Anda di halaman 1dari 10

Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al.

JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3


Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi

AKTIVITAS TRIMETHYLAMINE-N-OXIDE DEMETHYLASE (TMAOase)


DALAM PEMBENTUKAN FORMALDEHID ALAMI PADA
IKAN BELOSO (Saurida tumbil)

Azizah Nuraini*, Tati Nurhayati, Mala Nurilmala


Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, kampus IPB Dramaga, Jalan Agatis, Bogor, Jawa Barat 16680
Telepon (0251) 8622909-8622907, Faks (0251) 8622907
*Korespondensi: azizahnuraini@yahoo.com
Diterima: 16 Oktober 2017/ Disetujui: 15 Desember 2017

Cara sitasi: Nuraini A, Nurhayati T, Nurilmala M. 2017. Aktivitas trimethylamine-n-oxide demethylase


(TMAOase) dalam pembentukan formaldehid alami pada ikan beloso (Saurida tumbil). Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia. 20(3): 549-558.

Abstrak
Pembentukan formaldehid pada tubuh ikan dapat terjadi secara alami melalui kerja enzim
trimethylamine-N-Oxide demethylase (TMAO)ase yang memecah TMAO menjadi formaldehid dan
dimetilamin. Pembentukan formaldehid pada ikan dapat terjadi selama penyimpanan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan aktivitas TMAOase dan perannya dalam pembentukan dimetilamin dan
formaldehid alami ikan beloso (Saurida tumbil) segar yang disimpan pada suhu chilling. Pengamatan
dilakukan setiap 2 hari selama 16 hari penyimpanan. Analisis yang dilakukan yaitu kandungan formaldehid,
dimetilamin, dan aktivitas spesifik enzim TMAOase. Kandungan formaldehid mengalami peningkatan
selama penyimpanan yaitu 0,22±0,00 ppm pada hari ke-0 menjadi 7,45±0,46 ppm pada hari ke-16.
Hasil uji dimetilamin juga meningkat selama penyimpanan dari 0,93±0,50 ppm pada hari ke-0 menjadi
27,26±1,8 ppm pada hari ke-16. Hasil pengujian aktivitas spesifik TMAOase ikan beloso meningkat selama
penyimpanan yaitu 1,15 U/mg pada hari ke-0, menjadi 16,47 U/mg pada hari ke-16.

Kata kunci: dimetilamin, formaldehid, ikan beloso, suhu chilling, trimethylamine-N-Oxide demethylase

Activity of Trimethylamine-N-Oxide Demethylase (TMAOase) in the Forming of


Natural Formaldehyde in Greater Lizardfish (Saurida tumbil)

Abstract
Formaldehyde found in the fish has been occurred naturally through the work of trimethylamine-
N-Oxide demethylase (TMAO)ase enzyme that broke TMAO into formaldehyde and dimethylamine.
Formaldehyde found in fish has been occurred during storage. This reserch was aimed to determine the
TMAOase activity and its role in dimethylamine and formaldehyde formation in Greater lizardfish (Saurida
tumbil), which stored at chilling temperature. Observations were made every 2 days for 16 days of storage.
Analysis performed in formaldehyde content determination, dimethylamine content determination, and
specific activity of TMAOase enzyme. The result of formaldehyde test was increasing during storage, from
0,22±0,00 ppm on day 0 to 7,45±0,46 ppm on day 16. The results of dimethylamine test increased during
storage from 0,93±0,50 ppm at day 0 to 27,26±1,8 ppm on day 16. The results of TMAOase specific activity
in Greater lizardfish increased during storage from 1,15 U/mg on day 0, to 16,47 U/mg on day 16.

Keywords: chilling temperature, dimethylamine, formaldehyde, Greater lizardfish, TMAOase

PENDAHULUAN (Saurida tumbil) termasuk jenis ikan


Sektor perairan memiliki potensi yang tertangkap dalam jumlah banyak
besar dalam memenuhi kebutuhan dan merupakan hasil samping dari usaha
pangan di Indonesia. Sumberdaya ikan penangkapan udang. Hasil tangkapan ikan
Indonesia salah satunya yaitu ikan beloso beloso pada tahun 2013 adalah 20.867 ton

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 549


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al.

