Anda di halaman 1dari 5

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SCREENING


HIV/AIDS PADA KELOMPOK WANITA BERESIKO
DI BELAWAN SUMATERA UTARA

HIV/AIDS Prevention and Prevention Efforts Through Improvement of HIV/AIDS


Knowledge and Screening in Council Women Groups in Belawan North Sumatera

Nur Afi Darti 1, Fatwa Imelda2


1,2
Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
E-mail: afi_darti71@yahoo.com
Abstrak
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari gejala dan
infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia
karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang
dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Meningkatnya angka penularan HIV/AIDS secara
seksual terutama melalui hubungan seks, telah menggantikan posisi penularan lewat jarum suntik di
kalangan pengguna napza suntik, sebagai jalur utama penularan HIV. Meningkatnya angka penularan
melalui kelompok heteroseksual menyebabkan semakin rentannya penularan kepada kelompok resiko
rendah seperti ibu rumah tangga dan bayi. Kasus HIV AIDS ini merupakan fenomena gunung es yang
harus segera memerlukan perhatian khusus tenaga kesehatan. Oleh karena itu pengabdian masyarakat ini
melakukan pendekatan pencegahan dan penangulangan dengan peningkatan pengetahuan, dengan
pendidikan kesehatan serta konseling sebelum melakukan screening HIV/AIDS dengan pemeriksaan
darah adalah upaya yang di lakukan adalah memutus mata rantai penularan HIV/AIDS. Serta dapat
dijadikan dasar sebagai tindakan lanjutan dalam melakukan pengobatan dengan ARV (Anti Retroviral)
bagi peserta yang terdekteksi positif menderita HIV/AIDS. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di
wilayah Belawan Sumatera Utara dengan jumlah peserta yang telah diperiksa berjumlah 80 orang wanita
dan dari hasil pemeriksaan tidak dijumpai wanita yang terdeteksi positif HIV/AIDS dan adanya
peningkatan pengetahuan tentang HIV AIDS mengenai defenisi, tanda dan gejala, cara penularan dan cara
pencegahannya. Sehingga diharapkan dengan peningkatan pengetahuan ini akan mengurangi dan
menghindari perilaku yang beresiko.
Kata kunci: Pengetahuan, Screening, HIV/AIDS

Abstract
AIDS stands for Acquired Immune Deficiency Syndrome, a collection of symptoms and infections or
commonly called syndromes caused by damage to the human immune system due to the HIV virus, while
HIV stands for Human Immunodeficiency Virus, a virus that can weaken immunity in humans. The
increasing rate of transmission of HIV/AIDS sexually, especially through sex, has replaced the position of
transmission through needles in injecting drug users, as the main route of transmission of HIV. Increased
rates of transmission through heterosexual groups have led to increasingly susceptible transmission to low
risk groups such as housewives and infants. The HIV/AIDS case is an iceberg phenomenon that must
immediately require special attention from health workers. Therefore this community service takes a
precautionary and remedial approach with increasing knowledge, with health education and counseling
before screening HIV / AIDS with a blood examination, the effort is to cut the chain of transmission of
HIV/AIDS. And can be used as a basis for follow-up in treatment with anti retroviral (Anti Retroviral) for
participants who are detected positive for HIV/AIDS. This community service was carried out in the
Belawan region of North Sumatra with 80 female participants examined and from the results of the
examination there were no detectable women who were HIV/AIDS positive and there was an increase in
knowledge about HIV AIDS regarding definitions, signs and symptoms, modes of transmission and
methods prevention. So that it is expected that this increase in knowledge will reduce and avoid risky
behavior.
Keywords: Knowledge, Screening, HIV/AIDS

