Anda di halaman 1dari 8

Subjek Dakwah Dalam Al-Qur’an

Ashadi Cahyadi, MA*

Abstrak

Subjek dakwah adalah setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan yang telah balig dan beraqal
dan memahami ajaran agama, menyampaikan dan mengajarkan sesuai dengan keahliannya serta
mengamalkan ajaran-ajaran dan memperaktekkannya dalam kehidupannya sehari-hari.Dai adalah
subyek atau pelaku dakwah sebagai warosatul anbiya dalam mengemban misi mensiarkan ajaran-
ajaran Islam, mengajak kepada perbuatan- perbuatan ma‟ruf dan mencegah dari perbuatan- perbuatan
munkar. Tentu ini tidak mudah karena apa yang diucapkan oleh seorang Da‟i harus tercermin dari
sikap dan perbuatan.

Dalam tulisan ini dimuat beberapa pengertian subyek Dakwah dan beberpa ayat yang menjelaskan
tentang Da‟i serta syarat seorang Da‟i dimana ia harus memberikan contoh dan, sikap dan tingkah
laku yang baik di tengah-tengah masyarakat. Karena itu akan mempengaruhi terhadap efektifitas
dakwah yang dilakukannya

Kata Kunci : Subyek, Dakwah, al- Qur‟an

Pendahuluan panduan jalan yang menjadi petunjuk


Perkataan dakwah sering kali kita kepada mereka.
dengar dalam kehidupan sehari hari. Kata
dakwah sering kali dianggap bahwa hal Dakwah dalam islam merupakan
itu hanya layak disampaikan oleh suatu tindakan untuk menyeru, mengajak,
golongan tertentu saja seperti alim ulama, memanggil umat manusia untuk beriman
ustadz, ustadzah, malah yang mempunyai dan taat kepada Allah SWT serta kembali
sijil pengikhtirafan saja yang layak untuk kepada suatu ajaran yang benar menurut
berdakwah. syariat islam. Dakwah juga diartikan
sebagai suatu usaha untuk membawa
Masyarakat masih beranggapan orang lain kepada agama Islam, supaya
berdakwah ini hanya layak buat ilmuwan mengikut petunjuk agama ini,
atau cendiakawan Islam saja. Dakwah melaksanakan segala ketetapannya di
sebagai satu program (barnamij) yang muka bumi ini, mengkhususkan segala
lengkap, yang kesemua peringkatnya bentuk penghambaan diri, permohonan
mengandungi semua ilmu pengetahuan dan taat kepada Allah
yang menjadi satu keperluan kepada
manusia bagi menjelaskan tujuan dan Salah satu komponen dakwah
matlamat hidup dan bagi menyingkap yang paling utama adalah Da‟i. Berhasil
atau tidaknya aktivitas dakwah
sebenarnya tergantung bagaimana da‟i

*Penulis adalah Dosen FUAD IAIN Bengkulu


El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

sebagai pelaku dakwah. Keberhasilan penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya
dakwah pada masa Rasulullah terletak dan untuk Jadi cahaya yang menerangi”.
pada kepribadian dan Akhlak yang
dimiliki oleh Rasulullah sebagai seorang Pendapatnya itu juga senada
shohibut Dakwah. Dalam tulisan ini, dengan firman Allah dalam al-Qur‟anul
penulis ingin melihat siapa saja pelaku Karim surat al-Ahqaf ayat 31:
dakwah (Da,i/Muballigh) yang ada dalam
al-Qur‟an, dan apa syarat-syaratnya baru
     
