19811-Article Text-60941-2-10-20180302
19811-Article Text-60941-2-10-20180302
Abstrak
Pembentukan formaldehid pada tubuh ikan dapat terjadi secara alami melalui kerja enzim
trimethylamine-N-Oxide demethylase (TMAO)ase yang memecah TMAO menjadi formaldehid dan
dimetilamin. Pembentukan formaldehid pada ikan dapat terjadi selama penyimpanan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan aktivitas TMAOase dan perannya dalam pembentukan dimetilamin dan
formaldehid alami ikan beloso (Saurida tumbil) segar yang disimpan pada suhu chilling. Pengamatan
dilakukan setiap 2 hari selama 16 hari penyimpanan. Analisis yang dilakukan yaitu kandungan formaldehid,
dimetilamin, dan aktivitas spesifik enzim TMAOase. Kandungan formaldehid mengalami peningkatan
selama penyimpanan yaitu 0,22±0,00 ppm pada hari ke-0 menjadi 7,45±0,46 ppm pada hari ke-16.
Hasil uji dimetilamin juga meningkat selama penyimpanan dari 0,93±0,50 ppm pada hari ke-0 menjadi
27,26±1,8 ppm pada hari ke-16. Hasil pengujian aktivitas spesifik TMAOase ikan beloso meningkat selama
penyimpanan yaitu 1,15 U/mg pada hari ke-0, menjadi 16,47 U/mg pada hari ke-16.
Kata kunci: dimetilamin, formaldehid, ikan beloso, suhu chilling, trimethylamine-N-Oxide demethylase
Abstract
Formaldehyde found in the fish has been occurred naturally through the work of trimethylamine-
N-Oxide demethylase (TMAO)ase enzyme that broke TMAO into formaldehyde and dimethylamine.
Formaldehyde found in fish has been occurred during storage. This reserch was aimed to determine the
TMAOase activity and its role in dimethylamine and formaldehyde formation in Greater lizardfish (Saurida
tumbil), which stored at chilling temperature. Observations were made every 2 days for 16 days of storage.
Analysis performed in formaldehyde content determination, dimethylamine content determination, and
specific activity of TMAOase enzyme. The result of formaldehyde test was increasing during storage, from
0,22±0,00 ppm on day 0 to 7,45±0,46 ppm on day 16. The results of dimethylamine test increased during
storage from 0,93±0,50 ppm at day 0 to 27,26±1,8 ppm on day 16. The results of TMAOase specific activity
in Greater lizardfish increased during storage from 1,15 U/mg on day 0, to 16,47 U/mg on day 16.
dan naik menjadi 22.283 ton pada tahun 2014. berlangsung selama proses pembusukan
Ikan beloso mempunyai daging relatif cukup (Murtini et al. 2014). Leelapongwattana et al.
banyak dan banyak dimanfaatkan sebagai (2005) menyatakan bahwa formaldehid alami
bahan baku pembuatan surimi (Riyadi 2006). merupakan produk dekomposisi enzimatik
Produk hasil perikanan memiliki kelemahan dari trimetilamin oksida (TMAO) pada ikan
yaitu cepat mengalami pembusukan dan selama penyimpanan post-mortem dengan
penurunan mutu. Kemunduran mutu hasil samping dimetilamin. Benjakul et al.
merupakan faktor alami yang terjadi akibat (2004) melaporkan bahwa enzim trimetilamin-
pengaruh enzim, reaksi biokimiawi dalam n-oksida demetilase (TMAOase) merupakan
tubuh dan aktivitas bakteri (Husni et al. 2015). enzim endogenus yang berperan dalam
Kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan pemecahan TMAO menjadi formaldehid dan
melainkan dipertahankan. Penurunan mutu dimetilamin.
