghebat di
legislatif, dan
dengan hebatnya] semua kalangan,
yudikatif -[ merajalela; menghebat] baik eksekutif,
-[ kebuasan; kebengisan; legislatif maupun
kegalakan] yudikatif
kegarangan membayar]
hutang metaforis karena kata itu disandingkan dengan kata
Kata keganasan dapat dikategorikan
korupsi. Akan tetapi, apabila kata keganasan disandingkan dengan kata binatang, maka
kata itu menjadi tidak metaforis, karena entitas yang memiliki ciri ganas adalah binatang
yang galak dan mudah menyerang atau melawan, tetapi dibiarkan di habitatnya, yaitu: hutan.
Binatang yang ganas berarti binatang yang hidupnya buas atau bengis. Binatang yang ganas
memiliki sifat tidak bisa dikontrol, semaunya sendiri, bengis, dan tidak peduli apakah yang
dilakukan melanggar aturan (manusia) tentunya.
Walaupun binatang buas, mereka tentunya juga memiliki aturan sendiri yang menjadi
kesepakatan antara binatang.
Konseptualisasi yang dilakukan penulis tajuk rencana dengan menggunakan ungkapan
metaforis keganasan korupsi dapat diinferensikan bahwa penulis melakukan strategi
asosiatif antara binatang yang ganas dengan korupsi. Sifat ganas mengimplikasikan tidak
terkontrol, merajalela, semaunya sendiri, dan membabi buta. Ungkapan keganasan korupsi
pada contoh (4) menyiratkan bahwa penulis tajuk rencana berusaha untuk menggambarkan
praktik korupsi di Indonesia yang terjadi pada semua kalangan baik eksekutif, legislatif
maupun yudikatif sehingga tidak mengindahkan aturan. Penulis tajuk rencana sebagai
masyarakat yang mengalami dan merasakan bagaimana imbas dari praktik korupsi di
Indonesia mengkonseptualisasikan praktik korupsi sebagai kegiatan yang memprihatinkan,
terutama nasib bangsa dan negara karena akan menyengsarakan seluruh rakyat Indonesia.

9
Banyak rakyat yang kehilangan peluang untuk menikmati hidup yang lebih baik. Dalam
mengkonseptualisasikannya, penulis tajuk rencana membandingkan korupsi memiliki sifat
yang sama dengan sifat keganasan binatang. Kata keganasan tidak menjadi metaforis apabila
disandingkan dengan binatang, karena kata keganasan berkolokasi dengan kata binatang
dalam pemakaian secara umum. Dapat dibayangkan bagaimana sifat binatang yang ganas,
yang tidak dikendalikan, seenaknya sendiri, membabi buta.

3. Hubungan Kesamaan Ciri antara Sumber dan Target

Korespondensi konseptual yang ditunjukkan karena hubungan kesamaan ciri antara ranah
mental sumber dan target dapat dijelaskan melalui contoh (5) berikut.

(5). Pemerintah perlu segera memetakan pola agribisnis singkong yang menjelaskan
kemampuan dan lokasi produksi serta besar dan jenis kebutuhan tepung

Gambar 5. Proses Interpretasi Tanda “memetakan pola agribisnis singkong”

Inferensi Makna
ikonis metaforis

memetakan pola KM: Pemerintah perlu


agribisnis singkong -[melukiskan] segera melukiskan atau
-[menggambarkan] menggambarkan pola
-[menggambar tanah,
agribisnis singkong
gunung dijadikan peta]

Ungkapan memetakan disandingkan dengan kata pola agribisnis menjadi metaforis,


tetapi kalau ungkapan itu disandingkan dengan pulau dan tanah atau gunung , kemudian
menjadi ungkapan Pemerintah perlu segera memetakan pulau dan laut, ungkapan itu
menjadi tidak metaforis. Sebagai contoh, apabila pemerintah memiliki kawasan atau daerah
yang luas sekali, pada waktu mengklasifikasikan daerah atau kawasannya mudah untuk
dilaksanakan, Sehingga secara visual pun dapat dibuktikan.

Oleh karena itu, dengan ungkapan memetakan pola agribisnis singkong, dapat
diinferensikan bahwa penulis tajuk rencana mengkonseptualisasikan pola agribisnis memiliki
ciri seperti peta sebagai daerah atau kawasan, karena peta menjadi sebuah cara untuk
menggambarkan luasnya sebuah daerah, Kesamaan ciri antara pola agribisnis dan peta adalah

10
penjelasan untuk mengetahui daerah yang dikuasai sebuah negara. Itu suatu strategi asosiatif
yang dilakukan penulis tajuk rencana ketika menghasilkan ungkapan metaforis yang
digunakan.

