Anda di halaman 1dari 17

Konfigurasi elektron

Notasi unsur
a
bX a = nomor massa b = nomor atom x = nama unsur
​= proton + neutron ​=​ ​Jumlah proton/elektron

Hukum Aufbau
1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10 4p 6 5s 2 4d 10 5p 6 6s 2 4f 14
5d 10 6p 6 7s 2

Hukum Hund
elektron diisi satu per satu dalam sebuah orbital dari kiri ke kanan.

Hukum Pauli
Dalam satu atom tidak boleh ada dua elektron yang memiliki empat bilangan kuantum yang sama

Penyingkatan dengan gas mulia


Konfigurasi elektron disubstitusikan dengan salah satu unsur gas mulia.
2
2 He : 1s

10 N e : 1s 2 2s 2 2p 6
18 Ar : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6
36 Kr : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10 4p 6
54 Xe : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10 4p 6 5s 2 4d 10 5p 6
86 Rn : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10 4p 6 5s 2 4d 10 5p 6 6s 2 4f 14
5d 10 6p 6
Contoh
2 2 6 2 5
17 Cl : 1s 2s 2p 3s 3p ⇒ 17 Cl : [N e] 3s 2 3p 5
35 Br : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 3d
2 10
4p 5 ⇒ 35 Br : [Ar] 4s 2 3d 10 4p 5
11 N a : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 1 ⇒ 11 N a : [N e] 3s 1

Elektron valensi
Elektron valensi adalah elektron-elektron yang berada di kelopak paling luar sebuah atom, dan
nanti akan berhubungan dengan pembentukan ikatan kimia (belum dipelajari).

Menentukan elektron valensi dengan cara melihat orbital terakhir pada sebuah elektron
-Jika orbital terakhir adalah ​s ​ maka elektron valensi adalah ​elektron pada orbital ​s​ tersebut
-Jika orbital terakhir adalah ​p​ maka elektron valensi adalah ​elektron pada orbital ​p​ tersebut,
dan elektron pada orbital ​s​ terakhir
-Jika orbital terakhir adalah ​d​ ​maka elektron valensi adalah ​elektron pada orbital ​d​ tersebut,
dan elektron pada orbital ​s​ terakhir
-Jika orbital terakhir adalah ​f​ maka elektron valensi adalah ​elektron pada orbital ​f​ tersebut, dan
elektron pada orbital ​s​ terakhir
(dalam kata lain, jika orbital terakhir suatu atom adalah​ selain ​s,​ maka elektron valensinya
adalah ​elektron pada orbital terakhir dan elektron pada orbital ​s​ terakhir​)

Contoh:
- 11 N a : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 1 ​Eva​ = 1 (elektron dalam orbital terakhir ​s​)
- 17 Cl : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 5 ​ ​Eva​ = 5 (elektron dalam orbital terakhir) + 2 (elektron pada
orbital ​s ​terakhir), Eva= 7
- 35 Br : 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 10 4p 5 ​Eva = ​5 (elektron dalam orbital terakhir + 2
(elektron pada orbital ​s ​terakhir), Eva= 7

Ion
Atom akan selalu mencoba menjadi stabil dengan konfigurasi mirip dengan gas mulia. Yaitu
dengan atom valensi 8 (Khusus untuk golongan A). Golongan B memiliki beberapa tingkatan
ionisasi.
Contoh
2 10
35 Br : [Ar] 4s 3d 4p 5 ⇒ 35 Br : [Ar] 4s 2 3d 10 4p 6
17 Cl : [N e] 3s 2 3p 5 ⇒ 17 Cl : [N e] 3s 2 3p 6
11 N a : [N e] 3s 1 ⇒ 11 N a
+
: [He] 2s 2 2p 6

Penyimpangan konfigurasi stabil (Penyimpangan aufbau)


