Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Volume 14 Nomor 3 109

SINTESIS OKTIL PARA METOKSISINAMAT DARI BAHAN BAKU


RIMPANG KENCUR (Kaempferia galangae rhizoma): REVIEW

Sheila Pratiwi, Dudi Runadi


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
sheilapratiwilg@gmail.com

ABSTRAK

Dilakukan sintesis senyawa oktil para metoksi sinamat (OPMS) dari bahan baku rimpang
kencur (Kaempferia galangae Rhizoma) dengan proses transesterifikasi menggunakan pelarut
oktanol. Bahan baku dalam bentuk serbuk kering lalu dimaserasi selama 3x24 jam sampai
didapatkan ekstrak. Ekstrak dipekatkan dengan rotavapor dan didinginkan hingga terbentuk
kristal etil para metoksi sinamat (EPMS). Kristal dimurnikan dengan tahap rekristalisasi.
Rendemen EPMS yang dihasilkan adalah sebanyak 2,44%. Uji kemurnian dari EPMS
dilakukan dengan metode KLT. Rendemen kemudian dihidrolisis hingga didapatkan asam
para metoksi sinamat (APMS) dengan persen rendemen reaksi sebesar 94,13%. Kembali
dilakukan pengujian perbandingan APMS dengan APMS standar melalui metode KLT. Isolat
APMS kemudian ditransesterifikasi dengan oktanol dalam suasana asam H2SO4 untuk
menghasilkan senyawa oktil para metoksi sinamat (OPMS). Kristal disaring dan
direkristalisasi hingga didapatkan senyawa OPMS yang kemudian diidentifikasi dengan
Electrothermal Melting Point Apparatus, KLT, spektrofotometri UV, spektrofotometri infra
merah, dan spektoskopi massa. OPMS yang telah diidentifikasi dinyatakan dapat digunakan
sebagai bahan baku potensial tabir surya karena dapat memberikan serapan pada rentang 290-
320 nm tepatnya di 312 nm.

Kata Kunci: Oktil Para Metoksi Sinamat, Kencur, Sintesis

PENDAHULUAN dianggap lebih aman, lebih efektif, dan

Kencur (Kaemferia galanga Linn) memiliki efek samping yang lebih kecil.

merupakan salah satu jenis tumbuhan yang Banyak senyawa di dalam kencur yang

cukup banyak di Indonesia. Kencur dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

seringkali dimanfaatkan berbagai industri ataupun bahan tambahan, salah satunya

seperti industri obat, makanan, minuman, adalah kandungan etil para metoksi

maupun industri rumah tangga dengan sinamat (EPMS). EPMS ini seringkali

prospek yang cukup baik. Penggunaan diisolasi dan dimanfaatkan sebagai bahan

bahan dari alam untuk industri memang baku pemutih kulit ataupun penghambat

kini lebih dipilih oleh negara-negara penuaan kulit.1,2

berkembang. Sediaan dari bahan alam


Farmaka
Volume 14 Nomor 3 110

Berdasarkan hasil penelitian Umar ditransformasikan menjadi gugus fungsi

et al. (2012), kandungan metabolit yang lain.6

sekunder yang terdapat di dalam ekstrak Saat ini, modifikasi senyawa dari

rimpang kencur diantaranya asam etil para metoksi sinamat mulai menjadi

propionat sebanyak 4,7%, pentadekan perhatian para peneliti, diantaranya untuk

sebanyak 2,08%, 1, 81% asam tridekanoat, memproduksi oktil para metoksi sinamat

1,21-decosadiene sebanyak 1,47%, beta- (OPMS) sebagai produk tabir surya

sitosterol sebanyak 9,88%, dan komponen melalui reaksi transesterifikasi.7

terbesar adalah etil para metoksi sinamat OPMS banyak digunakan sebagai

(EPMS) dengan persentase sebanyak komponen aktif tabir surya karena

80,05%. Jika dilihat dari struktur kimianya, memiliki rantai panjang dan sistem ikatan

etil para metoksi sinamat (EPMS) ternyata rangkap terkonjugasi yang akan

mirip dengan oktil para metoksi sinamat mengalami resonansi selama terkena

(OPMS) yang selama ini banyak pancaran sinar UV, dengan rantai yang

digunakan sebagai bahan aktif tabir surya. panjang senyawa ini diharapkan lebih baik