dan naik menjadi 22.283 ton pada tahun 2014. berlangsung selama proses pembusukan
Ikan beloso mempunyai daging relatif cukup (Murtini et al. 2014). Leelapongwattana et al.
banyak dan banyak dimanfaatkan sebagai (2005) menyatakan bahwa formaldehid alami
bahan baku pembuatan surimi (Riyadi 2006). merupakan produk dekomposisi enzimatik
Produk hasil perikanan memiliki kelemahan dari trimetilamin oksida (TMAO) pada ikan
yaitu cepat mengalami pembusukan dan selama penyimpanan post-mortem dengan
penurunan mutu. Kemunduran mutu hasil samping dimetilamin. Benjakul et al.
merupakan faktor alami yang terjadi akibat (2004) melaporkan bahwa enzim trimetilamin-
pengaruh enzim, reaksi biokimiawi dalam n-oksida demetilase (TMAOase) merupakan
tubuh dan aktivitas bakteri (Husni et al. 2015). enzim endogenus yang berperan dalam
Kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan pemecahan TMAO menjadi formaldehid dan
melainkan dipertahankan. Penurunan mutu dimetilamin.
kesegaran ikan tersebut dapat dipertahankan Informasi mengenai pembentukan
dengan melakukan proses penanganan yang formaldehid alami yang terbentuk dari
tepat. Teknik penanganan yang paling umum hasil kerja TMAOase masih sangat terbatas,
dilakukan adalah penggunaan suhu rendah sehingga perlu dilakukan penelitian terkait
atau disebut juga teknik pendinginan ikan. aktivitas TMAOase dalam pembentukan
Pendinginan ikan merupakan salah satu proses formaldehid alami. Penelitian ini bertujuan
yang digunakan untuk mengatasi pembusukan untuk menentukan aktivitas TMAOase dan
ikan, baik selama penangkapan, pengangkutan, perannya dalam pembentukan formaldehid
maupun penyimpanan (Siburian et al. 2012). dan dimetilamin alami ikan beloso (Saurida
Teknik pendinginan dengan menggunakan tumbil) segar yang disimpan pada suhu
es banyak dilakukan oleh nelayan untuk chilling.
menjaga kesegaran ikan selama penanganan,
akan tetapi pada praktiknya beberapa oknum BAHAN DAN METODE
menggunakan pengawet nonpangan lain Bahan dan Alat
untuk menjaga kesegaran ikan. Salah satu Bahan utama yang digunakan adalah
bahan kimia yang sering disalahgunakan ikan beloso (Saurida tumbil) yang telah
sebagai bahan pengawet pangan adalah diidentifikasi oleh LIPI dengan bobot ±150-
formalin. Formalin sangat berbahaya untuk 200 gram/ekor yang diperoleh dari Tempat
tubuh karena bersifat toksik, karsinogen, Pelelangan Ikan Cituis Tangerang, Banten.
mutagen yang menyebabkan perubahan Ikan beloso disimpan pada suhu chilling (±4ºC)
sel serta jaringan tubuh, korosif dan iritatif dan dianalisis setiap 2 hari sekali selama 16
(Harsojo dan Kadir 2013). hari. Sampel ikan beloso diambil secara acak
Penggunaan formalin yang mengandung sebanyak 3 ekor untuk 3 kali ulangan yang
37% formaldehid sebagai bahan tambahan kemudian dilakukan pengamatan.
makanan telah dilarang. Beberapa Bahan kimia yang digunakan untuk
penelitian menunjukkan fakta bahwa analisis bahan terdiri dari tris base (Merck),
formaldehid terbentuk secara alami pada HCl (Merck), asam asetat (Merck), NaCl
ikan (Riyanto et al. 2006; Murtini et al. 2014; (Merck), TCA (Merck), FeCl2 (Merck), substrat
Bianchi et al. 2007) hal ini mengindikasikan TMAO (Sigma-Aldrich), cystein (Merck),
perlunya penafsiran tentang penetapan asam askorbat (Merck), DMA (Merck), bovin
kandungan formalin (formaldehid) dalam serum albumin (Sigma-Aldrich), Coomassie
peraturan yang ditetapkan, karena dalam Brilliant Blue (Applichem), etanol (Merck),
kenyataanya formaldehid dapat terbentuk asam fosfat (Merck), kertas saring Whatman,
selama proses kemunduran ikan. pereaksi Nash (15 g amonium asetat (Merck),
Perubahan mutu setelah ikan 0,3 mL asam asetat (Merck) dan 0,2 mL
mati dapat disebabkan oleh aktivitas asetil aseton (Merck)), copper ammonia (25
enzim, biokimia, fisik, mikrobiologi dan g amonium asetat (Merck), 0,2 cooper sulfat
pembentukan formaldehid secara alami dapat (Merck), 25 mL NaOH 40% (Teknis), 20 mL
amonia (Merck) dan akuades.