bisa dikatakan sebagai da‟i dan bagaimana
pula etika seorang da‟i itu. Penulis akan      
menggunakan metode Tafsir Maudhu‟i
dalam melihat subjek dakwah dalam al-  
Qur‟an ini dengan cara mengutip ayat-
ayat al-Qur‟an yang memiliki kata Dakwah “Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang
atau yang seakar dengannya, lalu yang menyeru kepada Allah dan berimanlah
menginterpretasikannya dan melihat siapa kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni
pelaku dakwah yang dimaksud ayat dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari
tersebut. azab yang sangat pedih. Dan orang yang tidak
menerima (seruan) orang yang menyeru
A. Subjek Dakwah dalam Al-Qur’an
kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan
Subjek Dakwah Dalam bahasa
diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak
Arab dikenal dengan istilah Da‟i (orang
ada baginya pelindung selain Allah. Mereka
yang berdakwah), setimbangan dengan
itu dalam kesesatan yang nyata”
Isim Fa‟il (orang yang melakukan
pekerjaan), yang akar katanya Da‟a, Yad‟u,
Sementara itu, Jumu‟ah Amin
Da‟i. Menurut Abu al-Fath al-Bayanuni
Abdul Aziz berpendapat bahwa subjek
subjek dakwah yaitu orang yang
dakwah yaitu pendidik dan pembangun
menyampaikan dan mengajarkan serta
generasi yang Islami.2 Dalam hal ini lebih
mengamalkan ajaran-ajaran Islam.1 Orang
jauh beliau mengatakan bahwa pelaku
yang seperti itulah baru bisa dikatakan
dakwah adalah orang yang menyeru
sebagai seorang da‟i. Hal ini sesuai
manusia kepada Islam yang hanif dengan
dengnan firman Allah surat al-Ahzab ayat
keutuhan dan keuniversalannya, dengan
45-46 :
syi‟ar-syi‟ar dan syari‟atnya, dengan
      akidah dan kemuliaan akhlaknya, dengan
metode dakwahnya yang bijaksana dan
      sarana-sarananya yang unik dan serta
dengan cara penyampaiannya yang benar.
   Tokoh yang terkemuka dalam
bidang dakwah Abdul Karim Zaidan
“Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu mengemukakan bahwa subjek dakwah
untuk Jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira yaitu setiap muslim baik laki-laki maupun
dan pemberi peringatan dan untuk Jadi perempuan yang telah baligh dan

78
Ashadi Cahyadii
Subyek Dakwah dalam al- Qur’an

berakal.3 Hal ini senada dengan firman kesadaran orang perorangan dan
Allah dalam surat Yusuf ayat 108 : masyarakat pada agama Islam dan
bersedia mengamalkannya.5
        Dari pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa subjek dakwah
         itu adalah setiap muslim baik laki-laki
maupun perempuan yang telah balig dan
  beraqal dan memahami ajaran agama,
menyampaikan dan mengajarkan sesuai
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dengan keahliannya serta mengamalkan
dan orang-orang yang mengikutiku mengajak ajaran-ajaran dan memperaktekkannya
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang dalam kehidupannya sehari-hari.
nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Pengertian di atas mengisyaratkan bahwa
termasuk orang-orang yang musyrik". setiap orang yang mengajak manusia
kepada kebaikan dan mencegah dari
Maksud ayat ini ditujukan kepada perbuatan yang munkar atau keji , maka ia
Nabi Muhammad, namun karena ia adalah Da‟i. Beberapa ayat-ayat al-Qur‟an
dianggap penting, maka seluruh pengikut yang menjelaskan tentang da‟i (pelaku
Nabi Muhammad juga diwajibkan untuk dakwah) sesuai dengan pengertian di atas
melakukan dakwah karena dengan diantaranya :
demikianlah agar manusia mendapat
kebahagiaan tentunya di dunia dan di
akhirat.. Sesuai dengan firman Allah 1. Dalam surat Yunus ayat 25
dalam sural an-Nahl ayat 125 .
Syamsuri Shiddiq mendefinisikan       
Da‟i dengan suatu badan yang berusaha
untuk melakukan kegiatan yang disengaja    
dan berencana, bertujuan untuk mengajak, “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam
meningkatkan dan mengembangkan (surga), dan memberi petunjuk kepada orang
kesadaran orang perorang dan yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus
masyarakat supaya tertarik kepada ajaran (Islam)”.
Islam dan bersedia melaksanakannya.4
Salmadanis mendefinisikan Da‟i Dari ayat di atas jelas yang
dengan orang perorangan dan atau melakukan dakwah adalah Allah Swt
lembaga /badan yang bertugas membawa sendiri kepada manusia, yaitu ke jalan
orang lain kepada jalan kebenaran yang lurus (Islam) sehingga manusia yang
dilakukan melalui hikmah, maw‟izhah mengikutinya akan mendapatkan surga di
dan mujadalah al-lati hiya ahsan, baik akhirat kelak.
oleh pemimpin, pengarang/penulis,
ataupun oleh siapapun sesuai dengan
profesinya berusaha meningkatkan,
pemurnian kalbu dan mengembangkan

79
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

2. Dalam surat Yusuf ayat 108 sampai Rasulullah SAW tidak melakukan
seruan kepada umat walaupun halangan
datang dari umat yang diseru itu.
       