Senyawa yang memiliki struktur molekul sebagai tabir surya karena kelarutannya

mirip biasanya memiliki potensi yang dalam air semakin kecil.8 Penelitian

hampir sama, di samping itu keduanya dilakukan untuk produksi senyawa oktil p-

juga merupakan golongan sinamat yang metoksisinamat dari hasil sintesis berbahan

telah lama digunakan sebagai bahan tabir dasar rimpang kencur.

surya.3,4,5 METODE
Untuk mendapatkan data sebagai
Etil para metoksi sinamat (EPMS)
bahan review jurnal, penulis melakukan
cukup mudah untuk diisolasi dan
teknik pengumpulan data penelitian study
merupakan senyawa yang amat potensial
literatur.
sebagai bahan dasar sintesis dari turunan
Isolasi dan Karakaterisasi Etil Para
sinamat karena memiliki gugus – gugus
Metoksi Sinamat
fungsi reaktif yang mudah
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 111

Rimpang kencur segar dipilih lalu sampai seluruh ekstrak menjadi bentuk

dicuci dengan air supaya bersih dari segala ekstrak pekat. Kemudian ekstrak pekat

kotoran yang menempel. Rimpang kencur yang diperoleh didinginkan dalam lemari

kemudian dirajang menjadi bagian – pendingin hingga terbentuk kristal. 10

bagian yang lebih kecil lalu dikeringkan di Kristal disaring, dicuci dengan

dalam oven pada suhu 40 derajat celcius etanol, lalu dimurnikan dengan tahapan

agar kandungan airnya berkurang. rekristalisasi. Pelarut yang digunakan

Pemanasan dilakukan selama 2,5 jam. untuk rekristalisasi bisa menggunakan

Suhu tidak terlalu tinggi agar kualitas pelarut campuran etanol – air.7,10

produk etil metoksi sinamat dari rimpang Tingkat kemurnian isolat EPMS

kencur tetap terjaga. Setelah itu, rimpang diuji dengan kromatografi lapis tipis

kencur kemudian dihancurkan kembali dengan pelat silica gel Merck 60F-254 dan

menjadi serbuk dengan penggunaan deteksi spot dengan lampu ultraviolet pada

blender sampai terbentuk serbuk serbuk panjang gelombang 254 nm. Hasil

dan diayak dengan ayakan 50 mesh. kromatografi kemudian dibandingkan

Setelah didapatkan simplisia kencur dengan kromatogram senyawa EPMS

dilakukan pengujian karakteristik simplisia standar7,10

seperti kadar abu juga kadar air.9 Hidrolisis Isolat EPMS

Rimpang kencur dikeringkan dan Ditimbang isolat EPMS sebanyak

dibuat dalam bentuk serbuk kemudian 30 gram dan dilarutkan dalam 60 ml

ditimbang sebanyak 1 kg. Serbuk rimpang pelarut etanol. Campuran dimasukkan ke

kencur tersebut kemudian diekstraksi dalam labu dasar bulat kemudian

dengan cara maserasi selama 3x24 jam. ditambahkan 300 mL larutan Kalium

Pelarut yang digunakan adalah etanol.10 Hidroksida (KOH) etanolis 5%. Sistem

Ekstrak etanol yang dihasilkan direfluks selama kurang lebih 2 jam di atas

kemudian dipekatkan dengan penangas air. Setelah proses refluks,

menggunakan rotavapor secara vakum campuran didinginkan. 7,11


Farmaka
Volume 14 Nomor 3 112

Kristal kalium para metoksi sinamat Setelah melalui tahap refluks,

terbentuk dari tahapan proses ini. residu dimasukkan ke dalam corong pisah

Kemudian kristal yang sudah terbentuk berisi 50 mL aquadest. Dilakukan

disaring. Garamnya dilarutan dengan air pemisahan lapisan ester dan air. 7

dan diasamkan dengan HCl pekat. Kemudian sistem ditambahkan

Endapan yang terbentuk lalu disaring dan Magnesium Sulfat (MgSO4) anhidrat ke

dicuci beberapa kali dengan air. Akan dalam corong pisah lalu dikocok selama 5

terbentuk Asam para-metoksi sinamat menit, biarkan selama 20 menit. Kedua

(APMS) yang dapat dimurnikan melalui campuran disaring kemudian diuapkan

cara rekristalisasi dengan pelarut etanol-air untuk menghilangkan pelarut oktanol yang