550 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

Alat yang digunakan terdiri dari Analisis aktivitas TMAOase


sentrifuge (J2-21 Beckman), spectro UV- Analisis aktivitas TMAOase dilakukan
Vis RS Spectrophotometer (UV-2500), mikro berdasarkan metode yang digunakan Benjakul
pipet (Thermo Scientific), pH meter (Thermo et al. (2003) yang dimodifikasi dengan TMAO
Electron), waterbath (SWBR17), vorteks sebagai substrat. Sebanyak 2,5 mL campuran
(VM-300) dan alat-alat gelas (Pyrex). reaksi (120 mM tris-asetat, 24 mM TMAO,
2,4 mM sistein, 2,4 mM askorbat, dan 0,24
Metode Penelitian mM FeCl2, pH 7), dengan penambahan
Ikan beloso segar diperoleh dari 0,5 mL larutan enzim yang ditambahkan.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cituis, Inkubasi dilakukan pada suhu 25ºC selama
Tangerang, Banten. Pengangkutan dilakukan 20 menit dan menambahkan 1 mL TCA 5%
menggunakan cool box. Ikan beloso disimpan untuk menghentikan reaksi. Campuran reaksi
pada suhu chilling (±4ºC) dan dianalisis setiap disentrifugasi pada 8.000xg selama 15 menit.
2 hari sekali selama 16 hari. Analisis yang Supernatan digunakan untuk menentukan
dilakukan selama penyimpanan yaitu kadar kadar dimetilamin. Blanko diuji dengan
formaldehid (Nash 1953) dan dimetilamin tahapan dan bahan yang sama, namun tidak
(Dyer dan Mounsey 1945). Selain itu pada ditambahkan enzim. Blanko dikurangkan dari
setiap pengamatan juga dilakukan ekstraksi data untuk membuang produk dimetilamin
enzim TMAOase. Ekstrak kasar TMAOase dan TMA yang terbentuk secara nonenzimatis.
digunakan untuk pengujian aktivitas enzim Satu unit (U) aktivitas TMAOase didefinisikan
(Benjakul et al. 2003) dan protein Bradford sebagai produksi 1 µmol dimetilamin
(Bradford 1976). per menit dan pengujian dimetilamin
dilakukan dengan metode copper-ammonia
Analisis kadar formaldehid (Dyer dan Mounsey 1945).
Analisis kadar formaldehid ikan beloso
ditentukan menggunakan reagen asetilaseton Analisis konsentrasi protein
menurut metode Nash (1953). Sebanyak Konsentrasi protein ditentukan
3 mL asetilaseton ditambahkan ke 3 mL menggunakan metode Bradford (1976)
sampel dan dicampur merata. Campuran dengan bovine serum albumin (BSA) sebagai
reaksi diinkubasi pada suhu 60ºC selama 15 standar. Persiapan pereaksi Bradford
menit, lalu didinginkan dalam air mengalir. dilakukan dengan cara melarutkan 25 mg
Absorbansi diukur pada panjang gelombang coomasie brilliant blue dalam 12,5 mL etanol
412 nm. Kandungan FA dihitung dari kurva 95%, lalu ditambah dengan 25 mL asam fosfat
standar. 85% (b/v). Jika telah larut dengan sempurna,
maka campuran ditambah akuades hingga
Analisis kadar dimetilamin 250 mL dan disaring dengan kertas saring
Analisis kadar dimetilamin ikan beloso Whatman 1 dan dilakukan pengenceran
dengan copper-dithiocarbamat menurut 5 kali sesaat sebelum digunakan. Konsentrasi
metode Dyer dan Mounsey (1945). Sebanyak protein ditentukan menggunakan metode
1 mL copper-ammonia ditambahkan ke Bradford dengan cara sebanyak 0,1 mL
dalam 2 mL sampel kemudian dicampur, lalu sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 4 mL larutan 5% CS2-toluene, lalu ditambahkan 5 mL pereaksi Bradford,
lalu diinkubasi pada suhu 50ºC selama 2 diinkubasi selama 3 menit dan diukur dengan
menit. Larutan tersebut ditambahkan 30% spektrofotometer pada panjang gelombang
asam asetat, dan lapisan toluene dipindahkan 595 nm. Larutan standar dilakukan sama
ke tube yang mengandung 0,5-1,0 g Na2SO4 seperti larutan sampel. Nilai absorbansi yang
anhydrous. Absorbansi diukur pada panjang didapat kemudian dimasukkan ke dalam
gelombang 440 nm. Kandungan DMA kurva standar Bradford untuk menentukan
dihitung menggunakan kurva standar. konsentrasi protein yang terkandung dalam
sampel. Larutan standar yang digunakan
adalah 0,1–1,0 mg/mL.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 551


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al.