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 4, No. 1, Juni 2019 13


1
PENDAHULUAN disebabkan karena adanya hubungan seksual
AIDS singkatan dari Acquired yang bebas, sering berganti pasangan, dan
Immune Deficiency Syndrome merupakan tidak sehat AIDS adalah suatu penyakit yang
kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa sangat berbahaya karena mempunyai Case
disebut sindrom yang diakibatkan oleh Fatality Rate 100% dalam lima tahun,
kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia artinya dalam waktu lima tahun setelah
karena virus HIV, sementara HIV singkatan diagnosis AIDS ditegakkan, semua penderita
dari Human Immunodeficiency Virus akan meninggal. Salah satu alternatif dalam
merupakan virus yang dapat melemahkan upaya menanggulangi problematik jumlah
kekebalan tubuh pada manusia. Kasus penderita yang terus meningkat adalah
HIV/AIDS ini merupakan suatu kasus yang upaya pencegahan yang dilakukan semua
sangat fatal di masyarakat, dimana setiap pihak yang mengharuskan kita untuk tidak
penderita akan berakhir dengan kematian. terlibat dalam lingkungan transmisi yang
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat memungkinkan dapat terserang HIV
digambarkan sebagai fenomena gunung es, (Adriana, 2012).
yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh HIV dan virus-virusnya sejenis
lebih kecil daripada jumlah sebenarnya umumnya ditularkan melalui kontak
(Departemen Kesehatan RI, 2013). Data langsung antara lapisan kulit dalam
Kemenkes Triwulan III Tahun 2014 (membrane mukosa) atau aliran darah,
bersumber dari Sistem Informasi HIV/AIDS cairan tubuh yang mengandung HIV seperti
&IMS (SIHA) daribulan Juli-September darah, air mani, cairan vagina, cairan
2014 jumlah infeksi HIV/AIDS yang baru preseminal dan air susu ibu. Penularan dapat
dilaporkan sebanyak 7.335kasus, persentase terjadi melalui hubungan intim (vaginal,
infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada anal, ataupun oral). transfuse darah, jarum
kelompok umur 25-49 tahun (69,1%), suntik yang terkontaminasi. Hubungan
diikuti kelompok umur 20-24 tahun (17,2%), seksual adalah factor penyebab penularan
dan kelompok umur ≥ 50 tahun (5,5%), rasio HIV/AIDS tertinggi (Nursalam, K & Ninuk,
HIV antara laki-laki dan perempuan 1:1, D, 2017).
persentase faktor risiko HIV tertinggi Penyakit HIV /AIDS menimbulkan
hubungan seks berisiko pada heteroseksual beberapa permasalahan yang cukup serius
(57%), LSL (Lelaki SeksLelaki) (15%), dan bagi penderitanya. Secara fisik
penggunaan jarum suntik tidak steril (4%). menimbulkan kerentanan terhadap beberapa
Kasus Sumatera Utara termasuk dalam 10 penyakit seperti munculnya penyakit TB,
besar dalam kasus HIVsebanyak 1.628 kasus Infeksi pada mulut dan tenggorokan oleh
dan kasus AIDS sebanyak 1.573. Kasus jamur, pembengkakan kelenjar getah bening,
kasus HIV AIDS berdasarkan kabupaten muncul herpes zoster berulang dan muncul
pada tahun 2012 kota Deli Serdang bercak gatal diseluruh tubuh (Nursalam dan
menempati urutan ke 2 setelah Medan yaitu Ninuk, 2071). Banyak dampak negative
189 kasus. (Pemerintah Kabupaten Deli yang ditimbulkan dari HIV AIDS bukan
Serdang Dinas Kesehatan, 2009). hanya bagi penderitanya tetapi juga dampak
Kecamatan Medan Belawan adalah negative bagi Negara yang disebabkan oleh
salah satu dari 21 kecamatan di penyakit ini. HIV/AIDS memperlambat
kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. pertumbuhan ekonomi dengan
Kecamatan ini terdiri dari 5 kelurahan yaitu menghancurkan jumlah manusia dengan
Bagan Deli, Belawan Bahagia, Belawan kemampuan produksi (human capital), tanpa
Bahari, Belawan Sicanang, Belawan I, nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan
Belawan II. Kecamatan ini didiami oleh obat yang ada dapat meruntuhkan ekonomi
Suku Melayu Deli 80% dan selebihnya dan daerah. (Wahyu, S,Taufik; Asmidirllyas,
adalah suku lainnya. 2012). Di daerah yang terinfeksi berat,
Hubungan seks merupakan epidemic telah banyak meninggalkan anak-
penyebab utama penularan tertinggi. HIV anak yatim piatu yang dirawat oleh kakek
sering dikaitkan dengan penyakit kelamin dan neneknya yang telah tua. Semakin
karena penularan penyakit ini biasanya tingginya tingkat kematian (mortalitas) di