(7:3). Kembali dilakukan uji kemurnian masih ada. 7

APMS dengan kromatografi lapis tipis, Filtrat yang dihasilkan didinginkan

membandingkan hasilnya dengan standar hingga diperoleh kristal. Kristal tersebut

untuk memastikan bahwa isolat APMS merupakan kristal OPMS. 7,10

sudah murni. 7 Kristal OPMS direkristalisasi

Sintesis senyawa Oktil Para Metoksi menggunakan pelarut metanol – air. Sete-

Sinamat (OPMS) lah didapatkan kristal hasil rekristalisasi

Dibuat suatu sistem labu alas bulat kemudian dilakukan identifikasi senyawa

leher tiga, kering bebas air, yang mulut EPMS dan OPMS beserta uji aktivitas

tabungnya dipasangkan dengan termo- OPMS sebagai tabir surya. 7,10

meter, kondensor refluks, dan corong Identifikasi Senyawa EPMS dan OPMS

pisah. Kemudian ke dalam sistem tersebut Identifikasi dari etil para metoksi

dimasukkan sekitar 0.246 mol asam p sinamat dilakukan dengan determinasi titik

metoksi sinamat (APMS) dan 2,5 mol n- leleh menggunakan Electrothermal

oktanol, 2,7 mL H2SO4 pekat, dan batu Melting Point Apparatus, Kromatografi

didih. Sistem kemudian direfluks dengan Lapis Tipis dengan fase diam G60F dan 3

durasi selama 4 jam. 10 jenis sistem fase gerak yaitu heksana:etil


Farmaka
Volume 14 Nomor 3 113

asetat: aseton (65:15:5); heksana: bentuk kristal bening dan tidak berbau.
7,10,11
kloroform: asam asetat (5:4:1) dan

heksana: etil asetat (4:1), juga dilakukan Jika dihitung, rendemen EPMS

identifikasi dengan spektrofotometri UV, yang didapatkan adalah sekitar 2.44%.

spektosfotometri infra merah dan Rendemen kemudian dihidrolisis dengan

spektoskopi massa. 7,10 basa, yaitu KOH etanolis, yang dilanjutkan

HASIL dengan proses pengasaman untuk


Dalam review ini terdapat dua garis
mendapatkan senyawa asam para metoksi
besar metode penelitian yaitu isolasi etil
sinamat (APMS) sebanyak 24,463 gram
para metoksi sinamat (EPMS) dari
atau persen rendemen reaksi sebesar
rimpang kencur (Kaempferia galangae
94,13%.7,10,12
Rhizoma) dan reaksi transesterfikasi antara
Reaksi hidrolisis dari etil para
oktanol dan etil para metoksi sinamat
metoksi sinamat (EPMS) menjadi asam
untuk mendapatkan senyawa oktil para
para metoksi sinamat (APMS) ditunjukkan
metoksi sinamat (OPMS). Isolasi EPMS
pada Gambar 1. APMS kemudian
dari kencur dilakukan dengan maserasi
direaksikan dengan oktanol dalam suasana
menggunakan pelarut etanol. Kristal yang
asam untuk menghasilkan oktil para
dihasilkan didinginkan lalu dimurnikan
metoksi sinamat (OPMS) yang tertera pada
dengan tahapan rekristalisasi
Gambar 2. 10
menggunakan campuran pelarut metanol –

air, bisa juga menggunakan campuran

pelarut etanol – air. Suhu lebur yang

didapatkan sekitar 47-48oC, di mana

literatur menyatakan bahwa kisaran suhu

leburnya adalah 48-49oC. Dari isolasi ini

didapatkan etil para metoksi sinamat

(EPMS) sebanyak 72, 605 gram dalam


Farmaka
Volume 14 Nomor 3 114

Setelah dilakukan hidrolisis untuk metoksi sinamat (OPMS) dengan reaksi

menghasilkan asam para metoksi sinamat yang tertera pada gambar 2.10

(APMS), dilakukan sintesis oktil para

Gambar 3. Spektrum Ultraviolet Oktil Para Metoksi Sinamat (OPMS)


Farmaka
Volume 14 Nomor 3 115

Gambar 4. Spektrum Inframerah Oktil Para Metoksi Sinamat (OPMS)

Gambar 5. Spektrum Massa dari Oktil Para Metoksi Sinamat (OPMS)

Eluen Nilai Rf
Etil Para Metoksi Oktil Para Metoksi
Sinamat Sinamat
heksana:etil asetat: aseton 0.66 0.76
(65:15:5)
heksana: kloroform: asam 0.90 0.92
asetat (5:4:1)
heksana: etil asetat (4:1) 0.73 0.84
Tabel 1. Nilai Rf Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) dan Oktil Para Metoksi Sinamat
(OPMS)
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 116