Strategi asosiatif untuk menunjukkan hubungan kesamaan ciri juga dapat dikenali dari
ungkapan metaforis pada contoh (6) berikut.

(6). Pasti akan memancing negara yang bersengketa dengannya akan mengambil
sikap yang sama.

Gambar 6. Proses Interpretasi Tanda “memancing negara yang bersengketa”

Inferensi Makna
ikonis metaforis

Pasti akan KM: Memprovokasi


memancing negara -[ menangkap ikan dengan negara yang sedang
yang bersengketa Pancing] bersengketa guna
-[ mengail] terjadi perkelahian
dengannya akan
-[ memberi sesuatu untuk atau pertempuran
mengambil sikap memikat sehingga bisa
yang sama mendapat apa yg diinginkan]
-[ mengadakan provokasi
supaya terjadi perkelahian
(pertempuran)]
-[ menuangi air (bensin
dsb) pd pompa supaya air
(bensin) dapat keluar]
-[ mengajukan pertanyaan-
pertanyaan untuk
mendapatkan keterangan
atau data yg diperlukan

Ungkapan memancing negara yang bersengketa mengindikasikan bahwa penulis


tajuk rencana mengkonseptualisasikan bahwa negara yang sedang bersengketa memiliki ciri
yang sama dengan suatu entitas yang hidup di air, umpan yang dilemparkan di atas air akan
menjadi sesuatu yang diperebutkan. Apabila diperhatikan, sumber metafora + MEMANCING
SENGKETA+ dapat direalisasikan oleh beberapa ungkapan metaforis yang menunjukkan ciri
ikan atau binatang air lainnya, yaitu: ikan selalu berebut umpan, dan benda yang sudah
didapatkan biasanya tidak akan dilepaskan atau tidak dapat kembali atau diambil.

11
4. Hubungan Kesamaan Kekuatan antara Sumber dan Target

Korespondensi konseptual antara ranah mental sumber dan target yang menunjukkan
kesamaan kekuatan yang dimiliki dapat dijelaskan melalui contoh (7) berikut.

(7). Kita juga tidak ingin Jepang menjadi bulan-bulanan akibat sikap China yang
agresif.

Gambar 5. Proses Interpretasi Tanda “menjadi bulan-bulanan”

Inferensi Makna
ikonis metaforis

Kita juga tidak KM: Jepang tidak


ingin Jepang -[(gambar) benda buatan menginginkan menjadi
menjadi bulan- menyerupai bulan sasaran sikap agresif
-[sasaran]
bulanan akibat China
sikap China yang
agresif

Sesuatu yang menjadi bulan-bulanan hanya dapat dilakukan oleh suatu entitas yang
memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan dengan yang menjadi sasarannya. Karena
menjadi bulan-bulanan, seseorang tidak mampu melawan atau membalas karena ia telah
lemah karena telah menjadi sasaran. Ungkapan bulan-bulanan biasanya digunakan untuk
menggambarkan tindakan seorang petinju yang sudah menguasai lawan sepenuhnya. Orang
yang menjadi bulan-bulanan, apabila ia tidak memiliki ketahanan yang kuat dan tidak keluar
dari keadaannya, maka ia akan roboh dan tidak dapat melawan balik.

Gambaran itu dikonseptualisasikan oleh penulis tajuk rencana untuk menggambarkan


bagaimana Sikap agresif China menjadikan Jepang bulan-bulanan. Akan tetapi, Jepang
dengan kekuatan militernya diharapkan tidak untuk melayani sikap agresif China yang
diperlihatkan dalam menangani tumpang tindih klaim dengan Jepang di gugus kepulauan
Senkaku di Laut China Timur.

12
Konseptualisasi yang dilakukan penulis tajuk rencana adalah dengan membandingkan apa
yang terjadi antara tindakan yang menjadi bulan-bulanan di ring tinju dengan sikap agresif
China terhadap Jepang mengenai daerah perbatasan (gugus kepulauan Senkaku), yang
mengakibatkan kekhawatiran akan tindakan tegas Jepang terhadap China tidak terkendali.