Konfigurasi atom akan stabil saat penuh/setengah ketika:
s 2d 4 ⇒ s 1d 5
s 2 d 9 ⇒ s 1 d 10
Tabel Periodik Dikelompokkan berdasarkan:
-​Periode : ​Urutan secara horizontal berdasarkan nomor atom, dari kiri ke kanan.
-Golongan : ​Pengelompokan secara vertikal berdasarkan kemiripan sifat.
Cara Singkat Menentukan Eva
Ikatan atom sangat berkaitan erat dengan ​Elektron Valensi​, dan untuk menentukan Eva dengan lebih
cepat, kita bisa menggunakan rumus 2n​2​ dimana n = bilangan kuantum utama (kulit atom)
2n​2​: K = 2(1)​2​ = 2
L = 2(2)​2​ = 8
M = 2(2)​2​ = 32
Dan seterusnya

Contoh aplikasi:
11​Na= 2 8 ​1​, Eva = 1

35​Br= 2 8 18 ​7​, Eva = 7

Hukum Oktet/Duplet

Untuk mencapai kondisi ​stabil,​ atom memiliki kecenderungan menjadikan konfigurasinya sama dengan
unsur gas mulia terdekat (​Menjadikan Elektron Valensi=8, atau elektron valensi=2 untuk unsur-unsur
kecil​). Hal ini diberi nama Aturan Oktet (eva=8) dan Duplet (Eva=2).

Contoh:
+
11​Na= 2 8 ​1​, Agar menjadi Stabil, mengikuti hukum Oktet, maka ​melepas 1 elektron menjadi Na​
-3
15​P= 2 8 ​5​, Agar menjadi Stabil, mengikuti hukum Oktet, maka ​menarik 3 elektron menjadi P​
+
3​Li= 2 ​1​, Agar menjadi Stabil, mengikuti hukum Duplet, maka ​melepas 1 elektron menjadi Li​

Unsur dengan Eva sedikit (Jumlah Eva 1, 2, 3) memiliki kecenderungan ​Melepas​ elektron, disebut ​Logam
Unsur dengan Eva banyak (Jumlah Eva 4, 5, 6, 7) memiliki kecenderungan ​Menarik​ elektron, disebut
Non-logam
Unsur dengan Eva 8 merupakan ​Gas Mulia​ dan bersifat S
​ tabil

PENGECUALIAN hukum oktet dapat terjadi pada:


-Senyawa Be, B, dan Al yang memiliki Eva kurang dari 4, seperti BCl​3
-Senyawa dengan total Eva yang Ganjil
-Senyawa dengan total Eva yang Lebih dari 8 (Oktet berkembang)

Ikatan Ion
Ikatan Ion merupakan ikatan yang terjadi ​antara unsur Logam dan Non-Logam​, dimana terjadi
Serah-Terima elektron​ pada atom yang berikatan. Ikatan Ion bisa ​menghantarkan listrik dalam bentuk
Lelehan dan Larutan

Contoh ikatan Ion:


Dapat dilihat bahwa untuk mencapai kondisi stabil, Unsur ​Na harus melepaskan 1 elektron​, sedangkan
unsur ​Cl harus menerima 1 elektron​, maka terjadi ​serah terima elektron antara Na dan Cl​ yang membuat
mereka berikatan menjadi NaCl

Contoh Lain:

Mg​+2​ dengan Br​-1​ membentuk MgBr​2

Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk ​antara unsur Non-Logam​ dengan ​Elektron yang
digunakan bersama

Berdasarkan Jumlah Pasangan Elektron, terbagi menjadi:


-Kovalen Tunggal
-Kovalen Rangkap 2
-Kovalen Rangkap 3

Berdasarkan Asal elektron yang digunakan, terbagi menjadi:


-Kovalen Biasa = tunggal, rangkap 2, rangkap 3
-Kovalen Koordinasi

Berdasarkan Keelektronegatifan, terbagi menjadi:


-Kovalen Non-Polar = ​Tidak bisa menghantarkan listrik
-Kovalen Polar = ​Menghantarkan listrik dalam wujud Larutan

1. Kovalen Tunggal

(Titik menggambarkan Eva unsur)


Dapat kita lihat pada 1 ikatan (domain), ada Satu Pasang elektron yang digunakan bersama.

