Anda di halaman 1dari 1

Verena Mila Ekarisma

NIM : 17011103016

ESSAI FILSAFAT
TENTANG SIKAP HIDUP DARI DR. SAM RATULANGI

Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau yang lebih dikenal dengan nama Sam
Ratulangi lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890 dan  meninggal di Jakarta, 30
Juni 1949 pada umur 58 tahun. Ia merupakan seorang politikus, jurnalis, pengajar dari kota
asalnya sekaligus seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia belajar dan mendapatkan gelar
sarjana dalam bidang pengajaran dan sains di Universitas Amsterdam, Belanda. Berhasil
meraih gelar Doktoral di Universitas Zurich, Swiss pada tahun 1919. Dan kemudian beliau
kembali ke Indonesia untuk memperjuangkan kesamaan hak rakyat Indonesia semasa
pendudukan Belanda. Ratulangi juga sering disebut sebagai tokoh multidimensional.

"Si tou timou tumou tou" yang artinya: “Manusia hidup untuk memanusiakan orang
lain”, sesungguhnya sudah merupakan falsafah tua dari orang Minahasa yang adalah
amanat dari Watu Pinabetengan yang telah diturunkan oleh generasi ke generasi
berikutnya yang berbunyi “Akad Se Tu Us Tumouw O Tumouw Toow” yang
artinya sampai keturunan hidup ia harus menghidupkan sesama manusia. Sam
Ratulangi memiliki pandangan hidup ini dan ia sendiri memegang prinsip hidup ini, yang
ia terapkan dalam kehidupan keluarganya. Namun bila ditelusuri lebih jauh sebenarnya
pandangan hidup ini diwariskan atau diperoleh melalui didikan ayahnya Josias Ratulangi.

DR. Sam Ratulangi selaku sosok Tou Minahasa yang mampu melahirkan nilai-
nilai budaya sehingga mampu memberikan motivasi kepada generasi-generasi
berikutnya dalam rangka mengupayakan masa depan dan nilai-nilai spiritual. Nilai-
nilai tersebut dimiliki sejak ia lahir dalam keluarganya, sehingga ketika dibesarkan,
dididik bagaimana mensosialisasikan nilai-nilai luhur untuk meghidupkan orang lain.
Hal ini setidaknya menghantar Sam Ratulangi pada sosok yang memiliki kualitas dan
mempunyai pemikiran serta pandangan ke depan.

Anda mungkin juga menyukai