4. Dalam surat Maryam ayat 97
       
    
  
    
“katakanlah : “inilah jalan (agama)ku, aku
dan orang-orang yang mengikutiku mengajak “maka sesungguhnya telah Kami mudahkan
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang al_qur‟an dengan bahasamu, agar kamu dapat
nyata, Maha Suci Allah dan aku tidak memberi khabar gembira dengan al-Qur‟an itu
termasuk orang-orang yang musyrik”. kepada orang-orang yang bertaqwa dan agar
kamu memberi peringatan dengan (al-Qur‟an)
Dari ayat di atas, dinyatakan itu terhadap kaum yang membangkang”.
bahwa yang melakukan dakwah itu
adalah para Nabi dan orang-orang Ayat ini memerintahkan
mukmin terhadap umat manusia, agar Rasulullah agar memberi peringatan
manusia mengikuti agama yang diakui kepada manusia yang taat kepada Allah
oleh Allah swt yakni Islam. dengan memberi khabar gembira yaitu
balasan yang menyenangnkan diakhirat
kelak dan memberi ancaman serta
3. Dalam surat al-Qashash ayat 87 peringatan kepada manusia yang enggan
mengikuti perintah Allah dan
        membangkang terhadap perintah serta
larangan yang ada dalam al-Qur‟an.
        

 5. Dalam surat ali-Imran ayat 104


“dan janganlah sekali-kali mereka dapat
menghalangimu untuk menyampaikan ayat-      
ayat yang diturunkan Allah sesudah ayat-ayat
itu diturukan Allah kepadamu dan serulah      
mereka ke jalan Tuhanmu, dan janganlah
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang   
mempersekutukan Tuhan”.
“dan hendaklah ada diantara kamu suatu
Dalam surat al-Qashash ini dengan golongan yang menyeru kepada kebaikan dan
tegas dinyatakan bahwa Nabi Muhammad menyuruh kepada yang ma‟ruf serta mencegah
sebagai pelaku dakwah terhadap umat dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang
manusia, dan ditegaskan agar jangan yang beruntung”.

80
Ashadi Cahyadii
Subyek Dakwah dalam al- Qur’an

Ummatun (golongan) yang dapat ditangani secara pribadi tapi bukan


dimaksud dalam ayat di atas adalah suatu berarti semua masalah-masalah dapat
kelompok orang yang punya keterkaitan. diselesaikan orang-orang tertentu saja
Sedangkan kata Minkum (sebagian kamu) secara khusus. Sehingga dalam hal-hal
ditujukan kepada orang-orang mukmin. tertentu untuk menyelesaikannya
Pada pokoknya yang menjadi pelaku dibutuhkan orang-orang tertentu pula.
dakwah adalah golongan khusus yang Oleh karena itu dapat disimpulkan
mengetahui hukum-hukum syari‟at dan bahwa subjek dakwah adalah setiap
rahasia hokum-hukum agama. Jadi pelaku muslim, laki-laki dan perempuan, baliqh
dakwah itu juga termasuk orang-orang dan berakal, ulama dan cendikiawan,
yang beriman, karena dengan mengenban budayawan dan sastrawan, sesuai dengan
tugas berdakwah, orang-orang yang keahlian dan profesinya masing-masing.
beriman mendapat sanjungan dari Allah,
hal ini sesuai dengan firman Allah dalam 7. Dalam surat at-Taubah ayat 71
surat ali–Imran ayat 10, dengan syarat
mereka hendaknya mendalami ilmu
   
keIslaman sebelum mereka terjun
menghadapi umat untuk berdakwah, agar      
tugas yang diembannya tersebut berjalan
dengan sukses. Sesuai dengan firman    
Allah swt dalam surat at-Taubah ayat 112
dan 122.      