kesegaran ikan tersebut dapat dipertahankan Informasi mengenai pembentukan
dengan melakukan proses penanganan yang formaldehid alami yang terbentuk dari
tepat. Teknik penanganan yang paling umum hasil kerja TMAOase masih sangat terbatas,
dilakukan adalah penggunaan suhu rendah sehingga perlu dilakukan penelitian terkait
atau disebut juga teknik pendinginan ikan. aktivitas TMAOase dalam pembentukan
Pendinginan ikan merupakan salah satu proses formaldehid alami. Penelitian ini bertujuan
yang digunakan untuk mengatasi pembusukan untuk menentukan aktivitas TMAOase dan
ikan, baik selama penangkapan, pengangkutan, perannya dalam pembentukan formaldehid
maupun penyimpanan (Siburian et al. 2012). dan dimetilamin alami ikan beloso (Saurida
Teknik pendinginan dengan menggunakan tumbil) segar yang disimpan pada suhu
es banyak dilakukan oleh nelayan untuk chilling.
menjaga kesegaran ikan selama penanganan,
akan tetapi pada praktiknya beberapa oknum BAHAN DAN METODE
menggunakan pengawet nonpangan lain Bahan dan Alat
untuk menjaga kesegaran ikan. Salah satu Bahan utama yang digunakan adalah
bahan kimia yang sering disalahgunakan ikan beloso (Saurida tumbil) yang telah
sebagai bahan pengawet pangan adalah diidentifikasi oleh LIPI dengan bobot ±150-
formalin. Formalin sangat berbahaya untuk 200 gram/ekor yang diperoleh dari Tempat
tubuh karena bersifat toksik, karsinogen, Pelelangan Ikan Cituis Tangerang, Banten.
mutagen yang menyebabkan perubahan Ikan beloso disimpan pada suhu chilling (±4ºC)
sel serta jaringan tubuh, korosif dan iritatif dan dianalisis setiap 2 hari sekali selama 16
(Harsojo dan Kadir 2013). hari. Sampel ikan beloso diambil secara acak
Penggunaan formalin yang mengandung sebanyak 3 ekor untuk 3 kali ulangan yang
37% formaldehid sebagai bahan tambahan kemudian dilakukan pengamatan.
makanan telah dilarang. Beberapa Bahan kimia yang digunakan untuk
penelitian menunjukkan fakta bahwa analisis bahan terdiri dari tris base (Merck),
formaldehid terbentuk secara alami pada HCl (Merck), asam asetat (Merck), NaCl
ikan (Riyanto et al. 2006; Murtini et al. 2014; (Merck), TCA (Merck), FeCl2 (Merck), substrat
Bianchi et al. 2007) hal ini mengindikasikan TMAO (Sigma-Aldrich), cystein (Merck),
perlunya penafsiran tentang penetapan asam askorbat (Merck), DMA (Merck), bovin
kandungan formalin (formaldehid) dalam serum albumin (Sigma-Aldrich), Coomassie
peraturan yang ditetapkan, karena dalam Brilliant Blue (Applichem), etanol (Merck),
kenyataanya formaldehid dapat terbentuk asam fosfat (Merck), kertas saring Whatman,
selama proses kemunduran ikan. pereaksi Nash (15 g amonium asetat (Merck),
Perubahan mutu setelah ikan 0,3 mL asam asetat (Merck) dan 0,2 mL
mati dapat disebabkan oleh aktivitas asetil aseton (Merck)), copper ammonia (25
enzim, biokimia, fisik, mikrobiologi dan g amonium asetat (Merck), 0,2 cooper sulfat
pembentukan formaldehid secara alami dapat (Merck), 25 mL NaOH 40% (Teknis), 20 mL
amonia (Merck) dan akuades.
