Kuretase PDF Free
Kuretase PDF Free
PENDAHULUAN
Penyakit periodontal adalah masalah kesehatan gigi dan mulut yang memiliki
prevalensi cukup tinggi di masyarakat. Prevalensi penyakit periodontal pada semua kelompok
umur di Indonesia adalah 96,58%.1 Penyakit periodontal diklasifikasikan atas gingivitis dan
periodontitis. Gingivitis adalah inflamasi gingiva yang hanya meliputi jaringan gingiva sekitar
gigi dan merupakan penyakit periodontal yang paling sering dijumpai baik pada usia muda
maupun dewasa. Sedangkan periodontitis adalah penyakit infeksi kronis yang dapat
menghancurkan jaringan periodontal termasuk ligamen periodontal dan rongga alveolar gigi
karena adanya akumulasi bakteri patogen yang menghasilkan pembentukan biofilm pada gigi
dan permukaan akar gigi.2 Plak dan akumulasi kalkulus serta bakteri merupakan penyebab
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Dental Health Education (DHE) untuk
menambah pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut. Selain itu
perlu dilakukan perawatan pembersihan karang gigi, seperti scaling, root planning, maupun
kuretase.4 Scaling dan root planning bukan merupakan suatu prosedur yang terpisah. Setelah
dilakukan perawatan ini maka akan terjadi perubahan dalam mikrobiota yang disertai dengan
berkurangnya atau hilangnya peradangan klinis. Apabila setelah dilakukan perawatan awal
masih ditemukan adanya inflamasi, edema, dan poket dengan kedalaman 3-5 mm pada gingiva,
maka dapat dilakukan perawatan lanjutan yaitu kuretase.5 Kuretase sering juga dilakukan pada
kunjungan berkala dalam rangka fase pemeliharaan, sebagai metoda pemeliharaan pada
1
daerah-daerah dengan rekurensi/ kambuhnya inflamasi dan pendalaman poket pada penyakit
periodontal.1 Oleh karena itu penting untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai
perawatan kuretase gingiva sebagai salah satu terapi alternatif poket periodontal. Tindakan
scaling, root planing, kuretase dan menjaga kebersihan rongga mulut yang baik, akan
memperbaiki keadaan peradangan dan poket, bahkan pada pasien tertentu dapat
1.2.Tujuan Perawatan
2. Untuk menghilangkan jaringan granulasi pada gigi dan dinding poket sebelah dalam
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor lokal, merupakan faktor yang berasal dari lingkungan rongga mulut, dibagi lagi
a. Faktor Iritasi
Faktor inisial : bakteri plak bila berkumpul dalam sub gingiva menyebabkan
inflamasi gingiva.
Faktor predisposisi : misalnya restorasi gigi yang tidak sesuai, kesalahan alat
2. Faktor sistemik
Faktor sistemik adalah suatu kondisi tubuh yang dapat mempengaruhi jaringan
periodontal. Faktor sistemik sebagai penyebab penyakit didahului oleh adanya faktor
sehingga mudah terpengaruh efek dari faktor lokal. Resistensi yang rendah berakibat
pada munculnya gangguan atau kerusakan fungsi dan struktur dari komponen jaringan
3
metabolisme, penyakit dan gangguan hematologis, pengaruh logam dan penyakit
kronis.
2.1.1. Gingivitis
Gingivitis adalah proses inflamasi yang mengenai jaringan gingiva tetapi tidak
gingivitis dibagi dalam tiga kelompok yaitu disebabkan nekrosis, tidak berhubungan
dengan plak, dan akumulasi bakteri dalam plak.9 Bakteri yang menyebabkan gingivitis
mutans, A. Viscosus.8,9
1. Terdapat perubahan warna gingiva yang bermula pada interdental papil dan gingival
menyebar pada gingiva margin atau keduanya, sehingga tekstur dari gingiva menjadi