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 4, No. 1, Juni 2019 13


14
suatu daerah akan menyebabkan desinfeksi dan sterilisasi, manajemen safety,
mengecilnya populasi pekerja dan mereka serta komunikasi terapeutik.
yang berketerampilan (Cahyamita, 2015). Sebelum kegiatan ini dapat
dilaksanakan oleh tim, setelah mendapatkan
METODE izin LPPM USU, dan pimpinan Fakultas,
Dalam melaksanakan upaya pencegahan tim mulai melakukan tindakan lanjutan
dan penangulangan HIV AIDS sebelumnya untuk koordinasi dengan 2 kelurahan yaitu
dilakukan penyuluhan kesehatan tentang bertemu langsung dengan Lurah Belawan I
HIV AIDS mengenai pengertian HIV/AIDS, dan Belawan Bahari guna mendapatkan
tanda dan gejala, cara penularan dan cara persetujuan dilaksanakan pengabdian
pencegahan kemudian dilakukan konseling masyarakat. Setelah memberikan penjelasan
pribadi untuk diminta persetujuan informed
terkait kegiatan yang akan dilakukan, Lurah
consent untuk screening pemeriksaan HIV/
AIDS pengambilan darah peserta. Semua memberikan persetujuan, namun sebagai
anggota melibatkan anggota pengabdian dan bentuk prosedur untuk dapat masuk ke
mahasiswa dan dibantu oleh perangkat desa di dalam lingkungan kelurahan, tim diharuskan
wilayah Belawan. menyelesaikan administrasi surat ke
Tujuan Pengabdian ini adalah untuk Kelurahan. Kemudian surat tersebut
memberikan layanan berupa peningkatan disampaikan ke pihak lapas dan pihak lapas
pengetahuan tentang HIV AIDS mengenai khususnya pimpinan lapas memberikan izin
defenisi, tanda dan gejala, cara penularan pelaksanaan kegiatan ini.
dan cara pencegahannya. Sehingga Pada awal pelaksanaan kegiatan,
diharapkan dengan peningkatan pengetahuan penelusuran subjek untuk pemeriksaan
ini akan mengurangi dan menghindari dilakukan melalui lurah yang dilakukan pada
perilaku yang beresiko, kemudian dilakukan bulan mei. Informasi terkait tempat/wilayah
konseling pribadi untuk diminta persetujuan yang sering menjadi tempat mangkalnya
informed consent untuk screening pemeriksaan wanita penjaja seks diberikan oleh pihak
HIV/ AIDS pengambilan darah peserta yaitu kelurahan dan petugas kesehatan yang
pada 80 wanita beresiko di wilayah Belawan bertamggung jawab pada kedua kelurahan
Sumatera Utara.
tersebut. Pada tahap ini ditemukan beberapa
HASIL PENGABDIAN tempat yang menjadi mangkalnya penjaja
Tahap Persiapan seks. yang nantinya akan dilakukan
Kegiatan pengabdian masyarakat telah pemeriksaan HIV-AIDS melalui
tim lakukan sesuai dengan yang dituliskan pengambilan darah. Tim melakukan kontrak
di dalam usulan pengabdian masyarakat. terlebih dahulu untuk kegiatan ini kepada
Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk ketua atau pemilik kafe yang dijadikan
pengidentifikasian HIV/AIDS melalui tempat kumpulnya. maka sesuai dengan
pemeriksaan darah terhadap subjek berisiko kontrak, waktu yang disepakati maka
tinggi yaitu wanita penjaja seks. Kegiatan ini dilakukanlah kegiatan pengabdian
mengkaji permasalahan penularan masyarakat ini.
HIV/AIDS. Kegiatan pengabdian Kelurahan Belawan 1 merupakan
masyarakat tidak hanya melibatkan staf mitra pertama untuk kegiatan pengabdian
dosen sebagai tim, namun juga melibatkan masyarakat. dan yang menjadi mitra kedua
sejumlah mahasiswa sebagai bentuk proses adalah Kelurahan Belawan Bahagia.
belajar melalui pengalaman langsung terjun Kegiatan ini pengabdian masyarakat ini
ke masyarakat. Mahasiswa diberi tanggung- mempunyai target pemeriksaan sebanyak 80
jawab sebagai tim yang ikut melaksanakan orang yang wanita beresiko penjaja seks
pengambilan darah. Mahasiswa yang terhadap penyakit HIV/AIDS. Untuk
dilibatkan adalah mahasiswa yang telah memenuhi target tersebut, dilakukan
mempunyai keterampilan untuk kegiatan penelusuran dibeberapa kafe yang menjadi
tersebut seperti cuci tangan 7 langkah, tempat mangkalnya wanita beresiko
pengambilan darah melalui vena, teknik tersebut. Metode pengabdian masyarakat
dilakukan pengambilan darah melalui vena.
Sebelum pemeriksaan wanita beresiko