9
8
Kadar formaldehid (ppm)
7
7,45±0,46
6 6,44±0,75
5
4
3,90±0,72
3 3,66±0,11
3,52±0,37
3,17±0,51
2
2,02±0,05
1 1,27±0,18
0 0,22±0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 1 Kandungan formaldehid ikan beloso pada penyimpanan suhu chilling selama 16 hari
kandungan formaldehid yang terbentuk yang diperkenankan dan 0,37 mg/m3 untuk
menurut Li et al. (2007) tergantung pada waktu paparan singkat yang diperkenankan
dan suhu penyimpanan. Suhu penyimpanan (BSN 2005).
yang semakin rendah maka peningkatan
formladehidnya semakin kecil. Murtini et al. Kadar Dimetilamin Kadar Dimetilamin
(2014) menyatakan bahwa suhu rendah dapat Ikan Beloso Selama Penyimpanan
menghambat penurunan mutu ikan yang Suhu Chilling
terlihat dari kandungan formaldehid yang Pengukuran kadar dimetilamin (DMA)
terbentuk masih dalam level yang rendah. dapat digunakan sebagai penanda yang
Hal ini disebabkan karena aktivitas enzim efektif dalam menentukan kesegaran ikan.
yang menguraikan TMAO sedikit terhambat Dimetilamin secara alami terbentuk sebagai
karena penggunaan suhu rendah. hasil samping reduksi trimetilamin oksida
Kadar formaldehid pada ikan yang utuh (TMAO) oleh enzim endogenus yang juga
belum mengalami penyiangan akan lebih akan menghasilkan formaldehid (Murtini et al.
besar dibandingkan dengan ikan yang sudah 2014). Hasil analisis kandungan dimetilamin
disiangi. Benjakul et al. (2003) menyatakan pada ikan beloso selama penyimpanan suhu
bahwa penyiangan yang dilakukan pada ikan chilling disajikan pada Gambar 2.
beloso berpengaruh terhadap nilai formaldehid Gambar 2 menunjukkan bahwa
yang dihasilkan. Formaldehid yang terbentuk kadar dimetilamin terdeteksi pada awal
pada ikan beloso menunjukkan bahwa ikan penyimpanan. Kadar dimetilamin terus
beloso memiliki TMAO dan TMAOase meningkat hingga pengamatan hari ke-
yang tinggi. Pembentukan formaldehid pada 16. Peningkatan kandungan dimetilamin
organ-organ tertentu seperti jeroan dan hati dikarenakan adanya perombakan oleh
dapat terjadi lebih cepat, dan dapat dihambat enzim dan mikroba. Hasil ini sesuai dengan
dengan cara penyiangan. pernyataan Benjakul et al. (2004) dimetilamin
Batasan formalin dan asumsi paparan setelah 3 hari penyimpanan secara bertahap
harian yang dapat diterima pada bahan meningkat pada daging cincang ikan cakalang
tambahan makanan dan sumber nutrisi dan red seabream yang disimpan pada suhu
tambahan dalam data konsumsi pangan dingin. Khidhir (2011) menyatakan bahwa
aktual berdasarkan World Health Organization dimetilamin diproduksi secara autolisis
(WHO) pada tahun 2002 yaitu sekitar 1,5 mg selama penyimpanan dan berhubungan
hingga 14 mg per hari untuk orang dewasa. dengan membran dalam otot ikan sehingga
Batasan formalin untuk negara Indonesia produksinya akan lebih tinggi pada ikan
yaitu sebesar 0,3 ppm untuk kadar tertinggi dengan penanganan yang kasar serta fluktuasi
suhu pada penyimpanan dingin.
35
30 27,26±1,80
25
Kadar DMA (ppm)
24,82±2,62
20 20,85±1,65
15
11,48±1,41
10 10,96±0,37
9,65±1,55 9,99±2,43
5
3,60±0,67
0 0,93±0,50
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 2 Kandungan dimetilamin ikan beloso pada penyimpanan suhu chilling selama 16 hari
2,00
1,80 1,71±0,03
1,60 1,49±0,07
1,65±0,03
1,55±0,04
Aktivitas enzim (U)
1,40
1,52±0,10
1,20
1,00
0,80 0,80±0,04
0,60 0,74±0,02
0,40 0,43±0,11
0,20 0,16±0,03
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 3 Aktivitas TMAOase ikan beloso pada penyimpanan suhu chilling selama 16 hari
Kandungan dimetilamin pada awal aktivitas enzim TMAOase pada ikan beloso
pengamatan adalah 0,93 ppm dan meningkat selama penyimpanan suhu chilling disajikan
menjadi 27,26 ppm pada pengamatan hari ke- pada Gambar 3.