3. Konsistensi bervariasi, mulai dari lunak dan oedematus sampai dengan fibrous.
4. Adanya pembesaran gingiva kearah korona gigi karena oedema jaringan, dapat
4
5. Perdarahan pada gingiva berbeda dalam hal lama terjadinya dan kemudahannya
Urutan peristiwa hingga mencapai tanda klinis dari gingivitis dapat dikategorikan menjadi,
1. Lesi awal ginigivitis terjadi 2-4 hari dari dimulainya akumulasi plak.4-,10
2. Dalam 2-3 minggu akan menjadi gingivitis yang cukup parah. Perubahan terlihat
pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang kecil disebelah apikal dari
epitelium jungtional. Pembuluh ini mulai bocor dan kolagen perivaskuler mulai
menghilang, digantikan dengan beberapa sel inflamasi, sel plasma dan limfosit
terutama limfosit T cairan jaringan dan protein serum. Pada tahap gingivitis awal Bila
deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai
Neutrophils (PMN).4
3. Tahap lanjut gingivitis terbentuk dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis
yang lebih parah. Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-
sel plasma terlihat mendominasi. Gingiva sekarang berwarna merah, bengkak, dan
mudah berdarah. Bila iritasi plak dan inflamasi terus berlanjutmaka epithelium
jungtion akan semakin rusak. Sel-sel epithelial akan berdegenarasi dan terpisah,
perlekatannya pada permukaan gigi akan terlepas sama sekali. Inflamasi jaringan
periodontal yang sudah disertai dengan migrasi epitel jungtional ke arah apikal dan
terdapat kehilangan perlekatan tulang serta resorpsi tulang alveolar disebut dengan
periodontitis.4
5
2.1.2. Periodontitis
disebabkan oleh bakteri, sehingga terjadi kerusakan pada ligamen periodontal dan tulang
alveolar yang ditandai dengan pembentukan poket maupun resesi. Tanda klinis
periodontitis yaitu perubahan warna, kontur, dan perdarahan saat probing pada gingiva,
Tipe I: Gingivitis
Kedalaman poket atau kehilangan perlekatan 3-4 mm, perdarahan saat probing
mungkin terjadi, resesi gingiva pada area tertentu, keterlibatan furkasi derajat I.
Kedalaman poket atau kehilangan perlekatan 4-6 mm, perdarahan saat probing,
Kedalaman poket atau kehilangan perlekatan >6 mm, perdarahan saat probing,
setelah perawatan.
6
B. Klasifikasi periodontitis menurut America Academy of Periodontology (1999) :11
Chronic periodontitis
Aggresive periodontitis
Localized: proximal attachment loss pada setidaknya 2 gigi, salah satu gigi
Generalized: proximal attachment loss pada setidaknya 3 gigi selain gigi molar
Hipofosfatasia.
Menurut Caranzza, poket periodontal adalah kedalaman sulkus gingiva yang tidak
normal, yang merupakan salah satu tanda klinis pada penyakit periodontal.12 Poket
dibedakan menjadi pseudo poket yang terjadi akibat pergerakan margin gingiva ke arah
korona, dan true poket yang terjadi karena pergerakan juntional epithelium ke arah apikal.1
7
Pendalaman sulkus gingiva terjadi akibat gerakan margin gingiva ke arah korona, perpindahan
gingiva attachment ke arah apikal atau kombinasi keduanya. Pembentukan poket dimulai saat
sekitarnya, termasuk serat gingiva. Hanya apikal pada epitel junctional, serat kolagen yang
rusak, dan daerah di tempati oleh inflamasi sel dan edema. Inflamasi ini terjadi karena adanya
invasi bakteri dari daerah periapikal dan lateral dinding poket. Bakteri terutama
jaringan. Poket dapat diklasifikasikan menjadi poket gingiva yang terjadi karena pembesaran
gingiva tanpa terjadi kerusakan jaringan, terjadinya sulkus yang dalam karena peningkatan
massa gingival, dan poket periodontal. Poket periodontal menyebabkan kerusakan jaringan
periodontal, sehingga menyebabkan gigi menjadi hilang perlekatannya dan menjadi goyang.
Dua jenis poket periodontal ada, yaitu suprabony poket (supracrestal atau supraalveolar) terjadi
ketika dasar poket adalah lebih ke koronal daripada dasar tulang alveolar. Pada intrabony poket
(infrabony, subcrestal, atau intraalveolar) terjadi ketika dasar dari poket lebih ke arah apikal
dari tulang alveolar. pada infrabony poket lateral dinding poket terletak di antara permukaan
8
Gambar 2.2 Klasifikasi poket berdasarkan aspek permukaan gigi yang terkena. 1
2.2. Kuretase
Kuretase gingiva terdiri dari pengangkatan jaringan lunak yang meradang lateral ke
dinding poket dan epitel junctional. Kuretase subgingiva mengacu pada prosedur yang
dilakukan dari apikal pada epitel junctional yang memisahkan perlekatan jaringan ikat ke
puncak osseus.12 Prosedur kuretase adalah operasi tertutup dengan tujuan mereduksi poket,
pengambilan deposit dari permukaan akar, sedangkan root planning adalah membersihkan
akar untuk menghilangkan jaringan yang terinfeksi dan substansi gigi yang nekrotik.
