Farmaka
Farmaka
ABSTRAK
Dilakukan sintesis senyawa oktil para metoksi sinamat (OPMS) dari bahan baku rimpang
kencur (Kaempferia galangae Rhizoma) dengan proses transesterifikasi menggunakan pelarut
oktanol. Bahan baku dalam bentuk serbuk kering lalu dimaserasi selama 3x24 jam sampai
didapatkan ekstrak. Ekstrak dipekatkan dengan rotavapor dan didinginkan hingga terbentuk
kristal etil para metoksi sinamat (EPMS). Kristal dimurnikan dengan tahap rekristalisasi.
Rendemen EPMS yang dihasilkan adalah sebanyak 2,44%. Uji kemurnian dari EPMS
dilakukan dengan metode KLT. Rendemen kemudian dihidrolisis hingga didapatkan asam
para metoksi sinamat (APMS) dengan persen rendemen reaksi sebesar 94,13%. Kembali
dilakukan pengujian perbandingan APMS dengan APMS standar melalui metode KLT. Isolat
APMS kemudian ditransesterifikasi dengan oktanol dalam suasana asam H2SO4 untuk
menghasilkan senyawa oktil para metoksi sinamat (OPMS). Kristal disaring dan
direkristalisasi hingga didapatkan senyawa OPMS yang kemudian diidentifikasi dengan
Electrothermal Melting Point Apparatus, KLT, spektrofotometri UV, spektrofotometri infra
merah, dan spektoskopi massa. OPMS yang telah diidentifikasi dinyatakan dapat digunakan
sebagai bahan baku potensial tabir surya karena dapat memberikan serapan pada rentang 290-
320 nm tepatnya di 312 nm.
Kencur (Kaemferia galanga Linn) memiliki efek samping yang lebih kecil.
merupakan salah satu jenis tumbuhan yang Banyak senyawa di dalam kencur yang
seperti industri obat, makanan, minuman, adalah kandungan etil para metoksi
maupun industri rumah tangga dengan sinamat (EPMS). EPMS ini seringkali
prospek yang cukup baik. Penggunaan diisolasi dan dimanfaatkan sebagai bahan
bahan dari alam untuk industri memang baku pemutih kulit ataupun penghambat
sekunder yang terdapat di dalam ekstrak Saat ini, modifikasi senyawa dari
rimpang kencur diantaranya asam etil para metoksi sinamat mulai menjadi
sebanyak 2,08%, 1, 81% asam tridekanoat, memproduksi oktil para metoksi sinamat
terbesar adalah etil para metoksi sinamat OPMS banyak digunakan sebagai
80,05%. Jika dilihat dari struktur kimianya, memiliki rantai panjang dan sistem ikatan
etil para metoksi sinamat (EPMS) ternyata rangkap terkonjugasi yang akan
mirip dengan oktil para metoksi sinamat mengalami resonansi selama terkena
(OPMS) yang selama ini banyak pancaran sinar UV, dengan rantai yang
digunakan sebagai bahan aktif tabir surya. panjang senyawa ini diharapkan lebih baik
Senyawa yang memiliki struktur molekul sebagai tabir surya karena kelarutannya
mirip biasanya memiliki potensi yang dalam air semakin kecil.8 Penelitian
hampir sama, di samping itu keduanya dilakukan untuk produksi senyawa oktil p-
juga merupakan golongan sinamat yang metoksisinamat dari hasil sintesis berbahan
surya.3,4,5 METODE
Untuk mendapatkan data sebagai
Etil para metoksi sinamat (EPMS)
bahan review jurnal, penulis melakukan
cukup mudah untuk diisolasi dan
teknik pengumpulan data penelitian study
merupakan senyawa yang amat potensial
literatur.