E. SIMPULAN

Simpulan yang dapat ditarik dari penjelasan di atas adalah proses kognitif yang terjadi dalam
menghasilkan ungkapan metaforis adalah dengan mengkonseptualisasikan korespondensi
karena Pengalaman, kesamaan sifat, ciri, dan kekuatan yang dimiliki sumber dengan yang
dimiliki target, dengan tujuan untuk menggambarkan kejadian atau pengalaman yang dialami,
dirasakan, dan dipikirkan oleh penulis tajuk rencana tentang segala yang terjadi. Strategi
yang digunakan untuk mengkonseptualisasikan adalah dengan strategi asosiatif, yaitu:
strategi untuk menghidupkan memori semantiknya yang berkaitan dengan sifat, ciri, maupun
kekuatan yang dimiliki sumber untuk dibandingkan dengan target.

DAFTAR PUSTAKA

Chomsky, Noam. 1972. Language and Mind. New York: Cambridge University Press.
Deignan, Alice. 2005. Metaphor and Corpus Linguisitcs. Amsterdam: John Benjamins
Publishing Company.
Jay, Timothy B. 2003. The Psychology of Language. New Jersey: Prentice Hall.
Jorgensen, Marianne dan Phillips, Louise. 2002. Discourse Analysis as Theory and Method.
London: SAGE Publications.
Kess, Joseph F. 1992. Psycholinguistics: Psychology, Linguistics, and the Study of Natural
Language. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.
Knowles, Murray dan Moon, Rosamund. 2006. Introducing Metaphor. London: Routledge.
Kovecses, Zoltan. 2006. Language, Mind, and Culture. Oxford: Oxford University Press.
Lakoff, George dan Johnson, Mark (2003). Metaphors We Live By. Chicago dan London: The
University of Chicago Press.
Lakoff, George. 2006. Conceptual Metaphor: The Contemporary Theory of Metaphor. Edited
by Dirk Geeraerts. Cognitive Linguistics: Basic Reasings. Berlin: Walter de Gruyter.
Saeed, John I. 2003. Semantics. Second Edition. Oxford: Blackwell Publishing.

13
PUSTAKA DATA

Harian Kompas terbitan tanggal 15 Desember 2012, 18 Desember 2012, 20 Desember 2012,
21 Desember 2012, 22 Desember 2012, dan 26 Desember 2012,

LAMPIRAN DATA

1. Hubungan atau Korespondensi karena Pengalaman yang Dirasakan oleh Tubuh


1. Membengkaknya impor tepung Indonesia terasa ironis karena kita membanggakan diri
sebagai negara agraris yang subur makmur
2. Kemenangan itu memuluskan langkah Shinzo Abe kembali ke kursi PM
3. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengakui lonjakan impor tepung
singkong pada 2012
4. Peluang Partai Demokrat untuk memulihkan citra, kewibawaan, dan kredibilitas dalam ......
5. Ibu kota Jakarta , sabtu pekan lalu, lumpuh!
6. Sebelum dapat menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja di negara lain, .....
2. Hubungan Kesamaan Sifat antara Sumber dan Target
1. .....hal itu cukup untuk menunjukkan lemahnya keandalan rantai pasok listrik
2. Pemilihan presiden dinilai sebagian kalangan berlangsung sengit .......
3. Ini sulit dibantah karena isu Korut memang terbukti alot.
4. Keganasan korupsi berlangsung di kalangan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
5. Perkembangan Krisis Suriah sempat genting ketika diberitakan Rusia mengubah ........
6. Namun, perkembangan krisis suriah yang sempat genting mereda .......
3. Hubungan Kesamaan Ciri antara Sumber dan Target
1. Kelompok musik Koes Plus pernah mendendangkan lagu “Kolam Susu “ yang memuja
kesuburan tanah Nusantara.
2. Industri pengolahan singkong, terutama di Lampung sebagai sentra produksi singkong,
tidak mampu menampung ubi kayu petani sehingga harga jatuh.
3. Pemerintah perlu segera memetakan pola agribisnis singkong yang menjelaskan
kemampuan dan lokasi produksi serta besar dan jenis kebutuhan tepung
4. Kementerian Pertanian, kementerian Perindustrian dan kementerian perdagangan harus
duduk bersama meninggalkan kepentingan sektoral.
5. LDP meraih mayoritas kursi dan dapat membentuk pemerintah sendiri.
6. Pasti akan memancing negara yang bersengketa dengannya akan mengambil sikap yang
sama.
7. menangkap ikan dng pancing; mengail;
8. Kita juga tidak ingin Jepang menjadi bulan-bulanan akibat sikap China yang agresif.
9. 1 (gambar) benda buatan
10. menyerupai bulan; 2 sasaran;
11. Yang hampir pasti menduduki kursi perdana menteri.
12. Mereka tetap dapat mengendalikan diri karena masih dibayang-bayangi oleh kesalahan
yang dilakukan Jepang di masa lalu
13. Membaca laporan Komite Nasional Keselamatan Transfortasi tentang musibah Superjet 100
Sukhoi membawa ingatan kita ke tragedi tersebut.
14. Berikutnya, investigasi KNKT menyimpulkan ada beberapa faktor yang berkontribusi
terhadap terjadinya kecelakaan yang menyedot perhatian media massa saat itu.
15. Setiap ada musibah, semua pihak perlu memetik pelajaran untuk meningkatkan kualitas
pelayanan.
16. Perasaan kecewa merebak luas di kalangan rakyat Tunisia atas kinerja pemerintah yang
dinilai gagal melakukan perubahan selama dua bulan terakhir.
17. Semula rakyat melambungkan harapan perbaikan dan perubahan tinggi setelah penguasa
otoriter dan korup diturunkan pergolakan rakyat yang dipicu kasus bakar diri pedagang