Scaling dan root planing secara tidak sengaja dapat mencakup berbagai tingkat kuretase.
yang berbeda dan indikasi. Keduanya harus dipertimbangkan bagian yang terpisah dari
Kuretase secara umum juga merupakam upaya atau cara untuk mengurangi poket
yang dalam dengan cara membuat penyembuhan gingiva sebagai prosedur terpisah untuk
9
Gambar 2.3 Kuretase.1
Gambar 2.4 Panah putih adalah curettage gingival. Panah hitam adalah curettage sub gingival.
tekstur permukaan.
E. Menghilangkan semua atau sebagian dari epitel pada garis dinding poket dan
10
2.2.3. Indikasi Kuretase
Indikasi kuretase sangat terbatas. Dapat dilakukan setelah scaling dan root planing dengan
alasan:12
1. Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari upaya perlekatan baru pada poket
intrabony yang cukup dalam yang terletak di area yang tidak dapat diakses di
pasien sebagai akibat dari usia mereka, masalah sistemik, masalah psikologis,
atau faktor lainnya. Harus dipahami bahwa, pada pasien-pasien ini, tujuan dari
3. Dinding poket fibrotic (contohnya pada kasus hiperplasia oleh karena dilantin
11
2.2.5. Jenis Kuretase Gingival
Saat ini terdapat 6 jenis kuretase gingival, yaitu basic teknik yang terdiri atas curettage
Teknik Dasar :
di bawah anastesi lokal yang bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan poket,
yang oedematus, yang mengalami kelainan dan pengurangan pada dasar sulkus atau
dipakai adalah gracey curettes, universal curetes. Prosedur kuretase gingival diawali
anestesi lokal. Kuret yang dipilih, misalnya Gracey #13-14 untuk permukaan mesial,
Gracey #11-12 untuk permukaan distal. Kuretase juga dapat dilakukan dengan 4R-
dalam stroke horizontal. Dinding poket harus didukung oleh tekanan jari lembut
pada permukaan eksternal. Kuret tersebut ditempatkan di bawah tepi potongan epitel
junctional untuk merusaknya. Selama kuretase subgingival, jaringan yang ada antara
kuret pada permukaan gigi. Daerah yang memerah untuk menghilangkan kotoran,
dan sebagian disesuaikan dengan gigi dengan tekanan jari yang lembut. Irigasi
dilakukan untuk mengairi daerah agar menghilangkan kotoran dan tekan jaringan
pada permukaan gigi lembut yang memungkinkan perdarahan dan adaptasi jaringan
12
lunak pada permukaan akar. Dalam jaringan pada beberapa kasus, menjahit papila
terpisah dan penerapan periodontal pack dapat diindikasikan jika daerah bekuan
telah terganggu dan papila telah dipisahkan. Penyembuhan ini akan menghasilkan
penyusutan jaringan.
Gambar 2.6 Kuretase subgingiva. Penyingkiran epitel dinding poket (kiri), penyingkiran epitel
ENAP
Prosedur perlekatan baru telah dikembangkan dan digunakan oleh US Naval Dental
Corps. Prosedur kuretase subgingiva definitif yang dilakukan dengan pisau. Teknik
1. Setelah dilakukan anestesi yang adekuat, buat insisi bevel internal dari margin
gingiva bebas secara apikal ke titik di bawah dasar poket. Bawa sayatan secara
13
interproksimal pada fasial dan sisi lingual, dan usahakan untuk mempertahankan
2. Lepaskan jaringan yang dipotong dengan kuret, dan lakukan root planing dengan
hati-hati pada semua sementum yang terbuka untuk mencapai konsistensi yang
halus dan keras. Pertahankan semua serat penghubung yang tetap menempel pada
permukaan akar.