ANALISIS DATA pembentukan formaldehid alami dapat


Analisis data diperlukan untuk berlangsung selama proses pembusukan,
mendapatkan kesimpulan dari percobaan semakin busuk ikan maka semakin tinggi pula
yang dilakukan. Data-data kuantitatif kandungan formaldehid alaminya.
yang diperoleh dari hasil penelitian diolah Kadar formaldehid meningkat
menggunakan Microsoft Excel 2013. Analisis tajam setelah 12 hari penyimpanan. Hal
yang digunakan pada penelitian ini adalah tersebut mungkin disebabkan kandungan
analisis secara deskriptif menggunakan mikroba pembusuk sudah dalam jumlah
standar deviasi yang ditunjukkan dalam hasil yang cukup optimal untuk melakukan
berupa tabel dan grafik. perombakan daging ikan secara maksimal.
Leelapongawattana et al. (2005) menjelaskan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa formaldehid alami yang terdeteksi
Kadar Formaldehid Ikan Beloso pada ikan dapat bereaksi dengan komponen
Selama Penyimpanan Suhu Chilling daging ikan. Molekul formaldehid yang yang
Formaldehid pada ikan secara berikatan dengan protein akan menyebabkan
alamiah terbentuk melalui reaksi reduksi terjadinya pengumpulan atau gumpalan
trimetilamin oksida (TMAO) menjadi yang dapat menyebabkan protein kehilangan
formaldehid secara enzimatik oleh bantuan kelarutan.
TMAOase dengan hasil samping dimetilamin Hasil analisis kadar formaldehid dari
(Benjakul et al. 2003). Hasil analisis kadar beberapa penelitian menunjukkan hasil yang
formaldehid ikan beloso selama penyimpanan berbeda- beda kadar formaldehid cumi-cumi
suhu chilling dapat dilihat pada Gambar 1. yang disimpan pada suhu chilling selama
Gambar 1 menunjukkan bahwa 15 hari adalah 8,37 ppm (Apandi 2017), kadar
kadar formaldehid selama penyimpanan formaldehid ikan kembung yang disimpan
suhu chilling mengalami kenaikan. Kadar pada suhu chilling selama 18 hari adalah
formaldehid pada pengamatan hari ke-0 adalah 9,95 ppm (Sahliyah 2017). Kadar formaldehid
0,22 ppm dan terus mengalami kenaikan selama penyimpanan 12 hari pada bawal
hingga didapatkan kadar formaldehid bintang sebesar 0,95 ppm, kakap putih sebesar
sebesar 7,45 ppm pada pengamatan hari 1,5 ppm, bandeng sebesar 0,715 ppm, kakap
ke-16. Hal ini menunjukkan bahwa telah merah sebesar 1,381 ppm dan kerapu cantrang
terjadi perombakan daging ikan oleh sebesar 1,303 ppm (Murtini et al. 2014). Hal ini
enzim sehingga pembentukan formaldehid menunjukkan bahwa kandungan formaldehid
mengalami kenaikan selama penyimpanan. dipengaruhi oleh perbedaan spesies.
Murtini et al. (2004) menyatakan bahawa Faktor utama yang mempengaruhi

9
8
Kadar formaldehid (ppm)

7
7,45±0,46
6 6,44±0,75
5
4
3,90±0,72
3 3,66±0,11
3,52±0,37
3,17±0,51
2
2,02±0,05
1 1,27±0,18
0 0,22±0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 1 Kandungan formaldehid ikan beloso pada penyimpanan suhu chilling selama 16 hari