14
buah ....
18. Kaum elite tampaknya asyik bermain politik, ....
19. Proses transformasi Tunisia pun mengalami kedodoran.
20. Aksi bakar diri itu telah menciptakan api revolusi yang menjatuhkan pemerinyah diktator
Ben Ali.
21. Revolusi Tunisia juga melontarkan bola api yang bergerak liar ke sejumlah negara
Arab,.....
22. Ketersediaan listrik, seperti juga bandara, pelabuhan, dan jalan, adalah jantung
pertumbuhan ekonomi.
23. Di tengah demam “gangnam style” yang melanda dunia dan maraknya K-pop yang .......
24. ...., ia juga berhasil menerobos tembok penghalang psikologis, ......
25. ..dan menyegarkan kembali perekonomian negara yang kini cenderung stagnan.
26. ..., tetapi Korut masih kokoh berdiri sebagai batu ujian.
27. Kita berharap hubungan baik antara Korsel dan Indonesia yang selama ini dipupuk
Presiden Lee Myung-bak ......
28. Kalangan internal Partai Demokrat sudah menyuarakan kegalauan.
29. Tentu saja persoalan dugaan korupsi tidak hanya menimpa Partai Demokrat dan sejumlah
partai lain, ......
30. Lebih-lebih karena sejarah memperlihatkan banyak negara ambruk karena korupsi
31. Pesimisme meningkat karena upaya melawan korupsi terkesan kedodoran.
32. Sejumlah partai semakin jauh terseret ke dalam praktik korupsi.
33. Lebih memprihatinkan lagi nasib bangsa dan negara, Lebih memprihatinkan lagi nasib
bangsa dan negara, yang bisa kehilangan tenaga dan terperosok karena berbagai sendi
kehidupan bangsa dan negara digerogoti korupsi
34. Semua pihak tidak bisa menutup mata akan kemungkinan kekalahan militer pemerintah
Assad.
35. Ketika Rusia menyiratkan perubahan sikap terhadap Assad, ingatan pun tertarik ke
belakang, ....
36. ...bahwa mereka tidak merencanakan campur tangan militer .......
37. Bukan tidak mungkin Amerika Serikat akan melibatkan diri.
38. Lalu lintas terkunci!
39. Selain kawasan yang sudah menjadi langganan banjir.
40. Melalui media sosial kita menangkap kekesalan warga atas ..........
41. Puncak curah hujan akan terjadi pada Januari dan Februari.
42. Dunia politik selalu menyimpan kejutan.
43. Seorang jenderal angkatan darat yang memerintah Korea Selatan dengan tangan besi.
44. Sadar dengan getirnya beban sejarah, .....
45. Sudah sepantasnya karena perempuan ikut berperan melahirkan dan memelihara
Indonesia.
46. Malaysia dan India, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan diri menghadiri
puncak peringatan Hari Ibu .....
4. Hubungan Kesamaan Kekuatan antara Sumber dan Target
1. Kita juga tidak ingin Jepang menjadi bulan-bulanan

15

Anda mungkin juga menyukai