3. Perkirakan tepi luka. Jika tepi luka tidak bertemu secara pasif, rekontur tulang
sampai adaptasi yang baik dari tepi luka tercapai. Tempatkan jahitan dan balutan
periodontal.
Instrumen yang dipakai (Bard parker no.3) pisau bedah no.11, 12, 15, curettes gracey,
teknik scaling dan root planing yang dilakukan minimal 1 minggu sebelum yang ENAP,
untuk memastikan bahwa zona jaringan keratin memadai dan bahwa poket tidak
peningkatan visualisasi akar, penghapusan lengkap dari epitel sulcular dan lampiran
epitel, trauma gingiva minimal, tidak ada kehilangan keratin gingiva. Sedangkan
kekurangannya adalah sulit untuk menentukan sejauh apikal epitel attachment, tidak
14
Chemical Curettage
telah direkomendasikan untuk menginduksi kuretase kimia dari dinding lateral poket
atau bahkan penghapusan epitel selektif. Obat-obatan seperti natrium sulfida, alkali
larutan natrium hipoklorit (Antiformin) dan fenol, telah diusulkan dan kemudian
juga dapat menggunakan sodium sulphide, phenol, camphor, antiformin, dan sodium
hipokloride. Prosedur yang dilakukan dimulai anastesi pada daerah yang dipilih,
setelah mengisolasi semua sisi dengan cotton rools, larutan natrium hypokloride
ditempatkan ke dalam poket selama 1 menit, lalu larutan asam sitrat 5% dimasukkan
dengan larutan salin untuk menghilangkan sisa-sisa jaringan ikat. Tingkat penetrasi
kimia untuk jaringan tidak dapat dikontrol dan dengan demikian, kuretase kimia
Ultrasonik Kuret
fitur morfologi dari fibroblast nuclei. USG efektif untuk debriding lapisan epitel dari
instrumen untuk menjadi seperti efektif sebagai instrumen panduan untuk curettage
dan bahwa alat tersebut mengakibatkan peradangan kurang dan kurang penghapusan
15
jaringan ikat yang mendasari.12 Alat ini tidak seefektif alat manual yang bisa
Laser Curettage
tidak sering dicapai, hanya 1 dari 3 yang melaporkan pengurangan bakteri. Saat ini
telah dikembangkan diode laser. Mengobati permukaan akar yang sakit dengan laser
tingkat dan luasnya perbaikan. Mencegah atau memperlambat epitel invasi ke daerah
Periodontitis agresif dengan skaling dan root planing ditambah pemberian sistemik
tetrasiklin (250 mg, empat kali sehari selama 14 hari setiap 8 minggu). Tetrasiklin sistemik
(250 mg tetrasiklin hidroklorida empat kali sehari selama minimal 1 minggu) harus
diberikan dalam hubungannya dengan terapi mekanik lokal. Jika diperlukan, sistemik
antibiotik sekitar 1 jam sebelum tindakan kuretase. Doxycycline, 100 mg/ hari, dapat
dilanjutkan selama beberapa minggu untuk meningkatkan kontrol plak dan memfasilitasi
penyembuhan.12
16
Alternatif lain adalah dengan pemberian antibiotik amoxicillin 500 mg, 3 kali sehari
selama 3 hari. Setalah itu dilihat hasilnya, jika diperlukan dapat dilanjutkan selama 3 hari
lagi. Pada pasien-pasien yang mempunyai riwayat alergi terhadap penicillin dapat
diberikan terapi oral clindamycin dengan dosis 300 mg sehari 4 kali selama 3 hari.