552 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

kandungan formaldehid yang terbentuk yang diperkenankan dan 0,37 mg/m3 untuk
menurut Li et al. (2007) tergantung pada waktu paparan singkat yang diperkenankan
dan suhu penyimpanan. Suhu penyimpanan (BSN 2005).
yang semakin rendah maka peningkatan
formladehidnya semakin kecil. Murtini et al. Kadar Dimetilamin Kadar Dimetilamin
(2014) menyatakan bahwa suhu rendah dapat Ikan Beloso Selama Penyimpanan
menghambat penurunan mutu ikan yang Suhu Chilling
terlihat dari kandungan formaldehid yang Pengukuran kadar dimetilamin (DMA)
terbentuk masih dalam level yang rendah. dapat digunakan sebagai penanda yang
Hal ini disebabkan karena aktivitas enzim efektif dalam menentukan kesegaran ikan.
yang menguraikan TMAO sedikit terhambat Dimetilamin secara alami terbentuk sebagai
karena penggunaan suhu rendah. hasil samping reduksi trimetilamin oksida
Kadar formaldehid pada ikan yang utuh (TMAO) oleh enzim endogenus yang juga
belum mengalami penyiangan akan lebih akan menghasilkan formaldehid (Murtini et al.
besar dibandingkan dengan ikan yang sudah 2014). Hasil analisis kandungan dimetilamin
disiangi. Benjakul et al. (2003) menyatakan pada ikan beloso selama penyimpanan suhu
bahwa penyiangan yang dilakukan pada ikan chilling disajikan pada Gambar 2.
beloso berpengaruh terhadap nilai formaldehid Gambar 2 menunjukkan bahwa
yang dihasilkan. Formaldehid yang terbentuk kadar dimetilamin terdeteksi pada awal
pada ikan beloso menunjukkan bahwa ikan penyimpanan. Kadar dimetilamin terus
beloso memiliki TMAO dan TMAOase meningkat hingga pengamatan hari ke-
yang tinggi. Pembentukan formaldehid pada 16. Peningkatan kandungan dimetilamin
organ-organ tertentu seperti jeroan dan hati dikarenakan adanya perombakan oleh
dapat terjadi lebih cepat, dan dapat dihambat enzim dan mikroba. Hasil ini sesuai dengan
dengan cara penyiangan. pernyataan Benjakul et al. (2004) dimetilamin
Batasan formalin dan asumsi paparan setelah 3 hari penyimpanan secara bertahap
harian yang dapat diterima pada bahan meningkat pada daging cincang ikan cakalang
tambahan makanan dan sumber nutrisi dan red seabream yang disimpan pada suhu
tambahan dalam data konsumsi pangan dingin. Khidhir (2011) menyatakan bahwa
aktual berdasarkan World Health Organization dimetilamin diproduksi secara autolisis
(WHO) pada tahun 2002 yaitu sekitar 1,5 mg selama penyimpanan dan berhubungan
hingga 14 mg per hari untuk orang dewasa. dengan membran dalam otot ikan sehingga
Batasan formalin untuk negara Indonesia produksinya akan lebih tinggi pada ikan
yaitu sebesar 0,3 ppm untuk kadar tertinggi dengan penanganan yang kasar serta fluktuasi
suhu pada penyimpanan dingin.
35

30 27,26±1,80

25
Kadar DMA (ppm)

24,82±2,62
20 20,85±1,65

15
11,48±1,41
10 10,96±0,37
9,65±1,55 9,99±2,43
5
3,60±0,67
0 0,93±0,50
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 2 Kandungan dimetilamin ikan beloso pada penyimpanan suhu chilling selama 16 hari

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 553


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al.

2,00
1,80 1,71±0,03
1,60 1,49±0,07
1,65±0,03
1,55±0,04
Aktivitas enzim (U)
1,40
1,52±0,10
1,20
1,00
0,80 0,80±0,04
0,60 0,74±0,02
0,40 0,43±0,11
0,20 0,16±0,03
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 3 Aktivitas TMAOase ikan beloso pada penyimpanan suhu chilling selama 16 hari