PEMBAHASAN yang menandakan keberadaan C-H alkil

Hasil Sintesis Senyawa Oktil Para- (2928 dan 2856 cm-1), C=O ester (1712

Metoksi Sinamat (OPMS) dari Asam cm-1), C=C alkena dan aromatik (1635,

Para-Metoksi Sinamat (APMS) 1604, 1575, dan 1512 cm-1), C-O ester

Pada Gambar 2 telah ditunjukkan (1253 cm-1), dan C-O eter (1167 cm-1)

reaksi sintesis senyawa OPMS yang dalam spektrum infra merah (Gambar 4)

dilakukan. Secara teoritis, seharusnya juga jika disimpulkan membuktikan bahwa

dihasilkan senyawa OPMS sebanyak 17, senyawa yang telah disintesis adalah benar

83 gram. Setelah dilakukan percobaan OPMS. 10

didapatkan OPMS sebanyak 9.625 gram. Puncak spektrum massa yang

Dapat disimpulkan bahwa rendemen terdapat di m/z pun menunjukkan bahwa

hasilnya adalah 53.98%. Senyawa OPMS hasil sintesis penelitian ini benar adalah

ini menunjukkan dua buah puncak serapan Oktil Para Metoksi Sinamat karena

pada panjang gelombang 228 nm dan 312 memiliki puncak m/z 290 yang berarti

nm (ditunjukkan pada Gambar 3). Pada menunjukkan massa molekul relatif

gambar 4 ditunjukkan spektrum senyawa sebesar 290. Data ini sangat sesuai dengan

OPMS pada spektrofotometri inframerah senyawa OPMS yang mempunyai rumus

menunjukkan puncak serapan pada 829, molekul C18H26O3. Dalam gambar 5 pun

983, 1167 (C-O eter), 1253 (C-O ester), terdapat fragmen m/z 187 yang

1423, 1466, 1512 (C=C alkena dan diperkirakan adalah OPMS dengan gugus

aromatis), 1575, 1604, 1635, 1712 (C=O n-oktil yang hilang lalu mengikat ion H.

ester), 2856 (C-H alkil), dan 2928 cm-1. 10 Fragmen dengan m/z 161 juga merupakan

Dari hasil penelitian ini pun didapat senyawa OPMS, hanya saja senyawanya

spot tunggal pada pengujian KLT yang kehilangan gugus n-oktoksi (CO),

menunjukkan bahwa sintesis senyawa sedangkan fragmen m/z 133 merupakan

OPMS ini memilki tingkat kemurnian pemecahan ikatan karbon antara karbonil

cukup tinggi. Adanya beberapa puncak dan atom C alfa OPMS. 7,10
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 117

Identifikasi Senyawa Etil Para Metoksi bahan baku rimpang kencur (Kaempferia

Sinamat (EPMS) dan Oktil Para galangae Rhizoma.) dengan rendemen

Metoksi Sinamat (OPMS) sebanyak 53,98%. Sintesis dilakukan

Identifikasi dilakukan dengan dengan metode transesterifikasi

kromatografi lapis tipis. Dalam tabel 1 menggunakan pelarut oktanol. Dilakukan

dapat dilihat bahwa spot yang dihasilkan juga proses KLT untuk menentukan

hanya terdapat satu buah spot yang kemurnian dan didapatkan hasil spot

menyatakan kemurnian senyawa tersebut tunggal yang menyatakan kemurnian

dengan Rf yang berbeda tergantung pada senyawa yang tinggi. Perbandingan hasil

pemilihan campuran fasa gerak yang spektrofotometri UV dengan studi literatur

digunakan. 7 menyatakan bahwa senyawa OPMS yang

Dari hasil spektrum ultraviolet pun dapat dihasilkan dapat digolongkan tabir surya

dilihat bahwa senyawa target yaitu oktil yang berguna untuk melindungi kulit dari

para metoksi sinamat (OPMS) sinar UV B7,10

menunjukkan puncak pada serapan 312 nm UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih
(tertera di Gambar 3). Senyawa OPMS
kepada seluruh pihak yang telah berperan
yang dihasilkan memiliki serapan di antara
langsung maupun tidak dalam
290-320 nm yang merupakan rentang tabir
terselesaikannya review jurnal ini. Penulis
surya anti UV B menurut Shaath, 1990.
hendak secara khusus menyampaikan
Sehingga dapat disimpulkan senyawa
ucapan terima kasih kepada Bapak Dudi
OPMS yang dihasilkan ini berpotensi
Runadi selaku dosen pembimbing, dan
untuk menjadi bahan baku sediaan tabir
juga Bapak Rizky Abdulah selaku dosen
surya. 7,10
metodologi penelitian.
SIMPULAN
Dalam review jurnal ini dihasilkan KONFLIK KEPENTINGAN
Penulis menyatakan tidak terdapat
isolat berupa senyawa Oktil Para Metoksi
potensi konflik kepentingan dengan
Sinamat (OPMS) yang disintesis dengan
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 118