6. Dalam surat Luqman ayat 17


      

“Dan orang-orang yang beriman pria dan


     
wanita bergotong royong satu sama lain,
        menyuruh yang ma‟ruf melarang yang
munkar, mendirikan shalat serta
    membayarkan zakat dan taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, Allah akan memberikan karunia-
Nya kepada mereka, sesunggguhnya Allah
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah
Maha Perkasa, Maha Bijaksana”
(manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
Jelaslah dalam ayat di atas Allah
munkar serta bersabarlah terhadap apa yang
menegaskan bahwa seluruh kaum
menimpamu. Sesungguhnya yang demikian
muslimin baik laki-laki dan perempuan
itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (Allah)”.
juga termasuk sebagai Da‟i dalam konsep
al-Qur‟an. Sebagaimana yang diketahui
Ayat di atas menjelaskan bahwa
bahwa ada juga istilah yang masuk dalam
memang berdakwah diperintahkan
kategori subjek dakwah yang dikenal
kepada putra Luqman, dan maksud ayat
dengan istilah Muballigh. Muballigh itu
ini diantaranya adalah bahwa dakwah

81
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

sendiri asal katanya dari ballagha, 8. Bersifat rendah diri


yuballighu, tabligjhan, muballighan, bentuk 9. Berlaku tenang dan santun
katanya Isim Fa‟il setimbangan dengan 10. Penyabar dan tabah dalam
Mufa‟ilan yang artinya penyampai sesuatu menghadapi ujian dalam
kepada orang lain. berdakwah
Lebih jauh Salamadanis 11. Bersikap taqwa dan amanah
mengatakan bahwa muballigh adalah 12. Berlaku ikhlas dalam melakukan
petugas yang melaksanakan suatu dakwahnya.7
kegiatan mengajak orang lain kepada Hamzah Ya‟kub menawarkan
ajaran Islam. Di dalam al-Qur‟an terdapat syarat-syarat Da‟i yang ideal itu antara
77 kali kata yang seakar dengan kata lain :
balagha, diantaranya ada kata yang 1. Mengetahui dan paham al-Qur‟an
berkonotasi mengajak kepada kebaikan.6 dan Hadits Nabi saw
2. Mengusai ilmu-ilmu pokok
B. Syarat-syarat Da’i dalamIslam, seperti tafsir, ilmu
Da‟i sangat memegang peranan hadits, dan sebagainya
penting dalam sebuah kegiatan dakwah, 3. Menguasai cabang ilmu yang
karena ialah yang akan melakukan mendukung terhadap pelaksanaan
komukasi yang baik dengan umat dalam dakwah.
penyampaian dakwahnya. Dan bukan 4. Memahami bahasa mad‟unya
hanya sampai disitu, da‟i juga harus 5. Bersifat penantun dan berlapang
memberikan contoh dan, sikap dan dada
tingkah laku yang baik di tengah-tengah 6. Berani dalam menyatakan dan
masyarakat. Karena itu akan berbuat kebenaran
mempengaruhi terhadap efektifitas 7. Harus sesuai perkataannya dengan
dakwah yang dilakukannya. Oleh karena perbuatannya
itu, para Ahli memberikan syarat-syarat 8. Berakhlakul karimah
da‟i yang ideal itu. 9. Harus istiqamah dalam berdakwah
` Mahmud Yunus mensyaratkan da‟i 10. Niat dakwahnya harus ikhlas,
itu, diantaranya : karena Allah
1. Mengetahui dan paham isi al- 11. Tidak terpengaruh dengan
Qur‟an dan Hadits Nabi kemilauannya perhiasan dunia.8
2. Mengamalkan ilmunya Tidak jauh berbeda dengan apa
3. Lapang dada dan penyantun yang dikemukakan oleh M. Ntsir dengan
4. Berani menyuarakan kebenaran apa yang ditawarkan oleh hamzah ya‟cub,
5. Menjaga mur‟ah (kehormatan M. Natsir mensyaratkan seorang da‟i itu
dirinya) hendaknya:
6. Retorika yang bagus dan mudah 1. Harus mampu memelihara
dipahami ketenangan dan keseimbangan jiwa.
7. Mempunyai keimanan yang teguh 2. Jangan sesak nafas/dada apabila ada
dan kepercayaan yang kokoh yang menolak dakwahnya,
terhadap janji-janji Allah mendustakan dan mencemoohkannya