Kandungan dimetilamin pada awal aktivitas enzim TMAOase pada ikan beloso
pengamatan adalah 0,93 ppm dan meningkat selama penyimpanan suhu chilling disajikan
menjadi 27,26 ppm pada pengamatan hari ke- pada Gambar 3.
16. Kandungan dimetilamin yang dihasilkan Gambar 3 menunjukkan hasil bahwa
besar kemungkinan disebabkan oleh bahan adanya peningkatan aktivitas TMAOase
baku yang masih utuh dan belum mengalami selama penyimpanan suhu chilling dari
penyiangan, sehingga dimungkinkan enzim 0,16 U/mL pada hari ke 0 menjadi 1,71
dan bakteri lebih banyak terakumulasi pada U/mL pada hari ke 16. Peningkatan ini
jeroan ikan. Benjakul et al. (2004) melaporkan dikarenakan kristal es yang terus berkembang
bahwa enzim trimetilamin-N-oksida selama penyimpanan dapat mengakibatkan
demethylase (TMAOase) yang berperan dalam kerusakan membran sel pada daging ikan,
perombakan TMAO menjadi dimetilamin yang mengakibatkan TMAOase terlepas
dan formaldehid terakumulasi sangat tinggi dari jaringan. Oksidasi fosfolipid dalam
pada bagian jeroan ikan (lizardfish) terutama membran sel yang menyebabkan jaringan
sangat tinggi terdeteksi pada bagian ginjal. otot rusak sehingga TMAOase dapat terlepas
Kadar dimetilamin berbeda tergantung dari jaringan otot sehingga aktivitasnya terus
spesies dan kondisi penyimpanan. Cumi-cumi meningkat selama penyimpanan (Lee et al.
yang disimpan pada suhu chilling selama 9 2016). Peningkatan secara drastis terdapat
hari memiliki kadar DMA 15,95 ppm (Apandi pada penyimpanan hari ke-6 menuju hari ke-
2017). Ikan kembung yang disimpan pada 8, hal ini bisa disebabkan karena TMAOase
suhu chilling selama 15 hari memiliki kadar yang terdapat pada jaringan otot mulai terlepas
DMA 4,44 ppm (Sahliyah 2017). secara maksimal. TMAOase yang terlepas
dari jaringan otot menyebabkan kenaikkan
Enzim Trimethylamin-N-Oxide aktivitas enzim. Terlepasnya TMAOase dari
Demethylase (TMAOase) jaringan otot yang disebabkan melemahnya
TMAOase adalah salah satu enzim yang membran dapat menyebabkan kenaikan
menunjukkan penurunan kualitas mutu ikan. aktivitas enzim (Lee et al. 2016).
Kandungan terbesar TMAOase terdapat Lee et al. (2016) melaporkan bahwa terjadi
pada ikan dengan spesies ganoid seperti kenaikan aktivitas TMAOase pada Alaska
Alaska Pollock dan Pacific Whiting, dengan Pollock yang disimpan pada suhu 4ºC selama
aktivitasnya yang tergantung pada habitat, 12 jam. Aktivitas TMAOase pada daging
kondisi fisiologis serta kandungan TMAO cincang lizardfish yang disimpan pada suhu
masing-masing ikan (Lee et al. 2016). Nilai -20ºC pada penelitian Leelapongwattana et al.

554 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

0,16 0,14±0,006
0,14 0,13±0,004
0,14±0,002 0,10±0,009

Kadar protein (mg/mL)


0,12
0,13±0,013 0,13±0,011
0,10
0,11±0,008
0,08 0,10±0,009 0,10±0,006

0,06
0,04
0,02
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 4 Konsentrasi protein TMAOase beloso pada penyimpanan suhu chilling selama 16 hari

(2005) mengalami kenaikan maksimal pada Gambar 4 menunjukkan hasil kadar


minggu ke 6. Penelitian lain yang dilakukan protein mengalami penurunan dari 0,14 mg/
Leelapongwattana et al. (2005) menunjukkan mL menjadi 0,10 mg/mL pada penyimpanan
aktivitas TMAOase pada lizardfish utuh selama 16 hari dengan suhu 4ºC. Penurunan
yang disimpan pada suhu -20ºC mengalami kadar protein selama penyimpanan ini bisa
kenaikan maksimal pada minggu ke-12. disebabkan karena selama penyimpanan
Penyimpanan suhu rendah masih protein mengalami denaturasi dan unfolding
memungkinkan enzim dalam ikan untuk yang disebabkan oleh enzim. Akibat dari
beraktivitas. Aktivitas TMAOase salah denaturasi dan unfolding maka protein
satunya mengubah protein dalam otot secara akan menjadi senyawa-senyawa yang lebih
struktural maupun secara fungsional (Badii sederhana (Badii dan Howel 2002). Salah satu
dan Howel 2002). Nilai konsentrasi protein enzim yang dapat mengurai senyawa-senyawa
enzim TMAOase pada ikan beloso selama protein dalam ikan menjadi produk yang lebih
penyimpanan suhu chilling tersaji pada sederhana adalah TMAOase.
Gambar 4.

18

16 16,48±0,03
15,71±0,03
Aktivitas spesifik TMAOase (U/mg)

14 14,83±0,04
14,32±0,10
12
12,06±0,06
10

6 6,13±0,04
5,63±0,02
4
3,08±0,11
2
1,14±0,03
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 5 Aktivitas spesifik TMAOase beloso pada penyimpanan suhu chilling 16 hari

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 555


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al.

