Anda di halaman 1dari 10

DEFINISI MONITORING DAN BIOSECURITY

PADA KEGIATAN BUDIDAYA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Hafizan Hakiki 19744015
Iva Aulia Rahman 19744021
Lina Wati 19744023
Muhammad Tohari 19744027
Muhammad Iqbal 19744028
Sepin Deyal 19744036

TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA sehingga
laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga Laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi Laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Laporan ini.

Bandar Lampung, 7 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................1

1.2. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2

2.1. Monitoring.....................................................................................................2

2.2. Biosecurity.....................................................................................................2

BAB III PENUTUP.............................................................................................6

3.1. Kesimpulan................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan akan hasil komoditi perikanan semakin meningkat baik
dari komoditas konsumsi maupun komoditas ikan hias. Seperti yang kita ketahui
dalam budidaya ikan pastinya ada beberapa kendala yang bisa menyebabkan
kegagalan dan menimbulkan dampak kerugian baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga para pembudidaya harus mempersiapkan diri agar tidak
mengalami hal tersebut.

Dengan laporan ini diharapkan para pembudidaya bisa menerapkan kegiatan


monitoring dan biosecurity dengan baik di lapangan untuk menghindari kerugian
yang mungkin akan ditimbulkan di kemudian hari. sehingga kebutuhan komoditas
perikanan akan selalu terpenuhi.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dalam Laporan ini yaitu :

1. Mengetahui definisi tentan Monitoring dan Biosecurity dalam Kegiatan


Budidaya Perikanan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Monitoring

Menurut Dipohusodo (1996:59). Monitoring dapat diartikan sebagai


mengamat-amati dan mempengaruhi kegiatan-kegiatan pokok dan hasil pekerjaan.
Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa
pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu,
pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap
proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju
tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan
untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.

Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang mencakup


pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu
proses yang sedang diimplementasikan (Mercy, 2005).

Tujuan Monitoring untuk mengamati/mengetahui perkembangan dan


kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasinya/upaya pemecahannya.
Definisi Evaluasi menurut OECD, disebutkan bahwa Evaluasi merupakan proses
menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program.

Dalam kegiatan budidaya ikan monitoring meliputi pengambilan sampel ikan


untuk dicek ada atau tidaknya parasit ikan, serta pengecekan kualitas air.
Parameter air yang dicek yaitu pH, suhu, salinitas, dan kandungan oksigen. Dalam
kegiatan ini, monitoring terdapat berbagai jenis yaitu monitoring pertumbuhan,
monitoring kesehatan, monitoring kualitas air dan monitoring hama dan penyakit
ikan.

2.2. Biosecurity

Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam suatu usaha
pembenihan ikan adalah kemampuan dalam mengendalikan masuknya dan
berkembangnya organisme pathogen pada unit pembenihan tersebut. Hal ini

2
hanya dapat dipenuhi melalui penerapan biosecurity yang sistematis dn konsisten.
Penerapan biosecurity dapat dilakukan secara fisik melalui :

(1) Pengaturan tata letak.

(2) Pengaturan akses masuk ke lokasi unit pembenihan.

(3) Sterilisasi bak, peralatan dan ruangan.

Pengaturan Tata Letak

Pengaturan tata letak yang baik di suatu unit pembenihan dapat mencegah
menyebarnya organisme pathogen dan kontaminasi bahan kimia yang tidak
diinginkan dari suatu daerah ke daerah lainnya. Oleh karena itu harus dilakukan
pengaturan tata letak sub unit pembenihan bedasarkan alur produksi, dilakukan
pemagaran/penyekatan dan pengaturan penyimpanan sarana produksi pada tempat
yang sesuai dengan fungsinya masing-masing.

a. Pengaturan berdasarkan alur produksi

Pengaturan tata letak berdasarkan alur produksi adalah menata tata letak serta
aliran input di masing-masing sub unit secara berurutan mulai dari sub unit
karantina, induk, pemijahan dan penetasan, pemeliharaan benih, penyediaan
pakan hidup, sampai pemanenan benih sehingga mencegah kontaminasi pathogen
antar sub unit.

b. Pemagaran dan penyekatan

Untuk membatasi masuknya orang yang tidak berkepentingan dan hewan yang
berpotensi membawa organisme pathogen dan pencemar ke dalam unit
pembenihan, maka harus dilakukan pemagaran keliling pada bagian terluar dari
batas lokasi unit pembenihan tersebut. Demikian pula pemagaran atau penyekatan
antara area sub unti produksi yang satu dengan lainnya mutlak diperlukan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi silang.

Pengaturan Akses Masuk Ke Lokasi

Masuknya personil, kendaraan, bahan dan peralatan ke lokasi unit pembenihan


dapat menjadi sumber transmisi organisme pathogen masuk ke unit pembenihan.

3
Pengaturan akses masuk ke lokasi unit pembenihan dapat dilakukan dengan
membatasi akses masuk hanya satu pintu dan menyediakan sarana sterilisasi.
Demikian pula untuk masing-masing sub unit produksi sebaliknya melalui satu
pintu dengan menyediakan sarana sterilisasi.