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 4, No. 1, Juni 2019 14


15
tersebut dialkukan konseling persetujuan Reagen SD HIV, buku catatan dan alat tulis
pemeriksaan HIV/AIDS dan setelah itu serta daftar absensi peserta.
dilakukan penyuluhan edukasi tentang Kemudian dibantu dengan pegawai
pemahaman penyakit HIV /AIDS. Setelah kelurahan dan pegawai RSU Angkatan Laut
melakukan pemeriksaan kemudian tim yang merupakan tempat rujukan kesehatan
melakukan kontrak kembali untuk warga Kelurahan Belawan 1 untuk
memberikan pelatihan pembuatan dompet mengidentifikasi para wanita beresiko tinggi
etnik yang akan diajarkan. yang akan diperiksa HIV /AIDS. Setelah
Sebelum melakukan pemeriksaan mengidentifikasi para wanita beresiko tinggi
HIV/AIDS, wanita penjaja seks dilakukan yang akan dijadikan target pemeriksaan
konseling persetujuan pemeriksaan. yang rata-rata berada ditempat mereka
Kemudian melakukan pengambilan darah bekerja seperti kafe yang buka pada malam
untuk pendeteksian HIV/AIDS pada wanita hari. Kemudian kami tim pengabdian
beresiko penjaja seks yaitu dengan cara masyarakat dibantu mahasiswa turun
mengambil sampel darah vena Radialis langsung kelapangan tempat yang telah
sebanyak 1 ml, kemudian dideteksi diidentifikasi terlebih dahulu dengan
menggunakan alat Reagen SD HIV. Jika meminta ijin dari pemilik kafe. Setelah
pada tahap I terdeteksi HIV-AIDS maka mendapat persetujuan dari pemilik kafe
dilakukan pemeriksaan dengan tersebut tim yang bertugas mengambil darah
menggunakan Reagen SD HIV tahap II dan mempersiapkan buku catatan, absensi,
selanjutnya pemeriksaan dengan Reagen SD memasang handscoend, mengikat tourniquet
HIV tahap III. Kasus yang ditemukan di lengan dan mengambil kapas alkohol.
selanjutnya akan diinformasikan ke pihak Setelah memastikan tempat pengambilan
yang menjadi penaggung-jawab untuk darah pemeriksa mengambil spuit dan
segera dilakukan penanganan lebih lanjut melakukan desinfeksi dengan kapas alkohol
seperti pengobatan dan proteksi untuk kemudian mulai menempatkan spuit di vena
wanita penjaja seks lainnya. setelah dipastikan terdapat darah pada spuit,
Selesai pemeriksaan para wanita darah diambil sebanyak 1 ml. Darah yang
beresiko penjaja seks tersebut diberi edukasi telah diambil ditempatkan di alat Reagen SD
penyuluhan pemahaman tentang HIV/AIDS HIV sebanyak 1 tetes dan diberi cairan
yang berisi pemahaman tentang defenisi, reagen secukupnya kemudian ditunggu
tanda dan gejala, cara penularan dan cara beberapa menit untuk melihat hasil yang
pencegahan serta dimana harus ditunjukkan oleh alat tersebut. Jika alat
memeriksakan kesehatanya untuk tersebut menunjukkan 2 garis maka hasil
pendeteksian secara dini penyakit tersebut. dinyatakan positif.
Kegiatan ini terus dilakukan
Tahap Pelaksanaan terhadap semua pekerja yang berada di kafe
Pelaksaan pengabdian masyarakat tersebut sesuai dengan kriteria kegiatan.
sudah dilakukan selama 3 bulan yaitu dari Kegiatan persetujuan dari pemilik kafe
bulan mei sampai dengan juli 2018. Sesuai dilakukan satu minggu sebelum pelaksanaan
dengan metode kegiatan yang telah kegiatan dilakukan yaitu menjumpai pemilik
diuaraikan pada tahap persiapan. kafe tersebut langsung ke rumah pemiliknya
pelaksanaan kegiatan dimulai awal bulan yaitu pada tanggal 15 Mei 2018 jam 15.00.
mei di Kelurahan Belawan I. dan pelaksanaan kegiatan pertama
Pada tahap awal pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2018
kegiatan pengabdian masyarakat tim pada jam 20.00. kegiatan pertama ini
mempersiapkan semua peralatan yang dilakukan di kafe yang terletak tidak jauh
digunakan untuk proses pemeriksaan darah. dari lokasi kelurahan Belawan I yang berada
Adapun alat-alat yang digunakan seperti di kafe pinggir laut berada di belakang RSU
handscoend, kapas alkohol (alcohol swap), Angkatan laut. Dengan jumlah peserta
spuit 3 ml, tourniquet untuk mengikat area sebanyak 15 orang. Kesulitan yang dihadapi
yang akan di ambil darah, alat periksa darah adalah karena kegiatan ini dilakukan pada
malam hari. Kegiatan kedua dilaksanakan