Hasil penelitian ini sesuai dengan KESIMPULAN


penelitian yang dilakukan oleh Badii dan Kadar formaldehid alami dan
Howel (2002) yaitu kadar protein pada dimetilamin pada ikan beloso meningkat
ikan cod dan haddock fillet mengalami seiring dengan peningkatan aktivitas spesifik
penurunan saat disimpan pada suhu -10ºC enzim TMAOase. Peningkatan formaldehid
maupun -30ºC selama 30 minggu. Penelitian dan dimetilamin terjadi selama 16 hari
Leelapongwattana et al. (2005) tentang penyimpanan pada suhu chilling sehingga
penyimpanan ikan beloso utuh dan fillet ikan tidak layak untuk dikonsumsi.
dengan pengemasan vacuum maupun Saran dari penelitian ini yaitu perlu
non-vacuum pada suhu -20ºC selama 24 dilakukan kajian lebih lanjut mengenai
minggu kadar protein pada semua perlakuan karakterisasi TMAOase (suhu, pH dan logam
menurun. Menurut Badii dan Howel (2001) berat) dan molekuler TMAOase.
penurunan kadar protein bisa juga disebabkan
agregasi pada saat penyimpanan suhu rendah DAFTAR PUSTAKA
tidak terjadi secara sempurna. Apandi RR. 2017. Pembentukan formaldehid
Pengukuran kemurnian larutan enzim alami pada cumi-cumi (Loligo sp.) selama
diperoleh dengan menghitung nilai aktivitas penyimpanan suhu chilling. [skripsi].
spesifik yaitu jumlah unit aktivitas per Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu
miligram protein (Wuryati 2004). Aktivitas Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
spesifik dihitung dengan cara membagi [BPS] Badan Pusat Statistik Perikanan
aktivitas enzim (U/mL) dengan konsentrasi Tangkap Indonesia. 2014. Statistik
protein (mg/mL) sehingga diperoleh nilai Perikanan Tangkap. Direktorat Jendral
aktivitas spesifik dengan satuan U/mg. Nilai Perikanan Tangkap. Jakarta.
aktivitas spesifik TMAOase ikan beloso [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2005.
selama penyimpanan suhu chilling tersaji pada Standar Nasional Indonesia 19-0232-
Gambar 5. 2005. Nilai Ambang Batas (NAB) zat
Hasil dari aktivitas spesifik TMAOase pada kimia di udara tempat kerja. Jakarta (ID):
ikan beloso mengalami kenaikan pada hari Badan Standardisasi Indonesia.
ke-0 yaitu 1,14 U/mg menjadi 16,48 U/mg pada Badii F, Howell NK. 2001. A comparison
hari ke-16. Kenaikan aktivitas spesifik enzim of biochemical changes in cod (Gadus
dapat disebabkan karena lepasnya TMAOase morhua) and haddock (Melanogrammus
yang terdapat dalam jaringan otot. Lepasnya aeglefinus) fillets during frozen storage.
enzim disebabkan lemahnya jaringan otot Journal of the Science of Food and
dikarenakan denaturasi jaringan. Aktivitas Agriculture. 82(2001): 87-97.
spesifik yang semakin meningkat juga bisa Badii F, Howell NK. 2002. Changes in the
disebabkan kandungan substrat enzim yang texture and structure of cod and haddock
semakin besar. Substrat TMAOase adalah fillets during frozen storage. Journal Food
TMAO yang dikatalisis menjadi dimetilamin Hydrocolloids. 16(2002): 313-319.
dan formaldehid sebagai indikator kesegaran Benjakul S, Wonnop V, Muneheiko T. 2003.
ikan (Lee et al. 2016). Penyimpanan hari ke-6 Partial purification and characterization
menuju ke-8 menunjukan peningkatan paling of trimethylamine-N-oxide demethylase
besar, hal ini bisa diakibatkan karena pada from lizardfish kidney. Journal
hari tersebut jaringan otot yang rusak paling Comparative Biochemistry and Physicology
besar. Kerusakan jaringan otot yang semakin part B. 135(2): 359-371.
besar dapat meningkatkan aktivitas enzim. Benjakul S, Visessanguan W, Tanaka M. 2004.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Induced formation of dimethylamine
dari Lee et al. (2016) peningkatan aktivitas and formaldehyde by lizardfish (Saurida
spesfik TMAOase pada saat penyimpanan micropectoralis) kidney trimethylamine-
pacific whiting selama 5 hari pada suhu -18ºC N-oxide demethylase. Food Chemistry.
dan -80ºC. 84(2004): 297-305.