Alternatif lain dengan azithromycin (clarithromycin) dengan dosis 500 mg sehari 4 kali
selama 3 hari.12
17
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Anamnesa
gigi terasa ngilu, dan gigi terasa panjang (terjadi penurunan gusi). Pasien mengeluhkan
terdapat satu gigi depan yang goyang. Pasien mengaku belum pernah melakukan
penyakit sistemik, tidak memiliki riwayat alergi obat/makanan namun pasien memiliki
kebiasaan merokok, pasien merokok sekitar 1 bungkus per hari. Saat ini pasien datang
- Kesadaran umum : compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80x/menit,
pernafasan 18x/menit
- Keadaan umum pasien baik secara anamnesa. DM (-), hipertensi (-), penyakit jantung (-),
18
III. Status Lokal
a. Lidah : Normal
b. Palatum : Sedang
f. Gingiva :
RA. KA: Merah, oedem (+), konsistensi lunak, interdental papil (-), stipling (-), BOP(+)
RA. M: Merah, oedem (+), konsistensi lunak, interdental papil tumpul, stipling (-), BOP
(+)
RA. KR: Merah, oedem (+), konsistensi lunak, interdental papil tumpul, stipling (-),
BOP (+)
RB. KA: Merah, oedem (+), konsistensi lunak, interdental papil tumpul, stipling (-),
BOP (+)
19
RB.M: Merah, oedem (+), konsistensi lunak, interdental papil tumpul, stipling (-), BOP
(+)
RB. KR: Merah, oedem (+), konsistensi lunak, interdental papil tumpul, stipling (-),
BOP (-)
V G Pb Pm Pp/Pl Pd O Mp M Tk K T Kr Tm At/Ab
20
V G Pb Pm Pp/Pl Pd O Mp M Tk K T Kr Tm At/Ab
Resesi Gingiva
15 5 4 2 5
14 1 2 0 3
13 1 4 2 4
12 4 4 5 3
11 5 1 1 2
21 3 3 1 4
22 4 3 4 5
21
23 2 5 3 5
24 3 4 1 4
37 1 1 1 3
36 1 3 1 2
35 0 0 0 0
34 0 3 0 1
33 0 1 0 1
32 2 2 2 3
31 2 2 2 3
41 3 5 5 3
42 0 0 0 3
43 4 4 0 0
45 0 2 2 4
46 0 0 0 2
47 3 5 4 5
Keterangan :
22
4. Pemeriksaan Penunjang
Kebiasaan merokok
Malposisi gigi
V. Prognosa:
riwayat penyakit sistemik dan usia pasien sudah tidak muda (51 tahun)
Lokalis : Sedang; terdapat kerusakan tulang hingga 8mm, poket periodontal 2-4 mm
23
VI. Rencana Terapi :
- Fase Emergency :
periodontal/ pericoronal, NUG, NUP. Informasi dan edukasi diagnosis dan rencana
perawatan
1. OHI
2. Scaling RA RB
3. DHE
- Fase II (surgical)
- Fase IV (maintanance) :
24
Bagan Rencana Terapi
Fase I (Inisial)
OHI
Scaling RA RB
DHE
Fase IV (Maintenance)
25
Rujukan
3. Prostodonsia : Pembuatan GTSL Akrilik gigi 17, 16, 25, 26, 27, 44
Prosedur kuretase
pinset, probe)
3. Syringe
4. Mikrobrush
5. Scaler ultrasonik
6. H2O2 3%
7. Lidocaine HCl
8. Povidine iodine
9. Alkohol 70%
10. H2O2
26
11. Aquadest
12. Saline
Tahapan :
1. Informed consent
3. Indeks plak
jaringan lunak poket. Permukaan luar gingiva ditekan dengan jari dari
tangan kiri, lalu dengan tarikan kearah luar dan koronal epitel poket
dikuret.
8. Irigasi daerah kerja dengan saline, H2O2, kemudian suction lalu bilas
lembut dengan kasa steril 1-3 menit adar terbentuk bekuan darah yang
baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
2. Tyas WE., Susanto HS., Adi MS., Udiyono A., Gambaran Kejadian Penyakit
513.
3. Ramadhani ZF., Tri Putri DK., Cholil. Prevalensi Penyakit Periodontal Pada
5. Mittal A., Nichani AS., Venugopal R., Rajani V., The Effect Of Various
6. Widagdo AK., Herawati D., Syaify A., Aplikasi Chlorine Dioxide Gel Pada
7. Carranza, Jr., and Newman., G.M., 1996, Clinical Periodontology, 7th edition,
28
8. Puspaningrum EK., Hendari R., Mujayanto R., Ekstrak Cymbopogon Citratus
9. Martiń ezAB., Camara EC., Ilundain CB., Herrera SA., Ilundain JB. Etiology of
2011; 55-70.
10. Cornain TZ, Suwelo IS, Gingivitis Kronis pada Anak Umur 10 Tahun (Laporan
11. Newman, M.G.; Takei, H.H.; Carranza, F.A., 2012, Carranza’ s Clinical
29