sebagai bahan dasar sintesis dari turunan
Isolasi dan Karakaterisasi Etil Para
sinamat karena memiliki gugus – gugus
Metoksi Sinamat
fungsi reaktif yang mudah
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 111
Rimpang kencur segar dipilih lalu sampai seluruh ekstrak menjadi bentuk
dicuci dengan air supaya bersih dari segala ekstrak pekat. Kemudian ekstrak pekat
kotoran yang menempel. Rimpang kencur yang diperoleh didinginkan dalam lemari
bagian yang lebih kecil lalu dikeringkan di Kristal disaring, dicuci dengan
dalam oven pada suhu 40 derajat celcius etanol, lalu dimurnikan dengan tahapan
Suhu tidak terlalu tinggi agar kualitas pelarut campuran etanol – air.7,10
produk etil metoksi sinamat dari rimpang Tingkat kemurnian isolat EPMS
kencur tetap terjaga. Setelah itu, rimpang diuji dengan kromatografi lapis tipis
kencur kemudian dihancurkan kembali dengan pelat silica gel Merck 60F-254 dan
menjadi serbuk dengan penggunaan deteksi spot dengan lampu ultraviolet pada
blender sampai terbentuk serbuk serbuk panjang gelombang 254 nm. Hasil
dengan cara maserasi selama 3x24 jam. ditambahkan 300 mL larutan Kalium
Pelarut yang digunakan adalah etanol.10 Hidroksida (KOH) etanolis 5%. Sistem
Ekstrak etanol yang dihasilkan direfluks selama kurang lebih 2 jam di atas
terbentuk dari tahapan proses ini. residu dimasukkan ke dalam corong pisah
disaring. Garamnya dilarutan dengan air pemisahan lapisan ester dan air. 7
Endapan yang terbentuk lalu disaring dan Magnesium Sulfat (MgSO4) anhidrat ke
dicuci beberapa kali dengan air. Akan dalam corong pisah lalu dikocok selama 5
cara rekristalisasi dengan pelarut etanol-air untuk menghilangkan pelarut oktanol yang
Sintesis senyawa Oktil Para Metoksi menggunakan pelarut metanol – air. Sete-
Dibuat suatu sistem labu alas bulat kemudian dilakukan identifikasi senyawa
leher tiga, kering bebas air, yang mulut EPMS dan OPMS beserta uji aktivitas
meter, kondensor refluks, dan corong Identifikasi Senyawa EPMS dan OPMS
pisah. Kemudian ke dalam sistem tersebut Identifikasi dari etil para metoksi
dimasukkan sekitar 0.246 mol asam p sinamat dilakukan dengan determinasi titik
oktanol, 2,7 mL H2SO4 pekat, dan batu Melting Point Apparatus, Kromatografi
didih. Sistem kemudian direfluks dengan Lapis Tipis dengan fase diam G60F dan 3
asetat: aseton (65:15:5); heksana: bentuk kristal bening dan tidak berbau.
7,10,11
kloroform: asam asetat (5:4:1) dan
heksana: etil asetat (4:1), juga dilakukan Jika dihitung, rendemen EPMS
menghasilkan asam para metoksi sinamat yang tertera pada gambar 2.10
Eluen Nilai Rf
Etil Para Metoksi Oktil Para Metoksi
Sinamat Sinamat
heksana:etil asetat: aseton 0.66 0.76
(65:15:5)
heksana: kloroform: asam 0.90 0.92
asetat (5:4:1)
heksana: etil asetat (4:1) 0.73 0.84
Tabel 1. Nilai Rf Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) dan Oktil Para Metoksi Sinamat
(OPMS)
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 116
Hasil Sintesis Senyawa Oktil Para- (2928 dan 2856 cm-1), C=O ester (1712
Metoksi Sinamat (OPMS) dari Asam cm-1), C=C alkena dan aromatik (1635,
Para-Metoksi Sinamat (APMS) 1604, 1575, dan 1512 cm-1), C-O ester
Pada Gambar 2 telah ditunjukkan (1253 cm-1), dan C-O eter (1167 cm-1)
reaksi sintesis senyawa OPMS yang dalam spektrum infra merah (Gambar 4)
dihasilkan senyawa OPMS sebanyak 17, senyawa yang telah disintesis adalah benar
hasilnya adalah 53.98%. Senyawa OPMS hasil sintesis penelitian ini benar adalah
ini menunjukkan dua buah puncak serapan Oktil Para Metoksi Sinamat karena
pada panjang gelombang 228 nm dan 312 memiliki puncak m/z 290 yang berarti
gambar 4 ditunjukkan spektrum senyawa sebesar 290. Data ini sangat sesuai dengan
menunjukkan puncak serapan pada 829, molekul C18H26O3. Dalam gambar 5 pun
983, 1167 (C-O eter), 1253 (C-O ester), terdapat fragmen m/z 187 yang
1423, 1466, 1512 (C=C alkena dan diperkirakan adalah OPMS dengan gugus
aromatis), 1575, 1604, 1635, 1712 (C=O n-oktil yang hilang lalu mengikat ion H.
ester), 2856 (C-H alkil), dan 2928 cm-1. 10 Fragmen dengan m/z 161 juga merupakan
Dari hasil penelitian ini pun didapat senyawa OPMS, hanya saja senyawanya
spot tunggal pada pengujian KLT yang kehilangan gugus n-oktoksi (CO),
OPMS ini memilki tingkat kemurnian pemecahan ikatan karbon antara karbonil
cukup tinggi. Adanya beberapa puncak dan atom C alfa OPMS. 7,10
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 117
Identifikasi Senyawa Etil Para Metoksi bahan baku rimpang kencur (Kaempferia
dapat dilihat bahwa spot yang dihasilkan juga proses KLT untuk menentukan
hanya terdapat satu buah spot yang kemurnian dan didapatkan hasil spot
dengan Rf yang berbeda tergantung pada senyawa yang tinggi. Perbandingan hasil
Dari hasil spektrum ultraviolet pun dapat dihasilkan dapat digolongkan tabir surya
dilihat bahwa senyawa target yaitu oktil yang berguna untuk melindungi kulit dari