Sterilisasi Bak, Peralatan dan Ruangan

Selain melakukan pengaturan tata letak dan akses masuk dari luar ke lokasi
unit pembenihan, hal yang sangat penting dalam penerapan biosecurity adalah
dengan melakukan sterilisasi lingkungan dalam unit pembenihan yang meliputi
sterilisasi, Bak pemeliharan, peralatan kerja dan ruangan/bangsal tempat bekerja.
Tujuan sterilisasi ini adalah untuk mengeliminasi semua organisme pathogen yang
berpotensi menyebabkan penyakit yang dapat merugikan usaha pembenihan.

a. Desinfeksi bak pemeliharaan

Pemakaian bak pemeliharaan yang terus menerus tanpa perlakuan desinfeksi


akan menjadi sumber penyakit yang dapat berkembang dari siklus pemeliharaan
yang satu ke siklus pemeliharaan berikutnya. Pencucian bak pemeliharaan dengan
desinfektan harus dilakukan setelah digunakan dan setiap memulai pemeliharaan
baru untuk memastikan bahwa sumber penyakit tidak berkembang dari siklus
pemeliharaan sebelumnya. Jenis desinfektan yang digunakan harus berupa bahan
yang direkomendasikan dan memperhatikan prosedur penggunaan dan
penetrannya.

b. Desinfeksi perlatan dan sarana produksi

Peralatan dan sarana yang digunakan dan berhubungan langsung dengan air
media pemeliharaan dapat menjadi media berkembangnya organisme pathogen.
Oleh karena itu perlatan operasional yang digunkan harus didesinfeksi baik
sebelum maupun setelah digunakan dalam operasional pembenihan. Sedangkan
sarana pipa pengairan dan aerasi harus diberi desinfektan dan dikeringkan setiap
selesai satu siklus produksi. Selain menggunkan bahan desinfektan dapt dibantu
dnegan penjemuran sinar matahari.

c. Sterilisasi ruangan produksi

4
Sterilisasi ruangan atau bangsal pembenihan bertujuan memutus siklus hidup
organisme yang tidak dikendaki, dilakukan pada lantai, dinding, atap dan sudut-
sudut ruangan yang sulit dibersihkan dengan cara fumigasi atau penyemprotan
bahan desinfektan oksidatif yang direkomendasikan.

Pengaturan personil/karyawan

Dalam penerapan biosecurity di suatu unuit pembenihan, pengaturan


personil/karyawan menjadi sangat penting agar penerapan biosecurity dapat
berjalan efektif dana man bagi personil/karyawan yang terlibat didalamnya dan
berkomitmen untuk melaksanakannya. Upaya pengaturan dimulai dengan
pemahaman bahwa personil/karyawan yang terlibat dalam proses
pemeliharaan/produksi mempunyai potensi menjadi pembawa organisme
pathogen. Cara yang dapat dilakukan dalam pengaturan personil/karyawan tesebut
antara lain adalah sebagi berikut :

a. Pakaian dan perlengkapan kerja

Pakaian dan perlengkapan kerja personil/karyawan yang tidak bersih dapat


mencapai sumber kontaminan atau agen transmisi organisme pathogen bagi benih
ikan yang dipeliharanya, dan dapat pula mempengaruhi kesehatan
personil/karyawan yang memakainya. Untuk sterilisasi dan melindungi kesehatan
personil/karyawan maka pemakaian sepatu boot merupakan keharusan selama
dalam bekerja. Setiap personil/karyawan sebaiknya menggunakan sarung tangan
dan menggunakan penutup hidung bila bekerja dengan bahan kimia dan obat-
obatan.

b. Sterilisasi atas kakai dan tangan

Pada saat memasuki sub unit produksi, karyawan sebaiknya untuk melakukan
sterilisasi alas kaki dan tangannya sebelum dan setelah melakukan pekerjaan.
Dalam melakukan pekerjaan di unit pembenihan seringkali digunakan bahan
kimia, bahan biologi dan obat-obatan yang dapat berpotensi berbahaya bagi
personil/karyawan yang terlibat di dalamnya. Agar bahan tersebut tidak meracuni
personil/karyawan untuk cuci tangan/kaki segera setelah selesai melakukan
pekerjaan.

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Seorang pembenihan mempunyai potensi yang bisa mengontrol atau


monitoring sebuah usaha pembenihan Adapun langkah yaitu monitoring adalah
mengatur tata letak dan akses masuk keluarnya kendaraan di lokasi pembenihan.
Dan pulang dapat sterilkan Alat atau sarana dan prasarana kemudian dapat pula
mengatur karyawan yang ada sehingga dapat tertata tujuan monitoring yaitu agar
dapat melihat perkembangan dan kemajuan identifikasi permasalahan dan
antisipasinya hal ini meliputi pengecekan air PH suhu salinitas air kemudian
monitoring kesehatan pertumbuhan dan butuh ketelitian yang tinggi.

Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam suatu usaha
pembenihan ikan adalah kemampuan dalam mengendalikan masuknya dan
berkembangnya organisme pathogen pada unit pembenihan tersebut. Hal ini
hanya dapat dipenuhi melalui penerapan Biosecurity yang sistematis dn konsisten.
Penerapan Biosecurity dapat dilakukan secara fisik melalui :

(1) Pengaturan tata letak.

(2) Pengaturan akses masuk ke lokasi unit pembenihan.

(3) Sterilisasi bak, peralatan dan ruangan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Corps, Mercy. 2005. Design, Monitoring and Evaluation Guidbook. Portland,


USA : Mercy Corps

Direktorat Perbenihan, Sub Direktorat Standardisasi dan sertifikasi 2013


"Lampiran Permen KP Nomor PER./MEN/2012 Tentang Cara Pembenihan Ikan
Yang Baik (CPIB)

https://manajemensplendidus.blogspot.com/2016/04/biosecurity-dalam-usaha-
pembenihan-cara.html

Anda mungkin juga menyukai