16. Kandungan dimetilamin yang dihasilkan Gambar 3 menunjukkan hasil bahwa
besar kemungkinan disebabkan oleh bahan adanya peningkatan aktivitas TMAOase
baku yang masih utuh dan belum mengalami selama penyimpanan suhu chilling dari
penyiangan, sehingga dimungkinkan enzim 0,16 U/mL pada hari ke 0 menjadi 1,71
dan bakteri lebih banyak terakumulasi pada U/mL pada hari ke 16. Peningkatan ini
jeroan ikan. Benjakul et al. (2004) melaporkan dikarenakan kristal es yang terus berkembang
bahwa enzim trimetilamin-N-oksida selama penyimpanan dapat mengakibatkan
demethylase (TMAOase) yang berperan dalam kerusakan membran sel pada daging ikan,
perombakan TMAO menjadi dimetilamin yang mengakibatkan TMAOase terlepas
dan formaldehid terakumulasi sangat tinggi dari jaringan. Oksidasi fosfolipid dalam
pada bagian jeroan ikan (lizardfish) terutama membran sel yang menyebabkan jaringan
sangat tinggi terdeteksi pada bagian ginjal. otot rusak sehingga TMAOase dapat terlepas
Kadar dimetilamin berbeda tergantung dari jaringan otot sehingga aktivitasnya terus
spesies dan kondisi penyimpanan. Cumi-cumi meningkat selama penyimpanan (Lee et al.
yang disimpan pada suhu chilling selama 9 2016). Peningkatan secara drastis terdapat
hari memiliki kadar DMA 15,95 ppm (Apandi pada penyimpanan hari ke-6 menuju hari ke-
2017). Ikan kembung yang disimpan pada 8, hal ini bisa disebabkan karena TMAOase
suhu chilling selama 15 hari memiliki kadar yang terdapat pada jaringan otot mulai terlepas
DMA 4,44 ppm (Sahliyah 2017). secara maksimal. TMAOase yang terlepas
dari jaringan otot menyebabkan kenaikkan
Enzim Trimethylamin-N-Oxide aktivitas enzim. Terlepasnya TMAOase dari
Demethylase (TMAOase) jaringan otot yang disebabkan melemahnya
TMAOase adalah salah satu enzim yang membran dapat menyebabkan kenaikan
menunjukkan penurunan kualitas mutu ikan. aktivitas enzim (Lee et al. 2016).
Kandungan terbesar TMAOase terdapat Lee et al. (2016) melaporkan bahwa terjadi
pada ikan dengan spesies ganoid seperti kenaikan aktivitas TMAOase pada Alaska
Alaska Pollock dan Pacific Whiting, dengan Pollock yang disimpan pada suhu 4ºC selama
aktivitasnya yang tergantung pada habitat, 12 jam. Aktivitas TMAOase pada daging
kondisi fisiologis serta kandungan TMAO cincang lizardfish yang disimpan pada suhu
masing-masing ikan (Lee et al. 2016). Nilai -20ºC pada penelitian Leelapongwattana et al.
0,16 0,14±0,006
0,14 0,13±0,004
0,14±0,002 0,10±0,009
0,06
0,04
0,02
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 4 Konsentrasi protein TMAOase beloso pada penyimpanan suhu chilling selama 16 hari
18
16 16,48±0,03
15,71±0,03
Aktivitas spesifik TMAOase (U/mg)
14 14,83±0,04
14,32±0,10
12
12,06±0,06
10
6 6,13±0,04
5,63±0,02
4
3,08±0,11
2
1,14±0,03
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyimpanan hari ke-
Gambar 5 Aktivitas spesifik TMAOase beloso pada penyimpanan suhu chilling 16 hari