penelitian, kepenulisan (authorship), dan The Starting Material Ethyl p


Methoxycinnamate. Indonesian
atau publikasi artikel ini.
Journal of Cancer
DAFTAR PUSTAKA Chemoprevention. 2011. 2(2):216-
220.
1. Rosita. S. M. D. O. Rostiana dan 8. Taufikurohmah, T. Rusmini,
W. Haryudin. Respon Kencur Nurhayati. Pemilihan Pelarut
(Kaempferia galanga Linn) Optimasi Suhu pada Isolasi
Terhadap Pemupukan. Prosiding Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat
Seminar Nasional dan Pemeran (EPMS) dari Rimpang Kencur
Tumbuhan obat Indonesia XXVIII. Sebagai Bahan Tabir Surya Pada
2006. Industri Kosmetik. Research
2. Mohammad Shan P., Dr. Jyoti Report. Malang: Universitas Negeri
Harindran, Kannaki K.S. and Malang, Faculty of Mathematics
Revathy R. Diuretic Activity Of and Life Sciences. 2008
Kaempferia galanga Linn. 9. Herman dan Rusli, R. Analisis
Rhizome Extract In Albino Rat. Kadar Mineral Dalam Abu Buah
World Journal Of Pharmacy And Nipa Kaliwanggu Teluk Kendari
Pharmaceutical Sciences. Sulawesi Tenggara. J.Trop.
2016;5(4): 1161-1169 Phar.Chem, 2011, 1(2).
3. Umar, Muhammad I, Mohd Zaini 10. Nurul Hidajati dan Suyatno.
Asmawi, Amirin Sadikum, Item J. Sintesis Senyawa Tabir Matahari n-
Atangwho I, Mun Fei Yam, et al. Oktil Para-Metoksi Sinamat
Bioactivity-Guided Isolation of Menggunakan Material Awal Etil
Ethyl-p-methoxycinnamate, an Para-Metoksi Sinamat Hasil Isolasi
Antiinflammatory Constituent from dari Rimpang Kencur (Kaemferia
Kaemferia galanga L. Extracts. galanga L.). Jurnal Ilmu Dasar.
Molecule. 2012. 17: 8720-8734 2008, 9(1): 22-27
4. Klammer H., Schlecht C, Wuttke 11. Juni Ekowati, Marcellino
W, Schmutzler C, Gotthardt I, Rudyanto, Shigeru Sasaki, Tutuk
Köhrle J, et al. Effects of a 5-Day Budiati, Sukardiman, Adam
Treatment With The UV-Filter Hermawan, et al. Structure
Octyl Methoxycinnamate (OMC) Modification of Ethyl p-
On The Function Of The methoxycinnamate Isolated from
Hypothalamo Pituitary-Thyroid Kaempferia galanga Linn. and
Function In Rats. Toxicology. 2007 Citotoxicity Assay of The Products
Sep 5; 238 (2-3):192-9. PubMed on WiDr Cells. Indonesian Journal
PMID: 17651886. of Cancer Chemoprevention. 2010,
5. Gholib, D. Daya Hambat Ekstrak I(1):12-18
Kencur Terhadap Trichophyton 12. Umar MI, Asmawi MZ, Sadikun A,
mentagrophytes dan Cryptococcus et al. Ethyl-p-methoxycinnamate
neoformans Jamur Penyebab isolated from Kaempferia galanga
Penyakit Kurap Pada Kulit dan inhibits inflammation by
Penyakit Paru. Bul. Littro. 2009. 20 suppressing interleukin-1, tumor
(1): 59 – 67 necrosis factor-α, and angiogenesis
6. Barus,R. Amidasi Etil p- by blocking endothelial functions.
Metoksisinamat yang Diisolasi dari Clinics. 2014;69(2):134-144.
Kencur. Thesis. Pasca Sarjana
USU. Medan. 2009
7. Suzana, Nunuk Irawati, Tutuk
Budiati. Synthesis Octyl p-
Methoxycinnamate as Sunblock by
Transesterefication Reaction with

Anda mungkin juga menyukai