H= ​1 ​Perlu menyerap 1 elektron agar stabil, maka pada ikatan H​2​ mereka bersama-sama
1​
menggunakan sepasang elektron agar keduanya stabil

H​2​O= H perlu menyerap 1 elektron, O perlu menyerap 2 elektron, Maka masing-masing Hidrogen
meminjam 1 elektron dari Oksigen, dan Oksigen meminjam kembali 1 elektron dari
masing-masing Hidrogen sehingga keduanya stabil dan berikatan menjadi H​2​O

2. Kovalen Rangkap 2
Dapat kita lihat pada 1 domain, terdapat 2 Pasang Elektron yang digunakan bersama. Konsep
sama dengan kovalen tunggal, namun untuk memenuhi aturan Oktet, unsur sekaligus meminjam 2
pasang elektron.

3. Kovalen Rangkap 3

Dapat kita lihat pada 1 domain terdapat 3 pasang Elektron yang digunakan bersama. Konsep
sama dengan kovalen tunggal, namun untuk memenuhi aturan Oktet, unsur sekaligus meminjam 3
pasang elektron.

4. Kovalen Koordinasi

Ikatan Kovalen Koordinasi merupakan ikatan kovalen dimana atom yang digunakan hanya
berasal dari salah satu atom saja. Ikatan Kovalen Koordinasi hanya bisa terjadi jika ada atom
yang ​sudah mencapai aturan Oktet namun masih memiliki Pasangan Elektron Bebas​ bertemu
dengan atom yang ​masih butuh Pasangan Elektron​. Sehingga, satu atom meminjamkan, tanpa
dipinjam kembali.

Contoh 2:
O yang di bawah meminjam 1 Pasang Elektron ke atom N yang sudah mencapai aturan oktet.
Sehingga O meminjam ke N namun tidak dipinjam kembali oleh N.

5. Kovalen Polar/Non-Polar
Polaritas merupakan sebuah fenomena dimana ada ketidakseimbangan elektron dalam sebuah
molekul, sehingga terjadi Kutub dalam elektron tersebut. Kovalen yang memiliki polaritas disebut
Kovalen Polar, dan yang tidak memiliki polaritas disebut Kovalen Non-Polar.

Polaritas bisa dilihat dari ada atau tidaknya Pasangan Elektron Bebas pada Atom Inti sebuah
molekul, sehingga membuat bentuk molekul tidak seimbang.
Perbandingan Ikatan Kovalen dan Ion

Ikatan Ion merupakan ikatan yang lebih Stabil dari ikatan Kovalen, sehingga ikatan ion memiliki titik
didih yang lebih tinggi dari ikatan kovalen.

Ikatan Ion bisa menghantarkan listrik dalam bentuk ​Larutan dan Lelehan
Ikatan Kovalen Polar bisa menghantarkan listrik dalam bentuk ​Larutan SAJA
Ikatan Kovalen Non-Polar​ tidak bisa menghantarkan listrik

*Tidak ada yang bisa menghantarkan listrik dalam bentuk Padatan

Ikatan Campuran Ion-Kovalen


Ikatan campuran merupakan ikatan molekul kovalen polar terionisasi dengan atom logam.

Geometri Molekul
Geometri molekul merupakan bentuk molekul setelah atom-atom melakukan ikatan. Geometri
molekul dipengaruhi oleh Inti Molekul (A), Pasangan Elektron Terikat (X), Pasangan Elektron
Bebas (E).

Gaya tolak-menolak antara Pasangan Elektron, baik bebas ataupun terikat membentuk geometri
molekul. Urutan kekuatan Gaya Tolak-Menolak tersebut adalah:
PEB-PEB>PEB-PET>PET-PET

Berikut tabel Geometri Molekul, beserta Nama dan Contohnya:


Hibridasi
Disusun oleh Syahrend Aiman, Muhammad Fathir, Yumna Aqila, dan Syifa Yusra

Anda mungkin juga menyukai