82
Ashadi Cahyadii
Subyek Dakwah dalam al- Qur’an

atau menyakiti dirinya dan janganlah 10. Ikhlas dalam segala amal perbuatan
menyembunyikan sebagian ajaran 11. Berbaik sangka sesama muslim
agama karena beranggapan 12. Menutup „aib orang lain
pendengar tidak menyukainya. 13. Menempatkan sesuatu pada
3. Bersyukur apabila dakwahnya tempatnya
disambut dengan baik. 14. Pemaaf10
4. Bersifat sabar, tasammuh, tawakkal, Demikianlah beberapa syarat-
tenggang rasa, serat ulet dalam syarat Da‟i yang hendaknya dimiliki dan
berdakwah diamalkannya dalam kehidupannya dan
5. Jangan hubbun dunya (cinta dunia), dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya
gila pangkat dan jabatan.9 kepada umat manusia.
Salmadanis menyimpulkan secara
global syarat-syarata da‟i itu meliputi,
Kesimpulan
diantaranya
1. Mempunyai ilmu yang mapan dan Dai adalah orang yang mengajak
cukup manusia kepada kebaikan dan mencegah
2. Penyantun dan lapang dada, hal ini dari perbuatan yang munkar atau keji atau
sesuai dengan firman allah dalam yang menyampaikan dan mengajarkan
surat Ali Imran ayat 159. serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
“maka disebabkan rahmat dar Allah-
lah kamu berlaku lemah lembut Adapun syarat- syarat seorang
terhadap mereka, sekiranya kamu Da‟i dapat disimpulkan sebagaimana yang
bersikap keras dan berhati kasar dikutip Salmadanis secara global syarat-
tentulah mereka menjauhkan diri dari syarata da‟i itu meliputi, diantaranya :
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah 1. Mempunyai ilmu yang mapan dan
mereka, mohonkanlah ampun bagi cukup
mereka dan bermusyawarahlah 2. Penyantun dan lapang dada
dengan mereka dalam urusan itu. 3. Berani menegakkan kebenaran
Kemudian apabila kamu telah 4. Mengamalkan ilmunya.
membulatkan tekad, maka 5. Bersifat taqwa yang mendalam
bertaqwalah kepada Allah, 6. Rendah hati (tawadhu‟)
sesungguhnya Allah menyukai orang- 7. Menerangkan dan mengajarkan ilmu
orang yang bertawakkal kepada- yang diketahui
Nya”. 8. Tenang dan sopan santun
3. Berani menegakkan kebenaran 9. Sabar dan tabah
4. Mengamalkan ilmunya. 10. Ikhlas dalam segala amal perbuatan
5. Bersifat taqwa yang mendalam 11. Berbaik sangka sesama muslim
6. Rendah hati (tawadhu‟) 12. Menutup „aib orang lain
7. Menerangkan dan mengajarkan ilmu 13. Menempatkan sesuatu pada
yang diketahui tempatnya
8. Tenang dan sopan santun 14. Pemaaf
9. Sabar dan tabah

83
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

Referensi

1Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuni,


Madkhal Ila „Ilmu al-Dakwah, Madinah :
Muassisu ar-Risalah,tt.h. 153

2Jumu‟ah Amin Abdul Azizi, Fiqh

Dakwah, Terj. Abdul Salam Maskur, Prinsip dan


Kaidah Asasi Dakwah Islam, Solo : Era
Intermedia, 2003,h. 66

3AbdulKarim Zaidan, Ushul ad-


Da‟wah,, Ushul ad-Da‟wah, 1976, Iskandariyah
: dar Umar bin Khattab, h. 309

4Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik

Berkhutbah, Jakarta, al-Ma‟arif, 1991 Cet.I,h. 14

5Salmadanis,Dai dan Kepemimpinan,


(Jakarta : TMF Press, 2004) h. 25

6Ibid, h. 42

7Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah


Islamiyah, (Jakarta : Hidayakarya Agung,
1980), h. 18

8Hamzah
Ya‟cub, Publistik Islam dan
Teknik Dakwah, (Bandung : Diponegoro,
1973),h. 32

9M.Natsir,
Fiqhu al-Da‟wah, ( Jakarta :
Dewan Dakwah Islamiyah,) h. 134-157

10Salamadanis, Op.Cit,h. 58-66

84

Anda mungkin juga menyukai