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 4, No. 1, Juni 2019 16


15
pada tanggal 25 Mei 2018 pada jam 19.30 beresiko wanita penjaja seks untuk
wib yang berada di kafe yang berada di melakukan pemeriksaan sesuai dengan
simpang dobi dengan jumlah peserta waktu yang telah disepati kedua belah
sebanyak 17 orang, Pelaksanaan kegiatan pihak.Kesulitan yang dihadapi pada kegiatan
ketiga pada tanggal 2 juni 2018 pada jam ini adalah dilakukan pada malam hari dan
19.30 berada di daerah kafe pinggir rel sulit melakukan dokumentasi secara terang
berjumlah 12 orang. Kegiatan keempat terangan karena tidak diperbolehkan oleh
dilaksananakan dilaksanakan di kafe dekat pemilik kafe dan wanita yang diperiksa juga
dengan kelurahan pada tanggal 3 Juni 2018 tidak bersedia difoto.
dengan jumlah 11 orang.
Kegiatan ini sulit didokumentasikan KESIMPULAN DAN SARAN
karena dilakukan pada wanita beresiko Pada 80 orang WPS yang dilakukan
tinggi yaitu wanita penjaja seks yang tidak pemeriksaan tidak ada ditemukan kasus HIV
mau untuk didokumentasikan. Kegiatan ini AIDS di wilayah Kelurahan Belawan 1 dan
selalu didampingi oleh petugas kesehatan Belawan Bahagia.
yang bekerjasama dengan kelurahan untuk
mendampingi setiap melakukan pemeriksaan DAFTAR PUSTAKA
HIV/AIDS. Selanjutnya pada tanggal 5 Adriana. 2012. Kebijakan Ketmenkes
September 2018 dilakukan kembali tentang HIV AIDS. Diunduh tanggal 6
pemeriksaan kepada 25 orang sehingga total Mei 2017
jumlah WPS yang diperiksa sebanyak 80 Cahyamita, 2015. Effektifitas kelompok
orang. supportif ekspresif dalam menurunkan
depresi pada orang dengan HIV/AIDS,
Evaluasi Kegiatan Tesis. Fakultas Psikologi UMS
Kegiatan ini telah dilakukan mulai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
dari permintaan izin ke Bapak/Ibu Lurah (2013). Profil Kesehatan 2013
dari kedua kelurahan yaitu Kelurahan Provinsi Sumatera Utara.
Belawan I dan Kelurahan Belawan Bahagia. Nursalam, K & Ninuk, D. 2017. Asuhan
Kemudian Kelurahan Bekerja sama dengan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi
tim kesehatan dari RSU Angkatan Laut yang HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika
merupakan Rumah Sakit Rujukan dari kedua Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas
keluraahn ini untuk mendampingi tim Kesehatan. 2009. Profil Kesehatan
pengabmas dalam melakukan pemeriksaan. 2009 Provinsi Sumatera Utara
Kemudian setelah mengidentifikasi tempat Wahyu, S, Taufik, Asmidirllyas. 2012.
dan lokasi area yang akan dilakukan Konsep Diri dan Masalah yang dialami
pemeriksaan tim didampingi pihak Orang Terinfeksi HIV/AIDS. Jurnal
kesehatan dari RSU Angkatan laut meminta Ilmiah Konseling, 1-12.
izin dari pemilik kafe/rumah makan yang
merupakan tempat mangkal para wanita

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 4, No. 1, Juni 2019 16


17

Anda mungkin juga menyukai