556 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

Bianchi F, Careri M, Musci M, Mangia A. (Saurida micropectoralis). Journal of Food


2007. Fish and food safety: determination Chemistry. 90(2005): 141-150.
of formaldehyde in 12 fish species by Leelapongwattana K, Benjakul S, Visessanguan
SPME extraction and GC-MS analysis. W, Howell NK. 2005. Physicochemical
Journal Food Chemical. 100(3): 1049- and biochemical changes in whole
1053. lizardfish (Saurida microprctoralisz)
Bradford MM. 1976. A rapid and sensitive muscles and fillets during frozen storage.
mothod for quantification of microgram Journal of Food Biochemistry. 29(2005):
quantities of protein utilizing the principle 547-569.
of protein dye binding. Journal Analytical Li J, Zhu J, Ye L. 2007. Determination
Biochemistry. 7(2): 234-254. of formaldehyde in squid by
Dyer WJ, Mounsey YA. 1945. Amines highperformance liquid chromatography.
in fish muscle. II. Development of Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition.
trimethylamine and other amines. Journal 16(1): 127-130.
Fisheries Research Board of Canada. 6(5): Murtini JT, Riyanto R, Priyanto N, Hermana
359-367. I. 2014. Pembentukan formaldehid alami
Fu XY, Xue CH, Miao BC, Liang JN, Li pada beberapa jenis ikan laut selama
ZJ, Cu FX. 2006. Purification and penyimpanan dalam es curai. Jurnal
characterization of trimethylamine-N- Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan.
oxide demethylase from Jumbo Squid 9(2):143-151.
(Dosidicus gigas). Journal Agriculture Nash T. 1953. The colorimetric estimation of
Food Chemistry. 54(3): 968-972. formaldehyde by means of the Hantzsch
Harsojo, Kadir I. 2013. Penggunaan formalin reaction. Journal Biochemical. 55(1):416-
dan boraks serta kontaminasi bakteri 421.
pada otak-otak. Jurnal Iptek Nuklir Rachmawati N, Riyanto R, Ariyani F. 2007.
Ganendra. 16(1): 9-17. Pembentukan formaldehid pada ikan
Husni A, Brata AK, Budgiyanti SA. 2015. kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Peningkatan daya simpan ikan kembung selama penyimpanan pada suhu kamar.
dengan ekstrak etanolik Padina sp. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi
selama penyimpanan suhu kamar. Jurnal Kelautan dan Perikanan. 2(2): 137-143.
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. Riyadi PH. 2006. Pemanfaatan ikan beloso
18(1): 1-10. sebagai bahan baku pembutan pasta ikan
Khidhir ZK. 2011. Comparative Quality dengan penambahan tepung garut. Jurnal
Assessments of Five Local Fresh Fish in Saintek Perikanan. 2(1): 8-21.
Sulaimani City Markets. [thesis]. Turki Riyanto R, Kusmarwati A, Dwiyitno. 2006.
(TR): College of Veterinary Medicine, Pembentukan formaldehid pada ikan
University of Sulaimani. kerapu (Epinephalus fuscoguttatus)
Lee J, Quentin F, Park JW. 2016. Effect of selama penyimpanan pada suhu kamar.
pre-freezing treatments on the quality Journal Pascapanen dan Bioteknologi
of Alaska Pollock fillets subjected to Kelautan dan Perikanan. 1(2):111-116.
freezing/thawing. Journal Food Bioscience. Sahliyah AR. 2017. Kemunduran mutu dan
16(2016): 50-55. pembentukan formaldehid alami pada
Lee J, Park JW. 2016. Pasific whiting frozen ikan kembung (Rastrelliger sp.) selama
fillets as affected by postharvest processing penyimpanan suhu chilling. [skripsi].
and storage conditions. Journal Food Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu
Chemistry. 201(2016): 177-184 Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Leelapongwattana K, Benjakul S, Visessanguan Siburian ETP, Dewi P, Kariada N. 2012.
W, Howell NK. 2005. Physicochemical Pengaruh suhu dan waktu penyimpanan
and biochemical changes during frozen terhadap bakteri dan fungi ikan bandeng.
storage of minced flesh of lizardfish Unnes Journal of Life Science. 1(2):101-
105.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 557


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Aktivitas Trimethhylamine-n-oxide Demethylase, Nuraini et al.

[WHO] World Health Organization. 2002.


Formaldehyde: Concise International
Chemical Assessment Document
40. Geneva (CH): Wissenschaftliche
Verlagsgesellschaft.

558 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai